Membeli apartemen atau rumah, ya? Tak pernah terbayangkan di titik ini saya merantau di Jakarta. Namanya perantau, butuh tempat tinggal. Kota sebesar Jakarta ini, opsi tinggal beragam dari rumah hingga apartemen. Mau pilih yang mana, berikut beberapa hal sebagai pertimbangan.
Terbiasa tinggal di kota kecil membuat pikiran awal saya bahwa tempat tinggal sama dengan rumah. Apalagi saat itu di kota kelahiran saya tidak ada apartemen. Ada beberapa hotel namun tidak tinggi-tinggi banget. Pusat perbelanjaan pun hanya 2-4 lantai.
Hal ini berbeda ketika kami sekeluarga memutuskan merantau ke Jakarta. Ibu kota negara Indonesia yang disebut megapolitan ini memiliki deretan gedung pencakar langit. Setiap kali melewati jalan protokol Sudirman-Thamrin itu masya Allah ... manusia begitu kecil di antara gedung-gedung tersebut.
Apartemen mudah dijumpai di berbagai penjuru kota Jakarta. Maka, muncul opsi ketika mencari tempat tinggal lebih baik membeli apartemen atau rumah? Berikut plus minus untuk kedua opsi tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Membeli Rumah
Enaknya membeli rumah itu memiliki tanah dan bangunan. Harga tanah cenderung naik sehingga dapat bernilai investasi.
Lahan yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk perluasan bangunan atau menjadi tempat terbuka untuk menjalankan hobi seperti berkebun dan beternak. Mau memelihara hewan peliharaan pun lebih leluasa.
Jika ingin merenovasi rumah, mudah dilakukan mau bagian dalam maupun luar rumah, misal mau ditingkat (asal ada dananya 😆).
Dari sisi harga, rumah di tengah kota ataupun beberapa titik strategis dekat perkantoran Jakarta memiliki harga tinggi. Jika mencari harga yang lebih rendah umumnya para pekerja akan memilih opsi tinggal di pinggir kota atau daerah Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi. Pertimbangannya antara harga rumah lebih terjangkau namun butuh waktu lebih lama berangkat kerja.
Namun, kembali lagi tergantung pada anggaran membeli rumah dan lokasi kerja. Apakah harga tempat tinggal dekat kantor masih sesuai anggaran atau terlalu tinggi.
Transportasi publik di Jakarta semakin nyaman, terintegrasi, dan menjangkau ke berbagai penjuru Jakarta. Akses transportasi umum dapat menjadi pertimbangan sebelum membeli rumah di Jakarta. Manakah stasiun (KRL, MRT, atau LRT) terdekat, halte bus Transjakarta, atau halte angkot Jaklingko.
Tinggal di rumah tak semudah menjangkau akses fasilitas umum seperti di apartemen. Beberapa hal yang perlu diketahui yaitu letak sekolah, pasar (atau adakah pedagang sayur keliling yang masuk ke perumahan), toko kelontong, mini market, rumah sakit/klinik/puskesmas/apotek, dan fasilitas lain.
Sisi keamanan dalam rumah dapat dipasang CCTV, pagar, dan gembok. Beberapa perumahan menyediakan satpam atau inisiatif rembukan warga untuk mempekerjakan satpam dengan biaya bulanan masuk ke biaya keamanan.
Biaya listrik di rumah tangga berbeda-beda tiap Kwh bergantung pada daya yang dipasang namun relatif lebih murah dibanding listrik di apartemen.
Kelebihan dan Kekurangan Membeli Apartemen
Membeli apartemen berarti hanya memiliki bangunan tanpa lahan tersendiri. Beberapa apartemen ada yang sudah bersertifikat SHM namun ada pula yang masih SHGB sehingga perlu diperpanjang secara berkala (20-30 tahun).
Bagi yang hobi beternak atau memelihara hewan peliharaan, sulit dilakukan di apartemen. Umumnya apartemen di Jakarta melarang penghuninya memiliki hewan peliharaan.
Berkebun di apartemen memang tak seluas rumah namun bisa disiasati dengan taman vertikal atau memanfaatkan balkon. Ada pula yang memanfaatkan lahan terbuka di area umum apartemen untuk menanam apotek hidup. Lumayan, nih, hasilnya bisa untuk warga.
Mengenai renovasi lebih terbatas di apartemen karena sudah mentok satu unit. Renovasi hanya bagian dalam. Itupun butuh persetujuan dari pengelola gedung termasuk waktu pengerjaan supaya tidak mengganggu penghuni lain.
Meski demikian, pengelola gedung rutin melakukan perawatan. Tinggal di apartemen tidak perlu bingung memikirkan perawatan bangunan seperti saluran air, pengecatan tembok luar, dan pengolahan limbah air.
Berbeda dengan rumah, harga apartemen di pusat kota tergolong lebih rendah. Ruang geraknya mungkin lebih terbatas namun dari segi harga lebih cocok.
