Kaos bekas disulap jadi gantungan pot yang cantik? Bisa, dong! Masih dalam rangka HUT RI ke-78, kali ini saya dan keluarga menghadiri Family Playdate Ibu Profesional Jakarta ke Museum Satriamandala. Acara playdate kali ini belajar sejarah, hidup minim sampah, bertanam, membuat kreasi dari pakaian bekas sambil piknik. Lengkap, kan!
Playdate ke Museum Satriamandala, Jakarta |
Keluarga Merdeka, Keluarga Bahagia
Minggu, 20 Agustus 2023 kami sekeluarga bangun pagi dan segera bersiap menuju Museum Satria Mandala yang terletak di Jakarta Selatan. Jaraknya lumayan dari rumah walau Minggu pagi jalanan lancar.
Hari itu kami akan mengisi akhir pekan bersama keluarga Ibu Profesional Jakarta merayakan HUT RI. Tentunya pakai dress code merah putih supaya makin semangat, kecuali Ayah SID yang enggak punya, hehe.
Asyiknya acara komunitas Ibu Profesional kali ini mengusung family playdate dengan tema "Keluarga Merdeka, Keluarga Bahagia". Tema ini dipilih berbalut mencintai keberagaman atau inklusivitas. Dengan family playdate ini diharapkan mampu meningkatkan rasa kebersamaan di dalam keluarga dengan beraktivitas bersama sehingga terciptanya keluarga yang bahagia menuju minim sampah.
Rangkaian acara dari pukul 8 pagi hingga dhuhur cocok untuk semua anggota keluarga. SID dan Uno pun sudah tak sabar ketika saya beritahu akan berkunjung ke museum mengingat baru minggu lalu kami juga ke museum untuk tapak tilas proklamasi.
Baca ceritanya di: Tapak Tilas Proklamasi 2023
Ciri khas acara yang diadakan Ibu Profesional yaitu minim sampah dan ada potluck. Setiap peserta diminta membawa botol minum, alat makan, juga camilan untuk potluck. Saya membawa gelas juga, alhamdulillah bisa untuk ambil smoothies dari potluck. Segar!
Menghadiri offline event Ibu Profesional seperti ini mengingatkan kembali masa-masa awal bergabung di komunitas yang didirikan oleh Ibu Septi Peni Wulandani. Masya Allah, sudah 6 tahun saya mengikuti komunitas ini, dari matrikulasi hingga Bunda Salihah.
Baca juga: 30 Menit Lebih Dekat dengan Ibu Septi
Tur ke Museum Satriamandala
Belajar sambil berkunjung ke museum selalu seru dan lebih berkesan dibanding hanya membaca buku teks. Anak-anak, juga orang tua, dapat belajar mengenai sejarah TNI di tanah air dengan berkunjung ke Museum Satriamandala.
Nama Satriamandala sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya lingkungan keramat para ksatria. Pembangunan pertama museum ini pada 5 Oktober 1972 yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. *ingatkah tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari apa?
Acara pertama playdate kali ini yaitu tur ke Museum Satriamandala dipandu oleh dua pemandu. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok, anak laki-laki dan anak perempuan.
Sebelumnya saya dan keluarga pernah berkunjung ke museum ini di masa pandemi. Saat itu museum sangat sepi dan tidak ada pemandu. Dengan adanya rombongan plus pemandu begini jadi lebih banyak informasi yang didapat. *bonus juga enggak serem-serem amat melihat patung, diorama, serta aneka senjata.
Di dalam museum Satriamandala, kami melihat puluhan diorama yang menggambarkan peranan TNI ketika membela dan mempertahankan NKRI. Di lantai bawah terdapat beragam senjata asli yang pernah digunakan berperang.
Museum ini tergolong luas, ada area luar juga di mana terparkir aneka pesawat, helikopter, kapal, juga tank yang pernah digunakan puluhan tahun lalu. Ini bagian yang paling membuat kami terkagum-kagum karena bisa melihat alat transportasi perang dari dekat.
Melihat koleksi senjata dan membaca kisah perjuangan bangsa rasanya merinding sekaligus bersyukur saya tidak hidup di masa perang fisik seperti dulu. Bisa jalan-jalan, berkumpul bersama keluarga, bahkan piknik dengan Ibu Profesional tak bisa dilakukan jika Indonesia belum merdeka.
Kids Corner yang Khas di Ibu Profesional
Setelah keliling museum dan menikmati potluck, anak-anak menuju area kids activity karena para ibu mau mengikuti talkshow. Pokoknya ikut acara Ibu Profesional, anak-anak enggak bakal bosan karena sudah disiapkan aneka aktivitas juga, ibu-ibu pun bisa khusyuk belajar.
