Review Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya
Ayah Vs. Anak Lelakinya tentang 9 macam pola pengasuhan ayah |
Di lain waktu, mereka asyik berbagi semangkok mie instan. Aneh, ya, biasanya orang tua melarang anaknya makan mie instant eh yang ini malah makan bareng.
Hmm … hubungan ayah dengan anak
lelakinya belum saya pahami. Apa sih yang ada di pikiran mereka berdua. Lewat buku
“Ayah Vs. Anak Lelakinya”, saya mencoba melihat dari kacamata kaum pria.
Judul: Ayah Vs.
Anak Lelakinya
Panduan bagi orang
tua, khususnya ayah, dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan anak lelakinya
Penulis: Ieda
Poernomo Sigit Sidi
Penerbit: PT. Elex
Media Komputindo
Tahun terbit: 2007
Jumlah hal: 151
ISBN:
978-979-27-1348-0
Psikologi
Baca di: apps Gramedia Digital
Blurb:
Anak lelaki dalam keluarga memang punya posisi berbeda dari anak perempuan. Ada harapan, kegalauan, cemas, mengiringi Bahagia yang tersimpan di hati karena punya anak lelaki. Benarkah akan selalu begitu pendapat dunia tentang lelaki yang membuat sebagian ayah gamang dan anak lelakinya bingung?Buku ini akan menguak beberapa kisah nyata yang diambil dari meja praktik penulis sebagai psikolog selama 30 tahun lebih. Dari kisah-kisah tersebut, ternyata figure ayah bisa disimpulkan dalam nuansa kebanggaan, kewajiban, kecemasan. Secara fisik, ayah diposisikan sebagai pelindung. Secara emosional dan spiritual, ayah diharapkan bisa menjadi pembimbing. Namun, kenyataannya akan berbicara lain. Lalu, muncul reaksi anak yang cukup beragam, terutama mereka yang berstatus sulung, atau anak lelaki yang ternyata hanya satu-satunya dalam keluarga. Begitu juga banyak kecamuk perasaan ayah.
Para ahli psikologi perkembangan
berpendapat bahwa ada perbedaan antara hubungan anak lelaki dengan ayah, dan
anak lelaki dengan ibunya.
Ulasan di setiap bagian akhir
kisahnya, diharapkan dapat memandu pembaca dalam memahami pesan dari kisah yang
ditampilkan.
baca juga: Ayah Hebat, Keluarga Sehat
Pola Pengasuhan Ayah pada Anak Lelakinya
Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya menceritakan
sembilan pola pengasuhan ayah beserta dampaknya pada kehidupan si anak. Setiap tipe
pengasuhan diceritakan dalam bentuk cerita pendek yang ditutup ulasan dari
penulis sebagai seorang psikolog. Kesembilan gaya pengasuhan ayah, sebagai
berikut:
Melangkah Sendiri
Ayah jarang berkomunikasi dengan anak lelakinya. Kalaupun mau bicara menggunakan perantara ibu. Hal ini dilakukan untuk menjaga wibawa sang ayah.
Sang Prajurit
Ayah sebagai seorang tentara mendidik anak-anak secara disiplin ketat dan penuh kemandirian. Tidak ada pujian ataupun hadiah. Ayah tak segan menghukum secara fisik bila anak melakukan kesalahan.
Beban Masa Lalu
Anak lelaki sebagai anak sulung yang diperlakukan berbeda dari adik-adiknya. Ia dicap “anak haram”. Ayah dan ibunya menikah karena ibunya hamil duluan (married by accident). Ia merasa kehadirannya tidak diharapkan oleh ayah.
Putra Mahkota
Berkebalikan dari cerita sebelumnya, di sini ayah sangat menginginkan memiliki anak laki-laki untuk meneruskan usahanya. Begitu dikaruniai anak lelaki, ayah menyiapkan segala sesuatu agar si anak menjadi penerus dan membawa nama besar keluarga.
Tulang Punggung
Semasa hidupnya, ayah bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Bukan hanya keluarga inti tetapi kemenakan dan saudara-saudara lainnya ada saja yang bergantung pada ayah. Anak lelaki pun tumbuh menjadi penerus ayah sebagai tulang punggung keluarga besar.
Sahabat
Ayah menempatkan diri sebagai orang tua sekaligus sahabat bagi anak lelakinya.
