#HomeschoolingUsiaSekolah. Alhamdulillah sampai juga anakku, SID, di usia 7 tahun. Masuk usia sekolah kami bertanya padanya, “Mau sekolah SD di gedung (sekolah formal) atau homeschooling?”
pertimbangan memilih homeschooling atau sekolah formal |
Galau Homeschooling Usia Sekolah atau Sekolah Formal
Walau kami sudah menjalani homeschooling sejak anak lahir - SID tidak
pernah sekolah formal – entah mengapa saya galau berat ketika anak makin
mendekati usia 7 tahun. Homeschooling usia sekolah is a big thing karena
tidak semudah dan sesederhana homeschooling anak TK.
Bukan menyepelekan homeschooling TK tapi homeschooling anak usia dini
sudah ada guideline aspek tumbuh kembang dari Kemdikbud RI. Cukup ceklis
saja apa yang sudah tercapai, menstimulasi apa yang perlu dikembangkan. Mau
ditambahkan ini-itu, bisa, walau proses HS kami waktu SID kecil sangat
sederhana.
Anak Sekolah PAUD atau Homeschooling?
Homeschooling anak SD ini menjadi hal baru. Tentu ada tantangan baru. Apa yang perlu dipelajari anak homeschooling? Bagaimana mengukur tercapai atau tidak? Bagaimana dengan pelajaran sekolah seperti matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, seni, olahraga, dan sebagainya? Haruskah anak mempelajari semua? Dan berbagai pertanyaan yang tuing … tuing … berputar di kepala.
Selain itu, kalau anak usia TK belum bersekolah, wajar lah kan TK masih
main-main. Tapi … anak udah gede, udah 7 tahun, kok enggak sekolah? Pertanyaan
ini kerap saya jumpai dari tetangga saat bertemu kami pagi hari di taman. Ini
kan jam sekolah, mengapa anak tidak berangkat sekolah?
Saat pandemi, wajar saja ya karena sekolah formal pun masih dengan sistem
daring. Namun, sekarang ini sudah berlangsung full sekolah tatap muka jadi saat
pagi hari jarang ketemu anak usia sekolah bermain di taman.
Kurikulum Homeschooling Usia Dini
Keuntungan Homeschooling
Apa ya enaknya homeschooling SD?
Bermain bersama di Perpustakaan Jakarta |
Fleksibel
Berkaca dari pengalaman saat SID menjalani
homeschooling TK alhamdulillah lebih fleksibel belajar dan bermain. Mau belajar
dengan cara apa, kapan, dengan siapa, materinya apa sangat fleksibel. Kadang
mengikuti jadwal yang kami buat, kadang spontan saja sesuai kondisi dan
minatnya saat itu.
The privilege of being homeschooler
adalah bisa liburan di saat bukan musim liburan. Mumpung tinggal di Jakarta
dengan fasilitasnya yang OK seperti perpustakaan, museum, taman kota, dan
transportasi publik yang mumpuni bermanfaat sebagai media pembelajaran kami.
Tempat-tempat wisata biasanya lebih padat (dan lebih mahal) saat akhir pekan,
tanggal merah, atau liburan sekolah. Maka kami bisa berkunjung ke sana di hari
lain yang relatif lebih sepi.
Fokus pada Bakat dan Minat Anak
Mata pelajaran itu banyak, ya,
apalagi sekolah swasta. Mau, enggak mau anak harus melahap itu semua.
Dalam homeschooling, kami bisa
kustomisasi materi ajar mana yang mau dipelajari terlebih dahulu. Mana yang
materi utama dan tambahan.
Belajar pun lebih fleksibel mau
memberi porsi fokus yang lebih besar ke bakat dan minat anak. Misal yang
anaknya atlet kalau pelajaran olahraga di sekolah kan hanya sekali seminggu.
Dengan homeschooling, porsi latihan olahraga bisa lebih banyak.
Sementara SID saat ini sedang
tertarik memasak. Maka sering saya libatkan dalam aktivitas memasak di rumah.
Lumayan ya jadi ada teman berkreasi di dapur. Hehe ….
