[Pelatihan literasi keuangan untuk perempuan oleh Prudential Indonesia]
Pelatihan literasi keuangan untuk Perempuan oleh Prudential Indonesia |
Lebih percaya mana, menyerahkan
urusan keuangan pada laki-laki atau perempuan? Umumnya yang memegang uang
belanja bulanan di rumah, suami atau istri?
Anggapan umum di masyarakat,
perempuan itu lebih teliti dan telaten dalam mengurus uang. Maka, manajer
keuangan keluarga biasa disematkan pada istri.
Akan tetapi, Survei Nasional
Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 oleh OJK menyebutkan tingkat literasi
keuangan perempuan (25,5%) lebih rendah dibandingkan laki-laki (33,2%). Nah,
lho, gimana jadinya kalau sang manajer keuangan kurang melek keuangan? Haruskah
ganti istri? *eh
Pentingnya Perempuan Melek Keuangan
Peran perempuan, khususnya seorang
istri, sangat penting dalam mengelola keuangan keluarga. Kondisi keuangan dapat
menentukan masa depan keluarga. Uang bukan segalanya akan tetapi (hampir)
segalanya butuh uang.
Mengelola keuangan bukan berarti
mata duitan, ye. Ini tuh sebagai bentuk pertanggungjawaban atas rezeki yang
diberikan Allah.
1. End Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak)
2. End Human Trafficking (akhiri perdagangan manusia)
3. End Barriers To Economic Justice (akhiri kesenjangan ekonomi)
Selain mengelola keuangan
keluarga, perempuan suka berbisnis. Ada sekitar 14,3 juta wirausaha wanita di
Indonesia (data Kementrian Koperasi dan UKM, 2018). Perlu banget dong
mengetahui cara tepat mengatur keuangan usaha supaya bisnisnya makin melejit
dan berkelanjutan.
Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan oleh Prudential Indonesia
11 Desember 2018 lalu saya
menghadiri Press Conference Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan di
Gedung Darma Wanita, Jakarta. “Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan”
menjadi salah satu program dari Pilar Edukasi Community Investment Prudential
Indonesia yang telah dijalankan sejak 2009 dan menjangkau 27.000 perempuan
se-Indonesia.
Jens Reisch, President Director
Prudential Indonesia, menyatakan tahun ini pelatihan literasi diadakan di 5
kota sejak awal Oktober 2018 dan ditutup pada Selasa lalu di Jakarta. Lima kota
tersebut yaitu Manado, Ambon, Sorong, Malang, dan Jakarta. Di tahun 2019,
rencananya community investment Prudential ini akan berfokus ke Indonesia timur karena indeks
literasinya di bawah rata-rata nasional.
Nini Sumohandoyo, Corporate
Communications & Sharia Director Prudential Indonesia, menambahkan peserta
yang mengikuti pelatihan literasi ini sebelumnya telah disurvei agar materi
yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan literasi keuangan mereka. Pesertanya
beragam, ada yang istri nelayan, komunitas pedagang, UKM, guru, mahasiswa, juga
ibu rumah tangga.
Dalam menyampaikan materi,
Prudential Indonesia melibatkan pegawainya yang disebut PRUvolunteers. Mereka
telah terlatih mengedukasi peserta pelatihan dengan cara yang menarik dan mudah
dipahami. Ada yang menggunakan kesenian maupun bahasa daerah, lho.
Program ini mendapat dukungan
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan Horas Tarihoran, berharap kegiatan ini dapat membantu
OJK mencapai target literasi keuangan sebesar 35% pada 2019.
Kunci Sederhana Mengelola Keuangan
Melalui program edukasi ini,
Prudential Indonesia bertujuan membekali perempuan dengan pengetahuan dasar
mengenai berbagai instrumen keuangan serta keterampilan praktis dalam
pengelolaan keuangan sebagai solusi proaktif untuk masa depan keuangan yang
aman. Ada, lho, peserta yang minim informasi mengenai bank.
Materi pelatihannya beragam,
dimulai dari mengetahui kondisi keuangan sekarang, perencanaan keuangan, fungsi
dan produk bank, pinjaman, pajak, investasi, DPLK, hingga asuransi. Setiap
peserta mendapat booklet “Tips Mengelola Dana untuk Perempuan” berisi materi
tersebut. Isinya menarik, sederhana, dan membuat saya menyadari pentingnya
mengelola keuangan. Saya cuplik sedikit di bawah ini, ya.
