Hore ... belanja ke supermarket! (Masker by @mosca_craft) |
Norak bahagia setelah setahun tidak ke supermarket, akhirnya ... saya berbelanja ke supermarket! LOL. Segitunya, ya? Iya ... maklum sehari-hari jarang keluar apalagi ada pagebluk yang membuat segalanya daring. Eh, bagaimana pengalaman belanja ke supermarket saat pagebluk corona? Cuss ....
Belanja Modus Jalan-jalan
Perlengkapan mandi dan sembako sudah menipis, saatnya berbelanja. Sejak punya bayi, saya belanja di minimarket dekat rumah saja. Mau bawa bayi ke supermarket kok ya rempong jaya.
Setelah bayi agak besar dan siap diajak jalan-jalan, lha kok ada si pagebluk. Makin parno lah ke supermarket membawa anak. Sempat terpikir mau ditinggal saja di rumah, hmm ... harus mempersiapkan ASIP, melatih minum dari botol, dan sebagainya. *malas melanda. Belanja daring atau ke minimarket saja.
Hingga suatu hari saya mengajak suami belanja ke supermarket dan beliau menyanggupi. Yes! Sesungguhnya ini hanyalah modus ibu yang butuh jalan-jalan melepas penat. Kalau supermarket-nya ramai, putar balik saja.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental Ibu Selama Pagebluk
Belanja ke Supermarket dengan Protokol Kesehatan
Sebelum berangkat, kami sudah memakai peralatan tempur, eh, masker. Tak lupa membawa hand sanitizer. Dua benda tersebut menjadi sahabat baru kami selama pagebluk.
Sesampainya di mal, kami tidak langsung ke supermarket. Kami melewati food court di samping supermarket untuk menuju ATM gallery. Keadaan begitu sunyi. Jejeran tenant masih tutup. Saya pun tidak yakin mereka buka di tengah masa PSBB yang hanya melayani pesanan antar.
Oh ya, saya memilih supermarket yang hari biasa sepi, apalagi musim wabah begini. Kami pun pergi pagi, saat supermarket baru buka.
Ternyata benar, supermarket di dalam pusat perbelanjaan tersebut sepi ... banget. Mungkin ada 5 kelompok lain yang sedang berbelanja.
Protokol kesehatan diterapkan di tempat ini. Petugas mengecek suhu dengan termometer infrared dan kami mencuci tangan di wastafel pintu masuk supermarket.
Selanjutnya saya menikmati melihat beraneka ragam produk. Norak banget, ya, padahal mau beli sabun malah belok ke area elektronik. Ya supaya acara belanja modus jalan-jalan ini berlangsung lebih lama.
Sesekali saya mengingatkan SID untuk tetap memakai masker dan tidak menyentuh wajah sebelum cuci tangan. Ia ikut memilih jajanan dan memegang benda-benda di sana.
Baca juga: Pengalaman Konsultasi Tumbuh Kembang Anak di OMDC Healthcare
Kalau dipikir, ada baiknya juga kebiasaan mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker alias 3M ini. Hidup jadi lebih bersih, kan.
Awalnya memang terasa pengap menggunakan masker dalam jangka waktu lama atau terkesan ribet harus mencari tempat untuk mencuci tangan. Akan tetapi, begitulah proses adaptasi kebiasaan baru yang baik ini. Alhamdulillah sekarang keluar rumah tanpa masker menjadi terasa ada yang kurang. Apalagi dapat teguran dari satpam, "Bu, maskernya mana?"
SID sudah terbiasa pakai masker |
Tak terasa sudah satu jam kami berbelanja di supermarket. Eh, pundak terasa pegal menggendong bayi yang terlelap selama belanja. Kami pun melangkah ke kasir yang hanya buka satu di paling ujung.
Ini pula yang berbeda. Biasanya ada tiga atau lebih kasir yang buka. Sekarang hanya satu, itupun sebentar mengantre. Proses pembayaran pun diarahkan untuk cashless dengan kartu debit/kredit atau uang elektronik dengan penawaran potongan harga. Tak lupa petugas kasir menggunakan sarung tangan, masker, dan face shield.
Selesai membayar, tak lupa kami cuci tangan kembali dan bergegas pulang. Alhamdulillah ... piknik tipis-tipis ke supermarket selesai sudah.
#Writober2020
#RBMIPJakarta
#Adaptasi
Akupun ikut norak2 bahagia juga saat lihat Helena dan anak2 jjs belanja di musim pagebluk begini. Prokes emng wajib dimana2 termasuk saat belanja begini ya. Setelah sekian purnama ga belanja akhirnya keluar juga yeayy. Semoga pandemi segera berakhir biar g norak2 bahagia lagi ya
ReplyDelete