Mengatur keuangan keluarga perlu ketelitian dan ketelatenan, jangan
sampai uang belanja minus. Bagaimana bila ibu berbisnis atau istilahnya menjadi
womenpreneur? Bagaimana cara mengatur keuangan usaha agar jelas untung-ruginya
dan tidak tercampur dengan keuangan rumah tangga? Perencana Keuangan Prita
Ghozie dan Desainer Jenahara berbagi cara mengatur keuangan usaha dan rumah
tangga lewat #ibuberbagibijak.
Atur keuangan usaha dan rumah tangga supaya lancar. Bagaimana caranya? |
VISA Ajak Perempuan Indonesia Menjadi #IbuBerbagiBijak
Ini tahun kedua VISA menggalakan
kampanye #ibuberbagibijak agar semakin banyak kaum wanita, terutama para ibu,
melek keuangan. Melihat uang memang bikin melek, tapi apakah sudah paham cara
mengelola uang? Tingkat literasi keuangan yang baik penting untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. VISA menitikberatkan kampanye ini untuk kaum
perempuan yang juga “menteri keuangan keluarga” dengan harapan literasi
keuangan meningkat, masyarakat semakin sejahtera.
Tahun lalu VISA mengadakan
pelatihan offline dalam 3 tahap, meliputi financial check-up, financial budgeting
& saving, serta grow your wealth (investment). Berbagai aktivasi di media
sosial khususnya Instagram @ibuberbagibijak juga dilaksanakan. Totalnya
#IbuBerbagiBijak 2017 telah menjangkau sekitar 200.000 perempuan!
Di tahun 2018 ini, VISA ingin
menjangkau kalangan yang lebih luas, salah satunya bekerja sama dengan Dharma
Wanita DKI Jakarta. Topik yang diangkat pun semakin menarik, tak hanya seputar
keuangan keluarga, peserta workshop dibekali cara mengelola keuangan usaha.
#IbuBerbagiBijak VISA bersama Dharma Wanita DKI Jakarta |
Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Mengelola keuangan itu penting.
Cara pertama sebelum mengatur uang, kita harus mengetahui kondisi keuangan
sekarang. Tak cuma badan yang perlu medical check-up rutin, uang pun perlu
financial check-up.
Sehatkah keuangan saya?
Marilah bertanya pada dompet, eh
pada diri sendiri:
1. Apakah saya punya utang?
Hayo… siapa yang doyan nyicil?
Cicilan 0% selama 12 bulan memang menggoda, namun apa yakin ga bakal belanja
(dan nyicil lagi) di bulan-bulan berikutnya? Teliti lagi pinjaman yang dimiliki
untuk apa. Sebaiknya pinjaman yang dimiliki berupa pinjaman produktif dan
cicilan di bawah 30% dari total penghasilan.
Jika membeli handphone dengan
cicilan 36 bulan, selesai nyicil eh udah ganti HP baru (dan nyicil lagi). “Ini
beli apa sewa HP?”, tanya Prita Ghozie.
2. Apakah biaya hidup < pemasukan?
Jika selalu mengambil pinjaman
untuk menutup biaya hidup, biasanya pola ini akan berulang. Makin lama, makin
besar utangnya, makin bingung bayarnya. Pinjaman tunai boleh saja untuk hal
mendesak seperti untuk biaya pengobatan.
Beli tunai atau nyicil? |
3. Apakah memiliki dana darurat?
Dana darurat penting dimiliki,
besarnya minimal 3x biaya bulanan. Namun, bila sudah memiliki anak, sebaiknya
dana darurat 12x biaya bulanan. Hal ini untuk berjaga-jaga bila kehilangan
sumber daya penghasilan (berhenti bekerja, dsb), masih ada waktu untuk
membiayai kebutuhan keluarga sembari mencari pekerjaan baru.
Bentuk dana darurat harus
kas/tunai (minimal 3x biaya bulanan), selebihnya dapat berupa logam mulia.
4. Apakah memiliki tabungan?
Menurut Prita, “Tabungan itu
harus lebih banyak frekuensi uang masuk daripada uang keluar.”. Duh, langsung
teringat mutasi rekening bulanan. Sekali masuk saat gajian, berkali-kali keluar
tiap ada pengeluaran.
