Menjelang azan asar, pintu
tempat tinggal saya diketuk dengan keras. Sesekali terdengar panggilan, “Bu…
Ibu…”. Ada tamu siapakah ini?
Kantuk saya mendadak hilang
ketika membuka pintu. Tampak seorang wanita membopong anaknya sambil terisak.
Bibir anak tersebut membiru, dari mulutnya nampak sisa busa, wajahnya tak
sadarkan diri. Tanpa pikir panjang, saya segera menggendong SID yang sedang
tidur dan mengajak tetangga saya tersebut ke rumah sakit.
Biasanya lingkungan sekitar
tempat tinggal saya ramai namun siang menjelang sore tersebut hanya sedikit
penghuni berlalu-lalang. Bahkan satpam tak nampak berjaga di posnya. Kami, dua orang ibu yang menggendong anak, berjalan setengah berlari ke rumah sakit
terdekat.
Kejadian hari itu tak mungkin
saya lupakan. Itulah awal dari rangkaian pengobatan yang anak tersebut lewati.
Perjalanan panjang menuju kondisi kembali seperti semula harus ia dan
orang tuanya lalui untuk sepenuhnya sembuh dari encephalitis.
Komplikasi Berat Penyakit Campak
Encephalitis atau radang otak dapat menyerang siapa saja, umumnya
pada anak-anak atau lansia yang daya tahan tubuhnya lemah. Infeksi virus yang
dapat memicu radang otak antara lain virus yang menyebabkan penyakit campak
(measles), gondongan (mumps), atau campak jerman (rubella).
Saya tidak kompeten untuk
menyatakan penyebab sakitnya tetangga saya tersebut. Namun, kejadian itu
mengingatkan saya pada seorang wanita di Inggris yang mengidap subacute sclerosing pan encephalitis.
Wanita tersebut mengidap campak saat kecil kemudian setelah sembuh tidak
mendapat imunisasi campak. Alhasil, komplikasi berat campak muncul saat ia
dewasa.
Tetangga saya tersebut pernah
terkena campak saat bayi, sebelum ia mendapat imunisasi campak di usia 9 bulan.
Campak memang akan sembuh dengan sendirinya selama beberapa hari. Akan tetapi,
komplikasi berat pada campak berpotensi muncul di kemudian hari. Menurut dr.
Hindira Irawan Satari dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), komplikasi
berat campak meliputi gizi buruk, diare berat, pneumonia, radang otak, hingga
kematian.
Saya belajar dari kasus di atas
untuk tidak meremehkan penyakit apapun. Meski bercak campak akan mengering dalam
3-5 hari dan demam akan menurun, anak sebaiknya tetap mendapat imunisasi campak
sesuai jadwal.
Begitu pula dengan penyakit rubella.
Gejalanya berupa penyakit ringan pada anak seperti demam ringan, bercak
kemerahan di kulit wajah, lengan, dan kulit kepala (disebut juga campak Jerman
karena gejalanya mirip campak). Ruam umumnya hilang sendiri dalam 3 hari. Namun,
bila tertular ke ibu hamil (terutama trimester 1), dapat menyebabkan komplikasi
berat yaitu Congenital Rubella Syndrome (CRS). Bayi dapat terlahir dengan
kelainan kongenital seperti kelainan jantung, retardasi mental, tuli, atau
katarak congenital.
Saat teman saya hamil 5 bulan,
anak-anaknya terkena rubella. Ia sempat was-was karena rubella mudah menular.
Syukur alhamdulillah janin yang dikandungnya terlahir normal.
sumber: Alodokter |
Imunisasi Dasar Lengkap itu Gratis, Lho!
Bagi ibu dan anak, sudah punyakah
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang berwarna merah muda? Buku tersebut
menjadi panduan saya memantau jadwal imunisasi dasar lengkap untuk SID.
Syukurlah setelah lahir, SID
langsung mendapat imunisasi HB 0 dari rumah sakit. Selanjutnya ia memperoleh
imunisasi BCG, Polio, DPT, campak, dan yang terakhir yaitu imunisasi MR
(measles rubella) di tahun 2017. Semuanya tercatat rapi pada buku KIA dan Kartu
Menuju Sehat (KMS) anak balita yang dibawa saat posyandu.
