Bermain balok itu termasuk bermain bebas atau terstruktur? Apa ya perbedaan bermain bebas vs terstruktur? Mana yang lebih baik bagi balita? Yuk kita bahas bersama perbedaan bermain bebas dengan bermain terstruktur beserta contohnya.
Bermain adalah Belajar
Dunia anak isinya bermain dan bermain namun mereka tidak main-main. Bermain adalah cara anak-anak belajar.
Lho, belajar apa?
Belajar mengasah berbagai keterampilan. Bagi anak usia dini terdapat enam aspek perkembangan yang meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Semua aspek ini dapat distimulasi dengan cara bermain.
Baca juga: Kurikulum Homeschooling Usia Dini
Secara garis besar terdapat dua jenis bermain yaitu bermain bebas dan bermain terstruktur. Kita bahas satu-persatu, ya.
Bermain Bebas/ Free Play / Unstructured Play
Definisi Bermain Bebas
Bermain bebas (free play) adalah bermain tanpa aturan dan tujuan yang ditetapkan orang dewasa, umumnya bersifat spontan (spontaneous play). Anak bebas bereksplorasi, mengembangkan imajinasi, melatih berbagai aspek tumbuh kembangnya melalui bermain bebas.
Manfaat bermain bebas dapat meningkatkan kreativitas anak, melatih imajinasinya, bila dilakukan bersama orang lain dapat melatih kerja sama, komunikasi, meningkatkan rasa percaya diri, melatih fisik motorik anak, seni, dan banyak lagi.
Bermain bebas tanpa aturan bukan berarti anak bisa melakukan apapun. Tentu saja ada batasan bahwa yang ia lakukan tidak merusak diri sendiri, orang lain, juga lingkungan. Orang tua perlu memastikan keadaan di tempat bermain aman.
Contoh Bermain Bebas
Bermain pasir dengan membebaskan anak membuat pasir aneka bentuk.
Orang tua hanya menyiapkan area bermain pasir yang aman (kalau di rumah pakai kolam atau area tertentu supaya enggak berantakan), pasir/pasir kinetik, sekop, cetakan, dsb.
Bermain balok atau building blocks seperti Lego.
Anak bebas membangun gedung, kendararaan, hewan dan sebagainya sesuai imajinasinya. Permainan seperti ini disebut juga open-ended play karena hasilnya beragam.
Baca juga: Manfaat Bermain Lego
Bermain air di kamar mandi.
Siapa yang anaknya betah banget bermain air? Anak senang berimajinasi sedang berada di kolam, di air terjun (padahal air kran), atau main ice skating (bagian ini menghabiskan sabun 😓).
Bermain bola bersama teman-teman
Bermain bola melatih fisik motorik anak serta membangun kerja sama dengan teman-temannya. Melalui free play bermain bola anak juga belajar berkomunikasi dengan tim.
Role play atau pretend play
Permainan pura-pura menjadi profesi tertentu sangat disukai anak. Uno senang berpura-pura menjadi penjual es krim. Ia menawarkan aneka rasa es krim sementara saya menjadi pembeli yang sudah siap dengan segepok uang.
Itulah beberapa contoh free play atau bermain bebas. Punya contoh lain? Tulis di kolom komentar, ya.
Baca juga: 10 Permainan Kreatif yang Mendidik
Bermain Terstruktur/Structured Play
Bermain terstruktur adalah model bermain yang sudah direncanakan, memiliki tujuan tertentu, dan aturan yang sudah ditetapkan orang dewasa. Dalam structured play terdapat intervensi dari orang dewasa atau orang tua.
Manfaat bermain terstruktur dapat melatih aspek tumbuh kembang anak sesuai tujuan permainan tersebut.
Contoh Bermain Terstruktur
Bermain lempar tangkap bola
Anak dengan orang tua berdiri dengan jarak tertentu berhadapan, misal jarak 1 meter. Orang tua melempar bola dan anak bertugas menangkapnya, begitu pula sebaliknya.
Permainan lempar tangkap bola bertujuan melatih fisik motorik anak juga koordinasi mata dan tangan.
Bermain lompat geometri
Orang tua menyediakan kertas berbentuk lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, oval, dsb. Kemudian menempelkannya di lantai. Minta anak melompat ke bentuk yang disebut orang tua.
Permainan lompat geometri ini melatih fisik motorik, bahasa, juga kognitif anak.
