Penyebab Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia
Sempat saya menyangsikan minat
baca masyarakat yang rendah karena teman-teman saya banyak yang berjualan buku
di media sosial dan saya selalu tergoda untuk ikutan PO (prapesan). Eh,
itu saya. Belum tentu orang lain demikian.
Saat menonton IG live @jnewsonline
November 2021 lalu, Maman Suherman, dikenal juga dengan Kang Maman, menyebutkan
penyebab rendahnya literasi membaca di Indonesia karena akses. Hal ini memantik
rasa penasaran saya hingga berkenalan dengan Alibaca. Apa tuh?
Alibaca merupakan Indeks Aktivitas
Literasi Membaca meliputi 34 provinsi di Indonesia yang dirilis Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan RI. Indeks Alibaca terdiri dari indeks kecakapan,
akses, alternatif, dan budaya. Indeks Alibaca Nasional tahun 2019 (sumber)
di angka 37,32% yang tergolong rendah.
Benar kata Kang Maman. 15
provinsi di Indonesia memiliki indeks akses yang sangat rendah bahkan DKI
Jakarta, yang tertinggi, masuk kategori sedang.
Bahagia Bersama Peran Ibu Meningkatkan Literasi Membaca di Indonesia
Ingin hati menularkan virus,
maksudnya virus positif gemar membaca ke masyarakat supaya semakin banyak yang
bahagia bersama buku. Sumber ilmu yang luar biasa, lho, buku-buku itu. Mau,
dong, anak kita tumbuh cerdas dan bermanfaat membangun bangsa, salah satunya dimulai
dengan membaca buku.
Seharusnya pemerintah begini ….
Seharusnya instansi begitu ….
Daripada hanya menunggu
pihak lain lebih baik kita ambil peran meningkatkan literasi membaca di
Indonesia. Bisa kita mulai dari rumah, kok. Ini peran ibu yang dapat kita
lakukan:
1. Membaca buku sebagai rutinitas harian
Kebiasaan baik membaca perlu dipupuk
dari diri sendiri. Apakah Ibu senang membaca? Setelah menjadi ibu apakah masih
rutin membaca?
Jujur, membaca buku tanpa interupsi
menjadi aktivitas mewah bagi saya. Rasanya sudah lelah dengan aktivitas harian
beberes rumah dan mengurus anak sampai lupa bahwa otak juga perlu “nutrisi”.
Membaca pun dapat menjadi sarana
hiburan. Maka, saya memasukkan membaca buku dalam rutinitas harian. Menyempatkan
diri 15-20 menit fokus membaca perhari membawa perubahan. Rasanya selangkah lebih
pintar setelah membaca buku. *LOL.
Buku-buku yang saya baca pun
bergeser genre-nya. Jika dulu senang membaca novel fantasi, sekarang buku
parenting mendominasi bacaan saya. Terkadang saya juga membaca buku anak-anak
terutama komik karena mampu menyajikan ilmu pengetahuan yang rumit dengan bahasa
ringan.
Mengenalkan buku sejak dini |
2. Membaca nyaring untuk anak
Membacakan buku untuk anak dengan
metode membaca nyaring (read aloud) juga dapat kita lakukan. Anak-anak biasanya
akan penasaran melihat kebiasaan orang tuanya membaca buku. Mereka ingin
membaca juga walau belum bisa membaca huruf.
Tak apa, itulah awal dari proses
jatuh cinta pada buku. Ibu fasilitasi dengan membangun kebiasaan membaca buku
bersama anak setiap hari, bisa saat istirahat siang atau menjelang tidur.
Hal ini sangat berdampak positif
dalam keluarga saya. Sejak bayi si sulung saya bacakan buku terutama sebelum
tidur. Pegal, iya, apalagi ia meminta diulang-ulang sampai saya hafal isinya di
luar kepala. Alhamdulillah di usia 6 tahun rentang konsentrasinya semakin
panjang saat membaca bahkan ia sudah menuntaskan sebuah judul di Lima Sekawan.
Saat ini kami sedang read aloud Laskar Pelangi. Nyicil sedikit-sedikit.
3. Berkunjung ke perpustakaan
Tahu enggak, data LAKIP Perpusnas
2016 menunjukkan ketersediaan perpustakaan di Indonesia masih rendah (20%) dibanding
kebutuhan terutama perpustakaan umum di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
Di tiap sekolah pun belum tentu memiliki perpustakaan. Alamak!