Saya tidak sempat berkunjung ke Kids Corner namun mendengar cerita SID, di sana mereka mendengarkan read aloud dari Tante Ima (the best lah kalau read aloud duet dengan Mbak Hana!). Setelah itu mereka membuat kolase gambar bendera menggunakan kertas bekas.
Sambil menunggu para ibu ruwet selesai membuat macrame, anak-anak mendapat susu, snack, juga stiker. SID menunjukkan stikernya ke saya dengan bangga. Wah, terima kasih ya para pendamping Kids Corner!
Talkshow Merdeka dari Pakaian Sisa
Punya pakaian bekas yang tak layak pakai, bingung mau dibuat apa. Kalau masih layak pakai biasanya saya donasikan atau diberikan ke saudara. Sementara yang sudah tak layak atau pakaian dalam gitu mau diberikan ke orang lain kok sungkan, yah.
Talkshow kali ini pas banget membahas topik yang membuatku gundah, "Merdeka dari Pakaian Sisa" bersama mentor Rumah Belajar Green & Organic, Mbak Efi Femiliyah.
"Pakaian sisa jangan dibuang ke TPA karena tidak bisa terurai!", pesan Mbak Efi. Beliau ingat ketika berkunjung ke TPA Bantar Gebang melihat sebuah rumah pemulung yang alasnya terbuat dari tumpukan sepatu. Sepatu bekas tersebut tidak bisa terurai sehingga ditata berjejer.
Fenomena fast fashion yang marak dewasa ini juga meresahkan. Contohnya membeli pakaian baru mengikuti tren meskipun tidak terlalu butuh. Isi lemari menumpuk begitu padat namun yang dipakai itu-itu saja. *hmm...relate?
Pilihan pakaian juga makin murah selaras dengan kualitasnya yang mudah rusak. Umumnya pakaian murah itu terbuat dari campuran bahan polyester (plastik) sehingga susah terurai, beda dengan bahan katun.
- kebutuhan kita tidak sebanyak yang kita inginkan.
- limbah fashion sangat berbahaya.
- sumber daya yang digunakan untuk membeli pakaian dapat digunakan untuk hal lain yang lebih penting.
- hisabnya kelak akan memberatkan.
Iya, sih, kadang saya masih tergoda ingin belanja pakaian walau statistik isi lemari 80% pakaian itu hasil warisan atau pemberian. Sebisa mungkin pakaian yang jarang saya pakai atau sudah buluk segera keluar lemari. Btw, pakaian yang saya pakai ke family playdate ini juga warisan dari keponakan (yang tumbuh tinggi menjulang), masih cakep, lho!
Workshop Macrame dari Pakaian Sisa
Enggak hanya mendengarkan teori, Ibu Profesional langsung praktik dong untuk merdeka dari pakaian sisa. Caranya dengan mengikuti workshop macrame dari pakaian sisa.
Workshop kali ini dipandu Mbak Wytha Natalisia, mentor Sew & Craft, untuk membuat gantungan pot dari kaos bekas. What?! Melihat contoh hasil jadi yang terpajang itu cantik-cantik banget, lho! Enggak menyangka itu tali macrame dari kaos bekas.
Peserta diminta membawa guntingan kaos bekas sepanjang 8 x 2 meter dan 3 x 1 meter dengan warna berbeda. Saya baru mengerjakan gunting-menggunting ini setelah subuh pakai gendongan kaos bekas Uno. Itupun dengan warna yang sama, tosca. *tim deadliner.
Alhamdulillah Mbak Netty membawa tali lebih jadi saya bisa pakai tali abu-abu darinya untuk membuat gantungan atas dan simpul bawah. Terima kasih, ya, Mbak!
Eh serunya workshop tatap muka begini kalau ruwet bisa langsung minta bantuan teman. Andai ini workshop online sudah pasti saya tidak ikut. Haha ....
Sampai azan dhuhur berkumandang, macrame saya belum selesai. Duh, ketinggalan jauh. Yasudah saya bawa pulang untuk PR. Di perjalanan pulang, saya lanjut membuat square knot hingga selesai. Hore!
Keesokan harinya saya baru menyadari macrame saya salah bentuk. Jadilah setelah salat subuh saya memperbaiki gantungan pot tersebut hingga benar. Hoho... puas deh setelah jadi!
Oh ya, setiap peserta mendapat pot lengkap dengan tanaman sirih gading. Namun, tanamannya belum saya tanam, masih bingung mau digantung di mana. Sementara ini si pot macrame jadi tempat meletakkan boneka.
Terima kasih banyak, ya, panitia family playdate Ibu Profesional Jakarta. Seru banget acaranya dan pulang dengan perut kenyang plus banyak ilmu! Barakallah ... jazakumullah khayr!
