Hidup di lingkungan tempat
tinggal yang berdempetan dengan tetangga membuat saya sering mendapat kiriman. Tetangga
memasak ikan asin, baunya tercium sampai ke tempat saya. Sayangnya, saat ada
yang merokok di luar, bau asapnya juga masuk. Uhuk … perokok lebih rentan terinfeksi corona, lho. Yakin tetap merokok saat pandemi
corona?
Rumahku Kawasan Tanpa Asap Rokok (dok. pri) |
Tak ada asap tanpa ada api, begitu
kata pepatah. Seringkali tercium bau asap rokok dari luar tetapi ketika saya
cek, tidak nampak orang merokok. Lho, ini bau dari mana sih? Padahal mau saya
tegur.
Mungkin ada yang berpendapat, siapalah
saya mau melarang orang lain merokok. Wong bukan keluarga saya, enggak beri
uang jajan, kok pakai melarang? Lagipula, merokok atau tidak, semua orang akan
meninggal pada waktunya.
Hmm … mau merokok ya silakan tapi
kalau asapnya berkunjung ke tempat saya, membuat sesak dan mengganggu apalagi
saya punya bayi, saya berhak mengingatkan, dong. Ditambah lagi saya punya
pengalaman kelam merawat anak yang mengidap pneumonia.
Saya memang sensitif urusan rokok.
Alhamdulillah suami tidak merokok sehingga tempat kami bebas asap rokok. Palingan
ya tadi itu, kiriman bau asap dari luar.
“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.”
Familiar dengan kalimat di atas? Pesan
peringatan pada kemasan produk tembakau tersebut sudah ada sejak lama bahkan
sekarang berganti lebih singkat menjadi “PERINGATAN: MEROKOK MEMBUNUHMU” dengan
ilustrasi penyakit akibat merokok. Tapi, apakah hal tersebut membuat orang
berhenti merokok?
Perokok Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona
Sudah lama saya stop mengikuti
berita tentang corona untuk menjaga kewarasan diri akan tetapi setelah menonton
program radio Ruang Publik KBR lewat streaming YouTube Berita KBR, saya mencari
kembali info seputar penyebaran Covid-19 di Indonesia. Innalillahi wa inna
ilaihi roojiuun, 23ribu lebih jumlah positif corona di Indonesia per 26 Mei
2020. 1.418 di antaranya telah meninggal dunia. Apa yang dapat kita lakukan
untuk mencegah penyebaran virus corona?
Ruang Publik KBR berjudul "Rumah, Asap Rokok, dan Ancaman Covid-19" (dok. pri) |
Topik Ruang Publik KBR pada 20
Mei 2020 lalu yaitu “Rumah, Asap Rokok, dan Ancaman Covid-19”. Diskusi kali
ini menghadirkan dokter spesialis paru, dr. Frans Abednego Barus, Sp.P dan Manajer
Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau, Nina Samidi.
Sudah menjadi rahasia umum bahaya
merokok dapat merusak saluran pernapasan. Tak hanya perokok aktif saja yang terkena
dampak tetapi perokok pasif yang ikut menghirup asap juga kena getahnya.
Celakanya lagi, asap rokok yang dihembuskan tersebut dapat bertahan hingga 2,5
jam di udara meski tidak tercium ataupun terlihat.1 Ah, pantas saja
saya cari orang yang merokok di luar tapi tidak ketemu.
Sebuah studi di Tiongkok menunjukkan
selama wabah corona, polusi udara dari rumah meningkat, salah satunya dari
asap rokok. Benar juga, ya, karena pandemi ini kegiatan bekerja dari rumah (work
from home), belajar dari rumah, dan banyak aktivitas lain dilakukan di rumah
saja. Bagi para perokok yang biasanya merokok di kantor atau perjalanan menjadi
merokok di rumah. Kalaupun mau merokok di luar seperti teras, tetap saja
asapnya menempel di pakaian, rambut, dan kulit.