Kabar baiknya, semakin banyak
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Indonesia. Tercatat 5.000 lebih TBM
se-Indonesia yang diharapkan dapat menarik minat baca masyarakat.
Baca juga: Perpustakaan Jakarta Ramah Anak
Alhamdulillah di lingkungan saya
tinggal terdapat perpustakaan mini berbentuk gerobak. Siapa saja boleh mampir
dan membaca buku di sini, terbuka 24 jam. Walau sempat tutup di awal pandemi,
Gerobak Ilmu kini telah buka kembali.
Gerobak Ilmu ini menjadi jujugan
kami sepulang mengaji atau saat bermain di taman, letaknya tepat bersebelahan
dengan taman. Tak hanya membaca sendiri, terkadang saya mengajak anak-anak lain
untuk membaca buku bersama terutama untuk anak usia dini. Senang, lho, melihat
binar mata mereka mempelajari isi buku. Bahkan ada yang bisa membuat jalan
cerita sendiri melalui gambar-gambar di buku.
Membaca di Gerobak Ilmu bersama anak-anak dan tetangga |
Saat main di taman biasanya kita
membawa bekal camilan, kan. Bawa juga sebuah buku untuk dibaca bersama.
Di rumah, kita bisa menyediakan perpustakaan
mini. Di tempat kami, rak buku berada di pojok bermain anak sehingga mereka
mudah mengambil buku secara mandiri.
Pernah berkunjung ke perpustakaan
di daerahmu? Sebulan sekali kami mengagendakan pergi ke Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) di seberang Monas, Jakarta. Di sana ada layanan khusus anak, bisa baca
di tempat atau meminjam buku untuk dibaca di rumah. Gratis!
Berkunjung ke perpustakaan atau
TBM dapat menghemat anggaran pembelian buku. Lumayan ….
4. Buku sebagai hadiah
Bingung memilih hadiah apa untuk
anak, teman sekolahnya, atau kerabat? Mengapa tidak menghadiahi buku? Buku
dapat menjadi hadiah untuk berbagi bahagia bersama orang lain.
Lagi-lagi saya terinspirasi Kang
Maman yang gemar berbagi buku. Beliau membuat giveaway berhadiah buku,
menyalurkan wakaf dan kado berupa buku ke berbagai daerah di Indonesia. Pengirimannya
didukung JNE yang sudah terpercaya selama 31 tahun mengantarkan kebahagiaan
hingga ke pelosok negeri. Masya Allah, langkah ini dapat meningkatkan akses
membaca buku terutama di daerah yang indeks akses Alibaca-nya masih rendah.
Kang Maman mengirim hadiah giveaway buku melalui JNE (sumber: IG @sundulman) |
Ngomong-ngomong JNE, ekspedisi ini mendukung majunya Indonesia dengan literasi baca-tulis, lho! Tak
hanya mengirimkan buku, JNE mendukung literasi karyawannya melalui lomba menulis
dan pemberian materi seputar literasi baca-tulis melalui IG live “Asyiknya
Nulis yang Asyik”. Kita bisa menonton juga di akun Instagram @jnewsonline.
5. Mengulas buku
Buku-buku yang kita baca juga
bisa diulas di blog maupun media sosial. Semakin mudah, ya, dengan jaringan
internet yang membuat jangkauan semakin luas.
Ada yang mau membeli buku tapi
ragu dengan isinya. Ada pula buku menarik dan sangat bermanfaat namun kurang
populer. Ulasan kita akan sangat membantu para calon pembaca untuk memilih buku
yang tepat.
Iya, Bu, kita dapat berperan
untuk bahagia bersama menularkan “virus” gemar membaca. Harapannya peran kecil
tiap ibu dimulai dari diri sendiri, keluarga, kemudian semakin luas ke lingkungan
sekitarnya mampu meningkatkan literasi membaca di Indonesia.
Dari kelima hal tersebut, manakah
yang Ibu lakukan? Punya kiat lain meningkatkan literasi membaca di Indonesia? Ceritakan
di kolom komentar, ya!
Yang udah aku lakui itu membaca jadi rutinitas, membaca nyaring buat anak soalnya anaknya jadi suka baca juga, memberi buku sebagai kado. Cuma aku belum pernah ngajakin Erysha ke perpustakaan. Pengen ngajakin ke sana ntar kapan kapan.