Bermanfaat banget playdatenya mbak, padahal cuma setengah hari, tapi yang didapat banyak banget. Belajar sejarah di museum, lanjut anak-anak dengan aktivitasnya. Ibunya punya aktivitas sendiri, ngobrolin pakaian sisa dan bikin macrame juga.
ReplyDeleteBtw saya kena sindir juga nih, pakaian di lemari banyak, tapi yang dipakai itu lagi itu lagi hehehe...
acaranya padat banget sih mbaa, jarang-jarang bisa ngumpul sebanyak ini. Setiap ngumpul bisa langsung belajar macem-macem. seru kaaan!
Deleteeh hahaha, toss lah jadi cek lagi isi lemari nih kali aja bisa decluttering.
Yaampun. Aku kemarin baru lewat sini lho dan ngebatin mau ngajak anak-anak ke sini juga kapan2.
ReplyDeleteMakin pengen ke sana deh karena baca ini, ahaha. Semoga aja ada pemandunya juga pas main ke sana nanti, biar enak dapet penjelasan yang lengkap.
kayaknya pemandu muncul kalau rombongan deh mbak
DeleteHTM juga murce, 5000 aja
Kangen banget sama playdate Ibu Profesional.
ReplyDeleteTapi kalo uda gak punya anak kecil, aku dateng bawa badan sendiri gitu, boleh gak sii.. kak Helen?
Ini besok kalo gak salah ada Ibu Septi dan Pak Dodik di Bandung.
Jadi belajar banyak hal ya..
Dari mulai belajar sejarah di museum Satriamandala, sampe bagaimana memanfaatkan kain agar tidak dibuang di TPA dan menjadi limbah anorganik yang sulit terurai. Menginspirasi sekaliii..
boleh boleh aja dong Mbak Len
Deleteiya betul bapak ibu mau ke Bandung, awalnya mau mampir ke Jakarta eh qadarullah Bapak jatuh atau keseleo gitu.
Ya ampun ngga kepikiran bikin macrame dari baju sisa gini, padahal aku buanyaaakk bgt kain/baju bekas, udah aku decluttering dan siap dieksekusi jadi barang2 cantik dan kreatif
ReplyDeleteya kan ... yuk mbak bikin workshop macrame gini pakai bahan pakaian sisa. Seru!
DeleteWah aku baru tahu family playdate Ibu profesional seseru dan slengkap itu mba. Ada kids corner dan activitynya. Aku beli gantungan pot di tukang pot. Ternyta bisa ya bkin dari kaos bekas. Jadi mau coba deh
ReplyDeletehayuuuk praktek buat macrame gantungan pot dari kaos bekas.
DeleteSeneng banget bisa playdate ramean, aku pernah sekali ke museum satriamandala, waktu anak sulungku masih bocil, udah lama banget, baca artikel ini jadi pingin jalan-jalan kesana lagi.
ReplyDeletewaaah udah berapa tahun lalu itu mbak
Deleteyuk ke sana lagi barangkali ada sesuatu yang berbeda
bisa piknik juga loh di Taman Piknik
Seru banget ini acara mak Helena, anakku belum lama kesana tapi sama ayah dan bundanya. Senang banget dia main ke Stria Mandala. Kebayang ini anak-anak happy main ke museum dan bermain bersama-sama ya.
ReplyDeleteeh maksudnya gimana ayah bunda? hihi... penasaran.
DeleteFamily playdate yang super seru dan bermanfaat ini mah. Dulu waktu anak2 masih kecil suka ku ajakin ke tempat2 kayak gini, Tapi emang klo rame2 dan playdate dengan banyak teman sebayanya jadi lebih fun dan makin seru gak sih?
ReplyDeleteNah begitu permasalahan yang sering saya dapat itu kalau ikut acara online. Saat ada masalah, ga bisa lanjut karena susah buat tengok kiri kanan untuk bertanya. Akhirnya mandeg.
ReplyDeleteBeda kalau ikut acara offline, bisa langsung ngomong dan interaksi ya
Wah seruu ya, ikutan family playdate bareng Ibu Profesional Jakarta. Saya tuh dari dulu penasaran dengan Ibu Profesional. Gimana cara gabungnya ya..?
ReplyDeleteinfo pendaftaran bisa cek di situs IbuProfesional atau ke akun Instagram IbuProfesional yaa teteh. Nanti bisa gabung ke regional terdekat.
DeleteSeru banget ya acaranya mbak. Saya juga kadang bingung nih baju di rumah mau dibuang ke mana ya soalnya sudah nggak layak pakai. Kadang ada yang saya jadikan kain pel kalau sudah buluk banget. He
ReplyDeleteProgram ibu profesional ini memang seru2 ya, mbak. Sayangnya saya blm bisa ikut program bunda bunda, baru lulus matrikulasi saja. Moga next bisa ad kesempatan ikut program Bunda2...