Awal imunisasi masih di rumah
sakit tempat SID lahir. Kok lumayan ya biayanya, apalagi untuk newborn sampai usia 9 bulan ada 10x
imunisasi. Eh ternyata untuk imunisasi dasar lengkap dapat diperoleh secara cuma-cuma
di puskesmas maupun posyandu. Wah, saya mainnya kurang jauh nih, kudet gini.
Jadilah selanjutnya mulai imunisasi di puskesmas dan posyandu terdekat.
Gratisss…
Mencegah Lebih Baik dan Lebih Murah daripada Mengobati
Imunisasi merupakan langkah
pencegahan timbul dan menyebarnya suatu penyakit. Siapa sih yang mau sakit? Lebih
baik mencegah daripada mengobati, kan?
Tak hanya itu, dari perhitungan
ekonomi, imunisasi lebih murah dibanding mengobati suatu penyakit. Dikutip dari
website sehatnegeriku.kemkes.go.id (sumber),
“... seorang anak menderita Campak dengan komplikasi radang paru atau otak,
biaya pengobatan minimal lebih kurang menghabiskan hampir 13 juta rupiah per
kasus, di luar biaya hidup yang dibutuhkan saat penderita mendapatkan
perawatan.
Sementara itu, pembiayaan minimal
yang dibutuhkan untuk pengobatan seorang anak dengan CRS mencapai lebih dari
395 juta rupiah per orang untuk penanaman koklea di telinga, operasi jantung
dan mata. Namun setelah itu tentu tetap dibutuhkan pembiayaan untuk perawatan
kecacatan seumur hidupnya.”.
Biaya pengobatan di atas jauh
lebih mahal dibanding biaya kampanye dan program imunisasi MR yang dikeluarkan
Kementrian Kesehatan sekitar Rp29.000,00 per anak.
sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Imunisasi Bentuk Tanggung Jawab pada Anak dan Masyarakat
Merencanakan masa depan anak tak
hanya tentang mempersiapkan dana pendidikan atau memilih sekolah yang tepat, tetapi
juga mendukung kesehatan anak dengan imunisasi. Yup, bagi saya imunisasi
termasuk langkah penting agar anak tumbuh sehat. Tanpa tubuh yang sehat, anak
tak dapat meraih cita-citanya, ya kan?
Undang-Undang No.36 tahun 2009
Pasal 131 ayat 3 menyebutkan pemeliharaan kesehatan anak menjadi kewajiban
orang tua, keluarga, masyarakat, juga pemerintah. Bagi saya, imunisasi tak
hanya ikhtiar menyehatkan anak sendiri tetapi dampaknya dapat dirasakan
keluarga maupun masyarakat. Ketika anak saya sakit dan menulari orang di
sekitarnya, berarti sama saja merugikan orang lain. Maka, imunisasi ini sebagai
bentuk tanggung jawab menjaga kesehatan anak maupun masyarakat.
Awalnya saya khawatir dengan
kehalalan vaksin yang digunakan untuk imunisasi MR. Sempat tersiar kabar vaksin
tersebut mengandung babi. Di satu sisi, anak butuh mendapat vaksin tersebut
mengingat dampak penyakit campak dan rubella yang berbahaya. Di sisi lain,
kandungan babi termasuk haram dalam hukum Islam.
Syukurlah telah ada penjelasan
resmi dari MUI mengenai masalah ini lewat Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2018 tentang
Penggunaan Vaksin MR produk dari Serum Institute India (SII) untuk Imunisasi. Secara
garis besar, vaksin MR produksi SII memanfaatkan (bukan mengandung) unsur
haram, maka tidak dapat disertifikasi halal. Tetapi saat ini ada urgensi
program imunisasi untuk mencegah kecacatan maupun kehilangan nyawa yang
meresahkan masyarakat. Oleh karena itu,
penggunaan vaksin MR produksi SII untuk program imuniasi dibolehkan dengan alasan:
- Memenuhi ketentuan dlarurat syar’iiyah.
- Belum adanya alternatif vaksin yang halal dan suci.
- Adanya keterangan ahli yang kompeten tentang bahaya yang bisa ditimbulkan.