Ini menjadi sisi lain dari stay
at home untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Di rumah ada anak,
dewasa, hingga lansia (bila serumah dengan kakek/nenek). Orang dewasa yang
merokok di rumah membawa “oleh-oleh” asap rokok yang dapat menjadi pemicu
berbagai penyakit bagi keluarganya.
diolah dari Wikipedia |
“Kalau dia (perokok aktif) ingin
merokok, ingin kena penyakit sendiri, silakan. Itu hak asasi dia untuk kena
kanker paru. Itu hak asasi dia untuk mengidap bronchitis kronis dan akhirnya
menjadi faktor risiko untuk tertular corona,” ujar dr. Frans Abednego Barus,
Sp.P. Beliau menambahkan, namun bila merokok indoor menyebabkan
istri dan anaknya menjadi sakit paru, itu tidak benar.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI) pun menyatakan perokok lebih rentan terinfeksi virus corona karena
imunitas tubuh perokok menurun. Selain itu, merokok dapat meningkatkan regulasi
reseptor Angiotensin-Converting Enzyme-2 (ACE2) dimana reseptor tersebut
merupakan tempat masuknya virus covid-19.2
Ironi. Saat himbauan untuk tidak
sering menyentuh wajah supaya menghindari perpindahan virus dan kuman dari
tangan ke wajah, malah aktivitas merokok membuat tangan akan sering menyentuh bibir.
Salah satu penelitian mengenai hubungan merokok dengan Covid-19 (sumber (4)) |
Studi tentang relasi antara
merokok dengan Covid-19 dilakukan oleh banyak pihak. WHO, NCAS, Campaign for
Tobacco-Free Kids, Human Sciences Research Council, Medical Research Council, Cancer
Association of SA, Africa Centre for Tobacco Industry Monitoring and Policy
Research, and Heart and Stroke Foundation sepakat menyatakan:
“Ilmu pengetahuan yang muncul pada Covid-19 menunjukkan orang yang menggunakan produk tembakau lebih cenderung menjadi sakit kritis, membutuhkan tempat tidur dalam perawatan intensif dan membutuhkan ventilasi mekanik, dan berada pada risiko kematian yang meningkat.”3
Vape Lebih Aman daripada Rokok?
Vape atau rokok elektrik menjadi
tenar di kalangan masyarakat dewasa ini. Minimarket dekat tempat saya pun mulai
menjualnya.
Gemas deh melihat pengguna vape
di taman. Sambil menunggu anaknya bermain, ia mengebulkan asap tebal. Kadang ada
juga yang sengaja meniupkan ke arah si anak untuk dimainkan. Ya sih, asap vape
ada bau-bau tertentu. Namun, apakah vape lebih aman dibanding rokok?
diolah dari Wikipedia 26 Mei 2020 |
Dr. Frans menjelaskan vape juga
mengandung nikotin seperti rokok. Bedanya, pada rokok terdapat tar dan CO yang
berbahaya bagi tubuh sedangkan pada vape tidak ada. Namun, kandungan nikotin
tetap saja berefek pada saluran pernapasan juga dapat mengganggu fungsi susunan
saraf pusat dan kemampuan berpikir.
“Di rokok elektrik tidak ada tar
dan CO, jadi racunnya cuma 1 (nikotin). Tidak 3 seperti rokok biasa,” jelas dr.
Frans Abednego Barus, Sp.P.
#PutusinAja Rumahku Kawasan Tanpa Rokok
Sudah ada peringatan bahaya pada
bungkus rokok tapi kok masih merokok, mengapa ya? Manajer Komunikasi Komnas
Pengendalian Tembakau Nina Samidi menuturkan beberapa penyebabnya:
1. Mudahnya akses mendapat rokok
seperti di warung yang menjual rokok satuan/ketengan. Penjualan rokok
satuan belum diatur. Indonesia butuh lisensi penjualan rokok seperti lisensi
penjualan minuman beralkohol.
2. Kurangnya himbauan untuk tidak
merokok guna mengurangi penyebaran covid-19. Selama ini poster dan spanduk yang
beredar hanya menganjurkan untuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,
menjalankan etika bersin dan batuk tetapi tidak ada anjuran stop merokok.
3. Kurangnya pengaturan tembakau
yang lebih ketat. Afrika Selatan, Botswana, dan India melarang penjualan rokok
selama pandemi corona.
Komnas Pengendalian Tembakau
telah mengirim surat ke Presiden RI tentang larangan merokok dalam rumah,
melarang penjualan rokok selama wabah, dsb. Saat ini pun sedang didorong supaya
pemerintah memasukkan pengendalian tembakau dalam mencegah penyebaran covid-19.
Harapannya agar pemerintah segera #PutusinAja langkah paling strategis untuk
menurunkan prevalensi perokok, salah satunya merevisi PP 109 tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau
Bagi Kesehatan.