Dalam perencanaan keuangan, ada
tiga fokus utama:
1. Pengelolaan keuangan dan
kebutuhan sehari-hari
2. Simpanan dan tabungan
3. Kebutuhan darurat
Ketiga hal tersebut saling
terhubung dengan rencana dan tujuan hidup.
Mengelola keuangan butuh waktu
karena tidak hanya membahas tentang angka namun juga mengubah pola pikir. Saat
mengelola keuangan, pegang kunci sederhana berikut:
- Ketahui mana KEBUTUHAN dan mana KEINGINAN. Utamakan memenuhi yang dibutuhkan karena keinginan itu selalu ada, tak pernah puas. Jangan sampai terjebak dalam utang demi memenuhi keinginan. Boleh saja berutang tetapi harus bijak melakukannya. Baca syarat dan ketentuan dengan seksama, ya.
- Bila tidak dapat memperkirakan kenaikan pendapatan, maka atur pengeluaran. Ya kalau pendapatan tak terbatas, bebas aja mau tebar duit kemana. Tapi … berhubung enggak punya mesin cetak uang, manajer keuangan keluarga perlu mengatur pengeluaran berdasarkan prioritas.
Itulah sekelumit tips mengelola dana dari pelatihan literasi keuangan untuk perempuan dari Prudential Indonesia. Senang deh melihat antusiasme ratusan perempuan yang mengikuti pelatihan tersebut di Jakarta lalu. Dengan ini, semoga perempuan makin mandiri dan melek urusan keuangan.
Perempuan suka sekali sale sampai sampai lupa kebutuhan dan lupa nabung buat dana darurat
ReplyDeleteaku kagum lho dengan kebiasaan mpo menabung di celengan yang bermacam-macam itu.
DeleteSaya sudah menerapkan tips diatas, tambah no cicilan, no hutang, no arisan dan sekuat tenaga jauhi riba, tenanggggg
ReplyDeletewow, ini keren lho mbak! semoga istiqomah!
Deleteperempuan emang jadi sasaran utama untuk kegiatan mengelola finansial kak, karena ya keluar masuknya duit ya harus melewati istri dulu, dan sangat bagus diberi pelatihan dan penambahan wawasan seperti ini yang sangat berguna #jejakbiru
ReplyDeletenah, berarti perempuan harus melek finansial, dong.
Deleteacara ini sangag baik, apalagi pesertanya perempuan. wajar sih karena sebagai bendahara keluarga, jadi harus bisa mengatur keuangan... tapi kalau lebih jauh memang benar sebaiknya memahamkan anak ttg keuangan sejak dini...
ReplyDeletekalau saya kiat keuangan banyak mbak, tapi kunci utamanya di budgeting aja sih
thanks for the insight
Deletebudgeting sama niatnya kudu kuat melaksanakan sesuai anggaran. Marilah tahan godaan sale akhir tahun
hehehe
wkwkwkw.. beneran ya, mengelola keuangan RT itu beneran bikin kening berkerut ya :D
ReplyDeleteSaya bersyukur banget sejak menekuni dunia blogger jadi kaya ilmu keuangan karena sering baca-baca artikel seperti ini.
Meskipun gak bikin saya langsung jadi lapang dalam mengatur keuangan, setidaknya sekarang saya sudah lumayan tau mana batasan keinginan dan kebutuhan.
Karena penyumbang boros nomor 1 bagi wanita kayaknya karena ga bisa bedain kebutuhan dan keinginan.
Noted banget nih untuk 3 fokus utama dalam mengelola keuangan, yaitu Pengelolaan keuangan dan kebutuhan sehari-hari, Simpanan dan tabungan, trus juga untuk memenuhi Kebutuhan darurat. Dan nabung sebaiknya dilakukan di awal, bukan dari uang yang tersisa. Iya, kan, Mbak?
ReplyDeleteBagus banget acaranya. Bisa langsung belajar tentang literasi keuangan dengan pakarnya. Pingin bnget ikut pelatihannya
ReplyDeletePerempuan kan katanya ibarat menteri keuangan di rumah tangga, ya. Perempuan juga biasanya hobi belanja. Jadi memang bagus banget kalau melek literasi keuangan :)
ReplyDeleteAda berapa ratus orang yang ikut acara ini? Seru banget ya acaranya. Dapat ilmu seputar mengatur keuangan. Kalau acara ini diadakan di Semarang pasti aku akan hadir juga.
