Rasa haru muncul ketika menyanyikan lagu "Tanah Airku" bersama puluhan ribu supporter di GBK. Menonton pertandingan sepak bola di Gelora Bung Karno memang seasyik itu apalagi kali ini yang bertanding Indonesia versus Jepang. Bagaimana pengalaman menonton timnas Indonesia di GBK.
Siap mendukung timnas Indonesia! |
Ibu-ibu Suka Nonton Bola?
Gara-gara SID yang demam sepak bola, saya jadi kembali mengikuti perkembangan sepak bola tanah air. "Lho, Timnas Indonesia kok banyak bule-nya?" pikir saya waktu itu. SID menjelaskan sekarang itu banyak pemain naturalisasi. Mereka WNI juga, kok, karena keturunan Indonesia. SID bahkan pernah berterima kasih karena Indonesia sempat dijajah. Hahaha...ada benarnya juga, untung kita udah merdeka.
Ibu-ibu suka nonton bola? Ya enggak apa-apa juga, sih, sepak bola kan universal. Zaman sekolah dulu saya kuat begadang menonton Liga Italia Seri A. Kalau sekarang ini saya suka mengikuti berita bola karena SID, biar nyambung ngobrol dengan anak. Lha, gimana, dari bangun tidur sampai menjelang tidur malam yang ia bahas seputar sepak bola melulu. Kadang membahas timnas, Liga Premier, UCL, Copa America, La Liga, juga SSB tempatnya berlatih.
Alhamdulillah kecintaannya pada sepak bola menjadi pintu belajar banyak hal selama kami menjalani homeschooling. Kami dukung, dong, yang penting rajin ibadah,.Jangan sampai melewatkan salat gara-gara sepak bola.
Menonton Timnas Indonesia Melawan Jepang di GBK
Ketika Timnas Indonesia ada pertandingan di GBK, kami pun tertarik menonton langsung. Juni lalu, kami menonton pertandingan Indonesia versus Irak. Kemarin, alhamdulillah bisa nyetadion lagi saat Indonesia melawan Jepang dalam FIFA World Cup Asian qualifiers Round 3.
Jujur, ragu mau menonton yang versus Jepang di tanggal 15 November 2024 karena ini lawan yang berat. Ada pilihan lain yaitu versus Arab Saudi (19 November 2024). Namun, kapan lagi menonton para pemain bola yang biasa berlaga di Eropa. Belum bisa nonton ke Eropa, pemainnya yang datang ke Indonesia.
SID sebenarnya sedang sedih, nih, karena sudah 3x ikut seleksi Pendamping Garuda tetapi belum juga lolos. Alhamdulillah rezeki datang dari pintu lain. Buku resepnya terjual hingga stok terakhir dan tambahan tabungan membuatnya bisa membeli tiket yang harganya lumayan itu. *Kami sudah deal kalau mau nonton pakai uang masing-masing.
Baca juga: Pengalaman Nonton World Cup U-17 di JIS
Cara Membuat Garuda ID
PSSI menerapkan sistem baru bagi penonton sepak bola yang mau membeli tiket wajib memiliki Garuda ID. Anggaplah ini seperti NIK yang unik untuk setiap orang. Sistem Garuda ID ini meminimalisir calo dan orang yang tidak punya tiket tetapi bisa masuk ke stadion.
Namanya sistem baru, ada saja dramanya. Banyak orang ingin membuat Garuda ID namun website-nya belum mumpuni ketika diserbu pengguna. Website sempat susah diakses, susah login, invalid, dan sebagainya. Luar biasa antusias pencinta sepak bola tanah air.
Drama yang kami alami selain situs yang susah diakses yaitu tidak lolos verifikasi karena KK tidak jelas, foto tidak boleh terlihat gigi atau miring, dan sebagainya. Proses verifikasi pun ada yang cepat dalam hitungan menit, ada yang esoknya baru verified. Saat sudah mendapat Garuda ID, lha, kok ada e-mail masuk yang menyatakan perlu verifikasi ulang. Aduduh....