Namun, kebolehan penggunaan
vaksin MR sebagaimana dimaksud tidak berlaku jika di kemudian hari ditemukan
vaksin MR yang halal dan suci.
Dukung Program Indonesia Sehat Melalui Perlindungan Imunisasi
Pemerintah mencanangkan program
Indonesia Sehat sebagai bagian dari agenda kelima Nawa Cita yaitu Meningkatkan
Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019, meningkatnya
pengendalian penyakit, salah satunya melalui perlindungan imunisasi yang butuh
peran aktif masyarakat. Yuk, dukung program Indonesia Sehat melalui
perlindungan imunisasi.
sumber: Twitter KemenkesRI |
Daftar Pustaka:
Alodokter. “Radang Otak”. 15 September 2018. https://www.alodokter.com/radang-otak.
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. “Imunisasi Campak dan Rubella Dibolehkan MUI, Kemenkes Fokus pada Beban dan Dampak Penyakit Tersebut”. 13 September 2018. http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180823/0727524/imunisasi-campak-dan-rubella-dibolehkan-mui-kemenkes-fokus-pada-beban-dan-dampak-penyakit-tersebut/.
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. “Jalan Panjang Terbitnya Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2018 dalam Rangka Mendukung Imunisasi”. 13 September 2018. http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180907/5927834/jalan-panjang-terbitnya-fatwa-mui-nomor-33-tahun-2018-rangka-mendukung-imunisasi/.
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. “Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga”. 15 September 2018. http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html
Imunisasi sangat penting bagi anak. Kasian kalau sampai tidak di imunisasi , membahayakan masa depannya
ReplyDeleteImunisasi buat saya sebagai bentuk merencanakan masa depan anak
DeleteDi Lampung aku menemui kasus anak2 yang kena virus ini hiks. Sedih. makasih ya mba artikelnya nambahin referensi aku
ReplyDeleteVirus campak atau rubella, mbak?
DeleteAku juga termasuj yg mendukung imunisasi diberikan pada anak.makanya selalu mengizinkan mereja diimunisasi juga dj sekolah
ReplyDeleteUsia sekolah juga ada imunisasi ulang ya buat kekebalan kelompok.
DeleteMba artikelnya komplit banget. Mengedukasi tanpa menggurui, kusukaaa 😍
ReplyDeleteTerima kasih ya mbaa
Alhamdulillah terima kasih apresiasinya.
DeleteHalo mba Helana. Aku dukung pemberian imunisasi pada anak nih mba karena menurutku hak anak juga harus mendapatkan imunisasi untuk tumbuh kembang anak
ReplyDeleteBetul, hak anak mendapat perlindungan kesehatan.
DeleteAlhamdulillah anak-anakku sudah lengkap vaksinnya.
ReplyDeleteDitambah dengan keberanian si bungsu waktu diimunisasi MR di sekolahnya, wuih..bangga banget deh saya.
Aku baca ceritamu, Mbak. Anakmu tetap senyum saat disuntik. Hebat!
DeleteSemoga semakin banyak orang tua yg sadar akan pentingnya imunisasi ini demi keselamatan putra-putrinya..
ReplyDeleteJuga keselamatan lingkungan
DeleteSemoga anak2 indonesia sehat selalu dan terfasilitasi dg baik ya
ReplyDeleteAamiin.
Deletewah imunisasi harus lengkap yah mba, dulu harus ke posyandu, tapi sekarang sudah ada program ke sekolah-sekolah juga. Semoga anak-anak Indonesia selalu dalam keadaan sehat semua yah.
ReplyDeletePosyandu fokusnya ke balita. Kalau anak usia sekolah biasanya di sekolah masing-masing
DeleteSaya termasuk yang percaya dengan dokter. Jadi termausk yang tertib dengan imunisasi sejak dulu. Insya Allah, anak-anak selalu sehat. Aamiin
ReplyDeleteAamiin . Imunisasi itu ikhtiar menjaga kesehatan anak.
DeleteImunisasi itu penting untuk generasi lebih sehat apalagi sekarang beberapa digratiskan pemerintah
ReplyDeleteYup semakin banyak imunisasi dasar lengkap dan gratis!
