Belajar dari Kesalahan Bisnis Kuliner UMKM
Usaha kuliner UMKM (pic. unsplash) |
Di masa pandemi ini, usaha
kuliner banyak dilirik sebagai ladang penghasilan. Ya, mudah memulai usaha
kuliner namun mudah juga untuk keluar karena ketatnya persaingan. Kali ini saya
ingin berbagi pengalaman pahit ketika menjalankan usaha kuliner hingga akhirnya
gulung tikar. *periiiih!
Kesalahan bisnis kuliner SMJ
Beberapa tahun lalu, kami membuka
warung makan bersama rekan. Usaha warung kecil-kecilan ini menjual berbagai
menu seperti ayam penyet, lele penyet, juga bebek goreng dengan bumbu racikan
sendiri. Keistimewaannya, warung bernama SMJ ini menyediakan variasi sambal
yang beragam. Setiap sambal diolah dengan cara tradisional alias diulek. Rasanya
beda, lho, dengan diblender.
Dari segi produk, makanan di SMJ
sudah diakui para pelanggan bahkan ada yang telah menjadi pelanggan tetap. Rasa
makanan di usaha kuliner SMJ ini bolehlah diadu. Harganya pun sangat terjangkau
mengingat lokasi warung dekat kampus dan kos-kosan.
Akan tetapi, usaha kuliner kami
harus tutup toko dalam waktu setahun. Pemasukan kas tak lagi dapat menutup pengeluaran.
Meski demikian, warung makan ini bisa dibilang bertahan lebih lama dibanding pendahulunya.
Dulu, usaha di kios yang kami kontrak itu umumnya hanya bertahan 3 bulan. Hmm …
entahlah ini judulnya prestasi atau apa.
Dari pengalaman setahun menjalani
bisnis kuliner skala mikro ini, kami mendapat pelajaran bahwa produk bagus itu
enggak cukup. Harga murah banget pun belum tentu penjualan tinggi.
Usaha kuliner juga perlu promosi.
Berhubung saluran promosi terbatas, modalnya juga nih, maka mengenalkan produk SMJ
pun ke kalangan sekitar. Promosi hanya ke orang-orang dekat melalui chat
messenger atau ketika bertemu. Jangkauan promosi menjadi sempit.
Selain itu, umumnya UMKM kurang
rapi di bagian keuangan. Economic entity alias memisahkan keuangan bisnis
dengan pribadi ini, lho, yang menjadi tantangan berbisnis. Mau omset tinggi
namun bila keuangan masih campur aduk, bisa-bisa bisnisnya tekor.
Pencatatan keuangan alakadarnya
serta kurang menguasai akuntansi berpengaruh dalam majunya suatu bisnis. Kalau catatannya
susah di-track, gimana mau melihat data penjualan, pengeluaran, juga arus kas
lainnya. Data keuangan itu penting untuk memutuskan langkah bisnis selanjutnya.
Mengatasi Modal Usaha yang Minim
Jika ada banyak modal, saya mau mempromosikan
usaha secara lebih luas.
Jika ada banyak modal, saya mau
mempekerjakan pegawai khusus untuk keuangan.
Jika oh jika … saya akui UMKM kerap
terkendala modal usaha yang minim. Mau pinjam ke bank, perlu menunjukkan
portofolio yang bagus.
Selain itu, UMKM terutama usaha
mikro umumnya pemilik menjabat sebagai CEO alias Chief of Everything Officer.
Semuanya ia tangani sendiri, hehe …. Fokus pekerjaan yang begitu luas menjadi
tantangan tersendiri.
So, bagaimana mengatasi modal
usaha yang terbatas ini?
Cashflow penting dalam usaha kuliner (pic. unsplash) |
Gagal dalam usaha kuliner yang
dulu itu bukan menyurutkan niat untuk memulai usaha kembali. Somehow, suami
saya tertarik dengan bidang kuliner. Saya pun doyan makan, hehe. Oleh karena
itu, bila hendak menjalankan usaha kuliner kembali, saya akan melakukan hal-hal
berikut agar kesalahan masa lalu tak terulang:
1. Daftar menjadi rekanan GoFood.
Seenak-enaknya suatu makanan
kalau enggak dipromosikan ya orang lain enggak bakal tahu. Maka, mempromosikan
itu butuh modal. Dengan modal yang minim, sebaiknya segera mendaftarkan usaha
kuliner menjadi rekanan Go-Food.
Di tengah pandemic seperti ini, saya
cenderung menghindari makan di restoran. Kalaupun tidak sempat masak, lebih
baik order lewat Go-Food.
Ketika usaha kuliner menjadi
rekanan Go-Food, jangkauannya akan lebih luas. Pengguna yang memesan melalui
Go-Food akan melihat produk tersebut.
2. Merapikan pencatatan arus
kas bisnis
Cash is the king apalagi dalam
usaha kuliner yang perputaran arus kasnya tergolong cepat. Merapikan pencatatan
keuangan menjadi poin penting yang harus dilakukan.
