Membaca pengalaman traveling saat single di blog ini menyusup rasa rindu ingin solo traveling seperti dulu. Bukan berarti setelah menikah dan diamanahi anak jadi enggak bisa traveling. Alhamdulillah saya masih bisa traveling dengan keluarga, itulah mengapa akhir-akhir ini saya lebih sering menulis tentang family travel.
Kalau dibaca-baca pengalaman hidup ini ternyata banyak perbedaan traveling saat single dengan sudah punya anak. Apa saja bedanya?
Waktu Travelling
👩Saat single dan masih bekerja kantoran, waktu traveling perlu direncanakan sesuai jadwal cuti. Harus kompakan dulu sama rekan kerja sedivisi supaya enggak barengan cuti, bahaya enggak dapat ACC.
Jatah cuti setahun yang 12 hari itu dihemat-hemat supaya bisa cuti agak lama. Cocokkan pula dengan tanggal merah supaya makin panjang. Punya kalender itu wajib bahkan kalender tahun depan lengkap dengan tanggal merah.
Oh ya, karena masih jadi corporate slave maka jalan-jalannya hanya saat akhir pekan. Kadang wisata ke kota sebelah sudah jadi hiburan karena kebetulan ada pantai dekat banget sekitar 30 menit naik motor.
berkunjung ke taman yang sepi saat hari kerja |
👪Sementara traveling saat sudah punya anak dengan kondisi saya kerja freelance yang lebih fleksibel soal waktu. Saya lebih sering bepergian saat hari kerja dan menghindari peak hours supaya jalanan lebih lengang.
Justru sekarang ini kami menghindari pergi saat long weekend atau tanggal merah. Lumayan jadi dapat harga yang lebih ramah di kantong dan tempat wisata cenderung sepi. Hal ini seperti pengalaman kami berlibur ke Kepulauan Seribu, ketika turis lain kembali ke Jakarta kami baru menyeberang ke Pulau Tidung.
Waktu bepergian dengan anak perlu memperhatikan jam bangun dan tidur anak. Saya menghindari berangkat terlalu pagi, khawatir susah membangunkan anak.
Baca juga: Berwisata ke Jendela Alam, Bandung
Tujuan Wisata
👩Destinasi wisata saat single dapat mengunjungi tempat-tempat yang menarik bagi saya seperti wisata alam (pantai) dan wisata sejarah.
jadi turis di Bali |
👪Sementara memilih tujuan berlibur saat sudah punya anak saya mengutamakan tempat-tempat yang kids-friendly seperti playground, perpustakaan ramah anak, taman, kebun binatang, dan sebagainya. Pokoknya selalu mempertimbangkan tempat wisata ramah anak supaya ia juga menikmati perjalanan.
Kami juga berwisata keluarga ke pantai yang mudah dijangkau serta wisata sejarah ke museum maupun walking tour. Sebelum ke sana, cari info terlebih dahulu mana saja tempat wisata yang ramah anak.
Baca juga: Persiapan Camping Keluarga Pertama Kali
Alat Transportasi
👩Pemilihan alat transportasi saat single lebih beragam. Ibaratnya naik apa aja boleh yang penting sampai dengan selamat. Naik kereta, pesawat, bus, motor, nebeng mobil teman, sampai pernah naik truk (bekas) sapi karena kesulitan cari angkutan umum.
👪Berbeda dengan traveling saat sudah punya anak perlu mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan anak. Misal naik kereta pilih yang bisnis atau eksekutif, cari rute yang minim transit dan cepat sampai, dan perhitungan mengenai harga total karena perginya sekeluarga.
Syukurlah moda transportasi umum di Jakarta banyak pilihan dengan biaya terjangkau bahkan naik angkot di Jakarta gratis, lho! Anak-anak minta naik bus dan angkot Jaklingko karena nyaman.
Barang yang Dibawa
👩Berhubung saat single hanya pergi sendiri maka barang bawaan cukup satu ransel besar. Pengalaman traveling selama seminggu saya membawa carrier bag 8 kg. Sebagian besar isinya pakaian sekitar tiga stel.
si ransel 8 kg |
👪Traveling saat sudah punya anak barang yang dibawa cukup banyak, lebih komplit mengantisipasi potensi risiko yang ada. LOL. Berasa mau pindahan, deh, padahal enggak menginap.