Cermin Kelam
Ayah sangat berharap memiliki anak laki-laki sehingga tidak mempedulikan kemampuan anak-anak perempuannya. Pada anak lelaki satu-satunya, ayah memperlakukan dengan sangat istimewa bahkan cenderung berlebihan. Hal ini membuat si anak lelaki terjerumus pada narkoba.
Mitra
Ayah memposisikan anak lelaki setara dengan anak perempuan. Anak-anaknya adalah mitra ayah yang mendapat hak untuk didengar pendapatnya, diajak berdiskusi, serta terlibat dalam usaha ayah.
Selingkuh
Si anak lelaki mengetahui ayahnya pernah selingkuh walau ibunya begitu setia. Ketika si anak tumbuh menjadi ayah, ia pun tergoda dengan wanita lain. Ia mempertanyakan apakah selingkuh itu suatu hal yang genetik? Wajar dilakukan?
Ayah sebagai seorang tentara mendidik anak-anak secara disiplin ketat dan penuh kemandirian. Tidak ada pujian ataupun hadiah. Ayah tak segan menghukum secara fisik bila anak melakukan kesalahan.
Anak lelaki sebagai anak sulung yang diperlakukan berbeda dari adik-adiknya. Ia dicap “anak haram”. Ayah dan ibunya menikah karena ibunya hamil duluan (married by accident). Ia merasa kehadirannya tidak diharapkan oleh ayah.
Berkebalikan dari cerita sebelumnya, di sini ayah sangat menginginkan memiliki anak laki-laki untuk meneruskan usahanya. Begitu dikaruniai anak lelaki, ayah menyiapkan segala sesuatu agar si anak menjadi penerus dan membawa nama besar keluarga.
Semasa hidupnya, ayah bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Bukan hanya keluarga inti tetapi kemenakan dan saudara-saudara lainnya ada saja yang bergantung pada ayah. Anak lelaki pun tumbuh menjadi penerus ayah sebagai tulang punggung keluarga besar.
Ayah menempatkan diri sebagai orang tua sekaligus sahabat bagi anak lelakinya.
Ayah sangat berharap memiliki anak laki-laki sehingga tidak mempedulikan kemampuan anak-anak perempuannya. Pada anak lelaki satu-satunya, ayah memperlakukan dengan sangat istimewa bahkan cenderung berlebihan. Hal ini membuat si anak lelaki terjerumus pada narkoba.
Ayah memposisikan anak lelaki setara dengan anak perempuan. Anak-anaknya adalah mitra ayah yang mendapat hak untuk didengar pendapatnya, diajak berdiskusi, serta terlibat dalam usaha ayah.
Si anak lelaki mengetahui ayahnya pernah selingkuh walau ibunya begitu setia. Ketika si anak tumbuh menjadi ayah, ia pun tergoda dengan wanita lain. Ia mempertanyakan apakah selingkuh itu suatu hal yang genetik? Wajar dilakukan?
Kutipan buku Ayah Vs Anak Lelakinya |
Pola Pengasuhan yang Turun Temurun
Umumnya saya membaca buku
parenting seputar ide bermain dengan anak, mengelola emosi dari sudut pandang
seorang ibu, dan semacamnya. Namun, buku yang saya baca kali ini sangat
berbeda. Saya memasuki dunia laki-laki, belajar memandang dari sudut pandang
seorang ayah terhadap anak lelakinya.
Sejujurnya, hal ini tidak mudah. Saya tumbuh sebagai anak yatim yang tidak memiliki figur ayah. Barulah ketika menikah, saya merasakan punya bapak alias mertua.
Baca juga: Menjadi Ayah ASI
Buku ini menjadi topik obrolan
panjang bersama Ayah SID. Kami mendiskusikan berbagai pola pengasuhan di atas
beserta akibatnya di kemudian hari. Kami pun mencoba memahami inner child yang
dialami Ayah SID. Suka atau tidak, pengasuhan maupun pengalaman masa lalu pasti
ada yang menempel pada diri, pada alam bawah sadar.
Tujuan kami dalam pengasuhan agar
anak-anak tumbuh mandiri, tidak menjadi beban bagi orang lain. Syukur-syukur
bisa bermanfaat bagi masyarakat. So, pola pengasuhan yang kami lakukan
sangat penting untuk masa depan mereka.