SID belajar mengulek saat cooking class |
Keterlibatan Orang Tua
Bagian ini perlu dicek
menguntungkan buat SID apa enggak, LOL. Manfaat yang saya rasakan yaitu kami
bertumbuh bersama karena homeschooling basisnya pendidikan keluarga sehingga keluarga
terlibat aktif. Kami banyak ngobrol dan beraktivitas bersama. Proses belajar
informal membuat ngobrol santai atau main game bareng sebenarnya bagian dari
belajar.
Anak Homeschooling Kurang Sosialisasi?
SID (baju biru) dan teman-teman homeschooling berkunjung ke museum |
Satu hal yang sering menjadi
kekhawatiran ketika akan melakukan homeschooling adalah gimana nantinya anak
belajar bersosialisasi. Jangan-jangan homeschooling membuat anak tidak bisa
bersosialisasi.
Apakah gambaran homeschooling itu
hanya sekolah di rumah dengan orang tua atau memanggil guru privat? Interaksi
anak hanya dengan mereka, tidak ada teman sebangku atau bermain dengan teman
sekelas saat istirahat seperti di sekolah formal?
Sekolahrumah bukan melulu belajar
di rumah. Anak bisa mengikuti komunitas sesuai minatnya, les akademik maupun non
akademik, jalan-jalan, atau berkunjung ke suatu tempat, dan banyak lagi.
Contoh sederhana anak belajar
berbelanja. Ia akan berinteraksi dengan penjaga toko menanyakan letak barang
yang akan dibeli juga membayar di kasir merupakan bentuk belajar bersosialisasi,
berkomunikasi.
Anak juga bisa bermain dengan
tetangga. Alhamdulillah di tempat kami tinggal SID memiliki banyak teman
berbagai usia. Karena temannya tahu SID itu homeschooling maka saat si teman pulang
sekolah lebih awal jadi mengetuk pintu rumah untuk mengajak SID main.
Guru anak homeschooling bukan
hanya orang tua ataupun pengajar di tempat les. Saat SID belajar memasak dengan
neneknya maka di situlah SID belajar bersosialisasi pada orang yang lebih tua. Sosialisasi
itu lintas umur, bukan sekadar dengan teman sepantaran.
Cara Sosialisasi Anak-anak Homeschooling
Apakah Homeschooling Lebih Baik dari Sekolah Formal?
Hmm … berat nih. Sama seperti
apakah sekolah swasta lebih baik dari sekolah negeri? Atau sekolah swasta A
lebih baik daripada swasta B?
Menurut saya tidak bisa hitam-putih
dalam menjawab apakah homeschooling lebih baik dari sekolah formal. Tergantung banyak faktor seperti bagaimana
kebutuhan anak, visi misi dan kondisi keluarga, proses homeschooling-nya nanti
bagaimana, dibandingkan sekolah formal yang seperti apa, dan seterusnya.
Jika berbicara legalitas,
homeschooling di Indonesia alhamdulillah sudah ada payung hukumnya. Iyes, homeschooling
itu legal sesuai Permendikbud No. 129 Tahun 2014 tentang sekolahrumah.
Pasal 1 poin (4)
Sekolahrumah adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar dan terencana dilakukan oleh orangtua/ keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dalam bentuk tunggal, majemuk, dan komunitas dimana proses pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi peserta didik yang unik dapat berkembang secara maksimal.
Pasal 4 poin (1)Hasil pendidikan Sekolahrumah diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Saat ini ijazah anak
homeschooling dapat diperoleh melalui ujian kesetaraan. Istilah familiarnya ujian
paket A (SD), B (SMP), dan C (SMA). Ijazah ini setara seperti sekolah formal. Misal anak saat SD homeschooling kemudian SMP mau pindah ke jalur sekolah formal
bisa menggunakan ijazah kesetaraan paket A.
Dengan segala pertimbangan di atas plus sejak SID usia 6 tahun, saya sudah menanyakan nanti SD mau sekolahnya pergi ke gedung seperti teman-temannya atau lanjut homeschooling. Setiap kali saya tanya seperti itu, jawabannya sama, homeschooling. Maka, saya (dan ayahnya) perlu menepis keraguan bahwa memang inilah jalan ninja kami, homeschooling usia sekolah. Bismillah.