ReplyDeleteAlhamdulillah udah membangun kebiasaan baik di keluarga ya.
DeleteEh di Batam ada komunitas Read Aloud. Yg buat temanku. Bisa ikutan tuh mba
Kang Maman super duper inspiring!
ReplyDeleteMemang selalu sedih kalo baca kabar bahwa bangsa kita engga gemar baca.
Semogaaa dgn semangat yg ditularkan kang Maman dan JNE, makin banyak orang yg mengapresiasi buku dan makin suka baca ya
Iyaa penuh inspirasi. Semangat menulis dan menebarkan kebaikan lewat kecerdasan literasi patut kita contoh.
DeleteOh iya nih, anak2 mesti dimuali sedari kecil gemar membaca buku :) BIasanya mereka senang membaca buku cerita bergambar dan didongengi orangtua sebelum bobo :D Anak2ku juga happy kalau dapat kado dari tantenya, buku yang pop up gitu duluuu, kalau sekarang udah abg jadi kayak novel deh hehehe. Kirim buku via JNE sangat oke dan tepat waktu. Literasi membaca jadi terbantu deh.
ReplyDeleteBuku pop up bagusss Mbak. Sekarang juga ada buatan dalam negeri, bahasa Indonesia jadi mudah disampaikan ke anakku. *Kali Aja Mbak Nurul mau kirimin. Hehehe
DeleteAKu membiasakan anak-anak baca buku sejak kecil..Mulai dibacakan dengan keras sama ibuknya..sampai mereka bisa baca sendiri..Kalau ada rejeki lebih sering acc beli buku daripada beli mainan hehe..
ReplyDeleteNah iyaa kayak lebih rela beri hadiah buku dibanding mainan. Padahal bocor juga sih Kalau ditotal apalagi buku berseri, ga cukup beli 1 nomer. Hahaha
DeleteKalau jaman dulu, bisa dibilang orang masih sibuk tentang urusan perut. Bahkan hingga kini, membaca dan buku adalah priviledge. Untungnya makin banya laman perpustakaan buku anak digital dan gratis ya, jadi insya Allah generasi anak kita akan lebih cinta buku dan membaca.
ReplyDeleteE-book anak makin banyak ya Mbak. Aku belum Cari tahu survei tentang ini apakah sudah banyak yang akses juga? Internet di beberapa daerah Kan belum stabil.
DeleteNah iya, Mbak untuk meningkatkan literasi membaca anak-anak kita, jangan hanya menunggu pemerintah atau instansi yang bergerak.
ReplyDeleteJustru kita sebagai ibu yang harus mengajak anak untuk mencintai literasi ya...
Kita juga bisa bergerak dari rumah. Pemerintah pun sudah Ada program seperti kegiatan membaca di sekolah. Kalau sama-sama bergerak, bakal lebih cepat
Deleteaku juga hadir dalam JNENewsonline Kang Maman tapi memang sedih yah apalagi buat distribusi buku ke pelosok karena buku2 lebih banyak ya di kota..
ReplyDeletePR banget memang buat ibu untuk kembali lagi membacakan buku, ritual yang udah jarang aku lakukan karena sekolah online menguras tenaga wkwk
Iyaa mbak, bahkan Papua masuk sangat rendah untuk akses buku. Sedih deh padahal buku sebenarnya enggak mahal-mahal amat. Eh Mahal di ongkir Kali yah
DeleteBanyak hal yang kemudian menjadi salah satu cara untuk semakin mengenalkan anak dengan dunia membaca. Aku beruntung sejak kecil juga sudah dikenalkan dengan membaca oleh kedua orangtua. Salut dengan mba Helena yang sejak dini juga sering ajak anak ke perpustakaan
ReplyDeleteDari kebiasaan orang tua mengenalkan kegiatan membaca sejak dinilah yang memudahkan kita melanjutkan ketika dewasa. Kalau dulu itu baca koran tiap pagi
DeleteSedih banget kalau literasi membaca di Indonesia rendah. Sebagai ortu kita emang kudu bergerak agar tingkat literasi naik lagi, dan enggak menganggap beli buku itu mahal karena jadi investasi kecerdasan anak.
ReplyDeleteBuku ratusan ribu, ada. Buku belasan ribu juga ada. Aku suka Cari diskonan heheh trus sekalian beli banyak buat stok. Atau kalau Ada perpus di dekat tempat tinggal bisa digunakan.