ReplyDeleteMba Helen bikin ngakak wkwkwk foto pertamanya itu lho, ngelirik dmpet sampe gitu banget.
ReplyDeleteAduh mba Helen aku mupeng ikutan acara ini lho, keren banget mengelola keuangan bagi perempuan
perempuan oh perempuan....betapa bangganya menjadi perempuan. pelatihan seperti ini tentu saja bermanfaat. menjadikan masa depan keluarga lebih baik.
ReplyDeleteKeren ya Prudential, bikin pelatihan buat perempuan agar melek keuangan
ReplyDeleteKeren nih prudential, banyak bikin acara seru yg mendidik. Perempuan sbg mentri keuangan dalam keluarga memang perlu banget dibekali ilmu finansial yg tepat, biar savings lebih banyak buat pendidikan & masa depan anak2nya :)
ReplyDeleteHihi bener banget, emang harus misahin tabungan sesuai keperluan nya biar gak kepake semua uangnya :D
ReplyDeleteaku sering gagal belanja karena mengkategorikan hal itu ke dalam keinginan dan bukan kebutuhan. Sebagai manajer keuangan keluarga kita memang harus sering upgrade ilmu keuangan hehe
ReplyDeleteMama Sid, menurutku memang sebaiknya di cek dulu sebelum beli barang. Apakah itu keinginan atau kebutuhan. Kegiatan ini smoga sering dilakukan ya. Acara positif yang okw
ReplyDeleteAmin,,amin semoga makin bahyak ya perempuan yang melek literasi keuangan agar mereka bisa lebih mandiri secara finansial dan juga menuju keluarga sejahtera.
ReplyDeleteAku baru belajar disiplin untuk nyatet setiap pengeluaran keluargaku, Mbak. Insya Allah tahun 2019 ini keuangan keluarga akan lebih baik karena cicilan motorku sudha lunas. Hahaha. Hepi banget deh rasanya. Semoga bisa lebih konsisten lagi untuk menganggar tiap pos2. Oiya, setiap kali terima uang dari suami dan gajiku, langsung tuh tak masukin amplop2 sendiri2. Kukasih nama terus kupasang lemnya. Jadi, nggak bakal kebuka2. Cara ini efekrif banget untukku.
ReplyDeleteAku diawal nikah ngerasa banget masih kurang pengetahuan tentang keuangan keluarga dibandingkan suamiku ya. Tapi makin lama makin belajar banyak karena gak pengen cuma jadi kasir keluarga, maunya jadi manager keuangan keluarga. Dengan edukasi seperti ini dari prudentiial luar biasa banget ya ngebayangin beruntungnya wanita yang di edukasi.
ReplyDeleteSis ajarin aku finansial literasi dong. Aku belum pandai kelola keuangan nih.
ReplyDeleteBtw programnya prudential keren yaa bisa membantu mensejaterakan keluarga Indonesia?
Aku lagi belajar banget buat mengelola keuangan, beli yang dibutuhkan bukan diinginkan. Kemarin habis bebersih kamar, terus nemu banyak banget barang yang gak terpakai, duh itu kalau ditabung gak dibeliin barang2 tsb bisa buat bayarin adik aku kuliah 1 semester :(
ReplyDeleteOo.. Jadi kunci utamanya dua ini ya. Tampak sederhana sih tapi penerapannya pasti butuh disiplin tinggi jg ya
ReplyDeleteIya ya, middle class problem. Duit terbatas jadi harus pintar-pintar atur pengeluaran, karena pendapatan ya segitu-segitu aja. :) Thanks sharingnya ya Mbak Helenaaa :*
ReplyDeleteJadi pengen ikut pelatihan literasi keuangan dari prudential, soalnya sebagai menteri keuangan keluarga suka masih kacau nih atur keuangan, dan pastinya biar bisa berbagi ilmu juga
ReplyDeleteItu pose paling atas segitu banget wkwkwk. Mbak Helena ini bakalan ada di Jogja ya eventnya. Pengen belajar juga nih aku.
ReplyDeleteMemang penting sih mengelola keuangan itu ya..penghasilan sebesar apa pun kalau ngga bs mengelolanya akan kurang terus...
ReplyDeleteWaduh tuh kan salah, yang aku praktekin selama ini salah, aku cuma fokus kedua hal di perencanaan keuangan padahal seharusnya tiga fokus ya mbk. Duuhhh, benerin ah. Makasih loh infonya. Mudah2an di daerah tempat tinggal aku juga disamperin sm kegiatan yng kece begini. Aamiin
ReplyDeleteJadi iri lho ll liat yg ikutan workshop/,pelatihan seperti ini. Eeiit, iri yg positif lho, secara bunda emang kenyataannya harus bljr online aja deh, hehe...
