Alhamdulillah 10 hari pertama Ramadan terlewati. Tahun ini anakku, SID, belajar puasa penuh. Beda banget deh antara saat ia masih TK dengan usia SD seperti sekarang. Kali ini saya mau cerita pengalaman mendampingi anak berpuasa sekaligus berbagi cara mengajarkan anak berpuasa untuk usia 7-14 tahun.
Umur Berapa Anak Wajib Berpuasa Penuh?
Jika ditanya usia ideal anak belajar berpuasa, sebenarnya puasa dapat diajarkan sejak dini. Selama anak tertarik, boleh saja diajak berpuasa yang sifatnya pengenalan. Misal untuk usia balita belajar berpuasa 2 jam atau puasa makan permen, untuk usia TK mulai belajar puasa sampai dhuhur, dan seterusnya.
Namun, anak belum wajib berpuasa hingga baligh karena salah satu syarat berpuasa yaitu baligh.
Syarat wajib puasa Ramadan yaitu Islam, baligh, berakal, mukim (tidak dalam keadaan bepergian), mampu, suci dari haid dan nifas bagi wanita.
Anak usia 7 tahun masuk ke fase tamyiz, ia sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah, maka perlu belajar berpuasa. Berhubung usia SID sudah 7 tahun lebih maka tahun ini saya ajak ia berpuasa sampai maghrib. Coba dulu, lah, mengingat tahun lalu ia masih puasa setengah hari. Itupun sahurnya suka-suka jam berapa.
Baca juga: Cara Menyenangkan Mengajarkan Anak Balita Puasa
Pengalaman Hari Pertama Puasa Anak
Ketika hasil sidang isbat resmi menyatakan hari itu masuk bulan Ramadan, SID nampak sangat antusias. Ia berangkat tarawih bersama teman-temannya di masjid. Sebelum tidur, ia berpesan minta dibangunkan sahur.
OK, bismillah. Pukul 4 pagi saya bangunkan sahur. Alhamdulillah Allah mudahkan ia bangun sahur, langsung duduk, dan makan sendiri. Ia minum hanya setengah botol kemudian berangkat salat subuh di masjid.
Di hari pertama puasa ini teman-temannya libur. Kebetulan juga memang cuti bersama Nyepi. Ia banyak menghabiskan waktu bermain dengan teman-temannya.
Sore hari ia pulang dalam keadaan lemas. Wajahnya nampak mengantuk sampai sempat tertidur padahal sudah ambil wudhu untuk salat ashar. Alih-alih meminta buka puasa lebih cepat, ia menangis.
Antara tega dan tidak melihat anakku lemas lunglai seperti itu, saya hanya berpesan, "Ibu salut kamu semangat belajar puasa. Kamu yang tahu sampai mana kekuatanmu."
Ia mandi, salat, lalu menjelang maghrib pergi ke masjid untuk buka puasa di sana.
Keesokan harinya, alhamdulillah ia kembali mudah bangun sahur. Ia makan lebih lahap sepiring nasi bukhari dan minum lebih banyak.
Hari kedua puasa ia jalani dengan lebih santai dan ceria. Ia bahkan sempat bermain bola dengan teman-temannya di lapangan.
Saya sampaikan kekaguman padanya sembari bertanya, "Kemarin kamu lemas. Sekarang lebih kuat. Bagaimana caramu menahan diri saat ingin buka puasa?"
"Ya, aku semangati diri sendiri. Ayo semangat ... sedikit lagi!" jawabnya.
Masya Allah, Allahuakbar, semoga Allah ridho dengan ibadahmu ya, Nak, dan terus semangat hingga hari kemenangan.
Setuju mba, sbnrnya ngajarin anak puasa itu harus dari dini sih. Jangan tunggu dia Akil baligh. Susah yg ada.
ReplyDeleteAku sendiri ngajarin mereka dari usia 5 THN. Tapi pastinya dilatih bertahap. Misalnya hanya sampai jam 8 pagi. Teus abis buka lanjut puasa . Makin lama, makin jauh durasinya. . Jadi di saat 7 THN ini, si arek udah kuat utk full.
Aku ga pungkirin juga, ada hadiah uang kalo mereka kuat berpuasa. Ada yg berpendapat jangan, ntr anak2 malah berpuasa hanya Krn uang. Tapi buatku ttp nekanin mereka kalo puasa itu kewajiban orang muslim. Jadi jangan sampai ga dilakuin. Uang hadiah hanya bonus. Anggab aja ini penyemangat juga.
betul kak, yang penting sabar dalam mengajarinya ya :D
ReplyDelete