DeleteBuku sebagai hadiah saya lakukan sejak lama karena akan selalu di kenang ya, bahkan ketika anak2 masih bayi saya suka ikut jd reseller buku anak bonus nya bisa koleksi buku bacaan dg Laba penjualan
ReplyDeleteWah gitu ya mbak. Bacakan buku anak sekaligus jadi reseller. Dapat double manfaat!
DeleteKelimanya udah aku lakukan, cuma yang mengulas buku udah cukup lama terhenti karena butuh fokus. Aku berntung lahir dari orang tua yang mengajarkan membaca itu menyenangkan. Dan itu pula yang aku lakukan pada anak-anak meski suami tidak suka membaca. Beneran ini, tapi yang aku suka, suamiku suport banget dengan kecintaanku pada buku. Bahkan dia sampai pesan rak buku sebanyak 6 untuk menyimpan koleksi buku bacaanku dan anak-anak.
ReplyDeleteTapi aku belum pernah kasih buku melalui kiriman paket JNE. SElama ini ketemu langsung dengan yang mau aku kasih kado buku
Wew alhamdulillah suami mendukung ya mbak dengan 6 rak buku. Bahagianya.
DeleteEh boleh lho kirim hadiah buku ke TBM di Indonesia lewat JNE
Membiasakan anak untuk doyan membaca buku memang perlu peran seorang ibu mengakomodasikan buku-buku bacaan untuk anaknya juga mendorong mereka dan menemani waktu membaca buku
ReplyDeleteDarell sendiri gimana mbak Aie? Udah pra remaja gitu sukanya baca apa?
DeleteYap...harus diakui Literasi Membaca di Indonesia masih rendah, bahkan sampai saat ini aku masih berjuang agar anak-anak suka membaca dan menjadikan akivitas membaca sebagai favoritnya, tapi ternyata susah banget ya kadang sampai aku download buku digital agar anak-anak mau membaca setiap hari, di baca sih tapi ngak lama.
ReplyDeleteBertahap ya mbak namanya membangun kebiasaan. Ada yang menerapkan reward seperti ini: setelah baca 2 buku bisa bermain HP sekian menit
DeleteMembaca nyaring ini membantu banget untuk meningkatkan minat anak-anak terhadap dunia literasi dan juga kemampuan berbahasa. Harus dirutinkan
ReplyDeleteYes mbak, kemampuan berbahasa, berkomunikasi, juga membaca dan menulis anak.
DeleteDuh, jadi inget rencana baca 3 buku dan mengulasnya saat anak libur sekolah ini dan ambyar ga dikerjakan hiks
ReplyDeleteMemang literasi membaca di Indonesia bisa diupayakan kenaikannya dengan membiasakan kegiatan literasi dari rumah sejak dini ya. Ide di artikel ini menarik sekali jadi pengingat diri nih...
Semangat Mbak Dian! Aku jarang mengulas buku di blog karena kudu panjang, hahaha. Jadi saat ada ide ya buat ulasan di reels atau story IG aja.
DeleteKak Helen...
ReplyDeleteAku jadi terinspirasi abis baca tulisan kak Helen yang ini. Kan kemarin uda langganan Gramdig setahun yaa.. Jadi aku instalin di gadget anak-anak dan kita ngariung kalo mau berbagi buku bacaan. Belum rutin, tapi sedang berusaha saling baca dan berbagi insight buku bacaan, dari lingkaran terkecil, bareng anak-anak, Ai dan Hana.
Well done, Mbak Len. Setelah membaca, diskusi bareng bahas buku, eh sapa tau nanti buat book club
DeleteIya mama Sid, sedih yaa ternyata minat baca masyarakat kita itu masih rendah yaa. Jangankan orang lain, saya juga kadang suka males juga abca buku. Baca buku itu jadi hal yang kurang menarik karena kita gak dibiasakan untuk menerapkan budaya baca yaa. Makanya di keluarga, peran ibu itu penting ya mbak. agar anak minat membaca, maka harus diteladani dulu oleh kedua orang tuanya.
ReplyDeletePrinsipku sebelum menyuruh orang lain, harus ku lakukan dulu. Ya biar gak asal nyuruh-nyuruh aja, hehe. So, akupun merutinkan kembali membaca.
