Alhamdulillah kita memasuki hari terakhir di tahun 2023. Begitulah waktu, terasa lambat di awal namun cepat di akhir. Eh tahu-tahu sudah penghujung tahun~ ngapain aja selama setahun terakhir? Apa kabar resolusi awal tahun dan refleksi akhir tahun?
Berbagai peristiwa 2023 berkelebat di pikiran. Beragam impian masih menggantung. Tahun 2023 bukan “belum ngapa-ngapain” tetapi tidak semua rencana tercapai. Rencana inti bahkan meleset, terkalahkan oleh selipan hal-hal mendadak yang memenuhi ruang kegiatan. *ribet amat sih kalimatnya, HAHAHA….
Okelah langsung aja ke core of the core of learning process in 2023 adalah…
Tidak akan sempat jika tidak disempatkan
Kami berencana mudik tahun ini, di luar libur lebaran, tetapi rencana itu mundur … mundur … karena ini dan itu hingga berganti tahun. Sebenarnya pertengahan tahun kami agak lama di rumah ibu, sekitar sebulan, tetapi si ibu malah pergi sehingga kami bagian menjaga rumah. Insya Allah awal tahun 2024 mudik, ya!
Bukan menunggu waktu luang tetapi meluangkan waktu
Memiliki anak dengan usia dini itu yah ia sedang nemplok-nemploknya ke saya. Maunya dengan ibu, enggak mau ditinggal sama sekali padahal ibu perlu waktu sendiri, waktu bersama ayah, juga waktu bersama si sulung.
Awalnya kesal dengan keadaan ini tetapi ingat kembali bahwa ini hanya sementara. Eits, bukan lantas pasrah, tetap berusaha mencari strategi menciptakan waktu berkualitas dengan diri dan keluarga.
Alhamdulillah sudah ada perkembangan, sebagai berikut (duh macem laporan):
- Ibu me-time dengan membaca buku sementara anak tidur atau bermain dengan teman-teman di taman. Buku selalu ada di tas, saat situasi kondusif mari membaca. Lumayan lah tahun ini ada beberapa buku, di luar buku anak, yang saya baca hingga tuntas.
- We-time dengan SID saat mengikuti KCI Fun Journey naik kereta dan membuat konten. Rasanya sudah lama sekali tidak pergi berdua dengan SID naik transportasi umum. Si adik sering bertanya kapan pulang tetapi semua tertangani dengan baik, terima kasih ayah.
- We-time dengan Ayah sambil sarapan di warteg. Ahaha… begini aja udah bahagia sementara anak-anak bermain di taman, kami bisa melipir makan. Berencana mau ke kafe seperti orang-orang kok belum tega meninggalkan anak terlalu lama (anaknya juga enggak mau).
Ingat tujuan sebelum melangkah, selama proses, saat jeda, dan refleksi
Tahun ini saya mengikuti tes bakat yang hasilnya saya seorang learner, pembelajar, senang mempelajari hal baru sampai … bingung sendiri mau belajar apa. Hahaha … pantas saja yah saya mudah tergiur mengikuti webinar ini itu, sedih ketinggalan talkshow, kepingin juga ketika melihat orang lain belajar suatu hal.
Sisi positifnya learner bakal terus belajar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi tujuannya apa? apakah penting? belajar yang mana terlebih dahulu? mana yang lebih prioritas? mampukah berkomitmen menyelesaikannya? ilmunya akan diterapkan untuk apa? dan sederet pertanyaan yang harus saya ajukan ke diri sebelum klik tombol daftar.
Tahun ini saya mengikuti berbagai kelas seputar homeschooling, parenting, blogging, digital marketing, pengembangan diri, dan entah apalagi tetapi hanya sedikit yang bisa tuntas dan mempraktikkan ilmunya. Padahal…ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diterapkan.
Terkadang di tengah jalan saya mengambil jeda, berpikir lagi mana yang mau berlanjut dan mana yang udahan aja kita, hiks. Ada satu kelas yang saya perlu menyampaikan surat pengunduran diri ketika tidak bisa melanjutkan. Hal ini mengajarkan adab untuk serius mengambil kelas, baik gratis maupun berbayar. Jangan asal daftar tapi hanya menjadi silent reader.