Perfect parent doesn’t exist.
Akan tetapi, berusaha memperbaiki pengasuhan ke anak-anak patut diupayakan agar
kejadian buruk atau kesalahan pengasuhan tak terulang. Syukurlah di tiap akhir
cerita terdapat ulasan dari penulis yang solutif. Ceritanya enggak menggantung.
Pembaca yang awam ilmu psikologi seperti saya ini mendapat solusi dari
kesalahan pengasuhan yang ada.
By the way, buku Ayah Vs.
Anak Lelakinya menjadi buku digital ratusan halaman pertama yang tamat saya baca di
apps Gramedia Digital. To be honest, sampul buku ini kurang menarik malah saya pikir ini novel thriller. *LOL. Akan tetapi, setelah membaca bab pertama, saya penasaran dengan bab berikutnya. Topik dan penyajian buku ini yang ringan serta makjleb
membuat saya betah menuntaskannya kurang dari seminggu.
Buku Ini Patut Dibaca Oleh …
Walaupun buku ini bercerita seputar
laki-laki, saya begitu larut dalam kisah demi kisah yang dituturkan penulis. Sebagai
ibu dengan dua orang putra, saya menjadi lebih paham bagaimana para ayah,
terutama Ayah SID, bersikap.
Menurut saya, buku Ayah Vs. Anak Lelakinya perlu dibaca oleh para ayah dan calon ayah agar lebih bersiap menghadapi perannya. Dalam buku ini dijelaskan sebab dan akibat berbagai pola pengasuhan untuk menjadi pertimbangan mana pengasuhan yang cocok. Meskipun terbit 13 tahun lalu, garis besar isinya masih relevan dengan keadaan sekarang.
Kutipan Menarik dari Ayah Vs. Anak Lelakinya
“Dia memang tidak punya pilihan
untuk masa lalunya tapi dia masih punya pilihan untuk masa depannya.” (hal. 44)
“Jaga dirimu, dan jaga dia. Kalau
kau ingin dia jadi istrimu, hormati dan hargai dia, mulai sekarang.” (hal. 88)
“Tuhan memberikan makanan kepada semua burung tapi tidak dengan cara melemparkannya ke sarang mereka.” (hal. 120)
“Keringat yang bercucuran adalah
luapan rasa syukur karena diberi kesehatan sehingga bisa bekerja.” (hal. 121)
“Apa yang ingin kau tuju dengan
hubungan gelapmu? Mau kemana kalian? … ” (hal. 140)
Kesimpulan
Beragam pola pengasuhan ayah pada
anak lelakinya. Ada yang menjadi tulang punggung keluarga, ada pula yang diperlakukan
setara tanpa melihat gender.
Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya mengajak pembaca untuk menyadari apapun tipe pengasuhan yang dijalankan akan berdampak bagi kehidupan si anak. Cara pengasuhan yang anak laki-laki lihat dan alami semasa kecil dapat ia lakukan ketika menjadi ayah.
Bila pengasuhan tersebut baik
maka si anak akan tumbuh menjadi ayah maupun pribadi yang baik. Namun, bila ada
luka pengasuhan sejak kecil maka berpotensi menimbulkan luka baru bagi keluarganya
juga orang lain. Selamat memilih!
Berusaha memperbaiki pola pengasuhan ke anak patut di upayakan. Aq belakangan suka deg2an sama inner child diri yg belum tuntas. Kalau kami, yg dihadapi anak perempuan sepertinya cara menanganinya banyak kemiripan ya. Sebenarnya dari beberapa pola pengasuhan diatas, ada juga yg di tampilkan oleh ayahnya anak2. Semoga dpt insihht dgn membaca bukunya nanti. Btw, ini ada ebooknya?
ReplyDeleteInner child ini PR yaaa, udah tahu sih harus berdamai dan fokus ke depan tapi kadang masih ngintip-ngintip.
DeleteAku baca e-booknya nih mbak, di Gramedia Digital.
Wah langsung tertarik mbak. Dari judulnya aja udah menarik. Saya juga punya dua putra dan kayaknya bakalan ikut larut juga bacanya sambil nyodorin ke suamik :)
ReplyDeletetoss mbaaa, selamat membaca!
