Cara belajar homeschooling kerap membuat penasaran. Apa bedanya dengan belajar di sekolah formal? Kali ini saya mau cerita salah satu cara yang kami pakai yaitu belajar sambil ngobrol. Eh, atau ngobrol sambil belajar?
Pengalaman yang saya tulis ini sebenarnya tidak direncanakan namun alhamdulillah malah berjalan baik. Saya pun tergelitik menuliskannya di blog buat dikenang, dibaca kembali saat anak menolak belajar.
Anak Belum Mau Belajar
Cara belajar anak homeschooling jangan dikira mulus-mulus aja. Contohnya hari ini, saya sudah membuat perencanaan belajar, menulis to-do list, dan menyiapkan bahan namun si anak belum mau belajar. Padahal jarang lho saya serajin ini, hahah. Kami lebih sering spontan membahas sesuatu. KZL kan udah siapkan macem-macem eh anaknya belum tertarik.
To-do list untuk SID (7 tahun) hari ini yaitu nature walk, belajar bahasa Inggris (My Family Tree), memasak, dan belajar doa masuk masjid (plus membuat stiker untuk ditempel di pintu masjid). Kebanyakan, ya? Sebenarnya saya mau masukkan belajar berhitung tetapi kemarin sudah, khawatir bosan.
Baca juga: Jalan Pagi di Jakarta
Nature Walk
Kebetulan SID hari ini bangun pagi dan segera mandi. Adiknya juga sudah bangun. So, saya aja mereka jalan-jalan di sekitar rumah sambil mencari sarapan.
Kami sudah berkeliling sampai keluar komplek ternyata tak ada satupun penjual makanan. Ya sudah kami balik pulang bersamaan dengan anak-anak sekolah berlarian masuk sekolah.
Di perjalanan kami sempat menemukan tumbuhan Putri Malu. Tumbuhan kecil ini menggemaskan karena tiap ditowel-towel daunnya menutup perlahan seperti putri yang malu.
Kami juga melewati trotoar yang sedang diperbaiki. Ada pemasangan jalur khusus tunanetra atau disebut juga ubin taktil.
Baca juga Things That Money Can't Buy
Belajar Soal Tematik Keluarga Kelas 1 SD
Setelah sarapan dan main HP (heu … ini yang mau dikurangi), SID belum mau belajar. Ia memilih membaca novel Lima Sekawan di sofa.
Sementara itu, saya dan Uno ngobrol sambil membawa foto keluarga. Biarlah kalau SID belum mau belajar, saya ajak Uno saja. Toh SID bisa mendengar kami karena dekat.
Sambil menunjuk foto keluarga besar, saya berbicara dalam Bahasa Inggris.
"Who is she? She is your grandmother."
"Who is he? He is your grandfather"
Dan seterusnya sampai semua anggota keluarga disebut. Ada father, mother, uncle, aunt, dan cousin.
Kami jarang menggunakan Bahasa Inggris jadi saat ngomong keminggris (sok pakai Bahasa Inggris) jadinya aneh. Uno tertawa setiap mendengar saya menyebutkan nama-nama dalam Bahasa Inggris.
Selanjutnya saya menggambar pohon keluarga sesuai keluarga kami. Saya beri tanda dengan spidol berbeda warna untuk laki-laki (hijau) dan merah (perempuan). Di bawah setiap anggota keluarga saya beri keterangan father, mother, uncle, dst.
Sudah sepanjang ini SID masih tenggelam dalam novelnya yang masuk bab akhir. It's okay, dia ikut mendengarkan, kan.
Selesai dengan membuat family tree, saya mengajak SID berhitung lewat tebak-tebakan semacam soal cerita. Alhamdulillah kali ini dia mau.
"Dalam keluarga kita, lebih banyak mana laki-laki atau perempuan?"
"Dalam keluarga kita, lebih banyak mana anak laki-laki atau anak perempuan?"
"Dalam keluarga kita yang sudah menikah, lebih banyak mana laki-laki atau perempuan?"
"Berapa jumlah anggota keluarga kita?"
Soal pun berlanjut dengan cerita jalan-jalan sekeluarga. Ceritanya keluarga besar hendak pergi naik mobil sedan. 1 mobil dapat berisi maksimal 5 orang. Berapa mobil yang dibutuhkan?
Setelah naik mobil dan menentukan siapa saja sopirnya, kami jalan-jalan ke Telaga Sarangan. Ternyata kami perlu membeli tiket masuk dan membayar parkir dengan tarif:
Mobil 5.000
Anak-anak 1.000
Dewasa 10.000
Lansia gratisss
Berapa total yang harus kami bayar?
Baca juga: Es Puter Matematika
Setelah membayar alhamdulillah kami bisa masuk Sarangan, melihat telaga yang begitu luas. Di sana ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti:
Bermain flying fox 15.000
Naik speedboat 15.000
Berkuda 10.000
Makan p*pmi 10.000
Makan sate kelinci 20.000
SID membawa uang saku 50.000 rupiah. Kegiatan apa saja yang dapat ia lakukan?
Uno juga membawa 50.000 rupiah tetapi ia masih kecil, belum bisa berhitung. Tolong pilihkan kegiatan apa saja yang pas dengan uangnya.