Pencatatan transaksi jual-beli
ini semakin mudah dengan menggunakan POS System. Inovasi teknologi POS System dapat
mencatat data transaksi secara lengkap dan memprosesnya menjadi laporan yang
mudah dianalisa.
Menggunakan POS System GoBiz untuk Kasir Online
Saat memesan makanan di restoran,
saya melihat pramusaji memencet layar suatu gawai. Duh, canggih banget. Pesan makanan
tidak lagi dengan menuliskan pilihan di kertas. Rupanya pencet-pencet tadi itu
menggunakan point of sale atau POS System.
Point of Sales (POS) adalah suatu sistem yang digunakan oleh berbagai macam usaha ritel untuk menyelesaikan transaksi jual beli.
Wow, usaha sekelas usaha mikro pun udah merambah
ke digital pakai point of sale. Fungsinya juga banyak, nih. POS System dari
GoBiz yang terintegrasi GoFood berfungsi untuk:
1. Membuat daftar menu di outlet
maupun GoFood. Cara memasukkan pesanan menjadi semakin mudah termasuk nama menu
dengan harganya. Yang tinggal pencet-pencet itu, lho.
2. Transaksi pembelian melalui
outlet tidak lagi dicatat secara manual. Semuanya udah secara online termasuk
cara pembayarannya.
3. Mencetak struk secara langsung
melalui sambungan Bluetooth ke printer.
4. Sistem pos dapat merekap
laporan harian secara otomatis dan terperinci. Hal ini memudahkan dalam
menganalisa penjualan.
5. Laporan mudah diakses secara
online karena berbasis cloud. Laporan dapat diakses melalui aplikasi maupun
dashboard. Mengelola bisnis bisa dipantau dari mana saja dan kapan saja.
Manfaat POS System GoBiz (sumber: GoBiz) |
Cara pendaftarannya pun mudah untuk menggunakan sistem POS dari GoBiz. Mitra Usaha Gojek yang sudah terintegrasi dengan layanan GoPay dapat mengisi formulir pendaftaran POS System di website GoBiz. Saat ini fitur POS di GoBiz dapat digunakan secara gratis, lho!
Usaha kuliner memang menarik. Saya
pun masih ingin mencoba kembali dengan strategi baru, salah satunya menggunakan
POS system yang lebih modern dan memudahkan pelaku UMKM. Biarlah bisnis yang
lalu menjadi pelajaran. It’s okay to make mistakes as long as we learn from
it.
Kebetulan sekali saya ada rencana ingin daftar ke gofood
ReplyDeleteNah masalahnya NPWP itu saya belum punya. Apalaj NPWP menjadi persyaratan mutlak?
Iya mas, NPWP perlu untuk daftar GoFood.
DeletePakai NPWP pribadi pun bisa.
Makin keren nih buat peluang usaha bisnis d jaman selarang pake POS system
ReplyDeleteIya dong digitalisasi UKM pakai pos system
DeleteWhooaaa jadi dirimu sempat jadi pengusaha kuliner tho,Mak?
ReplyDeleteKalo mau jajal bisnis kuliner lagi,sekarang lebih gampil.karena ada GoFood, GoBiz dll yaaa
Makin gerakan di rumah aja maka akan semakin membuat produktif ya termasuk dengan GoBiz ini. Membantu banget pastinya ya untuk makin memudahkan dalam hal mengatur keuangan. Semoga dgn ini makin banyak owner UKM food kecil yg terbantu
ReplyDeleteManajemen emang penting banget ya mbak, banyak nih ukm gulung tikar karena keuangannya yang morat marit. Senang sih sekarang banyak aplikasi yang memudahkan para pelaku usaha semacam gofood ini
ReplyDeleteJustru dengan adanya POS ini malah membantu UMKM baik itu dalam pencatatan maupun promosi ya. Biasanya orang kan pada nyari lewat gofood.
ReplyDeleteBelajar dari kesalahan bisnis sebelumnya untuk menjadi lebih baik ya mbak.. sekarang tuh UKM harus upgrade digital.. gimana mau penjualan meningkat kalo orang aja ngga tau ada bisnis tersebut, nah jadi mitra Gofood nih udah paling layak untuk dicoba
ReplyDeleteSejak ada gofood bisnis kuliner jd mudah ga perlu sewa toko ruko bisa tetap jalan. Tapi daftar go food prosesnya lumayan lama sy udah nyoba
ReplyDeletekasir ini penting banget kalo mau jalanin usaha, apalagi dagang. karena perlu sebagai bukti transaksi, selain itu bisa dapat report yang bisa dicetak otomatis. memudahkan pengecekan
ReplyDeleteaku juga mau daftar go food supaya bisa usaha bikin makanan. daripada bosen di rumah aja hehe .. mending utak atik di dapur.
ReplyDeleteinformasinya sangat berguna, apalgi buat yang baru mau mulai bisnis,terimakasih mba
ReplyDeleteiya sama-sama :)
DeleteSaya juga pengen punya bisnis kuliner, tapi belum berani nyoba, padahal sekarang udah ada gofood ya, membantu banget...