Sebaiknya membagi rekening per
pos. Idealnya 1 rekening khusus pemasukan, sedangkan pengeluaran untuk sedekah,
biaya hidup bulanan, dana darurat, investasi, gaya hidup, dan cicilan utang
dipisahkan ke dalam masing-masing rekening. Bagi yang doyan online shopping,
bisa juga membuat DOMPET DIGITAL khusus untuk belanja via online supaya dana
yang digunakan tidak mengambil dari tabungan lain. Sekarang trennya dompet
digital nih, 1 rekening utama bisa memiliki beberapa virtual account (VA). Nah,
bisa juga memanfaatkan VA untuk membagi pos berdasarkan budget pengeluaran.
Baca juga: Cara Membuat Anggaran Keuangan Rumah Tangga
Setelah mengetahui kondisi
keuangan terkini, saatnya mengelola arus kas yang meliputi:
1. Zakat (termasuk sumbangan,
bantuan pada anggota keluarga, infaq, dsb).
2. Assurance (dana darurat,
asuransi jiwa/kesehatan/kendaraan, dsb)
3. Konsumsi sekarang/rutin.
4. Future spending seperti dana
liburan, mudik, dsb. Tabung dulu, beli kemudian, ya!
5. Investasi
Baca juga: Awas Terjebak Investasi Bodong
Cara Mengatur Keuangan Usaha bagi Womenpreneur
Seorang istri/ibu dapat menambah
penghasilan rumah tangga dengan bekerja aktif, menjadi investor, ataupun
memiliki bisnis (womenpreneur). Kali ini VISA membahas yang ketiga.
Tips mengelola keuangan usaha
dari Prita Ghozie sebagai berikut:
1. Memilih usaha yang cocok. Ibu
dapat memilih usaha yang erat dengan hobi atau minat.
2. Menganalisa potensi pasar dan
target market yang ada.
3. Menetapkan jam kerja yang
disukai karena harus membagi kesibukan antara keluarga dan bisnis. Ada usaha
yang hanya buka di waktu tertentu (di bulan Ramadhan, kerja 3 hari seminggu, atau
kerja saat akhir pekan saja.).
4. Memisahkan keuangan pribadi
dengan usahanya agar nampak sebenarnya usaha tersebut untung atau rugi.
5. Memiliki catatan arus kas. Catatan
ini dibedakan antara arus kas keluarga dan usaha.
- Investasi pemilik masuk sebagai modal usaha.
- Arus kas usaha menunjukkan dana darurat, modal kerja, dan biaya usaha.
- Biaya usaha termasuk juga gaji pemilik. Sebaiknya pemilik mendapat gaji meski masih merintis usaha. Nantinya nominal gaji ini berguna sebagai patokan saat akan mempekerjakan orang untuk menggantikan pemilik.
- Keuntungan usaha sebagian dapat diambil sebagai keuntungan pemilik.
6. Memiliki rencana pengeluaran.
7. Tidak ada utang konsumtif. Jadi,
jangan dicampur utang pribadi dengan utang usaha.
8. Memiliki asuransi kesehatan
dan asuransi jiwa.
9. Menghitung modal investasi vs
biaya. Modal investasi ini untuk pengeluaran yang sifatnya dapat digunakan
selama lebih dari 1 tahun, misal: komputer, meja, mesin jahit, dsb.
Bila bekerja di dalam rumah,
hitung pula ongkos listrik, air, dan sumber daya yang digunakan. Misal: usaha
membuat kue perlu biaya listrik untuk mixer, oven, dst. Biaya ini jangan
dibebankan semuanya ke pengeluaran pribadi. Bengkak!
Womenpreneur harus memiliki perencanaan keuangan bisnis. Jangan sampai tercampur dengan keuangan keluarga. |
Mengelola Bisnis a la Desainer Jenahara
Jenahara, biasa dipanggil Jehan,
menceritakan kisahnya mengawali bisnis di bidang fashion. Ia belajar desain
sejak 2004 namun mulai meluncurkan brand sendiri pada 2011. Waktu itu dirasa
pas dengan tren hijab yang mulai meluas. Kaum muda sebagai target pasar
Jenahara semakin banyak yang memakai hijab dengan berbagai model.
Mengawali karirnya di industri
fesyen, Jehan kala itu sedang mengandung anak kedua. Usia kandungan 7 bulan tak
menghalanginya berbisnis. Syukurlah ia mendapat izin dan dukungan penuh dari
sang suami.
Jehan mengingatkan betapa
pentingnya memiliki support system. Ketika ia harus fokus mengembangkan
bisnisnya, ia punya support system untuk membantunya mengelola urusan rumah
tangga.
Membahagiakan anak-anak menjadi
motivasi terbesar Jehan agar menjadi womenpreneur yang sukses. Kini waktu untuk
keluarga memang terbatas karena harus membagi fokus antara bisnis dan keluarga.