Selain itu, apartemen menawarkan kemudahan akses seperti dekat halte bus, stasiun KRL, MRT, LRT, atau pintu masuk tol.
Fasilitas dalam apartemen pun beragam seperti jogging track, lapangan olahraga, playground, fitness center, kolam renang, mini market, restoran, laundry, dan sebagainya yang mudah dijangkau.
Dari sisi keamanan pun apartemen dilengkapi CCTV, satpam 24 jam, sistem parkir berlangganan dengan security, juga access card.
Konsekuensi dari fasilitas umum di apartemen yaitu penghuni akan dikenai Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) yang dibayar setiap bulan atau setiap 3 bulan.
Tarif listrik per Kwh apartemen lebih tinggi dibanding rumah. Namun di apartemen terdapat genset yang membantu di saat mati listrik. Lampu di lorong dan lift tetap berfungsi ketika blackout.
Berbagai fasilitas di apartemen menarik akan tetapi bangunan tinggi membuat akrofobia, fobia pada ketinggian, tidak nyaman. Di samping itu, (amit-amit, ya) jika ada kebakaran atau gempa penghuni harus turun melalui tangga darurat.
Beli Apartemen atau Rumah, Hitung Biayanya dengan Mortgage Calculator (Kalkulator Hipotek)
Itulah beberapa pertimbangan kelebihan maupun kekurangan dari kedua opsi. Mau membeli apartemen atau rumah secara kredit, kita dapat menggunakan kalkulator hipotek untuk menghitung cicilan.
Meski dalam situs tersebut menggunakan satuan poundsterling, kita dapat tetap menggunakannya seperti biasa. Cukup masukkan harga jual (home price), DP (deposit), bunga % (interest rate), jangka waktu dalam satuan tahun (term).
Di bagian samping akan muncul pembayaran bulanan, bunga, jumlah bulan, total bunga terhutang, total pembayaran cicilan, dan total biaya pembelian rumah. Jadi bisa langsung memperkirakan harga rumah atau apartemen berikut bunganya apakah sesuai anggaran atau tidak.
Situs ini juga menyediakan kalkulator "affordability" untuk menghitung kemampuan pembelian berdasarkan pendapatan kita. Jika income kita (bisa juga digabung dengan pasangan) sekian maka harga rumah yang dapat dijangkau harganya sekian. Sebagai panduan umum, harga rumah yang dibeli sekitar 3x sampai 4,5x pendapatan tahunan.
Situs mortgage calculator ini gratis, lho! Sangat membantu memperhitungkan biaya-biaya sebelum memutuskan membeli rumah ataupun apartemen secara kredit.
Sekarang ini aku punya 2-2 nya mba. Walopun semua warisan dari mertua 😂. Cuma apartemen kami ga tempati, tapi kami sewa ke orang. Lumayan jadi passive income.
ReplyDeleteKalo disuruh pilih aku lebih suka apartmen Krn tinggi. Dari dulu aku memang suka ketinggian. Ntah kenapa liat view dr tinggi itu sensasinya beda. Tapi suami ga suka. Krn katanya ga bisa sosialisasi Ama tetangga. Iya sih, lebih individu kalo apartemen itu. Tp aku yg introvert ya justru suka begitu 🤣.
Ga enaknya kalo apartemen juga, tiap ada paket cuma bisa sampe resepsionis 😄. Kebayang aku yg sering beli online, harus turun naik ngambilnya hahahaha.
Pilihan yang susah-susah gampang juga nih hehehe. Ya tergantung kebutuhan juga ya. Apartemen bagi pebisnis mungkin lebih cocok menjadi hunian strategis dengan fasilitas lengkapnya. Rumah lebih natural dan sekalian investasi juga. Sama2 investasi apartemen juga. Asyiknya kini kita bisa pakai Mortgage Calculator untuk menghitung estimasi biaya kepemilikan properti. Bisa juga buat cicilan tabungan hari tua dan sebagainya. Multi fungsi ya untuk pengelolaan keuangan yang lebih tepat.
ReplyDeleteDulu saat suami mutasi ke Jakarta, kami berniat membeli apartemen. Namun ditolak mentah-mentah sama mertua. Kalau keluarga dari kampung datang gimana, itu alasannya..huhu. Padahal kami tipe yang maunya simpel, keluarga kecil dengan hunian yang sesuai kebutuhan saja. Akhirnya deh, belinya rumah...walaupun tetap belakangan punya apartemen juga buat investasi:)
ReplyDeleteKalo liat generasi sekarang kayaknya pada lebih suka apartemen. Mungkin maunya yg praktis dekat tempat kerja dan punya fasilitas lengkap. Bisa juga nih pas muda beli apartemen, begitu pensiun tinggal di rumah sendiri yang luas hingga bisa berkebun. Asyik kan?