Beragam pertimbangan dalam memilih homeschooling atau sekolah formal. Kondisi
setiap keluarga berbeda jadi keluarga masing-masing yang bisa menentukan mana
yang lebih tepat untuk pendidikan anak. Semoga bermanfaat, ya.
Baca juga: Memulai Homeschooling SD, Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?
Makannya kalau lihat/baca/dengar cerita para penggiat HS ini bener-bener selalu banyak kasih tepuk tangan. Luar biasa banget, ya sebagai ibu rumah tangga, belum lagi bikin materi, modul, cari ide, belu lagi harus menemani anak belajar...kalao dibayangin bakal nggak kelar-kelar gitu ya ahahaha....gitulah kalo mbayangin wkwkwk
ReplyDeleteSukses selalu ya mbak....^^
aih terima kasih mbak, berasa menerima award!
Deletesebenarnya atur tempo dan sesuaikan kondisi masing-masing
yang repot itu kalau insecure melirik rumput tetangga, hehe
Wah sangat bermanfaat Bun, kalau kami memang belum sanggup kalau anak-anak HS maklum semua masih ngantor dan gak ada ART di rumah, semoga bisa lebih punya banyak waktu mengawal mereka meraih masa depan
ReplyDeleteaamiin ... apapun itu pilihannya semoga yang terbaik bagi anak-anak ya
DeleteWaah Mbak Helena hebat ya bisa homeschooling SiD. Padahal kalau anak homeschooling kerjaan mamanya bertambah banyak ya. Soalnya harus ngajarin anak di rumah sebagai guru. Kalau aku pribadi belum sanggup Mbak. Makanya anak anak di sekolah formal saja.
ReplyDeleteterima kasih, mbak :)
Deleteapapun pilihannya itu yang terbaik buat keluarga masing-masing yah
saya pun enggak selalu jadi guru bagi anak-anak karena kami belajar bersama.
waahhh.. keren deh berani home schooling. aku gak berani karena akunya yang takut gak bisa memenuhi kebutuhan belajarnya di rumah, akhirnya cari sekolah formal aja deh yang sesuai sama nilai keluarga kita.
ReplyDeleteenaknya homeschooling bisa fokus belajar hal yang dia sukai dari kecil sih, jadi nanti bakat minatnya bisa tergali lebih cepat dan dia bisa belajar lebih awal ya. aahh, gudlak mbaak dan SID, keputusannya keren dan semoga sama-sama happy menjalani homeschoolingnya yaaa!
aamiin ... makasih yaa mbak :)
Deleteselalu ada plus minus dalam setiap keputusan, semoga yang terbaik.
waahhh.. keren deh berani home schooling. aku gak berani karena akunya yang takut gak bisa memenuhi kebutuhan belajarnya di rumah, akhirnya cari sekolah formal aja deh yang sesuai sama nilai keluarga kita.
ReplyDeleteenaknya homeschooling bisa fokus belajar hal yang dia sukai dari kecil sih, jadi nanti bakat minatnya bisa tergali lebih cepat dan dia bisa belajar lebih awal ya. aahh, gudlak mbaak dan SID, keputusannya keren dan semoga sama-sama happy menjalani homeschoolingnya yaaa!
Anakku malah HS mulai SD mak. Awalnya sih gegara pandemi, tp sekarang berjalan 3 tahun kami makin terbiasa. Sekarang jg banyak komunitas HS, jd bs ada temen buat tanya dan sharing info
ReplyDeletewaaah alhamdulillah cocok ya dengan HS. Iya sekarang banyak komunitas HS untuk saling berbagi dan belajar
DeleteBenar. Salah satu kekhawatiran orang tua ketika akan menyekolahkan anaknya dengan homeschooling adalah anak kurang bersoliasisi. Mungkin awalnya iya, tetapi lama-kelamaan si anak juga dapat beradaptasi main dengan anak tetangga sebelah misalnya. Ternyata HS untuk anak SD rasanya lebih wow ya dibandingkan anak TK. Belum lagi persiapannya nanti memasuki jenjang sekolah menengah. TFS mak Helena.
ReplyDeleteanak-anak itu mudah berteman, lho, kadang enggak pakai kenalan nama tapi bisa main bareng. bahkan lewat kelas online mereka bisa berteman.