DeleteBuku sebagai hadiah tu kyknya gak pernah gagal memang., Tinggal sesuaikan dengan usia yang dikasi maka bukunya biasanya akan cocok :D
ReplyDeleteSemoga kalau makin banyak ibu2 yang rajin bacain buat anak2nya, generasi mendatang jd lbh suka membaca yaa
Nah tinggal sesuaikan usia dan minat si penerima buku. Semoga cocok yah.
DeleteAamiin.
Bener banget literasi baca di Indonesia emang agak rendah jadi harus di mulai dari diri kita sendiri dan anak kita yah..
ReplyDeleteSemangat berperan dimulai dari diri dan keluarga :)
Deleteaku suka gemeesh memng mba kalau ada yang ngga suka baca buku maupun aneka referensi yang begitu beraneka ragam dan penuh manfaat. Rasanya rugi banget karena banyak ilmu dan info serta kenikmatan yang kita dapatkan dari membaca ya
ReplyDeleteKalau udah suka membaca emang bakal ketagihan. Hehehe
Deleteiyah Mba, kita bisa mewajibkan atau memulai untuk anak disiplin membaca dari rumah. Saya menerapkan harus , setiap malam membaca buku sebelum tidur. Apalagi kalo mau main HP, harus tuntas satu buku cerita yang saya pilih berbahasa dua . mereka juga suka. bahasa Inggrisnya wajib dibaca meski gakpaham, hehehe
ReplyDeletewah ide bagus ini Mbak Milda. Anak jadi belajar bahasa Inggris juga lewat bilingual book. Semoga makin cinta membaca ya
DeleteMembaca buku tanpa adanya interupsi ialah hal yang mewah juga bagi saya. Rasanya bahagia sekali ketika menikmati lembar demi lembar buku, kita bisa masuk ke dalam ceritanya.
ReplyDeleteMembaca buku di Indonesia memang masih rendah walaupun saat ini banyak taman baca yang buka.
iya mbak. Membaca untuk diri sendiri masuk ke rutinitas harianku. Kudu "dipaksa" gini supaya menyempatkan waktu belajar buat diri.
DeleteSelama ini aku bersyukur diajarin mencintai buku sejak dari bayi Ama papa. Dan ortu bener2 support kalo untuk urusan membeli buku dulu. Ibaratnya, kalo beli mainan papa pasti mikir lamaaaa dan kdg ga mau beliin. Beda cerita kalo kami mintanya buku 😄. Ga pake mikir, langsung dibeliin.
ReplyDeleteCara yg dulu papa terapin ke kami, itu aku pale buat anak2ku. Aku ga pernah perhitungan utk beli buku. Malah tiap bulan selaku ada budget buat beli buku ntah bekas atau baru. Krn aku memang LBH suka buku fisik dan kebetulan punya perpustakaan pribadi.
Cara lain, aku selalu luangin waktu minimal 3 jam utk membaca mba. Dan anak2 suka penasaran jadinya, maminya baca buku apa, sehingga minat baca mereka juga naik.
Trus akupun punya reading challenge sendiri tiap tahun. Kayak THN ini 60 buku sampai akhir THN nanti. Dan sebagai bukti itu semua aku bikin review-nya juga di IG. Tapi memang minat bacaku ini terbantu juga berkat asisten yg selalu support utk kerjaan rumahtangga , jadi aku punya banyak waktu luang buat membaca.
Read aloud ke anak2 juga sering, tiap malam biasanya. Tapi kdg kami gantian. Kalo malam ini aku yg bacain, besok si adek, trus kakanya . Dengan begitu mereka jadi terbiasa untuk membaca. :)
alhamdulillah, mudah di-acc ya urusan membeli buku. Aku dulu juga gitu, sekali ke toko buku udah buat daftar buku yang mau dibeli.
DeleteKebiasaan yang baik ini buat diterapkan sampai ada reading challenge plus review-nya. Aku suka baca review-mu juga lho mbak. Great!
trus read aloud menjelang tidur itu paling asik yaa. anak-anak udah bisa baca semua jadi baca bukunya gantian deh.
emaknya suka baca buku, anaknya jugfa ketularan. terjadi di aku., dan anak aku memang aku kasih buku sejak dia belum bisa membaca, aku ceritain juga, kalau sekarang sih aku wajibkan setiap hari membaca meski hanya satu lembar.