DeleteKeren bnget ibu Sid juara deh baca ratusan halaman dr apps digital. Apalagi memang anak pertama lelaki itu menjdi tumpuan harapan ortu di masa mendatang. Wahh asyiknya yg makan mie instan barengan, gpp ahh kalau sesekali makan nya apalagi dlm pengawasan orangtua
ReplyDeletewakakaka ini mengisi waktu sambil nyusuin anak yaudah aku baca e-book aja biar lebih bener, ga scrolling akun gosip
Deletemakasih reviewnya
ReplyDeletesemoga bermanfaat ya Mbak Tira
DeleteWah. Gimana caranya membuat suami bisa sadar akan inner child nya?
ReplyDeletediajak baca buku ini, hihi...
DeleteAnak laki2 ataupun perempuan, ayah sebenarnya punya peran penting dalam pola asuh, nggak hanya jadi beban ibu. Tapi, memang nggak semua laki2 menyadari itu. Thanks mbak reviewnya :)
ReplyDeleteyes, mbak Susi. Pengasuhan butuh peran ayah dan ibu.
DeleteAku tertarik dengan qoutenya yg di halaman 11 itu, karena suami selalu menyinggung soal pola asuh ibunya, walaupun tidak memaksakan. Kayanya harus baca buku ini deh, makasih mba reviewnya.
ReplyDeleteooh gaya pengasuhan memang biasanya turun temurun, mbak. Ya karena orang tua jadi role model.
DeleteBuku yang menarik, apalagi aku pun punya dua anak lelaki...bacaan recommended buatku ini. Dan memang pola pengasuhan ayah ke anak lelakinya berpengaruh hingga saat dia dewasa nanti. Ada banyak pola pengasuhan yang sadar atau tidak kita orang tua sendiri yang memilihnya
ReplyDeletewah iya ya anaknya Mbak Dian laki.
DeleteSelamat membaca!
Buku ini patut dibaca semua orang, supaya tau idealnya seperti apa pola pengasuhan ayah terhadap anak lekakinya. Ya meskipun jadi orang tua ga ada sekolah formalnya. Learning by doing dan dapat ilmu parenting tentu bisa menjadi tauladan untuk dipraktekkan.
ReplyDeleteKalau pengalaman aku sih, pola asuh ayahku ke adik adikku yang laki laki jauuuuh beda dengan suami yang pola asuhnya tentu saja beda
ReplyDeleteAku lahir dari keluarga seniman dan ayahku pegawai negeri, sehingga waktu beliau banyak dengan anak anak berdiskusi dan hadir di pertemuan pertemuan penting
Nah suami yang pengusaha dan ayahnya ustadz tentu saja beda pola asuhnya sehingga aku harus berdiri di kedua kaki agar tercipta yang aku inginkan
Jarang nih buku parenting yang mengangkat tema dari sisi ayah. Baru baca judul-judulnya aja kayaknya saya bisa baper, deh
ReplyDeleteMeskipun belum memiliki anak laki-laki. Saya penasaran dan tertarik juga pengen baca bukunya. Sebagai bahan pembelajaran juga kan yaa. Meskipun paling pas yaa dibaca oleh si ayah dan anak lelakinya yaa.
ReplyDeleteWah benar, inner child itu bahaya dalam pengasuhan..
ReplyDeletePengasuhan ayah juga sangat penting ya mbak
wah buku yang bagus ini, layak untuk di baca para ayah.
ReplyDeleteBuat ibu juga, biar bisa memahami hubungan suami dengan anak-anaknya.
jadi aku pernah nulis satu konten di salah satu brand makanan dan susu anak tentang bonding antara anak dan ayah itu bisa bikin anak lebih berani, cerdas, dan percaya diri
ReplyDeleteSemoga punya suami yang mau bantu mengasuh anak karena banyak suami yang kaya pasrah aja sama Istrinya dalam didik. Padahal peran mereka juga dibutuhkan
ReplyDeleteBagus bukunya, Mbak. Jadi pelajaran penting. Memang akan terbentuk hal khusus anktara ayah dan anak lelakinya, juga antara ibu dan anak lelakinya. Begitupun terhadap anak perempuan. Sungguh tantangan yang menarik ya Mbak.