Deletelagipula sekolahrumah bukan berarti hanya di dalam rumah, bisa belajar di luar juga.
Semoga lancar ya Sid apa pun ituu. Asyik banget ngulek, kayaknya happy masak ya. Bude juga mau dong dibantuin 😆.
ReplyDeletedia bisa tegas jawab pengin skul di rumah yaa, nyamannya di rumah. Ku belum pernah nanya deh kayaknya ttg skul, klo ngaji iya, mau di rumah aja
aamiin ...makasih budheee *eh
DeleteSID dulu juga maunya ngaji di rumah aja trus nego berbulan-bulan barulah mau ngaji di masjid karena menurut kami guru ngaji di sana lebih mumpuni
Aku pernah ngalamin HS pas anak usia dini. Dan bener, bahagia banget pas ngejalaninnya...asaaall...nah asalnya ini nih...yang tentatif.
ReplyDeleteAda kendaraan sendiri (Karena Bandung luar biasa ya..susah kendaraan massal) dan dukungan dari suami. Jadi kayak kalo suami dukung besok Kita mau belajar apa... Nah, dukungan ini beneran jadi penguat Aku meski pastinya jalan sendiri.. tapi berasa happy.
Penting banget buat memahami berbagi kondisi di setiap hari dan hal-hal yang bisa dikendalikan agar tetap bisa on track.
wah iya ya mbak, bentuk HS bervariasi tergantung lokasi juga. Di Jakarta kami banyak traveling mumpung transportasi umumnya bagus. Waktu tinggal di kota kecil kami banyak kegiatan di rumah atau jalan kaki, susah angkot.
DeleteDukungan nuclear family juga penting banget yaa karena HS tentang pendidikan keluarga.
Biar g galau pilih saja sekolah di SMM, Sid
ReplyDeleteSekolah homeschooling dengan legalitas layaknya sekolah formal :)
nah ini SMM jadi salah satu opsi PKBM
DeleteApapun pilihannya, homeschooling atau sekolah formal, yang penting anak dan orang tua bisa mempertanggungjawabkan pilihannya itu.
ReplyDeleteSemangat ya SID menjalani homeschoolingnya
tertarik banget pingin homeschoolingin anak2 dulu sejak si kakak masih usia SD, udah nanya2 dan minta sahring bbrp moms yg udah sukses ngejalanin. Tp kendala terbesarku adalah karea aku working mom yang fully kerjanya di luar rumah. Meskipun ada juga working mom yg tetap berhasil home schooling tapi aku ngerasa berat dan blom sanggup. Lancar2 ya Mama Sid utk sekolah rumahny
ReplyDeleteApa pun pilihannya memang itu yang terbaik karena sikon tiap anak dan keluarganya pasti beda-beda. Tapi Sid keren sih sekecil ini udah tau apa yang dia mau. Semoga lancar yaa sekolahnya.
ReplyDeletePas awal corona udah pengen alihkan aja anak ke homeshcooling. Tapi tak jadi, karena sebelumnya baru pindah sekolah juga. Hehehe. Banyak anak sukses homescholing dan ini butuh support keluarga terutama orangtua ya
ReplyDeleteTiap anak dan masing2 kluarga punya pertimbangan dan karakter yg berlainan
ReplyDeleteJadi ga ada mana yg lebih baik, tapi pilih yang Paling Cocok.
Gitu sih.
😁😂
Betul. Kita tidak bisa menentukan mana yang lebih baik antara HS dengan sekolah formal, tergantung kebutuhan dan kesiapan masing-masing.
ReplyDeleteSid mau sekolah di rumah atau bareng teman-temannya, semoga lancar ya Sid apapun pilihannya. Temanku anak ketiganya sekolah formal setelah dua kakaknya homeschooling, capek katanya karena memang harus terlibat banyak banget ya kalau HS
ReplyDeleteKeren Mak, semangat melanjutkan pilihan homeschooling SID untuk sekolah dasar. Pilihan SID jadi dapat dukungan penuh nih dari Mama dan Papanya, semoga diberi kelancaran semuanya.
ReplyDeleteAku selalu kagum dan salut pada orang tua yang memilih homeschooling untuk pendidikan anaknya. Karena aku sempat ingin memberikan hal sama, cuma waktu itu udah kelas 5. Dan aku menyerah sebelum memulai.