ReplyDeleteAhhh rame banget playdatenyaaa... jadi kangen kopdaran sama ibu-ibu IP jugaa. Museum ini belom kesampean aku kunjungi dulu di Jakarta. Bagus ya buat edukasinya. Someday semoga bisa mampir...
ReplyDeleteHaduuh Mba Efi, makasih sudah mengingatkan kembali untuk merdeka dari Pakaian, bener banget sih terkadang suka bilang ga punya baju padahal lemari penuh huhuhu. Btw seru banget Family Playdatenya apalagi ada Kids Corner, duh SID asiik dan suka banget tuuh
ReplyDeleteSeneng deh kalau playdatenya bukan hanya bermain, tapi bisa belajar sejarah. Apalagi berkunjung ke museum Satriamandala. Ini bisa efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang sejaraj perjuangan yang dilakukan oleh pembela tanah air di zaman penjajah.
ReplyDeletePlaydatenya seruuuuu
ReplyDeleteBicara pakaian sisa, di lemari lama tuh ada banyak baju yang gak kepakai entah kekecilan dan lainnya. Dulu pernah sih disumbangin. Sekarang masih ngumpet aja di lemari. Kalau dibuat kreasi, boleh juga ya
Keren nih talkshow dengan pakaian bekas yang bisa diolah menjadi barang berguna lainnya. Bisa dicontoh nih
ReplyDeletePenasaran caranya bikin macarame dr pakaian sisa Mbaaa. 😍
ReplyDeleteAku dulu juga suka kalap Ama pakaian, tas, sepatu. Numpuk semua. Yg dipake itu2 aja.
Sampe akhirnya tau ttg hisab, trus langsung lah mengurangi hampir 7% dari semua koleksi tas dan sepatu. Trus untuk baju juga aku kluarin yg udah ga pernah dipake. Untungnya masih bagus semua, jadi memang aku LGS donasiin.
Urusan pakaian aku memang selalu ilih bahan yg bagus, bukan cuma sekedar murah. Jadinya banyaaak yg awet. Setelah mencoba jadi minimalis, berasa kok mba, legaa banget..lemari ga berantakan lagi. Tiap ambil pakaian JD ga pusing 😄. Malah aku mau suatu saat nanti bisa punya baju yg sewarna aja semua, lebih ga puyeng mau pake apa 😅🤣
Pengen juga belajar bikin macrame.
ReplyDeleteKebetulan ((kebetulan kah, hihihi)) aku lagi decluttering. Dan TPA deket rumah lagi tutup. Jadi sampah-sampah sekarang kudu kelola mandiri. Dan sampah kain ((baju yang sudah tidak dipakai)) ini bingung banget. Uda dijadiin lap, tapi kaya kebanyakan lap. Kalau jadi macrame kan cancii yaa...
Ke Satria Mandala jadi inget waktu ngajar dulu. Field teip bocah kesini. Saya jujur ga berani keliling. Hawanya ga enak. Bagus sih.. Cuma agak gimanaaa gitu.
ReplyDeleteIni Ibu dan anak sama-sama happy yaaa..senangnya acara family playdate begini yang enggak cuma seru tapi pulang bawa pengalaman dan ilmu.
ReplyDeleteKeren bgt jelajah museum nih mba Hel, aku belum pernah ke Satria Mandala ini semoga bisa yaaa. Oya skill keren ini membuat macrame karena aku suka bgt sama hiasan macrame ini, estetik dan lucu gemes pokoknya
ReplyDeleteUdah balik Jakarta lagi ternyata ya, Mbak
ReplyDeletePadahal kita belum pernah ketemuan
Aku lihat kegiatan di atas tuh meri banget
Pengen juga tapi belum kesampaian
MasyaAllah, senangnya bisa playdate di museum begini ya. Selain bisa happy-happy bisa dapat pengetahuan juga
ReplyDeletekeren ya acara ini bisa meng hire ibu dan anak dalam satu waktu, ibu dan anak bisa belajar bersama dalam ruang yang sama meski dengan tema berbeda, ibu gak perlu nyari orang buat ngasuh anaknya, hehehe
ReplyDeleteWah baru tau deh, bisa buat macrame dari kaos bekas yang bisa bermanfaat untuk gantungan pot
ReplyDeleteLuar biasa, hanya sehari berkegiatan tetapi sudah banyak kegiatan yang bermanfaat telah dilakukan. Betul-betul Ibu Profesional nih namanya. Ramah anak pula dengan adanya Kids Activity sehingga pada ibu tidak khawatir anaknya minta pulang cepat karena bosan,.
ReplyDeletePalydatenya seseru ini ya, aku belum bawa anak-anak ke museum. Padahal dulu anak 1-2 selalu ke berbagai museum. Dampak pandemi itu bikin mager until now buat jalan-jalan, apalagi sekarang cuaca parah
ReplyDelete