Asian Games 2018 |
Berburu Tiket Asian Games 2018
Pertandingan olahraga tingkat
Asia sudah di depan mata. Saat mencari tiket Asian Games, saya sempat
kesulitan. Selain harga tiket Asian Games yang bikin kaget, cabang olahraga yang menjadi incaran
cepat banget sold out.
Syukurlah saya mendapat titik
terang dan berhasil membeli tiket Asian Games secara online. Sebelum membeli, saya sempat
bertanya lewat akun Twitter, Instagram, dan panitia Asian Games mengenai batas
usia penonton. Apakah anak usia 3 tahun perlu tiket sendiri? Namun pertanyaan
tersebut masih menjadi misteri hingga saya dan SID membuktikan sendiri masuk ke
Istora Senayan dengan 1 tiket. Hemat!
Wih, All Sports Pass bikin puas nonton Asian Games! |
Mengajak Anak Nonton Asian Games 2018
Saat makan mie ayam di warung langganan,
kebetulan tv warung menayangkan pertandingan badminton beregu putri antara
Indonesia versus Hongkong. SID tertarik melihatnya meski belum mengerti cara
bermain badminton. Setelah itu saya mencari tiket Asian Games badminton supaya
ia dapat menyaksikan langsung pertandingan di lapangan.
“Kenapa sih harus nonton
langsung, enggak lewat TV aja? Kan lebih jelas di TV, ada tayangan ulangnya
juga”, begitulah kata Ayah SID ketika saya melemparkan wacana nonton langsung
Asian Games.
Beda dong. Nonton di lapangan lebih seru dan bakal jadi pengalaman istimewa. Ambience-nya itu beda!
Short long story, siang itu saya dan SID menuju Gelora Bung Karno naik bus Transjakarta. Kami turun di halte GBK bersama beberapa panitia Asian Games. Kece juga nih seragam panitia. Dari kaos, celana khaki, hingga one-shoulder daypack bertema Asian Games.
Transportasi lancar ke venue Asian Games |
FYI, selama Asian Games, di
Gelora Bung Karno berlangsung Asian Fest yang terbagi dalam zona Atung, Kaka,
dan Bhin-Bhin. Di sana tersedia wisata kuliner, budaya, merchandise store Asian
Games 2018 terlengkap, dan booth sponsor. Ada panggung hiburan juga di dekat
lapangan sofbol.
Kendaraan pribadi tidak dapat masuk ke area GBK. Kendaraan diparkir di tempat parkir sekitar GBK seperti fX, Kemdikbud, Plaza Senayan, dsb. Tersedia shuttle bus gratis dengan tujuan spot-spot pertandingan di GBK. Mau jalan kaki juga boleh sih. Ya lumayan lah olahraga dari pintu GBK ke lokasi pertandingan.
Antrean panjang masuk merchandise store Asian Games |
Saat di arena pertandingan, ia sempat kaget melihat bagaimana supporter mendukung tim yang tampil. Namun, akhirnya ia pun turut meneriakkan yel-yel “Indonesia!” sambil bertepuk tangan. Dasar si anak doyan ngomong dengan nada tinggi, di sini kemampuannya teraktuskan. Beda dengan saat ia mengikuti saya hadir di seminar atau talkshow yang ngomongnya harus pelan-pelan. Di Istora, ia bebas berteriak. Hahaha.
Kami menyaksikan pertandingan selama satu sesi (pukul 12.00 – 18.00 WIB). Karena ngantuk berat tetapi pertandingan belum usai, ia tertidur di bangku penonton hingga digendong pulang.
Maskot Asian Games kesukaan SID |
Belajar di Istora Senayan
Banyak pelajaran yang dapat kami
petik selama menonton pertandingan badminton Asian Games di Istora Senayan. Ini
tak hanya sekadar perlombaan bulu tangkis tingkat Asia, bukan saja membahas
menang atau kalah. Di sana kami memetik pelajaran:
Geografi
Indonesia merupakan nama negara. Selain
Indonesia, di dunia ini banyak negara-negara lain. Asian Games menjadi ajang
pertandingan olahraga tingkat Asia. Nah, Asia sendiri adalah benua yang
merupakan kumpulan negara-negara. (Perlu buka peta buat menjelaskan ini).