Kalau anak mau HS, kita sebagai orang tua juga harus mempertimbangkan ini dan itunya. Terus anaknya gimana, dll.
ReplyDeleteBerbicara soal sosialisasi itu sih enggak harus di sekolah formal ya.. tergantung giamana kita saling berinteraskinya.
Keren banget ah ibu n anak ini. Ibunya telaten homeschooling anak, anaknya jg mau diberi arahan. Aku setuju banget kalo soal sosialiasi itu lintas usia, gek melulu sama temen seusia. Sid selama deket sm keluarga n punya teman dr tetangga jg sdh termasuk sosialisasi
ReplyDeleteMau sekolah formal atau gak, balik ke orang tuanya ya. Kalau aku pribadi ya belum mampu ngajar anak sendiri. Tinggal di desa juga fasilitas kaya perpus dan lainnya tidak selengkapnya kaya di kota besar. Jadi ya sekolah formal jadi pilihan
ReplyDeleteSoal kurang sosialisasi itu sering dinyinyirin org, Aku nulis ttg sosialisasi anak homeschooling pun msh ada komen "aku sekolahin anakku krn khawatir sosialisasinya"... Lha yo mbakeeee makane aku tulis kuwi lhooo cara anak HS bersosialisasi haha.
ReplyDeleteSemua ada plus minusnya, tinggal yang menjalani pilihan yang diambil aja yang kudu fokuuss ke pilihan sendiri, insyaAllah akan terasa sama mudahnya aamiinin ajaaa wkwkwk
Semoga lancar selalu maak...hidup adalah pilihan ya mak dulu aku mantap.mau HS dipikir2 akire ga brani takut up and down emaknya...jadilah cari sekolah yg tdk fokus akademik banyak kegiatan kreatifitas dkk ga kalah dg HS Alhamdulillah dapat...
ReplyDeleteDan keinginan emaknya tercapau 3 th pandemi kyk HS pergi2 sambil belajar online.
Saya belum begitu paham tentang HS. Tapi setelah membaca artikel ini, sedikit banyak saya mulia mengerti kalau HS itu bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan. Ada ujiannya pula. Semoga, apapun pilihannya, mau HS atau sekolah formal, semoga ilmunya berkah dan bermanfaat.
ReplyDeletemasya allah seneng banget membaca artikel mb Helena. Semoga istiqomah ya mbak, meskipun berat insya Allah menjadi timbangan amal shalih kita sebagai orangtua
ReplyDeleteBismillah, semoga dimudahkan ya dalam proses pendidikan anak. Alhamdulillah bisa membersamai selalu buah hati saat homeschooling.
ReplyDeleteMembaca tulisan ini bikin saya jadi merasa teringat masa lalu hehehe. Dulu juga sempat mempertimbangkan antara HS atau sekolah formal. Pertimbangannya juga sekitar 2-3 tahun sebelum anak masuk SD.
ReplyDeleteBanyak cari info dan baca buku ttg HS. Gabung di milis-milis HS di Yahoo Group. Sampai punya blog khusus, persiapan buat HS :D
Akhirnya memilih sekolah formal. Bukan berarti HS gak bagus. Tapi, kebetulan menemukan SD yang sesuai dengan keinginan saya dan suami. Sekolah yang dekat rumah, sangat ramah anak, dan punya beberapa halaman luas.
Itu juga keputusannya last minute. Alhamdulillah masih dapat kursi di sekolah itu. Senangnya lagi, anak-anak saya juga sangat betah sampai lulus. Sistem belajarnya memang menyenangkan.
homeschooling memang makin populer ya mba dan banyak yang menikmati manfaatnya serta anak - anak yang menjalaninya pun tetap belajar dengan baik. Banyak memang yang harus dipersiapkan dan aku yakin dengan kemajuan teknologi komunikasi saat ini, homeschooling bisa menjadi pilihan yang pas untuk banyak keluarga
ReplyDeleteSemangat helen untuk jadi gurunya Sid. Aku selalu takjub dengan orang tua yang memilih jalur homeschooling untuk anak-anaknya
ReplyDelete