Nina Samidi yakin kesadaran masyarakat
akan bahaya merokok perlu didorong peraturan tegas oleh pemerintah. Anjuran
beraktivitas di rumah saja untuk menekan prevalensi Covid-19 dapat berbalik meningkatkan
implikasi corona bila tetap merokok di dalam rumah.
Oleh karena itu, Kawasan Tanpa
Rokok perlu diterapkan sampai di dalam rumah. Nina menyontohkan Kawasan
Tanpa Rokok di Kampung Penas, Jakarta Timur. Atas kesepakatan bersama warganya,
kampung tersebut bebas asap rokok. Bila mau merokok, silakan keluar kampung. Hal
ini cukup efektif dan dapat coba diterapkan di daerah lain.
Himbauan menjaga kesehatan agar terhindar dari virus corona a la Helenamantra |
Stop Merokok Butuh Temukan Strong Why
Keluarga dan teman-teman saya ada yang mantan perokok. Alhamdulillah mereka telah berhenti merokok dan menjalani gaya hidup lebih sehat, bahkan penampilan mereka nampak lebih muda, lebih segar dibanding dahulu ketika belum terbebas dari jeratan asap rokok.Ada yang sepulang dari haji langsung berhenti merokok. Selama menjalani ibadah haji kan tidak merokok, ternyata bisa. Kembali ke Indonesia ya tinggal lanjut saja.
Ada yang memilih stop merokok karena calon istrinya tidak mau menikah dengan perokok. Sebelum berhenti total, ia masih sembunyi-sembunyi merokok tapi capek juga ngumpet. Kalau sudah lama stop, merokok tidak lagi nikmat di mulut.
Banyak alasan yang membuat seseorang dapat berhenti merokok. Apapun itu semoga bukan karena sudah merasakan sakitnya atau keluarga sebagai perokok pasif turut menanggung akibatnya.
Mengutip pernyataan dr. Frans, Sp.P, bahwa angka penyakit paru semakin banyak jumlahnya dan semakin muda usianya. Tidak ada pilihan kurangi merokok atau gantikan dengan rokok elektrik. Pilihannya hanya pada berhenti atau silakan lanjutkan dengan berbagai risikonya.
Temukan strong why, alasan kuat, untuk berhenti merokok. Bagaimana denganmu?
"Saya sudah berbagi
pengalaman pribadi untuk #putusinaja hubungan dengan rokok atau dorongan kepada
pemerintah untuk #putusinaja kebijakan pengendalian tembakau yang ketat. Anda
juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog serial #putusinaja yang
diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Indonesian Social Blogpreneur
ISB. Syaratnya, bisa Anda lihat di
sini."
1. Bahaya Menjadi Perokok Pasif. https://www.alodokter.com/bahaya-menjadi-perokok-pasif. Diakses 27 Mei 2020.
2. Perokok Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona. https://kbr.id/04-2020/perokok_lebih_rentan_terinfeksi_virus_corona/103045.html. Diakses 27 Mei 2020.
3. WHO and Scientists Back SA's Ban on Tobacco Sales. https://www.goexpress.co.za/2020/05/05/who-and-scientists-back-sas-ban-on-tobacco-sales/. Diakses 27 Mei 2020.
4. Smoking History is an Important Risk Factor for Severe Covid-19. https://blogs.bmj.com/tc/2020/04/05/smoking-history-is-an-important-risk-factor-for-severe-covid-19/. Diakses 27 Mei 2020.
Kalau mau merokok pindah ke kampung sebelah. Semoga aja kampungnya jauuuuuhhhh banget ya, jadi capek di jalan, berat diongkos, lupa ngerokok deh.
ReplyDeletewahahah iyaa udah lelah sendiri. Akses memang pengaruh. Kalau susah didapat ya bakal males juga ngerokok
DeleteAlhamdulillah suami, ayah, adik laki dan suami adik perempuan saya gak merokok. Nah, adik ipar dan suaminya adik ipar yang satu yang perokok ... untungnya di masa pandemi begini semua orang gak bisa pergi jauh jadi gak perlu khawatir mereka datang, soalnya di rumah ada anak-anak dan ibu-bapak saya yang lansia.
ReplyDeletebiasanya lebaran gini banyak keluarga besar datang dan yang laki itu identik dengan merokok. alhamdulillah lebaran tahun ini udaranya lebih bersih.