DeleteIaa kalau Imunisasi di RS itu banyak dan terkesan mahal karena banyak daftar imunisasi yang gak wajib menutupi yang wajib.. malah saya sempat pengalaman anak pertama gak tau yang wajib dan gak semuanya dihajar aja karena mengikuti jadwal dikasih sama dsa-nya.. hihihi
ReplyDeleteIya ada imunisasi tambahan tapi itu pilihan aja, Mom.
DeleteIyess, aku pun pro imunisasi. Kemarin sedih pas imunisasi difteri Pendar demam tinggi, jadi deh ga ikut imunisasi
ReplyDeleteYang ORI ya? SID udah 2x, kurang sekali lagi
DeleteTeman sy ada yang suka ngepost bernada negatif ttg imunisasi esp MR di grup WA. Dan ada yg langsung menelan mentah-mentah. Penjelasan teman yg tenaga kesehatanpun ga digubris. Rasanya pgn ngomong, klo ga mau imunisasi anakmu, ya save for yourself. Pikirin anak2 dan orang2 yang resiko ketularan rubellanya lebih besar. Sy sampai bilang sy pernah kena rubella tp saat masih gadis dan bersyukur bukan kena pas sdh nikah apalagi msh hamil. Krn 3 teman saya kena saat masih hamil, dan berdampak ke bayinya. Tetap ga digubris.
ReplyDeletesangat disayangkan, ya, mbak padahal sudah ada bukti nyata dampak negatif Rubella. Setelah diingatkan ya kita doakan supaya anak-anak dan lingkungan sehat.
DeleteAnakku sempat kena pneumonia diumur 1 bulan, sebelum sempat imunisasi HIB, sedih kalo inget. Sekarang jadi ketat banget untuk urusan imunisasi.
ReplyDeleteYa Allah, Mbak. Kita sama nih. That's why aku hati-hati banget urusan kesehatan anak.
Deleteimunisasi itu investasi banget emang ya mbak
ReplyDeleteanak pertama saya imunisasi IDAI dan kedua ikut pemerintah
Nah Mbak Zilqiah nih contoh yang mempersiapkan masa depan anak dengan baik :)
DeleteImunisasi gratis kan ya mba, kok di RSIA ku bayar ya mba, bahkan harga nya ada yang mencapai hampir sejuta.. memang nya bedakah?
ReplyDeletegratis di puskesmas dan posyandu untuk imunisasi dasar lengkap, Mbak. Kalau RSIA ya bayar.
DeleteYang sampai sejuta itu mungkin imunisasi tambahan atau depend on rumah sakitnya.
Duh sedih kalau ngelihat anak sakit, apalagi sakit karena orang tua yang kurang aware dengan imunisasi dasar.
ReplyDeletesudah jadi tugas orang tua untuk menyediakan lingkungan sehat bagi anak. Semoga anak-anak sehat, ya, Mbak.
DeleteHueee, Karla belum imunisasi Campak. Makasih loh, berkat tulisanmu aku jd inget nih buat buru2. Semoga bulan ini bisaaa mumpung sehat
ReplyDeletePunya buku KIA yang pink? kudu rajin cek itu supaya on time.
DeleteAlhamdulillah ya kalau udah ada oenjelasan resmi bahwa semua vaksin wajib yg dikasih pemerintah sdh halaal
ReplyDeletebelum halal, Mbak. Tapi MUI berpendapat boleh dipakai selama yang halal belum ditemukan karena dampak tidak imunisasi lebih besar.
DeleteAnakku sebelum usia 9 bulan kena campak. Trus waktu jadwal imunisasi campak, ada tetangga yang menyarankan gak usah kasih imunisasi. Untungnya aku gak nurut dan tetap ke dokter anak utk imunisasi. Jaman dulu imunisasi campak, MMR semua bayar sendiri
ReplyDeletewah ini seperti anaknya temanku, Mbak. Iya, MMR bayar sendiri dan lumayan kan harganya. Syukurlah sekarang MR dicover pemerintah.
DeleteImunisasi ini penting bangat dan perlu sosialisasi yang lebih kenceng kpd masyarakat agar tdk terprovokasi isu negatif yg berkembang. Kasihan anak2 sebagai generasi harapan bangsa jika tdk melakukan imunisasi ya...