Bermain menggunting pola
Melipat origami
Bermain balok
Bermain balok bisa masuk dalam bentuk bermain bebas maupun bermain terstruktur, tergantung bagaimana cara bermainnya. Bermain terstruktur saat bermain balok jika orang tua memberi instruksi untuk menyusun balok sesuai petunjuk tertentu.
Orang tua menyediakan balok kayu berbagai bentuk dan ukuran, papan kotak yang sudah ditandai huruf dengan angka, dan kartu petunjuk. Minta anak mengikuti petunjuk seperti contoh di bawah ini.
Permainan balok secara terstrukstur seperti ini dapat melatih keterampilan motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, juga seni anak.
Itulah beberapa contoh permainan terstruktur. Punya contoh lain? Tulis di kolom komentar, ya.
Baca juga: 8 Kecerdasan Majemuk Anak
Lebih Baik Mana Bermain Bebas atau Terstruktur?
Bermain bebas maupun bermain terstruktur memiliki manfaat masing-masing. Mana yang lebih baik?
Keduanya baik untuk tumbuh kembang anak sehingga anak butuh keduanya. Terkadang ia perlu bermain secara terstruktur mengikuti aturan dan tujuan tertentu, anak juga butuh bermain bebas mengembangkan aturannya sendiri selama dalam koridor aman.
Contohnya dalam lingkungan sekolah di dalam kelas umumnya anak mengikuti permainan terstruktur sesuai arahan guru. Saat jam istirahat, anak bermain bebas bersama teman maupun sendiri. Di rumah pun demikian, orang tua dapat memfasilitasi kedua jenis permainan ini.
Dalam praktik homeschooling keluarga kami, anak-anak lebih banyak bermain bebas. Bermain terstruktur biasanya hanya 1-2 jam sehari, termasuk untuk SID yang menjalani homeschooling SD. Porsi bermain bebas yang lebih lama ini ditujukan supaya anak-anak dapat mengasah minat bakatnya, kreativitas, serta mengembangkan imajinasinya.
Itulah perbedaan bermain bebas dengan terstruktur. Bermain bebas tanpa aturan dari orang dewasa sementara bermain terstruktur melibatkan intervensi orang dewasa melalui aturan dan tujuan tertentu. Masing-masing memiliki manfaat bagi tumbuh kembang anak. Punya ide bermain lain?
Aku melakukan dua-duanya
ReplyDeleteberarti permainan lewat aplikasi di hape yang bertema keuangan termasuk jenis permainan yang berstruktur juga ya mak? Krn ortu bertujuan agar anaknya memahami nilai uang sedari usia dini.
ReplyDeleteGame-nya seperti jual beli? itu masuk terstruktur.
Deletesebaiknya tidak menggunakan gawai untuk anak usia dini, mbak.
Jadi udah ga perlu berdebat panjang lebar soal mana yang lebih baik, ya. Memang anak butuh keduanya, kok
ReplyDeleteSlalu dikasih arahan membuat anak kurang eksplore. Selalu bebas membuat anak kurang tahu batasan dan aturan. Memang dua2nya baik buat anak ya...tinggal kita sbg orangtua pandai2 mengatur waktunya (ah ya, ini tantangannya).thanks sharingnya mbak..
ReplyDeletesaat aku mendampingi anak main biasanya kasih yang terstruktur.
Deletesaat aku mau beberes rumah, anak-anak bermain bebas.
Aku juga masi suka main air hehe, anak2 kalau mandi di rumah udah sering bawa piring sendok plastik, bawa wadah apa aja gitu. Kelar mandi mungutinnya PR banget :)) Bermain memang dunianya ya, pas main perosotan reflek ngasi intervensi... jadi gitu ya bedanya ibuuk, keduanya mereka butuh ya, baiklah, main apa ya hari iniii.
ReplyDeletewakakaka iyaa kalau mau mandi bawaannya segambreng, lama banget deh main airnya. trus waktu ayahnya mau mandi kaget lha kok di ember ada mobil-mobilan.
DeleteOh ya, berarti memang kedua jenis permainan tersebut sama-sama bagus. Paling sering dilakukan biasanya permainan bebas ya karena suka-suka anak. Beda dengan yang terstruktur harus mengikuti pola/aturan terutama campur tangan orang dewasa.