ReplyDeleteKalo diperhatikan pola2 pengasuhannya, suamiku udh fix yg mitra. Buat dia, anak lelaki dan perempuan sama posisinya. Mungkin Krn didikan orangtuanya juga sih. Aku akuin mertua memndidik 2 anaknya sama. Ga dibeda2in. Kalo mereka salah, 2-2 nya dihukum, tapi saat ada sesuatu yg harus didiskusikan, 2-2 nya diajak .
ReplyDeleteBeda Ama didikan ku dulu. Krn lahir di keluarga Batak, papa cendrung keras mendidik kami. Dan amat sangat mengagungkan anak lelaki sebagai penerus marga.
Aku sendiri terbawa dlm hal mendidik secara kerasnya, walo ga sekeras papa :D. Apalagi suami termasuk yg ga setuju dgn sistem didikan begitu. Dia slalu lembut kalo dgn anak2. Ga prnh ninggiin suara sedikitpun .
Bagus nih sepertinya MB.jd tertarik mau cari bukunya
Mengena banget baca ulasan buku Ayah vs Anak Laki-lakinya, karena anak kami juga seorang laki-laki. Rasanya perlu banget ya. Pendekatan atara ayah dan anaknya. Biar anak-anak juga merasa lebih percaya diri dan siap karena sejak kecil dengan sosok ayah.
ReplyDeleteBuku ini bisa buat menginspirasi para ayah juga ibu. Sesuai dengan quote-nya. Kita memang tidak punya pilihan akan masa lalu kita, tapi kita bisa merencanakan masa depan yang lebih baik, terutama anak-anak kita, semoga lebih baik kehidupannya dari kita.
Oh...ini buku digital ya mba. Menarik isinya..Apalagi sulungku juga cowok. Sepertinya aku pun butuh membaca buku ini...
ReplyDeleteHaha iya sampulnya agak gimana gitu ya, jadi salah sangka, mungkin maksudnya inner child gitu ya sampulnya..ternyata banyak ya gaya ayah mendidik anak
ReplyDeleteSiaaap ntr coba nyari ah bukunya. Menarik nih biar dibaca para ortu ya supaya bisa lebih memahami hubungan dengan buah hati, khusunya antara ayah dengan anaknya.
ReplyDeleteJangan sampe deh punya pola pengasuhan yang berdampak negatif pada anak seperti selingkuh. Bagaimanapun anak anak yang akan menjadi korbannya
ReplyDeleteMeski gak punya anak laki-laki...aku jadi pengen tahu juga nih isi bukunya hehe...Menarik euy ...
ReplyDeletenah iya ya saya juga perlu melihat dan membaca pola fikir dan pengasuhan sang ayah terhadap anak laki-lakinya karena ini juga perlu kalau saatnya kelak punya anak laki-laki.
ReplyDeleteWah, my husband should read this book. I will tell him
ReplyDeletewah menarique banget nih kayanya bukunya untuk dibaca papanya anak-anak. Aku belom pernah nyobain juga nih apps gramedia digital, nanti cobain baca di apps itu aaaah. maaci infonya ibu Sid..
ReplyDeletePenasaran banget pengen baca lebih lanjut buku ini karena panduan para suami dalam pengasuhan anak sangat diperlukan
ReplyDeletePerfect parent doesn’t exist.
ReplyDeleteYang paling terasa itu ketika mendampingi anak-anak seusianya, uda beda lagi caranya.
Gak bisa kaya pas masih kicik-kicik.
Bisa jadi referensi buat ayahnya DuoNaj nih.Bukan kebetulan jika kadang-kadang suamiku agak galau dengan pola pengasuhannya. Sering ia berkata bahwa jika menerapkan model pengasuhan bapaknya atau Mbah Kung Najwa, modelnya kaku, keras dan tidak ada kehangatan dengan Ayah. Namun hasilnya ya seperti dia yang sekarang. Jalannya lurus, mau belok sedikit aja mikirnya lama jadi kayak kurang inovatif gitu. Kalau menerapkan cara dia sendiri, hasilnya belum teruji, hehe. Nah, sebagai ibu aku melihat suami mengasuh dengan pola yang ingin dia dapatkan pada dirinya sendiri di masa lalu. Ya betul, it's about inner child. Beneran harus dibaca sama suami nih.
ReplyDeleteSuamiku kudu baca nih. Maklum anak lelakinya ada 5 orang. Yang bikin heboh rumah
ReplyDelete