Alhamdulillah uang Uno sudah habis untuk naik flying fox, speedboat, dan makan sate. Saatnya pulang~
Baca juga: Dokumentasi Anak Homeschooling Seperti Apa?
Btw, ini soal ceritanya panjang banget ya 😆 hasil mengarang indah sambil ketawa-ketawa dengan anak. Dari yang awalnya nggak mau belajar malah bisa ceklis to-do lists hari ini. Hihi ….
Terima kasih, ya, Nak sudah belajar bersama Ibu ♥️
Menarik banget sebenarnya homeschooling itu ya, cuman kayaknya ga cucok buat mamak nggak sabaran kek saya, hahaha.
ReplyDeleteJangankan mau sabar menanti anak belajar, nyuapin sambil dia banyak tingkah aja, saya esmosi sendiri hahahaha.
Jadinya ya sekolah di luar.
Btw, saya sejujurnya belum mengerti nih, kalau homeschooling gitu, gimana caranya nama anak terdaftar di kemendikbud ya?
hehehe akupun masih suka emosi jiwa sama bocah >,<
Deletebuat ikut ujian kesetaraan paket ABC yah mbak anak bisa daftar ke PKBM atau SKB. Dari situ si anak dapat nomor induk siswa nasional supaya bisa ikut ujian dan mendapat ijazah yang diakui negara.
anakku juga paling suka kalo udah jual2an gitu.. yang paling sebel kalo aku ketipu ama uang mainan wkwk pernah tuh mba ga sengaja bawa uang 10 ribu mainan, aku kira uang beneran.. hampir aja aku bayarin ke warung
ReplyDeleteSaya tak pernah berpikir bagaimana homeschooling senyatanya. Apakah mungkin anak betah belajar di rumah? Kalau saya terus terang belum cocok untuk menerapkan metode homeschooling karena menurut saya anak jadi kurang bersosialisasi, tapi tentu ada pertimbangan lain ya kenapa homeschooling itu juga menjadi pilihan tepat.
ReplyDeletePerlahan saya mulai tertarik juga nih dengan sistem homeshooling. nti mau baca lebih banyak ah soal tema homeschooling ini di blognya mba Helena. Dan semoga adek SID dan bunda selalu semangat belajar sama2 setiap hari. Ciayoo
ReplyDeletewiiih best parenting mom versi twinkl ini emang soooo creative!
ReplyDeletelove what you do, love the way you do it too!
semangat yaaa Helena
anakku sempet tuh minta home schooling karena merasa lebih nyaman di rumah selama pandemi kemarin
ReplyDeleteSaya pernah kepikiran untuk HS. Sampe bikin blog khusus mencatat perjalanan anak-anak kalau HS. Isinya yang kurang lebih kayak gini. Segala kegiatan mereka saya tulis hihihi. Meskipun akhirnya batal HS, tapi saya suka sih baca-baca lagi ceritanya. Apalagi ketika anak-anak sudah besar kayak sekarang
ReplyDeleteAsik banget ya cara belajarnya jadi seperti sesi ngobrol bercerita sama si kecil. Banyak sekali mata pelajaran yang bisa dimasukkan dalam sebuah obrolan sederhana begini.
ReplyDeleteWahhh ternyata hal sederhana sehari-hari juga bisa masuk dalam pembelajaran home schooling ya.. Kebetulan saya suka bawa ponakan saya jalan2 di kebun dan memperkenalkan jenis-jenis tanaman, meskipun dia lebih fokus sama asap dan api dari bakaran sampah sama lemparin batu kerikil ke kolam ikan punya bapak. hehehehe..
ReplyDeleteHomeschooling bikin orang tua lebih kreatif dalam memberikan pelajaran yan sesuai dengan kurikulum dan usianya. Jalan-jalan ke luar rumah aja ada banyak hal yang bisa dieksplorasi ya
ReplyDeleteNgobrol itu penting buat tumbuh kembang anak, bahkan gaya bicara bisa mempengaruhi kondisi emosional dan perkembangan anak
ReplyDeleteNgobrol penting sama anak, jangan sekedar ngobrol, perintah dan ngomel2 aja tapi diskusi karena itu menambah daya kerja otak si anak
ReplyDeleteAih, SID bacaannya Lima Sekawan. Aku pun mulai beli lagi dikit-dikit beberapa judul Lima Sekawan di marketplace, nyari yang second sih hehe, biar dapat banyak sekalian. Tapi yang lebih tertarik kayaknya kakaknya dulu.
ReplyDeletemba sebenerya metode belajar home schooling ini sangat bagus yah mba diterapkan oleh kita ke anak-anak tapi sayangnya aku salah satu yang gak bisa menerapkan home schooling buat anakku karena tingkat kesabaranku sependek itu mba
ReplyDeletePilihan Uno oke juga bisa menyelesaikan tantangan menghabiskan 50K eh apa sih hehe.
ReplyDeleteJadinya sambil belajar menghitung sih buat abangnya ya, dan menjadi boding antar anggota keluarga
Seru banget sih belajar home schooling tapi kayaknya ini ga cocok sama aku mbak karena aku bukan tipe ibu yang sabar mengajari anak, kadang suka emosi kalau anak tidak mau atau tidak bisa mengerjakan tugas. Aku yang harus masih banyak lagi belajar SABAR
ReplyDelete