ReplyDeleteWah maunya jualan apa nih mbak?
DeleteBener juga ya kalau daftar rekanan GoFood jadi ada promosi murah lewat go food, pantesan sekarang banyak penjual yang pakai juga nih
ReplyDeleteiya mbak, kalo mau order makanan biasanya kan buka go food trus cari yang terdekat dari lokasi. Lumayan kan jadi bahan promosi.
DeleteSetuju, usaha kuliner memang menarik terutama di tengah pandemi seperti ini, orang mulai terbiasa memilih beli makan lewat gofood atau online. Aku sendiri kalau beli langsung agak riskan takut malah tertular Covid-19.
ReplyDeleteIyaaa, beli makanan via online makin banyak peminat kaaan.
DeleteApalagi zaman pandemi gini, kudu pinter2 cari peluang gmn caranya supaya bisnis survive. Untuk bisnis kuliner bisa memanfaatkan jasa gofood dan juga sekalian sistem perkasirannya kyk pos system ini supaya lbh gampang itung2 transaksinya ya
ReplyDeleteiya mbak, sekalian aja daftarin ke gofood dan transaksinya pakai pos system gobiz
DeleteKalau baca-baca buku bisnis, asa mudah yaa...tapi pas prakteknya, mashaAllah~
ReplyDeletePerlu kesabaran yang luar byasaa...
Alhamdulillah,
Kini ada layanan terbaik untuk UMKM dalam memajukan bisnisnya.
wehehehe begitulah tantangannya selalu ada yang melenceng dari teori di buku
DeleteMemang perlu perjuangan dan semangat yang super tinggi untuk berbisnis
ReplyDeleteYes, motivasi tinggi dan pantang menyerah
DeleteBiasanya emang gitu sih ya, usaha kuliner apalagi yang kecil-kecilan lemahnya pada pencatatan administrasinya. Ribet sih soalnya kalau pake cara manual. dengan bantuan Pos System dari GoBiz ini udah ga perlu pusing lagi. Tinggal atur strategi promosi agar pelanggan makin banyak.
ReplyDeleteiyak betuuul. Dicatat sih iya tapi kurang detail, seadanya aja. Soalnya fokus ke banyak hal dari produksi sampai marketing.
Deletekalo ga pernah jatuh, kita ga tau salahnya di mana :D. pengusaha yg sering jatuh, tp selalu bisa bangkit lg, biasanya jd lebih kuat dan pinter ..
ReplyDeleteaku jg ada bisnis kecil2an logam mulia dan pulsa mba.. dan itu aku pisahin bener2 rekening trx nya dengan rek biasa yg utk tabungan. krn memang ga mau nyampur, ntr malah bingung mana yg uang bisnis, mana yg uang pribadi. kebiasaan jelek kalo rekenig dicampur, biasanya suka dipinjem2, tp ntah kapan balikinnya hahahaha. aku dulu gitu soalny
makanya skr aku pisah. jd kliatan modal dan profit.
iya mba, pake gofood aja, aku baca tulisan mba Nita waktu itu ttg bisnis kulinernya yg dijalanin pake go food. memang jd lbh prakatis yaa untuk seller dan buyernya.. kalo g ada go food, mungkin aku ga prnh nyobain ayam geprek mba nita yg enak itu :D. ntr kalo bisnis kuliner lg, prmosiin ke temen2 dulu supaya beli dr gofood, jd bisa ksh bintang lima ke tempat makannya :D.
waaah mbak Fanny makasih banyak yaa udah berbagi pengalaman. Betul, mbak, mau bisnis sekecil apapun tetap perlu economic entity dan pencatatan yang rapi supaya terlihat profitable atau tidak.
Deleteiya mbak Nita ada usaha yang udah didaftarkan GoFood yaa. Aku mau coba juga nih soalnya di masa pandemi gini kan jarang keluar buat beli makan. Enaknya ya order gofood aja.
Waah enak banget ya ini pakai Go Biz . Gak usah bayar karyawan khusus ngurusin keuangan. Semua sudah tercatat rapi. Daftarnya pun mudah.
ReplyDeletewahahah kan dananya masih terbatas jadi bisa dibantu apps GoBiz
DeleteKalo mau bisnis perlu niat dan semangat yang luar biasa supaya jualannya semangat juga
ReplyDeletedalam bisnis itu jatuh, bangun, jatuh, bangun lagi. Ga boleh sombong ketika sukses karena bisa aja nyungsep lagi. Gitu deh.
Deletekeiginan itu ada untuk bisnis makanan, apa daya gak bakat masak. enaknya ngajak partner begitu kali ya mbak?
ReplyDeleteoh iya bisa join dengan teman yang menguasai produk. Kadang ada yang jago di produk tapi marketingnya kurang.
Deletemakasih sudah berbagi pengalaman
ReplyDeleteBisnis kuliner memang tidak gampang, saingannya juga banyak. Sekarang dengan adanya Gofood jadi sangat membantu. Sejak covid juga udah banyak yang mulai bisnis frozen food.
ReplyDelete