Sosialisasi anak
homeschooling. Satu hal yang sering menjadi kekhawatiran ketika akan
melakukan homeschooling adalah gimana nantinya anak belajar bersosialisasi.
Jangan-jangan homeschooling membuat anak tidak bisa bersosialisasi. Untuk
menjawab kegundahan tersebut, di sini ada para keluarga praktisi homeschooling
yang berbagi cerita tentang sosialisasi ketika menjalankan sekolah rumah.
Sosialisasi anak homeschooling salah satunya saat bermain di playground |
Sosialisasi Bukan Hanya di Sekolah
Sekolah, dengan banyak individu
di dalamnya, identik menjadi tempat anak belajar bersosialisasi. Setuju. Namun,
bukan berarti hanya di sekolah anak belajar bersosialisasi. Di rumah, tempat
les, komunitas, tempat ibadah, tempat wisata, dan sebagainya juga menjadi wadah
untuk bersosialisasi.
Di tengah pandemi seperti
sekarang, muncul kekhawatiran anak tidak dapat bersosialisasi seperti biasanya
karena kegiatan sekolah dilakukan di rumah (home learning). Ketika saya
mengikuti virtual class bersama Om Ge Aprilianto dan @unschooling.id, beliau
menjelaskan sosialisasi tetap dapat dilakukan di rumah karena anak tidak hidup
sendiri di rumah. Ngobrol dengan orang tua, kakek, nenek, atau asisten juga
bagian dari sosialisasi, lho.
Baca juga: Kurikulum Homeschooling Usia Dini
Selain itu, sosialisasi tidak
hanya dengan teman sepantaran. Anak perlu belajar bersosialisasi dengan yang
lebih muda maupun yang lebih tua dari dia. Beda usia lawan bicara, beda pula
cara bergaulnya.
Saya sepakat bahwa anak perlu
belajar berteman, bekerja sama, bahkan belajar berkonflik dan menghadapi
perbedaan pendapat. Itu sangat bagus untuk perkembangan anak. Oleh karena itu,
belajar bersosialisasi menjadi salah satu poin dalam homeschooling kami.
Perlu diingat bahwa kurikulum
maupun materi homeschooling itu sangat fleksibel, kembali ke keluarga
masing-masing. Bila keluarga tersebut memutuskan untuk menganggap sosialisasi
itu tidak penting, ya silakan saja.
SID mengikuti playdate Teman Main ID ke taman lebah madu |
Sosialisasi Anak-anak Homeschooling
Homeschooling atau sekolah rumah
bukan berarti sekolah hanya di dalam rumah. Berbagai kegiatan homeschooling
juga dilakukan di luar rumah dan berhubungan dengan pihak-pihak lain. Kegiatan
tersebut dapat menjadi ajang anak-anak homeschooling belajar bersosialisasi.
Teman-teman saya yang menjadi
praktisi homeschooling menceritakan bagaimana anak-anak mereka belajar
bersosialisasi. *Terima kasih, ya kakak-kakak.
Karmila @karmilamimim, ibu
dari Seba (4,5 tahun) dan Sagi (1,5 tahun) menuturkan,
“Kalau aku dan Pak Bojo lebih
fokus kalau anak sosialisasi utamanya itu dengan orang tua dan keluarga
terdekat seperti kakek-nenek, om-tante, sepupu, baru dengan lingkungan luar.
Jadi, kita ya banyak-banyak ngobrol, kunjungan ke rumah saudara, atau video
call.
Kalau sudah terpenuhi sosialisasi
dalam lingkup keluarga, baru keluar. Misal, dengan ikut playdate. Trus, Seba
kan ikut kegiatan non formal seperti gym. Nah, dia bisa sosialisasi dengan
teman-temannya di gym. Adik ikut mengantar kakak otomatis juga adik punya waktu
sosialisasi dengan orang-orang “asing” juga.”
Sosialisasi dengan keluarga besar
itu penting. Di sini anak belajar adab dan sopan santun dalam bertutur kata
maupun berperilaku.
Enaknya homeschooling kan
jadwalnya fleksibel. Misal, mau pergi dengan kakek nenek enggak perlu menunggu
libur sekolah. Jadi, bisa lebih sering beraktivitas bersama keluarga.
Barangkali keluarga yang awalnya kurang setuju dengan homeschooling menjadi
merasakan manfaatnya.
Baca juga: Membangun Tim yang Solid pada Keluarga
Lisa @anakkutu, ibu dari Kelana
(8 tahun) dan Kania (5 tahun) menceritakan,
“Sosialisasi tidak masalah.
Mereka main bersama teman-teman tetangga sekitar rumah, berkegiatan bersama
teman-teman di komunitas dan study club yang minatnya sama, juga bersosialisasi
menjadi bagian dari organisasi di masyarakat seperti remaja masjid.”
Kelana, Kania, juga SID beberapa
kali main bareng. Kadang kami janjian di Perpusnas, museum, atau eksplorasi
tempat baru. Karena usia SID dan Kania sepantaran, tema maupun alat bermainnya
cocok. Ditambah lagi ketiga anak ini semuanya pandai bercerita. Tiap kali
bertemu pasti riuh!
Diyah Amalia, ibu dari Yoga
(11 tahun) dan Putri (8 tahun) melalui podcast Happy Family Go yang
berjudul “Anak Sekolah Rumah Punya Teman Ga Ya?” menceritakan bahwa
putra-putrinya tetap punya teman yang betul-betul mau tulus bermain
dengan mereka, tidak dibatasi formal atau nonformal. Bahkan anak-anak Mbak Diyah terlihat menjadi
pemimpin saat bermain dengan teman-temannya.