Barang-barangnya tak hanya sandang dan pangan tetapi juga stroller (jika akan banyak berjalan kaki di tempat yang stroller-friendly), obat-obatan untuk anak, mainan favorit, dan banyak lagi.
Baca juga: Barang yang Perlu Dibawa Saat Traveling dengan Anak
Menghadapi Masalah
👩Namanya traveling ada saja kejutannya. Walau sudah menyusun rencana dan mempelajari rute, saya pernah tersesat (apalagi keterampilan spasial rendah 😆).
Pernah saat single dan solo traveling bingung mencari lokasi kantor bus di Thailand. Gara-gara asyik berjalan menyusuri lorong-lorong yang nampak sama semua, eh mana ya kantornya tadi? Panik, iya, tapi enggak terlalu karena pergi sendirian saja. Saya berusaha bertanya ke penduduk lokal menggunakan bahasa tarsan sambil menunjukkan kartu nama bus dalam bahasa Thailand (entah apa bacanya).
Masih di Thailand ketika hendak sarapan saya menuju penjual kaki lama, penjualnya seorang perempuan berjilbab. Sampai depan gerobaknya saya tertegun membaca daftar menu. Ini apaan? Nasib pergi sendiri jadilah bingung sendiri ðŸ˜.
mau pesan apa? 😂 |
👪Berbeda dengan traveling saat sudah punya anak ketika ada adegan nyasar atau masalah ban bocor ditangani bersama. Yang penting orang tua tenang menghadapinya supaya anak-anak juga kooperatif. Walau anak pernah ngomel mengapa sampai salah naik bus, jadikan pembelajaran bahwa perjalanan itu butuh teliti dan berani bertanya.
Baca juga: Tempat Wisata Ramah Anak di Sydney, Australia
Itulah beberapa perbedaan traveling saat single dengan sudah punya anak berdasarkan pengalaman pribadiku. Ada banyak bedanya tetapi tujuannya sama yaitu liburan supaya bahagia. Alhamdulillah saat single bisa liburan dengan bahagia baik solo traveling maupun bertemu teman-teman baru. Ketika sudah punya anak kemudian liburan keluarga pun bisa bahagia bersama keluarga.
Kalau menurutmu apa lagi beda traveling sebelum menikah dengan sudah berkeluarga?
Memang harus diakui, klo punya anak, traveling tuh lebih ribet bin rempong.
ReplyDeleteDan budgetnya ya otomatis bengkak.
But, selama kita hepi dan enjoy, yuk gaskeuunnn
Pergi sama anak-anak itu kalau pulang udah pasti bawa oleh-oleh mainan XD
ReplyDeleteSeru sih karena otomatis tempat wisata yang dituju juga pasti yang ramah anak.
Adegan nyasar 😂😂 kalau sama anak belum pernah tapi kalau sama pak su doang lumayan deh 😅
ReplyDeleteBahasa uka2 ya pas solo traveling 😆
Ya bawaannya lebih nyantai ya pas jalan2 sndirian, kalau sama pasukan udah kayak mau minggat aku mah😅
Aku pernah ngajakin anak naik kereta ekonomi baik yang biasa (jalur deket kyk ke Bandung-jakarta atau Surabaya-Malang) yang jarak jauh kek jkt-Sby/.Jkt-Malang bisa pakai ekonomi premium masih nyaman xixixi.
ReplyDeleteTapi emang kalau budget lebih upgrade kereta lbh baik wkwk.
Kalau bawa anak2 biasanya jauh2 hari suka kusounding sblm hari H buat mempersiapkan fisik biar gk fit dan mental supaya gk rewel selama traveling.
Nah bener nih, kalau traveling sama anak, terutama ke tempat yang cukup jauh, dari jauh2 hari aku juga suka sounding ke anak-anak kita mau ke mana, berapa lama, naik apa, dan di tempat tujuan akan ada apa saja.
DeleteLumayan mempengaruhi kelancaran liburan keluarganya yhaa :D
Perbedaannya kalau punya anak, gembolan bertambah ya mak. Karena aku berasa banget traveling saat masih sendiri dan sekarang sudah punya anak tapi lebih seru dan banyak yang bisa dipelajari juga.
ReplyDeleteMolly banget nih sekarang travellimg pas masih single. Tapi tetep bareng keluarga hahaa.. ya emang diusahain weekdays biar gak rame dan macet
ReplyDeleteMenurutku 2-2nya seru dengan caranya sendiri sih mbak e.. Tau gasik aku dulu pas ke Thailand malah pernah kehilangan passpor. Gimana coba kalo dideportasi, mana cuti kerja juga ngepres hahaha. Yaudah sama pake bahasas Tarzan deh.