DeleteKalau urusan merokok sebenarnya saya juga gak suka, soalnya bapak juga gak ngerokok. Saya msh mikir sama orang yg ngerokok waswes tanpa lihat sekeliling. Mau marah tapi kok gak pantes dihadapan umum. Yaudah milih diem. Imbasnya jadi perokok pasif :(
ReplyDeleteitulah mbak, kalau ga ditegur ya ga merasa bersalah
DeletePadahal ini adalah kelompok yang rentan juga ya saat pandemi datang gini...
ReplyDeletebetul, mbak.
DeleteSuamiku perokok tapi semenjak pandemi udah mulai dibatasi ngerokoknya untuk kesehatan bersama,
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga sehat-sehat yaa mbak.
DeleteBingung juga ya, di masyarakat justru yang berkembang merokok bisa melawan covid19. Dilematis tersendiri.
ReplyDeleteIni ada penelitian dari Perancis tapi aku baca-baca juga bahwa penelitian ini tidak benar. Belum ada peer review dan penulisnya berhubungan dengan industri tembakau.
DeleteSama Mba. Aku ya sejak jadi emak-emak jadi berani negur orang klo dia ngerokok di deket anak aku hahaha ��. Terus sama juga, aku udah lama juga nggak ngikutin berita corona demi ketenangan jiwa. Maklum aku orangnya parnoan. Jadi aku setuju banget klo perokok itu lebih rentan terkena virus corona karena virus ini kan nyerang banget ke paru-paru sebelum nyerang ke yang lain. Tapi klo ngerokok, udah paru2nya nggak sehat terus klo kena virus makin parah lah ya dia. Seremmm. Jadi mendingan berhenti ngerokok buat orang2 yang pada ngerokok ya.
ReplyDeleteNah itu mbak, yang gemesin itu ada perokok yang khawatir keluarganya kena covid jadi ga boleh kemana-mana, eh dianya sendiri masih merokok. Heuuu
DeleteAlhamdulillah di rumah ga ada yang rokok. Jadi kalo di luar banyak asap . Kadang kesel. Cuman mayan skrg teman2 sekitar aku udah waras dikit soal rokok..mereka ngumpet atau nyari ruang terbuka u merokok
ReplyDeletealhamdulillah kalau perokok aktif memilih tempat yang aman untuk merokok
DeleteWow, itu sangat menyebalkan dan ngajak mati masal sih, namanya. Udah deh, berenti aja ngerokoknya.
ReplyDeleteKalaupun siap sakit, jangan ajak yang lain :(
DeleteMerokok pake helm aja..
ReplyDeleteBahas rokok tuh sedih. Kan udah jelas ada warningnya, kok masih aja dibeli ya ��
Alhamdulillah adek ipar aku nggak merokok...
Adik ipar dibahas sampai sini, hahaha
DeleteRumahku udah bebas kawasan merokok, kalo mau ngeroko sana di luar pintu gerbang kompleek wkaakka. JAhaat dan kejam sekali akutu di rumah.
ReplyDeleteDemi kebaikan bersama..
Ga apa Teh, Demi kesehatan bersama
DeleteKeren ya Kampung Penas, ada aturan kampung bebas rokok. Aku bakal setuju banget kalo kampungku juga ada aturan serupa. Di rumah ada tiga laki-laki nggak ada yang merokok, tapi tetangga sebelah merokok dan asapnya masuk ke rumah. Makanya pintu rumah selalu aku tutup rapat biar gak masuk si tamu tak diundang itu
ReplyDeleteTernyata bisa yaa kampung tanpa rokok. Kalau di Penas bisa, insya Allah bisa juga diterapkan di tempat lain
DeleteAku tuh gemes dan sebel sama perokok yg kadang suka bebel klo dibilangin
ReplyDeleteAlhamdulillah di rumah sih ga ada tp klo ada sodara yg bertamu kadang suka susah dikasih tau
Aku malah pernah adu mulut sama penumpang angkot
Dibanding manfaat lebih banyak mudharat nya kebiasaan merokok itu
Kalau ada tamu merokok biasanya diarahkan di teras aja. Kalau perlu ga usah sediakan asbak
DeleteSamaan, Mbak. Kalau tetangga merokok, bau asapnya masuk ke rumah. Sebel banget :'(
ReplyDeleteIya mbak. Hampir tiap Hari gini
Deleteaku sudah ingatkan suami selalu untuk segera berhenti merokok. Sekarang memang sudah jauh berkurang namuuun tetap saja belum berhenti. Doakan bisa segeri berhenti
ReplyDeleteIyaa Mbak Indah. Semoga ada dorongan kuat buat suamimu untuk bebas dari jeratan asap rokok.