Tiap negara memiliki bendera yang berbeda-beda. Merah putih itu bendera Indonesia, sedangkan merah dengan bunga putih merupakan bendera Hongkong.
Ciri khas wajah atlet tiap negara juga berbeda, tergantung rasnya. Atlet pria asal Jepang dan Korea berkulit putih dan tidak ada kumis atau jenggot. Sedangkan atlet pria dari Pakistan yang kami saksikan berewokan. Penampilan seperti itu mungkin juga karena budaya setempat.
Atlet Pakistan bercelana panjang |
Pakaian Olahraga
Seingat saya ketika kecil tidak
nampak atlet perempuan muslim yang menggunakan kerudung saat bertanding. Sekarang,
pakaian atlet lebih fleksibel. Alhamdulillah, banyak atlet muslimah menggunakan
hijab. Olahraga tak menghalangi mereka menjalankan perintah agama.
Seperti atlet badminton asal Saudi Arabia yang menggunakan penutup kepala berlogo N*ke dan atlet perempuan asal Pakistan yang menggunakan celana panjang (tapi yang laki-laki memakai celana pendek).
Kostum olahraga yang dipakai tiap negara juga unik, tak melulu berbentuk kaos lengan pendek. Model pakaian yang menarik seperti kostum atlet ganda campuran asal Jepang.
Meski
heboh teriak yel-yel saat mendukung Indonesia, kami harus tertib menaati aturan
yang berlaku di sana. Masuk ke stadion dengan antre, meletakkan tas di conveyor
belt untuk dipindai dengan x-ray, makan es krim di luar Istora, menjaga
kebersihan, dsb.
Oh ya, tips nih buat yang nonton Asian Games tapi tidak membawa perlengkapan pendukung. Niatnya saya membuat bendera Indonesia untuk mendukung timnas RI tetapi tidak sempat. Syukurlah di sana ada booth es krim yang menjadi sponsor Asian Games. Beli es satu aja udah bisa mendapat stiker bendera Indonesia (buat ditempel di pipi), mahkota bergambar maskot Asian Games, dan bendera Indonesia mini. Lumayan dong ya lebih semarak saat menyaksikan badminton dan kece buat foto-foto. Hahaha.
Teamwork
Pertandingan
bulu tangkis yang kami saksikan dapat berjalan lancar dengan adanya kerja sama
banyak orang. Di lapangan, selain atlet, ada juga juri di sisi tengah dan ujung
lapangan. Pelatih masing-masing negara duduk di ujung luar lapangan dan saat
istirahat memberikan instruksi pada atlet. Dan yang tak kalah pentingnya yaitu
petugas kebersihan yang mengepel lapangan saat licin. Mereka semua memiliki
peran penting dalam suatu pertandingan.
Berimajinasi dengan mahkota Bhin-Bhin dan Kaka |
Sportivitas
Kalau menang berprestasi
Kalau kalah jangan frustasi
Kalah menang solidaritas
Kita galang sportivitas
Lirik lagu “Meraih Bintang” milik Via Vallen tepat menggambarkan persaingan sehat dalam Asian Games. Setiap atlet telah berusaha melakukan yang terbaik namun dalam pertandingan selalu ada yang menang dan yang kalah. Legowo alias ikhlas menerima kenyataan saat kalah menjadi hal penting untuk dipelajari.
Syukurlah empat pertandingan badminton yang dilakoni Indonesia sepanjang hari itu kesemuanya menang. Bisa dibilang menang dengan mudah dalam 2 set. Alhamdulillah.