Proses membuat Garuda ID, jika sistem lancar, sangat mudah dan gratis. Caranya sebagai berikut:
- Buka website https://garuda-id.pssi.org/sign-up.
- Isi data e-mail, buat kata sandi, dan konfirmasi kata sandi, lalu tekan "Daftar".
- Lengkapi data diri termasuk mengunggah foto KTP. Untuk anak di bawah 12 tahun perlu mengunggah foto Kartu Keluarga sementara anak usia 12-16 tahun mengunggah foto KK dan KIA. Anak-anak juga perlu dibuatkan Garuda ID, ya!
- Lakukan foto selfie untuk face recognition. Kalau biasa pakai kacamata sebaiknya tetap dipakai. Foto selfie ini akan dijadikan foto profil, please dandan yang rapi karena foto profil ini susah buat diganti (harus ke offline booth Garuda ID).
- Tunggu verifikasi. Garuda ID yang lolos verifikasi dapat digunakan untuk membeli tiket menonton timnas.
Alhamdulillah bisa salat berjamaah sebelum menonton sepak bola |
War Tiket Timnas Indonesia
Alhamdulillah urusan Garuda ID beres sebelum penjualan tiket resmi dibuka. Nah, sekarang harus war tiket Timnas Indonesia. Saya dan Titis (teman nobar kali ini) sudah siap di hari H penjualan tiket dengan gawai masing-masing.
Tiket akan dijual melalui aplikasi Livin' by Mandiri. Kupikir hari selanjutnya akan dijual melalui situs Kita Garuda tetapi sampai sold out ternyata hanya melalui Livin'. Kasihan yang mau menonton banyak yang kecele menanti penjualan tiket umum.
FYI, tiket dibedakan menjadi beberapa kelas sesuai tempatnya yaitu upper (paling murah), north, south, west, dan east. Kami sudah pernah menonton di upper yang sesuai namanya, tinggi ... tinggi ... sekali. Pemain nampak sangat kecil sampai-sampai tidak sadar ada yang kena kartu merah. Jika mau menonton di tribun upper, penonton perlu naik tangga yang cukup banyak maka siapkan stamina.
Tribun north dan south merupakan tempat komunitas pendukung Timnas Indonesia. Di north ada La Grande Indonesia sementara di south ada Ultras Garuda. Penonton umum boleh, kok, beli tiket di sini akan tetapi siap-siap saja dengan koreo, lagu-lagu, penonton bagian depan berdiri, dan tabuhan sepanjang pertandingan.
Di east termasuk nyaman, bisa melihat pertandingan dari sisi panjang lapangan. Saat Indonesia vs Jepang, supporter Jepang berkumpul di sisi east. Biasanya memang sudah ada dedicated seat untuk pendukung yang tandang.
Harga tiket tribun west paling tinggi dibanding yang lain. Area west juga dekat VIP dan di belakang kursi cadangan serta official. Pemain masuk dan keluar melalui pintu dekat tribun west.
Kami sengaja memilih tiket di tribun south. Iya, bakal ramai dengan Ultras Garuda supaya semangat menonton pertandingan. Selain itu, south ini paling dekat dengan halte Transjakarta maupun akses MRT. Kalau north lebih dekat dengan stasiun Palmerah maupun Senayan Park.
Gratis Naik MRT untuk Nonton Bola di GBK
Hari H pun tiba. Saya sudah mengecek denah pintu masuk, akses pejalan kaki, dan sebagainya di Instagram @timnasindonesia. Stadion utama GBK itu sangat luas. Salah masuk pintu efeknya bisa jalan kaki muterin GBK yang lumayan.
Pilihan berangkat antara naik bus Transjakarta atau KRL sambung MRT. Ketika cek peta kok jalan sudah merah, oke deh ambil opsi kedua. Alhamdulillah tiket sepak bola kali ini sudah termasuk tiket naik MRT PP jadi tidak perlu tap e-money.