DeleteAku mantan perokok mba. Baru stop rokok pas hamil anak pertama. Suami malah ga ngerokok samasekali . Pas pacaran dia ga terlalu tegas ngelarang Krn status pacar dia anggab blm terlalu kuat utk melarang :p. Tp pas nikah, dia ngelarang banget, cm aku kdg nakal diem2 msh ngelakuin di kantor, kebetulan di cabang lama ada tempat khsuus smoker. Tp pas hamil, aku beneran stop samasekali.
ReplyDeleteDan sampe skr, ga tertarik lagi ngilangin kesalahan :p. Kalo ditanya dulu takut ga sih Ama peringatan2 di bungkus rokok. Jawabnya ga. Makanya aku ngerti kenapa perokok ttp aja ga mau brenti walo liat peringatan gitu. Lah wong efek ringan yg ditimbulkan LBH enak drpd peringatannya :D. Kenyataannya begitu. .
Selain Krn hamil, ada respon lain ke apa aku stop. Apa aku dikirimin foto wanita perokok yg umurnya sama Ama aku,tapi tampangnya jauuuuuuh LBH tua dr umur :o. Di situ aku baru takut mba. Secara aku peduli banget Ama kulit dr zaman SMU, apa ngeliat keriput Krn rokok lgs parno wkwkwkwkwk. Jd Tiap kali timbul keinginan merokok, aku tinggal liat foto wanita tua yg umurnya msh sebaya td, suapya keinginan rokok lgs stop :p. Jd kurasa kalo mau bikin perokok berhenti, ksh mereka sesuatu yg bener2 mereka takutin. Kalo itu ga ada, ya susah sih :D.
Mbak Fanny ... aku ga menyangka soalnya gaya hidupmu sangat sehat dan you look so young!
DeleteAlhamdulillah, makasih yaa sharingnya.
Eh tapi benar lho rokok bikin wajah nampak lebih tua. Mertuaku gini waktu merokok. Setelah berhenti di usia 60-an malah nampak lebih segar dan muda.
Kalau sudah berurusan dengan perokok, urusannya jadi kayak debat kusir, menurut saya. Mereka tidak peduli dengan beragam bahaya yang mengintai. Kelompok orang ndablek. capek deh..
ReplyDeleteAku simple aja mbak, ga mau berdebat. Merokok, silakan. Asapnya jangan disebar ke orang lain.
DeleteMemang sebaiknya orang mulai sadar untuk hidup sehat ya...biar terhindar dari penyakit membahayakan yang sampai saat ini belum ada vaksinnya
ReplyDeleteIyaa mbak. Efeknya juga buat sekitar.
DeleteBetul banget artikel ini, pokokny kalo udah ada asap rokok biasanya saya langsung puyeng haha
ReplyDeleteKalau aku sesek, otomatis nahan napas
DeleteLangsung kushare nih artikelnya buat suamiku moga terketuk hatinya, sering berantem kami gara-gara rokok, sebal banget..
ReplyDeleteaamiin ...
DeleteKadang suka dilema plus kesel nggak sih, di rumah kita sudah terbebas dari asap rokok karena nggak ada yang ngerokok, eh ternyata di kampung sendiri, masih banyak warga (terutama bapak-bapak) yang ngerokok secara sembarangan, ntar ditegur, kita dianggap sok tahu.
ReplyDeleteSemoga adanya pandemi ini, kesadaran orang akan hidup sehat semakin tinggi ya.
Selama PSBB ini playground tempat kami biasa main kan ditutup. Eh malah banyak orang yang merokok di situ. Puntungnya berjejer dong.
DeleteDi keluarga saya. Sedikit yg merokok. Tapi itu tetap aja dinasihati juga ga ada kenanya. Entah kapan mau berhentinya. Butuh alasan yg kuat buat dia stop merokok.
ReplyDeletebetul, alasannya itu perlu tumbuh dari diri si perokok.
Deletesebagai perokok pasif cuma bisa mengingatkan.
Alhamdulillah di rumah gak ada lagi yang merokok. Jadinya kalo ke luar rumah, sebel deh sama yang ngerokok. Apalagi kalo depan anak-anak. Bener2 deh. Semoga fakta rentannya covid 19 menyerang perokok membuat banyak orang berhenti merokok. Dan memulai hidup sehat.