Selain bermain dengan tetangga,
Yoga dan Putri juga ikut club atau kelas-kelas sebagai wadah bersosialisasi. Di
sana mereka mudah berkenalan dan beraktivitas bersama kakak pendamping maupun
peserta lain.
Baca juga: Dokumentasi Homeschooling Anak
Kalau pengalaman selama ini
membersamai SID, saya melihat cara bersosialisasi tergantung tipe si anak. Ada
tipe anak yang mudah bergaul dengan lingkungan baru dalam jumlah besar. Namun,
SID lebih suka lingkaran pertemanan yang kecil.
Ia punya 2-3 teman yang sangat
dekat, maunya setiap hari main dengan teman yang itu-itu saja. Bukan berarti ia
tidak kenal anak lain di sekitar tempat tinggal tetapi ia nyaman dengan
kawan-kawan dekatnya. Saya sih oke aja dengan hal itu. Mirip di sekolah dengan
20 anak perkelas. Tahu nama dan orangnya, iya. Tapi saat berteman kan belum
tentu bisa akrab dengan semua anak di kelas.
Bermain bersama Kei dan Ry setelah playdate ke Rumah Nussa dan Rarra |
Selain dengan tetangga, SID mengaji
di TPQ. Di sana ia berkenalan dengan anak-anak lain. Prosesnya butuh waktu
berhari-hari karena ia suka mengamati dan mempelajari situasi terlebih dahulu.
Kalau anaknya suka memukul atau bersikap kasar, ia hindari.
Kami juga kerap mengikuti
playdate. Saya menjadi tim di playdate planner @temanmainid bersama Kak Ranti
dan Kak Harty. Kebetulan kedua kakak tersebut memiliki anak laki-laki yang
seumuran dengan SID. Kalau sudah bermain bersama, susah diajak pulang.
Baca juga: Berkunjung ke Redaksi Majalah Bobo
Di samping itu terdapat
komunitas-komunitas homeschooling yang kerap mengadakan kegiatan bersama. Kami
pernah ikut playdate ke redaksi Majalah Bobo bersama Komunitas Pancar juga
berkenalan dengan teman-teman komunitas Mosqueschooling.
Menjalankan homeschooling membuat saya memaknai lebih luas kata BELAJAR. Belajar tak hanya duduk manis, membaca buku, atau menulis. Belajar dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dari dan dengan siapa saja. - @helenamantra
Oh ya, SID semenjak usia setahun
sering ikut saya dan ayahnya bekerja. Seperti ketika SID ikut saya menghadiri blogger
gathering. Di sana ia berinteraksi dengan teman-teman blogger. Malah kalau saya
ke toilet, tante-tante blogger baik hati mau menemani SID main. Rupanya
kebiasaan mengajak anak ke tempat kerja seperti ini membuatnya lebih santai
ketika bertemu orang baru.
Maka, sependek pengalaman kami
menjalankan homeschooling usia dini, alhamdulillah tidak ada hambatan mengenai
sosialisasi. Anak dapat bersosialisasi seperti biasa, baik dengan yang seumuran
maupun beda usia. Lingkup bersosialisasi pun luas, mulai dari rumah, tempat
les, study club, komunitas, playdate, juga dengan petugas atau guide di tempat
yang kami kunjungi.
SID saat di Kids Corner acara Ibu Profesional Jakarta bersama kakak pendamping |
So, banyak cara untuk bersosialisasi
bagi anak homeschooling. Mengutip pernyataan Mbak Diyah bahwa berteman itu merupakan
kebutuhan anak. Bersosialisasi itu bagian dari fitrah tanpa mengenal anak
tersebut sekolah formal, informal, atau nonformal. Yang penting bermain bersama
dan bahagia bersama.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBener Mba Helen. Belajar Sosialisasi itu bisa dimana aja dan kapan aja, nggak cuma di sekolah. Toh dunia ini luas, ada banyak orang, ada banyak tempat, lalu kenapa sih kita harus mempersempit makna bahwa belajar sosialisasi itu cuma di sekolah aja. Karena ada bnyak tempat untuk anak belajar. Toh anak juga di rumah juga bersosialisasi ama keluarganya, ama tetangganya, bisa juga di tempat les, di tempat komunitas. Ada banyak tempat kan untuk anak bersosialisasi sebenarnya. Bahkan anak belajar bersosialisasi dimana aja dan dengan siapa aja jadi memperkaya wawasan dan sudut pandang mereka. Jadi, aku setuju ama Mba Helen bilang 😂. Bahwa belajar sosialisasi itu ga cuma di sekolah.
DeleteBanyak yg ku hapus. Khawatir bisa menyinggung orang lain 🤣
iya kita lupa dengan kata-kata sekolah itu bisa dimana saja dan kapan saja. saya juga setuju home schooling itu bisa jadi pra sosialisasi di luar lingkungan.
ReplyDeleteiya bener banget mbak
ReplyDeletepandemi ini membuat banyak orang tua untuk mulai mencoba homeschooling
yang penting pendidikan anak tetep jalan dan mereka bisa bersosialisasi
berssosialisasi memang bisa dimana saja. sebetulnya bagi yang sekolah juga ortu bisa mengajarkan sosialisai di luar sekolah
ReplyDelete