Sampai di stasiun MRT, kami melewati Garuda Line (antrean khusus untuk penonton dengan tiket). Saya tunjukkan tiket yang sudah dicetak (enggak wajib, sih, bisa dari HP saja) untuk dipindai QR Code-nya. Lho, kok, kata petugas tiketnya sudah dipakai. Ternyata QR Code saya sudah dipakai Titis, hehe ... Jadi saya tunjukkan tiket yang lain. Aman.
Naik MRT untuk menonton Timnas di GBK sangat mudah dan cepat. Ada dua pilihan stasiun terdekat yaitu stasiun MRT Istora Mandiri (dekat gate 7 GBK) dan MRT Senayan Mastercard (dekat gate 5 GBK).
SID dan saya turun di stasiun MRT Senayan lalu berjalan kaki ke Masjid Al Bina (gate 4 GBK) karena janjian bertemu Titis di sana. FYI, dari Masjid Al Bina lurus saja ke arah stadion utama Gelora Bung Karno sudah ketemu tribun south. Namun, kala itu pintu gerbangnya ditutup sehingga kami masuk melalui Plaza Tenggara yang dekat situ. *ada gunanya juga belajar arah mata angin.
Oh ya, tersedia shuttle dari beberapa titik menuju pintu masuk stadion dan parkir kendaraan. Shuttle terdekat dari MRT Senayan ada di Gate 5 GBK (seberang fX) tetapi kami tidak naik shuttle ini. Enggak tahu, yah, seberapa sering shuttle muncul mengingat penonton hari itu 60ribu lebih. Dari Gate 5 ke Plaza Tenggara juga tergolong dekat, bisa berjalan kaki.
Cek Tiket dan Face Recognition Garuda ID
Antrean panjang pengecekan tiket nampak di Plaza Tenggara padahal kick-off masih 2 jam lagi. Karena saya membawa anak alhamdulillah mendapat prioritas sehingga bisa fast track ke bagian pemeriksaan tiket.
Saat petugas memindai QR-code tiket saya dan SID tertulis semacam "ID not found" di layar gawainya. Petugas pun memotret kami untuk face recognition. Saya diminta melepas kacamata supaya sesuai dengan foto di Garuda ID, hasilnya masih tidak cocok. Langkah selanjutnya, petugas mengecek KTP saya dan alhamdulillah lolos. Jika KTP dan data Garuda ID tidak cocok, penonton harus ke bagian Help Desk.
Kalau ID not found sering dijumpai, lumayan juga semakin lama pengecekan tiket menggunakan sistem baru ini.
Oh ya, pengecekan selanjutnya yaitu badan dan barang bawaan. Tidak boleh membawa makanan dan minuman dari luar. Minuman yang boleh dibawa masuk hanya merek A*ua yang menjadi sponsor. Kebetulan botol yang saya bawa berbeda merek maka air mineral saya tuang dahulu ke plastik kiloan yang sudah saya siapkan.
Serunya Nonton di Tribun Selatan Tempat Ultras Garuda
Nonton di tribunnya Ultras Garuda |
Waktu pertandingan masih lama. Enaknya datang lebih awal bisa foto-foto dan jajan dulu. Tersedia F&B booth yang menjual camilan, nasi, sampai minuman. Minuman seperti thai tea, matcha, lemon tea dari Haus seharga Rp15.000,00 dengan ukuran gelas besar. Air mineral hanya ada A*ua tetapi dituang ke gelas plastik, harganya Rp10.000,00.
Kami masuk ke Gate 3 South Zone menaiki beberapa anak tangga. Sebelum masuk, dicek kembali barang bawaan oleh petugas.
Tribun selatan ini tribunnya Ultras Garuda. Nampak beberapa atribut bendera, drum, dan spanduk yang dibentangkan di tribun. Wah, seru, nih bisa melihat permainan dari belakang gawang.