ReplyDeleteDi Inggris udah ada 300ribu orang berhenti merokok karena takut kena covid, lho, Teh. Gimana Indonesia ya?
DeleteOh ya? Wuih bagus. Semoga di Indonesia juga banyak yang begitu. Kasian juga ya perokok itu. Berisiko besar kena Covid 19. Semoga mereka pada berhenti ngerokok. Selain rentan buat mereka, risiko penularan ke orang lain juga jadinya lebih besar kan, ya. :(
DeleteSebel ya ama perokok ini mak. huhuhu mana kebanyakan bapak2 sekarang di rumah aja. egoisnya itu loh lupa kali ya kalau ada anak. semoga suami2 kita paham ya mak jangan ngerokok lagi bahaya
ReplyDeleteAlhamdulillah suamiku itu benci perokok. Semoga yaa di Indonesia makin banyak yang tobat deh supaya sehat sekeluarga.
DeleteKalau negur tetangga untuk tidak merokok ngeri juga ya takut malah gak terima, toh yang beli mereka rokoknya bener banget. Paling cuma bisa mendakan supaya segera sadar ya. Kalau kaya di tempat umum aku kadang negur juga apalagi kalau hadap2an misalnya di angkot (tapi dulu sih skr udah lama banget gak naik angkot)
ReplyDeleteSekarang angkot udah jadi kawasan tanpa rokok kan ya? tapi kayaknya masih banyak yang belum sadar :(
DeleteSedih banget deh hari gini masih banyak yang cuek banget dengan kesehatan orang lain, dengan merokok sembarangan. Ini kejadian banget waktu aku belanja ke pasar, didalam sudah penuh dengan orang berbelanja dan ada beberapa pedagang merokok. Kebayang deh, bau dan sesaknya kayak apa itu.
ReplyDeletewaduh di pasar yaa kebayang sumpeknya, mbak Chie
Deleteduh vape itu enggka banget deh lebih bahaya soalnya zat kimia juga, aku juga sebel banget kalo dekat orang nge Vape asapnya itu banyak banget
ReplyDeleteKebul kebul, mbaaak.
DeleteMerokok efeknya memang berbahaya buat yg pasif. Ibuku udah ngalamin. Sakitnya berbulan2. Efek pasca sakit badannya gak keruan kurus banget.
ReplyDeleteNah ini perokok pasif kena imbasnya juga yaa mbak. Biasanya paru-parunya entah bronchitis atau radang :(
DeleteKadang terbersit buat doain jelek orang yang merokok. Duuh maafken. Habisnya gemes, sudah tau musim pandemi kayak gini malah cari penyakit dg merokok
ReplyDeleteDoakan yang baik aja mbaaa supaya kita dapat pahala. Heheh
DeleteDalam kondisi biasa aja efek rokok ini membahayakan jiwa ya, baik untuk perokoknya sendiri maupun perokok pasif. Apalagi dalam kondisi pandemi dimana daya tahan tubuh harus dijaga. Sudah semestinya kita sadar diri akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
ReplyDeletebetul, mbak. Apalagi covid menyerang saluran pernapasan.
DeleteKalo di indonesia kayaknya sepama puasa ramadan polusi rokok menurun ya.. haha belom ada penelitian nya sih.. Semoga para perokok mendapat hidayah kak..
ReplyDeleteyang ada pindah jam merokok, mbak
Deletesuamiku enggak merokok. tapi kalau lebaran sering aja nemu tamu yang merokok saat pulang kampung. tapi pas pandemi ini alhamdulillah sih enggak ketemu yang merokok. tapi tetap perlu aturan untuk yang suka bebas merokok di tempat umum ya.
ReplyDeletebagus juga nih ya karena silaturrahim online, mengurangi asap rokok
DeleteBudaya rokok dibawa oleh Inggris ke seluruh dunia. Tapi malah di Inggris sendiri pemakai rokok berkurang dan bahkan tempat-tempat untuk merokok saja dibatasi. Sementara Indonesia sebagai pengimpor budaya tersebut tetap enjoy. Aneh kan.
ReplyDeleteEh tau ga selama pandemic di Inggris sekitar 300000 orang berhenti merokok. Nah gimana Indonesia?
Deletesetelah baca ini, saya bernafas lega. syukurlah ayah saya sudah berhenti merokok. alasan awalnya sebab mau hemat uang di masa pandemi. lalu ayah ada keluhan di pernafasan, jd stok merokok karena khawatir malah kenapa2. ternyata keputusan tepat
ReplyDeleteKZL bangeeett...
