Hampir saja kami kehabisan tiket
film Koki-Koki Cilik 2. Padahal sudah memilih nonton saat hari kerja tetapi
antusias penonton cilik rupanya tinggi juga. Kursi paling depan pun banyak
terisi. Apa sih yang menarik dari film anak Indonesia Koki-Koki Cilik 2?
Kakak-adik siap nonton Koki-koki Cilik 2 |
Liburan sekolah kali ini banyak keluarga yang mengisinya dengan menonton film di bioskop. Pas banget ada film anak Indonesia yang menarik. Film ini merupakan sekuel dari Koki-koki Cilik yang tayang Juli 2018 lalu.
Saya dan SID belum menonton film
pertamanya, bahkan saya enggak nonton trailer-nya.
SID yang tertarik mengajak nonton karena melihat cuplikannya di YouTube. Tiap
hari ia meminta, “Bu, ayo nonton Koki-koki Cilik.”
Sekilas Cerita Koki-koki Cilik 2
Bima, Alfa, Kevin, Niki, Mely,
dan Key membuat reuni Cooking Camp saat liburan sekolah. Namun, mereka terkejut
melihat area Cooking Camp yang kosong dan tak terawat. Rupanya Cooking Camp
sudah tutup. Hal ini karena omongan Evan, mantan chef yang meragukan kemampuan
Chef Grant dalam mengelola camp.
Chef Grant menjadi sedih dan
terpuruk tidak dapat melanjutkan lagi camp yang menjadi bagian penting hidupnya
selama ini. Anak-anak alumni Cooking Camp bekerja sama menghidupkan kembali
Cooking Camp dengan berjualan di food truck. Mereka dibantu Tante Adel dan Adit
dengan resep triple sandwich-nya. Mampukah Cooking Camp hidup kembali?
Warna-warni Dunia Anak dalam Koki-koki Cilik 2
Seperti yang saya singgung di
atas, kami belum menonton film pertamanya namun tidak terlalu sulit mengikuti
alur cerita karena di bagian awal ditampilkan cuplikan Koki-koki Cilik. Akan
tetapi, berhubung karakter tokohnya banyak, hafalkan nama tokohnya mengalir aja
sambil nonton.
Overall, kisah Koki-koki Cilik 2 menunjukkan dunia anak yang sederhana.
Mereka mau bermain, berkumpul bersama, dan berusaha membantu dengan segala
cara. Meski ya kadang bantuan yang diberikan itu kurang tepat dari pandangan
orang dewasa. Ketulusan menolong inilah yang menonjol pada film tersebut.
Film besutan MNC Picture ini membuat
SID dan saya tertawa terbahak-bahak. Adegan lucu para pemain membuat SID ngakak
dan bertahan enggak tidur selama 91 menit film diputar. Padahal itu jam tidur
siangnya dia, lho.
dok. MNCP |
Dunia anak itu ceria, penuh
semangat, banyak ide-ide menarik yang bila diberikan kesempatan akan menjadi
sesuatu yang besar dan berdampak positif. Seperti ketika alumni Cooking Camp
berusaha mengumpulkan modal untuk membangun kembali Cooking Camp. Mereka
berjualan di food truck dengan menu karya mereka dan menarik perhatian pembeli
dengan cara mereka.
Usaha tersebut tidak selalu
berhasil tetapi anak-anak yang jago masak ini belajar hal baru dan pantang
menyerah. Kesalahan yang dibuat bukan berarti anak tersebut nakal, seperti
perkataan Tante Adel pada Adit, “Adit pernah berbuat salah tetapi bukan berarti
Adit nakal.” Ah, kata-kata si tante mengingatkan saya untuk tidak mudah menilai
seorang anak dengan cap “nakal”.
dok. MNCP |
Yang saya suka, tokoh anak-anak
di film ini banyak tetapi karakter masing-masing nampak menonjol dan unik.
Begitulah anak memiliki keragaman karakter yang bila diberi peran yang tepat
akan nampak stand out di “panggung”.
Saya paling gemas dengan tokoh
Mely yang centilnya kayak ibu-ibu sampai kepalanya ditempel koyo. Haha …. Bukan
hanya cerewet, Mely ini bertanggung jawab, lho, dan enggak manja. Tokoh Adit
juga menggemaskan dengan pipinya yang chubby.
Duh, mau cubit, deh!
Ah, ini satu poin lagi, anak-anak
di film ini digambarkan mandiri. Mereka dapat mengurus diri selama berlibur di
Cooking Camp. Mereka juga tidak terlalu bergantung dengan gawai dan menikmati
kebersamaan dengan teman-teman yang memiliki passion yang sama, memasak.
Sedikit ketidakwajaran di film
ini, pemainnya gonta-ganti pakaian padahal tas mereka kecil. Tapi, model
bajunya lucu-lucu. So, fashionable! Selain itu, Evan (Christian
Sugiono) yang nge-vlog di sini bagi saya agak aneh gimana gitu, hehe …. Mungkin
karena dia biasa bertampang cool, irit bicara.