Sepanjang pertandingan para supporter meneriakkan yel-yel, bernyanyi bersama menyuarakan dukungan untuk timnas. Sesekali mereka berdiri, supaya enggak terhalang maka kami duduk agak di atas.
Saat dikumandangkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" para penonton di south melakukan koreo dengan mengangkat plastik merah-hitam yang sudah disiapkan di kursi masing-masing. Awalnya saya pikir itu kresek, eh tumben dapat kresek untuk membuang sampah, ternyata bagian dari koreo.
Tak hanya itu, mereka telah menyiapkan banner raksasa bertuliskan potongan berita bahwa tahun 1968 Indonesia pernah menang telak 7-0 melawan Jepang. Kami sempat kaget karena banner itu tepat di atas kami sehingga menutupi pandangan ke lapangan. Maklum newbie nonton di sini, hehe.
Asyiknya menonton di belakang gawang, kami dapat melihat jelas saat Suzuki maupun Paes beraksi. Ikut deg-degan di babak pertama ketika Ragnar mendapat kesempatan emas namun sayang belum gol. Huwaaa ... sampai lompat-lompat saking gemasnya.
Bonus juga, nih, setiap selesai pertandingan para pemain akan melakukan parade keliling lapangan. Mereka akan berhenti di south dan north untuk berinteraksi dengan pendukung setia Timnas. Setelah menyanyikan lagu "Tanah Airku", para pemain beriringan menuju south. Bang Jay Idzes, il capitano, memberikan ucapan terima kasih atas dukungan supporter. Disusul "anak baru" Kevin Diks yang juga menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya dan memohon terus dukungan.
Seram, enggak, sih, bawa anak lalu duduk di south?
Alhamdulillah aman. Supporternya tertib. Hanya beberapa orang yang merokok/vape padahal jelas-jelas ada aturan dilarang merokok di tribun. Petugasnya juga entah kemana, tidak ada yang mengingatkan.
Oh ya, untuk salat maghrib kami salat berjamaah di selasar bersama para supporter. Menjelang azan, sudah banyak penonton yang berdiri berjajar untuk bersiap salat. Kami membawa alas piknik, sajadah, dan mukena. Untuk wudhu bisa di wastafel toilet. Di kanan-kiri pintu masuk tersedia toilet (pria-wanita terpisah) dengan 2 bilik dan 3 wastafel. Tempatnya sempit tapi cukup lah untuk berwudhu.
Bounce Back Stronger, Timnas Indonesia!
Hasil akhir pertandingan memang menyakitkan meski hati ini sudah menyiapkan diri, lawan Jepang gitu lho yang levelnya jauh di atas Indonesia. However, kami tetap dukung timnas Indonesia untuk bermain sebaik mungkin. Semoga tahun 2030 bisa nonton Indonesia beraksi di Piala Dunia.
Saat hendak pulang, ternyata gate kami bersebelahan dengan bus para pemain. Wait, mampir dulu menunggu pemain masuk bus. Rasanya lama sekali, mengantuk, dan lelah berdiri menanti. 45 menit kemudian pemain baru muncul, itupun gerbang ditutup sehingga tidak bisa melihat mereka memasuki bus. Yah ... hanya sempat dadah dadah ke STY yang duduk di baris depan bus.
Timnas sudah pulang, selanjutnya giliran kami yang pulang sebelum kereta tak lagi beroperasi. Kami bergegas menuju MRT Senayan kemudian lanjut naik commuterline dari stasiun Sudirman. Kereta malam itu masih padat, sebagian besar penumpangnya menggunakan baju merah dan atribut sepak bola.
SID tertidur dalam perjalanan pulang. Semoga memori menyaksikan tim kesayangannya bertanding memacu semangatnya dalam menekuni sepak bola. Selamat merajut asa, meraih mimpi, anakku!
Coba zoom 100x foto paling kanan itu Jay Idzes sedang berorasi 😆 |
Ku percaya Indonesia juara
Ku percaya Garuda mendunia
Siapa kita? Siapa kita? Kita Garuda!