Namun setelah sukses, ia ingin berlibur keliling dunia bersama anak-anak
sebagai quality time mereka. Setiap Jehan merasa letih, impian inilah yang
membangkitkan semangatnya.
Tips Berbisnis dari Jenahara,
yaitu:
1. Pisahkan rekening bisnis
dengan pribadi.
2. Sering lakukan financial
check-up bisnis.
3. Buat target penjualan.
4. Miliki motivasi dan support
system.
5. Tiap bisnis butuh proses untuk
meraih sukses maka harus menjalani berbagai tantangan.
Mengelola
keuangan keluarga dan usaha mudah dilakukan asal konsisten. Hasilnya bakal
bermanfaat untuk diri kita juga, lho. Ingat pesan Prita Ghozie, “Gak hanya
kulit saja yang perlu pakai anti-aging, dompet juga diberi anti-aging supaya
tanggal muda terus.”. Oops!
Aku pernah gagal berbisnis karena memcampur hasil keuntungan dengan uang pribadi, padahal mang harus dipisahkan ya.. Tapi alhamdulillah sekarang meminimalisir utang, biar jadi bijak hehe
ReplyDeletesaat dicampur gini jadi ga jelas ya mbak sebenarnya untung atau rugi.
Deletemakasih sharingnya
ReplyDeletePrita Ghozie kalo ngomong suka bener yaa, hahahha, nabung dulu cicil kemudian, bukannya sebaliknya. duh harus fasih nih kelola keuangan keluarga
ReplyDeleteemang beneeer, mbak! apalagi yang dompet juga kudu diberi anti-aging biar tanggal muda terus. heheh
DeleteKesalahan keuangan dengan mencampur adukan tabungan akan membuat goyah keuangan.
ReplyDeleteiyaa mpo
Deletepe-er ya mengelola keuangan itu tapi ya harus dilakukan. dana darurat itu yang kadang 'kelewatan' untuk disiapkan
ReplyDeleteya harus namanya menjaga amanah rezeki dari Allah, ya kaaan
DeleteWah sangat lengkap sekali.. ada bbrp point yg harus aku benah.. terima kasih sharingnya ya mbaa
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ya mbak
DeleteHuwaaaa memisahkan rekening itu yang aku masih belum hiks. Rekening bisnis masih nyampur sama rekening pribadi. Jadinya yaaaa gitu hiks. Mamaci diingetin mbaaa
ReplyDeleteBesok ke bank lagi ah buka rekening baru!
iyaa makin gampang kok buka rekening, bisa juga rekening digital di hp
DeleteMengatur keuangan itu memang gampang-gampang susah
ReplyDeleteButuh ketelitian dan paling penting ya dispilin
Jangan mencampur uang pribadi dan bisnis
Makasi sharingnya ya, aku jadi banyak belajar
Secara selama ini, nyoba2 bisnis gagal melulu hahaha
semangat mencoba!!!
DeleteNah tips berbisnisnya belum saya jalanin nih. Saya masih menyatukan rekening bisnis dengan rekenening uang belanja. Kudu di pisah nih kayaknya.
ReplyDeleteiya mbak, meski baru merintis bisnis sebaiknya dipisah
DeleteTips dan infonya lengkap banget, semuanya sepertinya keuanganku harus dicek lagi Mba, banyak yang harus aku perbaiki, apalagi di bagian menabung, mkch sharingnya ya
ReplyDeleteSemoga bermanfaat ya
DeleteCantik-cantik kainnya. Jadi salah fokus.
ReplyDeleteitu hasil karya ibu-ibu dharma wanita lho.
DeleteSebagai wanita kudu punya banget persiapan tabungan dan dana darurat yah mbak
ReplyDeletepentiiiing! Buat jaga-jaga supaya keuangan masa depan aman.
DeleteKalau nggak ada perencanaan keuangan maupun tabungan memang kurang lengkap aja mbak, kurang greget gimana gitu 😂
DeleteIni jadi ngerti bngt untk manajemen keuangan sekarang dah teratur juga ini dicatat k post2 yg udah d tentukan
ReplyDeletekudu telaten tiap hari mencatat pengeluaran.
DeleteHuwaaaa Prita Ghozie panutanku! Aku sudah baca buku-buku beliau. Instagram-nya juga aku follow, jadi sering baca saran-saran keuangannya. Intinya kurang lebih sama dengan yang Mbak tulis di postingan ini, kayak tentang dana darurat, rekening terpisah, dan alokasi dana ke ZAPFIN. Tapiiiiiii pada prakteknya memang sulit ya... ��
ReplyDeletehahahah, begitulah butuh TEKAD yang kuat menggapai mimpi.