ReplyDeleteKnowing what you need and what you want is a great start. I am lucky enough to study about. Accounting for my bachelor degree
ReplyDeleteJadi ibu rumah tangga penting bngt klo blajar literasi keuangan,, Karena memegang jlnny keuangan di keluarga ya
ReplyDeleteAku kok galgal fokes sama foto pertamanya.
ReplyDeleteAku pelototin bener-bener..."Ini teh mahasiswa gittuu...yang jadi modelnya?"
Ciyuuss..
Perempuan mesti selalu belajar dan belajar mengenai banyak hal.
Terutama literasi keuangan.
Biar makin disayang sama suamiii...
Padahal banyak yag menyerahkan urusan keuangan keluarga pada istir ya, tapi justru tingkat literasi keuangan perempuan lebih rendah ya. Banyak banget yang harus diatur dalam keuangan ya demi masa depan biar gak tekor
ReplyDeleteAku termasuk juga orang yang sering ketuker antara kebutuhan dan keinginan. Duh ya Allah semoga aku nanti bisa lebih cerdas lagi dalam mengelola keuangan ya.
ReplyDeleteHua, aku nih harusnya ikutan WS literasi keuangan kayak gini. Aku gak jago nih ngatur keuangan keluarga. Tanggal tua pasti aja kelabakan. Ngirit di sana sini. Wkwkwkw... malah curcol ya. :D
ReplyDeleteNah ini!
ReplyDeleteAku termasuk tim yang menganggap perempuan lebih pintar mengatur keuangan.
Pas baca artikel literasi semuanya terpatahkan.
Pengen juga ikutan pelatihan2 kyk gini.
ReplyDeleteIbu2nya kmrn semangat ya, banyak yg ikutan walau kyknya rumahnya jauh2 dr pusat Jkt.
Kalau ibu2 dah melek literasi keuanagn biasanya keluarganya jg akan jd jauh lbh sejahtera.
Nah iniii... kadang keinginan tuh jadi melibas kebutuhan ;) Yang harusnya uang bisa dipake untuk belanja yang penting2, malah dibelanjain baju yang diinginkan. Hehehee ini mah curcolku sendiri ya. suka khilaf gitu kalau ngeliat fashion ataupun skincare baru.
ReplyDeleteMana sekarang udah enggak ngantor lagi ya, kudu makin ngerem keinginan nih.
Betuuul. Mengelola keuangan keluarga bukan matre, tapi berusaha menjaga amanah dari Allah agar kebutuhan keluarga bisa tercukupi dengan baik. Eh, tapi mengelola keuangan emang gak segampang itu juga ya, butuh ilmu dan kemauan biar pengeluarannya bisa sesuai budget
ReplyDeletekunci sederhana yang no 1 penting banget nih mba apalagi untuk perempuan seperti kita. Kadang kita ga bisa bedain mana kebutuhan dan keinginan.
ReplyDeletebelanja sesuai kebutuhan saja bukan keinginan ya Mom, setelah menikah aku bisa ngerem nih, klo dulu hajar blass ajah hehe. btw, brarti bner itu surveinya klo para ibu kurang melek ttg finansial dibanding kaum bapak :)
ReplyDeleteaku yg masih tergabung menjadi satu tabungan dan simpanan darurat, belum dibikin pos pos... Belum bisa berbagi tips keuangan ini hiks, masih rambatan masalah finance mah :(
ReplyDeleteNgurus duit keluarga aja lumayan mumet dan perlu pengetahuan khusus gini ya. Aku bukan termasuk ibu yang sangat cermat sih atur-atur ginian. Cuma kalau soal godaan belanja yg gak perlu aku termasuk jagonya. Wkwkwk ...
ReplyDeleteMandiri saja ternyata tidak cukup. Perwmpuan kudu melek literasi juga biar pengelolaan keuangannya optimal..
ReplyDeleteKebetulan lagi baca2 buka tentang manajemen keuangan
ReplyDeleteberkutat dengan angka serta membagikan sesuai posnya di tiap bulan tuhh susah-susah senang ngitunya, hahaaaa
Kalau belanjain seneng, soal manaje tuh butuh belajar hheee
TFS ya mbakk