We believe!
*yel-yel yang kami buat untuk Pendamping Garuda
Wah, keren, suasananya pasti beda ya kalau nonton langsung
ReplyDeletelebih menggetarkan kalbu, hihi...
DeleteWah, ga bisa dibayangin serunya nonton langsung, apalagi timnas Indonesia yang main. Lihat di lyar TV ukuran gede saja sudah seneng banget, apalagi nonton langsung
ReplyDeleteah seruuuu banget mba, walaupun kemarin kalah yah melawan Jepang tapi pasti jadi kenangan yang tidak terlupakan deh buat anak-anak, achievment gak sih mba buat kita yang ibu-ibu bisa melakukan kegiatan seperti ini bareng anak-anak ?
ReplyDeleteeuphorianya memang se wah itu ya kalo nonton di GBK, bahkan adrenalin ketika nonton bola langsung di sana juga kuat banget
ReplyDeleteKalau saya malah sekeluarga gak suka sepakbola hehehe. Tapi, pernah menonton pertandingan langsung di GBK. Suasananya memang beda dengan menonton di tv. Meskipun gak suka sepakbola, kalau udah menonton langsung di lapangan ya otomatis merasakan keseruannya juga
ReplyDeleteSemoga suatu hari kesampaian ya SID untuk jadi Pendamping Garuda 😍. Eh, jadi penasaran juga sama buku resepnya, loh.
ReplyDeleteMakasih share-nya, Mbak. Baru tahuu ada sistem pakai Garuda ID, jadinya lebih aman dan rapi ya harusnya.
Mbaaa aku merinding baca ini. 😍😍😍😍. Kayak berasa aja keseruan bisa menonton langsung 😍.
ReplyDeleteSeumur hidup baru sekali aku nonton bola live di GBK. Pas Liverpool datang 2012, dan tanding persahabatan ama timnas. Itu juga krn suami fans berat Liverpool. Tapi dari situ aku jadi tahu gemuruhnya dan seruuuuu saat nonton bola langsung. Bedaaaa memang ya mba dengan nonton dj TV.
Kalo di TV dijamin 30 menit aja aku udh ketiduran 🤣🤣. Mana bisa kalo di GBK.
Btw aku jd tahu itu fungsi dari garuda id buat beli tiket. Soalnya ada lihat stand garuda id di MKG. Aku kirain dia jual merchandise bola 😂😂. Ternyata bantu buat daftarin kali yaa
Wah baru tau kalo mo nonton tim Garuda main harus punya ID Garuda ya. Iya sih untuk meminimalisir orang-orang yang ga bertanggung jawab yang mau.bikin ricuh ya. Kereeen SID, semoga tercapai ya nanti bisa ikutan masuk di tim Garuda Indonesia.
ReplyDeleteKalo air minumnya di tumbler boleh mbak?
ReplyDeleteEt dah itu Garuda ID fotonya kenapa kayak KTP ya, kalo udah sekali difoto susah buat gantinya haha.
Seru mbak pengalamannya. Kalo daku mah nonton di rumah biar bisa sambil blog walking eh 🤣🤣
Memang anak itu bikin kita berpetualang lagi yaa..
ReplyDeleteSeneng karena antusiasme supporter yang saling mendukung dengan damai.
GBK memang se-keren itu sii.. sekaligus sevanasss ituuuh.. huhah pissan nonton di GBK.
Dan alhamdulillah, war ticket menang, bisa nonton langsung pertandingan Indonesia-Jepang di GBK.
Wahhh serunya, aku belum sempat nonton timnas langsung di GBK. Emang vibes nya beda nonton dirumah sama langsung di stadion
ReplyDeleteTerimakasih sayang atas infonya jadi tau kalo mo nonton pertandingan sepakbola harus punya Garuda ID, gimana SID seneng ga bisa nonton langsung ke lapangan hijau
ReplyDelete