DeletePenting juga ya dlam memisahkan keuagan bisnis dg rumah tangga dn yg lebih penting lagi kekonsistenn dlam pengaturn ya. . Nice. .
ReplyDeleteBener banget, uang bisnis sama uang keluarga memang harus terpisah biar ga belibet ngitungnya.
ReplyDeleteWah ini sensitive klo berhubungan sm uang apa pun itu ya walau dlm.keluarga pun jg mesti punya manajemen keuangan yg bener2 pas bgt ya bund
ReplyDeleteMemang ada baiknya pendapatan pekerjaan dgn uang pribadi itu dipisahkan, supaya lebih terarah dan ketahuan pemasukan dan pengeluarannya. Poin dari jenahara bener bgt ini
ReplyDeleteinspire banget ya mereka, mba prita juga financial experts favorit ku bangetttt moms sid
ReplyDeleteKayaknya aku harus semakin semangat menyiapkan dana darurat deh mba. Kadang kan kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian hari ya. Btw, biaya dana darurat bagi yang punya anak, gede juga ya
ReplyDeleteSebagai Ibu Bijak dan Cerdas harus mempunyai ability bukan hanya dalam mengelola keuangan juga bagaimana mencari penghasilan tambahan. Thanks for sharing
ReplyDeletesetelah baca ini, aku jadi semangat buat ngumpulin dana darurat, bener ya mba kita ga tau apa yang terjadi besok hehehe
ReplyDeleteaku sudah mulai memisahkan rekening cuman belum tertib bikin laporannya baca ini jadi kasih insight banget buat aku yg lg merintis usaha
ReplyDeleteUdah 200.000 perempuan yang dijangkau. Semoga aja semakin banyak ibu yang bijak mengelola keuangan
ReplyDeleteWaduh:
ReplyDeleteMenurut Prita, “Tabungan itu harus lebih banyak frekuensi uang masuk daripada uang keluar.”. Duh, langsung teringat mutasi rekening bulanan. Sekali masuk saat gajian, berkali-kali keluar tiap ada pengeluaran.
Noted banget ini :(
akasih sharingnya, Mbak
Kalo pemisahan rekening, alhamdulillah sudah lama saya lakukan, pun dengan berhutang kami juga sudah mulai meninggalkan kebiasaan buruk ini.
ReplyDeleteSekarang lagi kepikiran mau bisnis tapi belum nemu bisnis yang pas
Bener banget ini, apalagi buat pelaku bisnis jangan sampe deh uangnya kecampur2, nanti malah jadi bingung. Pernah ngalamin sih begitu, apa2 ga dimanage dan ga dicatet, hasilnya kok tiba2 uang abis2 aja, ga tau kemana, ga mungkin sama tuyul kan ya? :D, emang harus banyak melek deh soal literasi keuangan mah
ReplyDeleteAlhamdulillah aku punya semua. Utang, tabungan, dana darurat. Moga sehat2 aja keuanganku wkwk
ReplyDeleteJadi kepengen punya usaha juga nih, biar jd womenpreneur hehe.
ReplyDeleteLumayan kyke nambah pemasukan, tapi emang kudu dicatat detail yaaa
Aku jadi tangtingtung ngitungin cicilan deh nih, bukan nyicil HP sih tapinya,hehe
ReplyDeletepembagian rekening sesuai kegunaanya udah dilakukan, cm kayaknya untuk tabungan dana darurat yang harus kuperbanyak deh, soalnya sering darurat terus sih.. (-_-")hehe
Dalam rumah tangga memiliki dana darurat itu penting banget ya
ReplyDeleteAlhamdulillah keuangan dirumah masih tergolong Aman.. tetapi memilah bisnisnya nih yang masih maju mundur cantik hehe. tips dari Mba Jenahara boleh banget diikutin ya mba
ReplyDeleteNah..makanya aku punya 2 rekening nih. Biar ketahuan uang dari hasil kerja sendiri. Semoga bisa kumpulin dana darurat lebih banyak lagi.
ReplyDeleteAku pun selalu mengelola keuangn sebijak mungkin. Tapi maman banyaaaak bangeeet godaannyaaa
ReplyDeletePerlu banget kita perempuan tahu soal beginian. Biar makin cerdas dan ga susah di soal keuangan apalagi kebutuhan mendadak. Materi Mba Prita ini keceh
ReplyDeleteSebenarnya dapat hadiah kuis menang dapat tiket seminar ini. Tapi nggak bisa berangkat pas hari H. Padahal pengin datang. Wah makasih ya dah ditulis resumenya di sini
ReplyDeleteMengelola keuangan itu memang gampang-gampang susah ya mbak, belum lagi kalau pas dirumah suka buka online shop terus tergiur deh sama diskonan dan cicilan. Semenjak ikutan ini aku jadi banyak belajar banget nih.