Jika penting, masukkan checklist … atau memang tidak sepenting itu?
Saya suka membuat checklist harian mau ngapain aja hari itu namun seringkali berakhir dengan kegagalan. Dari to-do list hanya sebagian yang tercapai padahal sudah membuat daftar sependek mungkin, hanya 3-5 poin.
Tahun ini saya belajar membuat checklist dengan lebih baik. Nanti yah saya tulis di blog post terpisah langkah-langkahnya.
Saya menyadari kesalahan checklist selama ini. Hasilnya, kini checklist saya lebih banyak poin (hingga lebih dari 10) tetapi sebagian besar tercapai. Banyak poin tidak memberi beban berat, justru membuat lebih jelas. Memberi tanda centang pada checklist membangkitkan mood serta mengapresiasi diri. I can do it!
Aku ingin begini, aku ingin begitu
ingin … ingin ini itu banyak sekali
semua semua semua dapat diusahakan
tapi harus memilah dan memilih
kalau memang penting, pasti diusahakan
Ngomongin usaha, saya teringat ucapan Profesor Suryo di komik Pupus Putus Sekolah (season 4 #146) mengenai rumus usaha dalam fisika.
W = F x sW adalah usahaF adalah gayas adalah jarak
“...Misalnya, Pupus mendorong meja. Usaha Pupus adalah besarnya tenaga yang ia kerahkan dikali dengan perpindahan meja tersebut. Jadi, sebesar apapun Pupus mengeluarkan tenaga, bila mejanya tidak berpindah, maka usahanya sama dengan nol.”
Berarti yang dilakukan selama ini gaya doang 😫. Ini maksudnya kebanyakan gaya apa gimana, Prof?
Dari berbagai pengalaman dan pelajaran hidup yang telah terpetik di atas, bismillah Ku sambut 2024 dengan ganti kalender 😐.
Bagaimana dengan 2023-mu? Apa hal menarik selama setahun terakhir? Punya impian apa di tahun 2024 supaya kita aamiin-kan bersama?
memang kelihatan banget ya mbak Helena ini tipe pembelajar banget. semoga tahun 2024 ini kita bisa lebih baik dari tahun kemarin yaa
ReplyDeleteMbak Antung makasiiih, aamiin... semoga terus belajar dan menjadi pribadi yg lebih baik. Doa buatmu juga.
DeleteMeluangkan waktu, betul itu. Kalau waktu luang sih banyak tetapi justru kita yang kurang pandai memanfaatkannya. Semoga di tahun 2024 dan seterusnya Helena dan aku juga bosa belajar hal2 yang sebelumnya tidak kesampaian. Waktu bergulir begitu cepat ya rasanya tertinggal terus. Yang penting urusan anak2, suami ya keluarga pokoknya beres semua aamiin.
ReplyDeleteJadi inget awal tahun 2023, saya mulai rutin baca buku lagi. Lumayan lah ada beberapa buku yang tamat. Trus gak konsisten lagi. Memang iya nih harus menyempatkan waktu. Kalau enggak akhirnya cuma sebatas niat.
ReplyDeleteMba Helena, aku setuju bgt, dan merasa tersentil apalagi mengenai " Bukan menunggu waktu luang tetapi meluangkan waktu dan disempatkan" untuk melakukan sesuatu, karena aku masih tipe yang menunggu waktu luang, semoga 2024 aku bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa memanfaatkan waktu lebih baik lagi.
ReplyDeleteanakku sampai sekarang masih minta ditemenin tidur melulu padahal pas aku ke jakarta kemarin mereka bisa tidur sendiri nggak dikelonin bapaknya. hedeh
ReplyDeleteSetiap tahun harus disyukuri meskipun ada gak enaknya juga. Pengennya tiap tahun ada peningkatan prestasi tapi malah kemunduran wkwk.
ReplyDeletePelajaran hidup akhir tahun adalah anak-anak memang selalu butuh bunda
ReplyDeleteHanya saja terkadang keluarga besar tidak mau memahami bahwa seorang bunda juga bisa capek
Manusia biasa yang hatinya mudah rapuh dengan sindiran
Ah, semoga 2024 makin bahagia