ReplyDeleteIya sih kalau bekerja di Jakarta apalagi di pusat kota pasti mengalami dilema memilih tempat tinggal apakah membeli rumah atau apartemen, di satu sisi apartemen menawarkan kelengkapan fasilitas dan tentu saja letaknya sangat strategis dekat dengan pusat kota tapi bagi yang ingin memiliki halaman, yah pilihannya rumah . Syukurlah sekarang sudah ada Mortgage Calculator yang bisa membantu memberikan solusi antara pilihan tersebut.
ReplyDeleteKalo di Jakarta ini bukan pilihan yang tapi kadang emang melihat peluang, uang dan tersedianya, jadi menurut aku sama saja. Gak bisa ngotot pengen punya rumah kampung kayak di Bengkulu, hehehe
ReplyDeletekalau di kota besar kayaknya punya apartemen itu sudah biasa yaa apalagi apartemen juga biasanya punya fasilitas yang bagus. kalau bisa sih punya dua-duanya kayaknya biar pas hahaha
ReplyDeleteRumah buat tempat tinggal, apartemen buat investasi bisa gak? ihihi. Aamiiin yaa. Apartemen tuh enaknya fasilitasnya lengkap banget banget. Mau renang ya tinggal aja langsung ke area kolam renangnya, gak perlu repot bayar tiket masuk lagi.
ReplyDeleteYang gak ada di rumah bisa dipenuhi apartemen, begitu pun sebaliknya. beneran masalah pilihan aja sih ya, lebih nyaman tinggal di apartemen atau rumah :)
Wah, ini topik yang sempat bikin galau sih, Mak, kalau semisal ada kerjaan di Jakarta, harus beli apartemen atau rumah. Tapi so far aku selalu pilih apartemen, alasannya seperti yang Mak sebutkan di atas, kemudahan akses, fasilitas, dan sisi keamanan yang lebih terjamin. Thank you Mak for sharing ~
ReplyDeletePengen deh punya tempat tinggal di jakarta entah itu apartemen atau rumah, apalagi transportasi publiknya pun sudah bagus ya...
ReplyDeleteMau beli apartemen atau rumah, emang masing-masing ada plus minusnya ya mbak. Kalau seumpama saya sih, minusnya di dananya hehehe... Jadi mesti buat simulasi dulu di mortage calculator ini
ReplyDeletepilihan yg masing2 ada plus minusnya yaaa
ReplyDeletekalo aku personally ngga betah berlama2 tinggal di gedung bertingkat , apa yaaa... ngga nyaman aja.
makanya lebih suka rumah tapak
Sejujurnya aku lebih suka apartemen untuk tinggal haha. Tapi apa daya jodohnya ma rumah tapak. Btw tapi beberapa apartemen kan sekarang udah ngizinin bawa peliharaan juga. Cuma emang kalau di Indonesia gk bisa jd hak milik sepenuhnya dan agak susah kudu memperbarui terus gtu yaa.
ReplyDeleteYaa pokoknya apapun yang dibeli sesuaikan saja dengan kemampuan dan kebutuhan ya :D
akuuu udah pernah main ke apart nya mba Helena trus belom cobain kolam renangnya tuhhh hihi, tapi memang ini sebuah pilihan dan balik ke selera masing-masing ya mau apartemen atau rumah
ReplyDeleteSelalu ada plus minus setiap pilihan ya Bun, hehehe ... jaaman kerja di Hongkong dulu pernah ngerasain tinggal di apartemen dan villa. Aduh dua duanya memberikan kesan tersendiri tapi yang jelas kalau milik sendiri ya dimanapun happy ya
ReplyDeleteTergantung kebutuhan sih mba... ya . Kalau aku prefer mungkin rumah karena bisa di pugar suatu saat nanti klo suasana nya ngebosenin tapi klo mau praktis pasti pilhan apartment ...mesti bangt diperhitungkan baru tau nih ttg kalkulator hypotek
ReplyDeleteKerja di Jakarta tapi beli rumahnya di pinggiran Jakarta karena harga rumah di Jakarta udah mahal. Cukup membantu juga ya Mortgage Calculator ini.
ReplyDeleteBeli rumah atau apartment memang sesuaikan saja dengan kebutuhan. Karena, masing-masing punya kekurangan dan kelebihan.
ReplyDeleteBiasanya pada beli rumah, tapi di sekitar jakarta gitu
ReplyDeleteKarena harga rumah di jakarta mahal banget
Huhu
Karena di tempat saya nggak ada apartemen, jadinya saya lebih milih rumah hahaha.. Emang semuanya harus dipertimbangkan baik-baik ya mbak. semua, sesuai kebutuhan.
ReplyDeleteRumah di Jakarta harganya ga nahan jdi mending apartemen aja . Tapi saya sendiri maunya rumah daripada apartement jadilah pilih rmh pinggiran kota walaupun dulu suami krj di Jakarta
ReplyDeletePilihannya pasti melihat kebutuhannya yg berbeda di setiap orang ya.. mau pilihan apapun juga tempat tinggalnya harus dibuat nyaman
ReplyDelete