ReplyDeleteKalo sama anak2 ya itu bener, bawaannya kek maw pindah rumah kata suamiku. Tapi seneng juga bisa ngajakin anak2 ke tempat2 baru gitu. Meskipun rindu solo traveling tapi bawa pasukan sirkus juga ga kalah menantang.
aku baru aja solo traveling ke bandung jatinangor 2 minggu yg lalu. seneng banget krna kembali ke momen grasa grusu olangan. nyasar olangan pun ga panik karna dah biasa hahaha. kalo bawa anak malah anaknya yg panik kita nyasar :D
ReplyDeleteWaktu masih single atau baru-baru menikah, jadwal liburan disesuaikan dengan cuti. Pas punya anak, bisa liburan kapan aja. Lalu setelah anak mulai sekolah, balik lagi kayak dulu, mau liburan nunggu weekend atau tanggal merah 😂
ReplyDeleteSoal bawaan yang segambreng itu aku juga merasakannya. Bahkan ketika anak sudah mulai besar pun tetap saja bawaan buanyak. Beneran kayak mau pindahan. Haha.
Tapi semua itu menyenangkan ☺️
Seeruuuuu .. punya anak rame dan gembal gembol, ga punya anak rame tapi sepi hihihihi
ReplyDeletepokoke traveling is always fun ya Helena!
Pas jaman single dulu bisa camping di gunung, pas ada bocil aku belum berani mengajak anak naik gunung. Meskipun ada beberapa pendaki yg bisa membawa buah hati yang usianya masih kecil.
ReplyDeleteDan ya, kerasa banget bawaannya makin banyak. Dari baju, makanan anak, susu anak, belum lahi obat-obatan simplenya. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ’¥
Jelas beda banget ya mbak
ReplyDeletePas single kalau pergi tinggal sat set aja
Pas punya anak, duh bawaan kayak orang minggat, haha
Belum punya anak, tapi kalau dicompare before after sih emang lebih banyak yang perlu dipertimbangkan ketika setelah menikah
ReplyDeleteSebelum menikah mungkin hanya utamakan diri sendiri
Begitu udah menikah, harus perlu memikirkan pasangan anak, dan juga diri sendiri
Pun jadi nambah ilmu serta pengalaman juga saat mw traveling
Waah, jadi masing-masing travelling memiliki warna masing-masing ya..
ReplyDeleteSama-sama asyik dan menikmati ketika masanya terjadi. Gak kalah seru meski kini travelling bersama pasangan dan anak-anak.
Yang paling kagum memang saat travelling tuh..mendadak Ibu bisa gak capek ya.. Anti mager-mager club gitu.. Padahal kalo solo travelling, bisa jadi dorongan untuk lebih banyak menikmati waktu sendiri jadi lebih besar.
yg sering di alami adalah saat sudah berkeluarga jadi ada yg kurang saat traveling sendirian
ReplyDeleteSama sy juga kalau jalan2 sama keluarga menghindari peak season, paling males kalau macet dan di tempat wisata keramaian . Jd ga tenang mau foto foto susah heuhue
ReplyDeleteAku bisa dibilang kalo traveling sama anak, ga pernah hanya aku dan anak doang. Pasti pawangnya ikut 🤣. Babysitter mereka atau papinya 😅. Dan sampe skr pun, aku blm berani hanya pergi dengan anak tanpa si papi atau si mbak ikutan.
ReplyDeleteYg pasti kalo kami pergi sekeluarga, yg paling kentara ya bawaan. Jadi jauh lebih banyak. Dan segalanya pasti aku bikin nyaman. Dari hotel, transportasi , juga tempat kuliner.
Satu lagi, tempat wisatanya harus mengcover keinginan semua orang. Jadi kalo aku sukanya themepark, tetep akan DTG ke sana di hari pertama misalnya, ntr si Kaka yg sukanya museum Doraemon, kami dtangin hari kedua. Anaknya minta Ghibli museum, ntr hari ketiga. Kalo papinya trmpat2 di mana dia bisa foto2 aja udah seneng 🤣. Intinya keinginan semua orang hrs bisa dipenuhin. Sekalian aku ngajarin anak2 utk Nerima perbedaan keinginan.