ReplyDeleteTabungan insya Allah ada. Yg belum terpikirkan adalah dana darurat. Sepertinya memang harus dibuat ya perencanaan dana darurat ini. Jaga2 ada hal yg tak diinginkan terjadi dan tidak menggangu dana tabungan.
ReplyDeleteKudu dipisah ya biar nggak geer juga padahal uang usaha disangka uang dapur lagi haha
ReplyDeleteAku juga punya sheet khusus untuk pencatatan harian keuangan. Memang membantu untuk mengantipasi keborosan.
ReplyDeleteAku masih boros nih belum mencatat pemasukan dan pengeluaran. Jadi pengen lebih teratur mencatat pengeluaran deh. Makasih sharingnya mama sid
ReplyDeletebisa aja... dompet pun perlu anti aging hahaha...
ReplyDeletemeskipun tulisannya untuk perempuan, usaha dan rumahtangga namun ada 2 catatan penting bagi saya sebagai blogger finansial pemula,
ReplyDeletepertama , ternyata idealnya dana darurat itu 3 x pemasukan bulanan. wahh saya ga punya sebanyaj itu
kedua, sisihkan uang tabungan. ini nih, setengah dari gaji saya alokasikan untuj investasi. setengahnya biaya hidup dan tabungan
Kalau beli tunai atau nyicil. Aku pilih tunai buat kebutuhan. Kalau keinginan mah banyak. agah akh utang hahaha
ReplyDeleteAku ada sih dana darurat tapi kadang suka khilaf kepake buat yang ga penting heuheuuu semoga nanti istiqomah deh ya nyimpen buat dana darurat.
ReplyDeleteduh masih banyak PR kelola keuangan dan alokasi tujuan keuangan :)
ReplyDeleteCocok nih buat kita yang sekalian punya usaha.. thanks for sharing mbak
ReplyDeleteSaya pernah nih bikin usaha sama suami, keuangan usaha dan pribadi campur dan akhirnya memilih vakum karena perencanaan keuanganya kacau. Memang harus dipisah ya biar jelas juga untung usaha dengan tabungan pribadi.
ReplyDeleteAku merasa ditabok banget ini pas ikutan acara ini. Makannya sekarang aku kosongin dah tabunganku, dipisah2 ke yang lain. Huhuhuhuu boros syekalihhhh aku dr hasil finclinic
ReplyDeletePernah punya usaha offline, tutup karena salah-satunya nggak mampu mengatur uang
ReplyDeleteaku suka banget sama acara2nya #IbuBerbagiBijak deh Len, insoiratif banget soalnya..
ReplyDeletesuka banget sharing ilmu dari visa #ibuberbagibijak karena jadi bikin melek financial dan mengajarkan kita untuk lebih aware dalam mengatur keuangan, thanks for sharing mbak helen
ReplyDeleteSiapa yang suka tergoda dengan cicilan 0%? Akuuuu... hahahahaha.
ReplyDeleteWaahh..lengkap banget ini tipsnya..emang ya mbak Prieta Gozhie tuh kalo kasih pemaparan ttg keuangan mantep banget, mendetil. Tinggal kitanya mau nerapin secara konsekuen apa nggak hehe.
ReplyDeleteAku selalu suka dengan ilmu yang disampaikan oleh mba Prita Ghozie
ReplyDeleteAku kudu belajar nih misahin uang bisnis dan keluarga. Secara selama ini meski bisnis kecil2an tapi uangnya dicampur blm dipisahin.
ReplyDeleteBener banget, yang namanya keuangan usaha itu harus dipisah ya dengan keuangan rumah tangga sehari-hari karena memang berbeda jalur dan kegunaan ya. Suka banget deh dengan acara edukasi utk kita kaum hawa ini supaya makin melek dengan dunia keuangan yang pastinya jadi makanan sehari-hari dong.
ReplyDeleteUhuy seru banget ya kalo bahas soal keuangan. Aku suka kipas kipas sambil deg-deg an juga wkwkw, karena bukan hanya medical check up ya, financial check up itu penting!
ReplyDeletesepakat bgt sih ini, kudu pisahkan rekening bisnis sm rekening pribadi biar nggak kalap kl mau pakai2 uang, hhh
ReplyDelete