ReplyDeleteKalau ada yang untoleran begini. Anakku sering kalau gak nyaman sama orang merokok di dekatnya, diomongin "Kok bau asap siih, Ma...?"
Kalau orangnya sadar, alhamdulillah.
Kalau engga, kami memilih tempat lain.
Kadang orang kalau diingatkan dengan suara keras gitu aja cuek, kalau ditegur, malu...malah bikin keributan kita nanti.
Ngalah aja deeh...
Peraturan yang kurang ketat bagi perokok yang merokok di sembarang tempat ini tidak benar-benar diberlakukan. Sehingga banyak orang merasa baik-baik saja.
DeleteAlhamdulillah suami gak merokok. Sering gak betah buat nafas kalau ada orang disekitar yang ngerokok. Baunya kadang gak hilang-hilang meskipun orangnya udah pergi.
ReplyDeleteiyaa asap dan baunya itu masih di udara sampai 2,5 jam loh
Deleteasap rokok berkurang namun kepulan asap vape bikin sesak hiks,
ReplyDeletesama aja dong, tetap mengandung racun yang bahaya buat tubuh
DeleteAlhamdulillah banget suamiku ga ngerokok dan aq paling engap kalo deket2 orang merokok kak
ReplyDeleteAlhamdulillah mbaa. Sehat-sehat sekeluarga
DeleteHarusnya ya Mba, harusnyaaa...kalo perokok itu punya akal dia harusnya bisa sadar sendiri kalo kelakuannya itu ga ada faedahnya barang secuil. Hawa nafsu banget yang diturutin. Wwkwk, koq ngegas di rumah orang ya aku. Apalagi saat pandemi ini, double2 mereka resikonya.
ReplyDeleteHihi ... harusnya memang demikian, mbak
Deletealhamdulillah di rumah tidak ada perokok.
ReplyDeletesaya berharap para perokok itu lebih menghargai sekeliling...
udah lah stop merokok aja. bikin susah orang aja...
Rupanya banyak juga yang engap sama perokok
DeleteAh kapan ya dunia bebas rokok? Humm... peduli pada kesehatan, udah ada wabah pandemi kaya gini mestinya jadi pada makin sadar pentingnya kesehatan ya Mba, ah mestinya, tapi perokok ya memang ngga mudah disuruh berhenti merokok.
ReplyDeletesalam silaturahmi Mba
Semoga orang-orang makin sadar ya Mba Helen kalo merokok itu berbahaya
ReplyDeletedan bisa menguranginya yang sudah merokok apalagi di tengah pandemi macam ini.
Huhu aku tuh kesal banget sama yg namanya perokok mba, kalo nemu di transportasi publik, ga segan aku tegur secara terang-terangan
ReplyDeleteini nih yang perokok kadang gimana ya, padahal tau itu gak baik buat kesehatannya, tapi masih aja, emang perlu dikasih edukasi ya.. apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini
ReplyDeleteTulisannya lengkap banget, mbak.
ReplyDeleteAku termasuk yang bersyukur karena di rumah nggak ada yang merokok.
Aku juga sensitif bgt mb soal rokok apalagi anak anakku ada asma, aku udah sering bgt marahin perokok di tempat umum, heran masih banyak aja yg merokok sembarangan
ReplyDeleteBahayanya rokok emang sangat besar ya. Tapi kalau sudak kecanduan susah banget untuk berhentinya.
ReplyDeleteI feel you banget Mbak. Rasanya hidup bertetangga dengan perokok. Ngga enak banget asli. Akupun antipati sama rokok dan perokok. Padahal jelas ya lebih berpotensi terpapar Corona. Semoga makin banyak perokok yang tahu data ini
ReplyDeleteBagaimanapun juga merokok itu membahayan diri sendiri maupun orang lain ya mbak, saat pandemi atau diluar pandemi ya harus menjauh dari rokok.. akutuh ngga abis fikir deh sama perokok, kenapa ya ngga sayang diri sendiri huhu
ReplyDeleteAku paling sensitif banget sana asep rokok. Rasanya mending ngirup bau-bauan lain deh daripada asep rokok. Sebelum pandemi ini suka kesel sama yang ngerokok sembarangan di depan orang, Dan sekarang di masa pandemi gini makin ga ngerti aja sama yang masih ngerokok.