ReplyDeletePermainan balok kayu terstruktur sangat mengasah kreatifitas anak nih ya, pola belajarnya jadi lebih terlihat terarah dan merangsang kreatifitas anak
ReplyDeleteJadi ingat ketika anak-anak saya TK, sebelum diajarkan menempel kertas, anak-anak dikenalkan dengan tekstur lem. Jadi dibiarin anak memegan lem. Karena ternyata gak semua langsung mau dan senang. Ada juga yang gelian. Jadi dari hal seperti itu pun memang butuh proses mengenal
ReplyDeleteNggak ada yang lebih baik sih antara 2 pilihan ini. Kalo bisa malah dikolaborasikan keduanya supaya si kecil terbiasa dihadapkan pada situasi yang kompleks jadi switch berpikirnya juga lebih luwes :))
ReplyDeleteDi sekolah anakku ada nih jam free play yang dibedakan dengan jam istirahat. Tapi kalau di rumah kayaknya aku kebanyakan yang free play, kalau yang terstruktur tuh seminggu bisa dihitung jari deh, hehehehee...
ReplyDeleteAnak butuh kedua jenis bermain tersebut ya, Mbak. Karena nantinya jika mereka dewasa juga butuh kebebasan namun juga ada aturan-aturan yang mengikat, sesuai norma-norma yang dianutnya bersama keluarga :)
ReplyDeleteSeru juga ya bermain bebas ini, bener bener bebas berekspresi dan berimajinasi tanpa batas. Apalagi sama anak anak mainnya, ada aja hal hal unik yg ditemukan
ReplyDeleteSeru banget ya Mbk kalau anak bisa bermain dengan gembira plus dapat nambah ilmu juga ya
ReplyDeleteTidak hanya anak yang bermain tapi emak juga dituntut ikutan jadi kreatif untuk membuat peralatan permainan terstuktur dengan low budget
ReplyDeleteSesekali enggak masalah ya diberikan permainan berstruktur. Soalnya selama ini ternyata jenis bermainnya bebas semua karena memberikan ruang gerak bebas berekspresi
ReplyDeleteBermain bebas ataupun bermain terstruktur sama sama seru untuk anak ya mbak
ReplyDeleteSama sama bisa buat pembelajaran juga
Bagusnya yang terstruktur karena lebih terarah dan ada kerjasama dengan ibu. Tapi itu juga kadang jadi sesuatu yang agak langka bagi saya yang kadang merasa sibuk. Akhirnya malah banyak bermain bebasnya. Tapi tetap diawasi.
ReplyDeleteRumahku dulu juga aku kasih pola lingkaran sama X pakai isolasi.
ReplyDeleteJadi berasa happy teruuss kalo punya anak masih balita tuh ya.. Belajar dan bermain bersama. Apalagi HS, udah bisa dipastikan kudu lebih kreatif dalam menciptakan media belajar. Bisa jadi satu alat berbagai fungsi untuk mengenalkan berbagai konsep.
Idenya seru, kak Helen.
Anakku kadang ya bermain bebas dan kadang terstruktur, tapi lebih sering bermain bebas sih, dia dengan imajinasinya. Apalagi kalau bermain balok, sering banget sesuai imajinasinya.
ReplyDeleteAnakku kadang ya bermain bebas dan kadang terstruktur, tapi lebih sering bermain bebas sih, dia dengan imajinasinya. Apalagi kalau bermain balok, sering banget sesuai imajinasinya.
ReplyDeleteDua2nya dibutuhkan anak ya mba.. bermain tidak terstruktur dan terstruktur. Rasa-rasabya orang tua perlu tau ini untuk stimulasi tetap pada anak2.
ReplyDeletePastinya main slide & ladder masuk ke permainan bebas ya Helena
ReplyDeletekalau Dio dulu suka lego, suka kartu, suka semua permainan terstruktur anaknya, karena dia terlatih dengan "pola" - sementara adik adiknya suka yang bebas, main bola, skipping, slide ladder dll
Anakku lebih sering bermain bebas mbak. Soalnya bisa bebas main sendiri tanpa ditunggu. Tapi semakin gede lebih suka main hp. Hiks...
ReplyDeleteEh tapi sering main bola juga sih. Hobinya main bola di dalam rumah. Bukan di teras atau luar rumah. Jadi harus singkirin barang barang
makasi ya mba Hel, penjelasannya sangat informatif dan jadi tau apa bedanya bermain bebas dan bermain terstruktur ini. Dan bermain air itu termasuk bermain bebas.
ReplyDelete