Moral of The Story
Ini film anak tetapi mengandung
pesan moral bagi orang tua yang menemani anaknya menonton. Dari kisah Adit yang
pemurung, dapat dipetik pelajaran bahwa yang dibutuhkan anak dari orang tua
sangat sederhana, seperti harapan Adit pada papanya. Apa tuh? Enggak seru, ah,
kalau saya bahas di sini. Tonton di film Koki-koki Cilik 2, ya!
***
Film: Koki-koki Cilik 2
Tayang: 27 Juni 2019
Produser: Lukman Sardi, Ferry
Ardiyan, Chairul Rizal
Sutradara: Viva Westi
Penulis: Vera Varidia
Produksi: MNC Pictures
Pemeran:
- Ringgo Agus Rahman sebagai Chef Grant
- Christian Sugiono sebagai Chef Evan
- Kimberly Ryder sebagai Tante Adel
- Farras Fatik sebagai Bima
- Adhiyat sebagai Adit
- Alifa Lubis sebagai Mely
- Marcello sebagai Kevin
- Ali Fikry sebagai Alfa
- Romaria Magdalena Simbolon sebagai Key
- Clarice Cutie sebagai Niki
yang penting film tentang dunia masak saya suka banget bu
ReplyDeleteKeren banget kayaknya ya, aku jadi pengen nonton film ini, tapi lagi jagain Abang Fatih abis sunat nih. Seru baca reviewnya.
ReplyDeleteBaiklah Mak Sid, aku juga penasaran pengen nonton film ini sama anakku meski belum pernah nonton yang pertama ga masalah yah?
ReplyDeletebtw mungkin tuh anak2 ganti baju terus krn lipitin bajunya kecil2 wkwkwk
Di Surabaya, banyaaaakkk banget ibu2 dan nak kanak yg seseruan nonton pilem ini.
ReplyDeleteKata mereka BAGUSSSS banget!
Sayangnya anakku laki dan beranjak ABG, jadi ga mau diajak nonton
--https://bukanbocahbiasa(dot)com--
Wuuah aku belum nonton film ini (eh yang pertama juga nggak nonton), kayaknya seru dan asyik ceritanya.
ReplyDeleteJadi pengin nonton film ini bersama anak-anak, mumpung masih libur sekolah.
Aduh pingin sekali nonton film ini. Apalagi angka lagi liburan sekolah ya
ReplyDeleteSayang di kota kami Cianjur ga ada bisokop jadi blm bisa nonton nih. Semoga segera ada kesempatan walau harus ke Bogor atau ke Bandung
Film nya bagus ya ada pesan moral yang bisa menjadi pembelajaran bagi penonton anak-anak. Mengajak mereka agar mandiri dan percaya diri
ReplyDeleteMenonton bersama anak dengan pilihan film yang tepat seperti koki-koki cilik 2 ini, selain membangun bonding dan bersenang2, juga pembelajaran kisah kehidupan lain lewat tontonan ya.
ReplyDeleteKemarin aku nonton film koki-koki cilik 2 karena pas nonton koki koki cilik satu tuh udah suka banget. Jujur menghibur banget dan aku suka ama OSTnya loh :)
ReplyDeleteWahh penasaran. Tapi anak kumasih belum paham diajak nonton ini haha emaknya yang doyan
ReplyDeleteWah kayaknya asyik juga bs ngajak nonton di bioskop bareng anak2..selama ini milih nobar di rumah aja..hehe
ReplyDeleteBener banget Len, story dari film bisa di dapat oleh si anak, dengan membahasnya dengan anak-anak. Buatku antara satu anak dengan anak yang lainnya kadang nangkepnya beda sehingga menjadi moral of story yang berbeda-beda gitu. Anakku suka memasak, masih tahap masak telur, mie dan nasi goreng.
ReplyDeleteKoki koki cilik itu beneran koki cilik jebolan master cheff junior indonesia atau cuma rtis cilik yg berperan sebagai koki sih? Penasaran aku aslinya gimana mereka
ReplyDeleteFilm yang bagus itu memang harus kasih moral of story yang bisa ditangkap oleh penonton filmya, dan film seperti koki koki cilik ini salah satunya.. filmya sangat ringan dan banyak pesan moral disini.. anak anak aku juga suka nonton fllm ini.. senyum senyum sendiri mereka hehe
ReplyDeleteWah, Sid dan mama udah nonton Koki-koki Cilik 2 ya? Seru pasti ya dan banyak pelajaran yang bisa diambil, tidak hanya tentang masaknya aja, tapi juga tentang kebersamaan, semangat meraih impian, dan sebagainya. Aku akhirnya nonton juga bareng ponakan dan pulangnya ponakanku malah pengen ikutan semacam cooking class gitu.
ReplyDeleteIyaa...
ReplyDeleteBioskop rame banget, kak Helen.
Kami kemarin buru-buru berangkat ngejar jam sore, gak dapet.
Hiiks~
Koki-Koki Cilik jadi pilihan film keluarga yang seruuu...
Bacanya seru bangeet nih.. jadi pengen ajak anak-anakku nonton jugaaa
ReplyDeleteBisa bikin anak-anak suka masak, bantu2 maknya di dapur
ReplyDelete