Namun ada juga atlet
Pakistan bernama Akram yang hari itu bertanding di dua nomor, ganda putri dan
tunggal putri harus menerima kekalahan. Dua kali kekalahan dalam sehari
bukanlah perkara gampang.
Ada pula pertandingan ganda campuran antara Korea melawan Jepang yang sangat seru. Skor mereka susul-menyusul hingga set ketiga. Wajah kelelahan namun semangat harus tetap membara agar lolos ke babak berikutnya. Atlet-atlet ini hebat karena sudah berani mencoba.
Kalau kalah, ga apa-apa.
Hai Bhin-Bhin, Kaka, dan Atung |
Menonton pertandingan secara langsung memberikan pengalaman berbeda dibanding nonton lewat televisi. Ini bentuk dukung bersama suksesnya perhelatan akbar Asian Games di Indonesia. Semoga membawa kesan positif bagi SID dengan pengalamannya hari itu.
Kalau kamu, nonton pertandingan apa aja di Asian Games?
Aku paling suka nonton badminton juga. Asik nih dedek SID bisa nonton Asian Games di GBK.
ReplyDeletealhamdulillah ada kesempatan
DeletePengalaman berharga seumur hidup nih, kak. Nonton di TV aja udah heboh, apalagi nonton langsung. Bener katamu, ambience-nya beda!
ReplyDeleteSenengnya jadi bocah, kalo udah ngantuk ya tidur aja, nggak terganggu berisik xD
hahaha iyaa dia mah tidur ya tidur aja padahal se-Istora dukung Indonesia
DeleteAhh. Aku kalah sama SID dia bisa nonton pertandingan secara langsung, pengalaman yg sangat berharga ya nak
ReplyDeletehihihi, alhamdulillah yaa bun
DeleteDuh bahagia banget mba bisa nonton langsung Asian Games bareng keluarga
ReplyDeletealhamdulillah mak
DeleteIya dari Asian Games kita bisa bljar semuanya bner bngt mba... mdh2an euforia kbersamaan trs ada y mba
ReplyDeletenonton begini ga cuma hore-hore tetapi banyak pelajaran yang diambil.
DeleteSetuju Mama Sid, keseruan nonton badminton melalui TV di rumah dengan menyaksikan langsung di istora senayan itu berbeda. Apalagi ini skalanya pertandingan badminton Asian Games, pasti banyak hal yang kita temui disana.
ReplyDeleteiyes bumil. Pengalaman berharga buat kami sekeluarga.
DeleteCieee SID di ajak nih nonton Asia games gimana seru ga saat nonton langsung ?
ReplyDeleteBANGET! Dia heboh dari awal sampai ketiduran.
DeleteSaya sedih hingga gelaran ini usai ga kesampsian nonton langsung. Pencarian berujung nihil.
ReplyDeleteTp meski begitu tetap setia menyaksikan dari balik tv
Alhamdulillah banyak manfaat ya bust anak anak menonton pertandingan di Asian games secara langsung.. Sid kamu beruntung banget deh
ReplyDeleteEuforianya lebih dpt yah klo nonton langsung pertandingan AG 2018. Apalagi kehebohan yg terjadi di lapangan badminton sesaat Jojo menang
ReplyDeleteAku merasakan gregetannya saat menonton langsung suara menggelegar mendukung atlet. Kalah menang sudah hal biasa ya mba yang penting semangatnya.
ReplyDeleteYup paling ga kita punya kenangan saat Asian Games ini berlangsung ya mbak...
ReplyDeletewah SID ikutan nonton Asian Games �� seru banget ya, ketemu Jojo nggak SiD?
ReplyDeleteHaduh, kok aku baca harga tiket 25 juta ya... siwer nih mata. Ternyata cuma 10 rb. Tapi udah berakhir asian gamesnya hiks.
ReplyDeleteAku nonton atletik..walau Indonesia belum bisa meraih emas tapi ikut bangga dan haru melihat mereka berlaga demi nama baik bangsa..
ReplyDelete