ReplyDeleteNah terbukti kan menularkan virus gemar membaca ke anak dimulai dengan orang tua senang membaca
Deleteaku dulu suka banget baca buku, aroma kertas itu paling cinta tapi makin kesini makin males dong, maunya buka digital tapi aku berusaha improve buat balik baca buku, ngasih liat kebiasaan baik ke anak supaya dia juga suka budaya membaca buku
ReplyDeleteE-book buat balita kayaknya masih gimana yah. Lebih baik kasih buku fisik, belajar memegang, membuka halaman buku. Ajak juga ke perpus, mba :)
DeleteAku juga menyadari kalau literasi anak-anak makin menurun. gini aja, anakku yang sulung tuh dulu sejak kecil hobi baca dikasi buku sebanyak apapun dia baca. Beda nih sama adik-adiknya yang udah jadi generasi serba digital. Lebih suka nonton video daripada baca. Ya mesti dicontohin dan ada waktu khusus untuk membaca bersama keluarga. KArena aku juga menyadari, kalau selama ini aku sendiri juga jarang baca buku, seringnya ya baca digital gini.
ReplyDeleteBeda generasi yah antara sulung dengan adiknya. Semoga kebiasaan baik membaca dalam keluarga membuat anak-anak makin cinta buku
Deleteanak-anak kita emang perlu sering2 dikenalkan buku yang beranekaragam. Anakku juga awalnya enggak suka baca alhamdulillah terlihat di sulung sih suka baca yang bertema berat2
ReplyDeletesaudara saya juga melakukan banyak hal untuk membuat anaknya senang membaca, mulai dari bacain buku nyaring, bacain buku kalau malam, mengajak dia membaca dan hal-hal seperti itu membuat anak-anak jadi senang membaca
ReplyDeleteAku suka ngasi buku buat hadiah, entah buku bantal, buku cerita, buku bergambar dll..
ReplyDeleteJadi makin ingin mengulas buku nih. Kebetulan ada agendanya sih tapi belum selesai juga dibaca, hehe
ReplyDeletePembiasaan seseorang bermula dari keluarga ya. Anak mencintai buku jika di rumah orang tua memang membiasakan dan mengupayakan buku dekat dan menjadi yang dibutuhkan oleh anak.
ReplyDeletePaling sering sih membaca nyaring ni bareng bocah. Sebenernya aku pengen juga ajak anak ke perpusnas, tapi jauh hiks
ReplyDeleteDisini ada sih tapi ragu 😆
Saya termasuk yang suka membaca buku,apa saja dibaca kadang tertidur dengan bacaan masih ditangan.Tapi sayangnya anak-anak saya lebih suka di dongengin cerita daripada membaca langsung dari buku ya,perlu lakukan perubahan nih
ReplyDeleteMembaca nyaring sebetulnya dulu sering diajarkan guru aku mba. Dan ini juga oke banget buat aku lakukan ke anak. Tapi jarang hiks karena anak jadinya senang membaca sendiri. Hehhe
ReplyDeleteAkku udah mulai mengenalkan buku sejak anak anak kecil mom
ReplyDeleteKarena aku juga termasuk orang yang suka.baca buku
Tapi pas anak naka besar
Malah ikut hobi bapaknya jalan jalan
Dimana hobi itu agak susah disingkronkan dengan baca buku yg butuh ketenangan ..
Alhasil paling baca buku anak setiap malam itu pun kalau enggak ketiduran setelah diajak jalan muter muter sama bapaknya...
Heheh
Betul banget. Membiasakan anak-anak suka membaca sejak dini adalah salah satu usaha agar anak nantinya suka membaca. Walopun sekarang makin susah karena anak juga lebih suka lihat hape.
ReplyDeletebener banget, membacakan buku dengan nyaring ke anak-anak itu membuat anak betah lho membaca buku. Saki juga alhamdulillah begitu. dia suka sekali membaca. meskipun gak bisa baca, tapi setelah mendengarkan ceritanya dia jadi gafal alur ceritanya dan suka dibacakan buku lainnya
ReplyDeleteIya ya..Gimana minat baca anak ga kurang ya.. Kalau ibunya sendiri sudah malas baca. Dan kegiatan baca juga ga dipupuk sejak dini. Duuh jadi liat ke Adek Fi nih. Masih minim baca bukunya
ReplyDeleteanak2 memang harus diajarkan emngenal buku sejak dini ya, sebelumbisa baac dibacakan sehingga mereka terbiasa
ReplyDelete