ReplyDeleteefeknya berimbas ke keluarga dan lingkungan. Itulah mengapa sebelum imunisasi, pertimbangkan efek baik dan buruknya.
DeleteAku bete, tahun lalu ada MR pas aku lagi di kampung. Nah tahun ini aku ga ke mana2, MR malah di Jawa :(
ReplyDeletekalau ke puskesmas sekarang ini, apa udah bayar?
DeleteSubhanallah aku diingatkan aku harus suntik lagi setahun pas setahun nikah. Makasih Mba Helen. Ak jjuga waswas ama rubela
ReplyDeleteiya, Nyi. Kudu kesadaran diri untuk ingat jadwal imunisasi dan pemeriksaan kesehatan :)
DeleteAlhamdulillah selalu imunisasi anak2, investasi kesehatan mereka. Betul tanggung jawab pada anak dan masyarakat.
ReplyDeleteYa Allah, mba Helen....
ReplyDeleteAku makdeg baca tulisannya mba Heleb.
Bukan karena anakku gak lengkap imunisasinya, namun karena kejadian-kejadian tak terduga itu bikin kita lemes seketika apalagi yang berhubungan dengan anak - sakit.
Semoga Allah lindungi amanah-amanahMu ini, ya Allah...
Aamiin.
Kesehatan anak memang prioritas kita semua ya. Harapannya pemerintah juga gerak cepat dengan menyediakan vaksin yang bagus dan halal.
ReplyDeleteSerem ya kalau baca kasus2 penyakit yang disebabkan karena tidak imunisasi seperti campak dan rubella. Soal pemberian imunisasi sebenrnya kalo menurut saya bukan karena semata untuk kepentingan anak kita saja tapi juga efeknya ke orang lain.
ReplyDeleteBeberapa hari yg lalu anak2ku juga imunisasi. Penting banget memang, dunia skrg jahat, banyak virus2 entah dr mana2, jd kita yang hrs waspada.
ReplyDeleteImunisasi memang penting ya utk kesehatan anak. Anakku udah dapet MR di sekolah setahun yg lalu.
ReplyDeleteAku imunisasi anakku... halal, manfaat bagi sesama :)
ReplyDeleteAlhamdulillah anak2 ku lengkap imunisasi secara aku dulu jg lengkap. :)
ReplyDeleteImunisasi buat anak memang paling penting ya mba, apalagi buat saya yg parnoan kalo liat nayla sakit, bahkan pernah ketika badannya panas aaya lihat pipinya kok kyk bengkak, takutnya gondongan, eh kata dokternya sakit biasa, anak ibu memang mbem wkwkwkwkkw
ReplyDeleteImunisasi buat anak memang paling penting ya mba, apalagi buat saya yg parnoan kalo liat nayla sakit, bahkan pernah ketika badannya panas aaya lihat pipinya kok kyk bengkak, takutnya gondongan, eh kata dokternya sakit biasa, anak ibu memang mbem wkwkwkwkkw
ReplyDeleteBegitu besar manfaat imunisasi tapi masih ada aja ya orang tua yang malah mengharamkan imunisasi, kalau Mbak sendiri kira kira gimana tanggapannya Ama orang tua semacam itu
ReplyDeleteManfaat imunisasi pada usia anak itu memang besar manfaatnya, setidaknya memberi imun yg baik utk daya tahan tubuh agar lebih kebal terhadap penyakit
ReplyDeleteSetuju banget kalau imunisasi itu bentuk tanggungjawab kita sebagai orangtua sekaligus bagian dari kehidupan sosial. Nggak bisa ngebayangin gimana kecewanya para orangtua ketika anaknya tertular berbagai penyakit padahal keluarganya sendiri sudah melakukan imunisasi.
ReplyDeleteDuh, padahal gratis lhooo.. Di negara lain mah bayar.. Hikss
Sedih sekali dengan banyaknya orang antivaksin yang ikut mengajak orangtua lain supaya gak memvaksin anaknya, padahal penting.
ReplyDeleteBagus neh informasinya. Khususnya buat aku yang masih awam dengan imunisasi menjadi bekal nanti kalau sudah punya anak.
ReplyDelete