ReplyDeletealhamdullilah dirumah gak ada yang ngerokok, bebas dan aman dari para ahli hisap. tapi gemesnya dikantor hampir rata-rata yang cowo itu perokok aktif dan susah banget di minta untuk berhenti merokok semoga adanya virus corona ini bisa jadi hikmah agar mereka berhenti merokok karena bahayanya 2 kali lipat
ReplyDeleteAku juga kesel banget kalau ada perokok yg asapnya kemana-mana, gaada akhlak. Untung aja di rumahku yg ngerokok cuma kakekku dan itupun udah jarang banget. Alhamdulillah juga pacarku juga gak ada riwayat merokokðŸ¤
ReplyDeleteiya ya susah jg sih apalagi yg emang udah ngerasa nyaman sama rokok mau diingetin dgn cara apapun pasti susah apalagi tanpa ada kesadaran sendiri
ReplyDeletePerokok itu harusnya disediain tempat khusus 1ruangan tertutup, biar dia yg isap sndiri itu asap rokoknya, (jahat amat yak) abis mereka jga jahat
ReplyDeleteAku mau corona mau engga tetep sebel sama perokok kak, apalagi kalo merokok tempat umum kalo ditegor suka galakkan dia ish sebel banget. Apalagi kalo yg naik motor sambil merokok itu kan abunya terbang kalo kena mata kan bahaya banget, secara perokok pasif itu lebih bahaya dari pada perokok aktif
ReplyDeleteAlm bapak ku dulu jaman masih muda dan belum nikah perokok. Imbasnya beberapap tahun kemudian, i tahun 1989 masuk RS karena paru-paru kering. Usai itu, kondisi seperti biasa. Tapi kira-kira tahun 1999 terkena paru-paru basah. Subhanallah banget deh. PAdahal rokok itu dilakukan saat sebelum nikah tapi imbasnya panjang. Apalagi dimasa pandemi begini, duhh yang ngerokok kudu ingat sama alamm kubur deh yaa. xixixi
ReplyDeleteAlhamdulillah dirumah keluargaku nggak ada yang merokok, jadi tempat paling nyaman dan bebas rokok buatku sih dirumah. Tapi paling nggak bisa dihindari tuh pas lagi beraktivitas diluar rumah dan ada yang merokok ya, mudah-mudahan setelah pandemik ini berlalu makin banyak yang sadar juga bahayanya merokok karena ternyata para perokok lebih rentan terkena virus ya.
ReplyDeleteSedih banget, jumlah pasiennya nambah. Untungnya suami aku udah ga ngerokok lagi.. udah aku larang habis2an..
ReplyDeleteSediiihh masih banyak yang cuek merokok ya, bahkan dalam kondisi pandemi kayak gini. Berharapnya pada lebih mikir gitu, tapi ya gimana ya, hiks... Padahal risikonya jelas ada. Moga-moga aja makin banyak yang tersadarkan, ya, Mbak.
ReplyDeleteBersyukur orang terdekat ku yaitu suami udah lama berhenti merokok. Ga kebayang kalau deket2 . Apalagi kkndiko Pandemi Corona sekarang ini. Duh bikin rentan banget orang yang deket dengan perokok. Jauh-jauh deh. Semoga yang masih merokok bisa lebih mikir bahaya' nya yah
ReplyDeletePersis dilingkungan rumahku juga begitu. Pagi pagi asap rokok sudah berkunjung tapi wujud orangnya tidak Ada. Sangat Gak gampang buat Mereka stop Dr jerat rokok, harus dr keinginan kuat Dr Dalam diri Dan orang terdekat
ReplyDeleteAuto bad mood kalau ada asap rokok atau yang ngerokok deket-deket saya. Gak kuat sama baunya. Bahkan pernah mencium bau rokok dari aroma kaos teman yang perokok, gatau gimana langsung bete gitu. Karena ngerusak suasana hehehe. Semoga sih pada sadar ya orang-orang karena corona itu kan nyerang di saluran pernafasan. Kalau pernafasan ga sehat, gampang dong terinfeksi virus juga...
ReplyDeleteAku juga kzl bgt sama perokok. Merugikan orang lain, kalo merokok cuma merugikan dirinya sendiri mah bodo amat deh. Alhamdulillah suamiku juga gak ngerokok jadinya rumah bebas asap rokok.
ReplyDeletePerokok - perokok semoga diberikan hidayah yah soalnya merokok itu merugikan banyak orang bukan hanya merugikan dirinya saja.
ReplyDelete