Huwaaa… Hari ini saya bernapas lega mengingat ini menjadi hari terakhir
sekolah untuk SID. Seru dan berkesan menjalani sekolah Montessori di Depok
selama seminggu. Apa itu Montessori? Betah gak ya SID sekolah formal? Apakah
metode Montessori cocok untuk balita sepertinya?
Say cheese! |
Hari pertama, saya rada menyesal
ngapain daftar program ini karena lokasinya jauh. Rumah – sekolah berjarak 30
kilometer. Berarti pergi-pulang sekitar
60 kilometer! Ini sih seperti ketika saya SMA, tinggal di Gresik tapi bersekolah
di Surabaya. Selain itu, sepanjang hari Jakarta – Depok hujan. Berangkat basah,
pulang basah.
Baca juga: Early Childhood Education
Akasia Islamic Preschool – Sekolah Montessori di Depok
Ceritanya, saya ikut komunitas
Indonesia Islamic Montessori Community (IIMC) di Instagram yang dikomandoi oleh
Mbak Zahra Zahira. Beliau juga memiliki sekolah dengan pendekatan Montessori di
Depok, tepatnya Pondok Duta, yang bernama Akasia Islamic Preschool. Sekolah ini
mengadakan school holiday program yang bertema ilmuwan Islam.
Mengapa oh mengapa saya
bersemangat mendaftar program ini?
Well, sebenarnya lebih ke
menjawab rasa penasaran saya tentang SID. Selama ini SID belum pernah sekolah
formal. Pernahnya ya trial class yang sehari aja atau ikut playdate sesekali. Sedangkan
program liburan sekolah di Akasia Islamic Preschool menawarkan agenda selama
lima hari. Setiap hari diisi dengan kegiatan seru seputar science and art
sambil mengenal tokoh ilmuwan Islam.
Tema yang ditawarkan Akasia
menarik. Saya tuh kurang referensi urusan science apalagi dihubungkan dengan
urusan agama. Saya berharap SID mendapat inspirasi dari tokoh-tokoh yang akan
ia kenal selama kegiatan tersebut. Saya juga dapat sontekan dong buat ngobrolin
tokoh muslim yang hebat.
Baca juga: Keterampilan Abad 21 dan Persiapan Anak Masuk SD
Saya juga ingin SID mengenal
lebih dekat Montessori beserta apparatusnya yang mihil-mihil itu. Di rumah kan
terbatas (padahal ya pakai aja apa yang ada #montessoridirumah), kalau di
sekolah lebih banyak pilihan learning materials yang dapat ia coba. Sekalian saya
melihat mainan apa yang ia sukai. Sapa tahu ada rezeki lewat buat beli mainan
itu. Aamiin.
Dan yang tak kalah penting,
biayanya terjangkau (alhamdulillah invoice cair). Lima hari kegiatan hanya
Rp300.000,-. Biasanya biaya segini hanya untuk satu kali playdate dengan Montessori
approach, lho!
Demi alasan-alasan di atas, kami
pun merantau lintas propinsi untuk belajar Montessori. Setiap pagi (dipaksa)
bangun pagi dan harus siap sebelum pukul 7 untuk berangkat. Ujung-ujungnya
molor dan kudu ngebut ke stasiun. Kadang juga diantar Ayah SID sambil wisata
keluarga ke Depok. Hahaha.
Area bermain luar ruangan di Akasia Islamic Preschool |
Syukurlah Akasia Islamic
Preschool mudah dijangkau. Kami turun stasiun Universitas Pancasila kemudian
lanjut naik ojek ke arah Pondok Duta. Lokasi Akasia Islamic Preschool pas di
belokan, dekat rumah mewah warna kuning. Pokoknya kalau udah ketemu si rumah
mewah berarti udah dekat. Alhamdulillah cuma nyasar sekali.
FYI, Akasia Islamic Preschool
buka pendaftaran siswa baru, lho. Kelas dibedakan dua macam, usia 1-3 tahun dan
3-6 tahun. Biaya sekolah Montessori di Akasia Rp850.000,-/bulan (usia 3-6 tahun)
dengan jadwal 5 hari dalam seminggu dari pukul 08.00 – 12.00 WIB.
Kalau mau lanjut daycare juga
bisa. TK dan daycare Rp1.500.000,- (tanpa makan siang) atau Rp1.700.000,-
(dengan makan siang).
Baca juga: 7 Cara Asyik Belajar Mengenal Anggota Tubuh
Ga Mau Pulang Sekolah
Meski jarak yang harus kami lalui
lumayan ya tiap harinya, belum lagi kereta siang hari tergolong padat, SID
menikmati proses bersekolah di sana. Ia masih minta ditemani selama berkegiatan
tapi ya ga apa-apa juga sih. Saya kan jadi bisa main apparatus Montessori juga.
Hohoho.
Hari pertama, ia masih adaptasi
dengan lingkungan, ga mau ikutan gabung dengan kawan-kawan. Tetapi makin lama,
ia makin percaya diri untuk duduk dalam lingkaran. Terkadang malah duduk pas di
depan fasilitator.
Akan tetapi, hari kelima ini ia
sempat bilang ke fasilitator bahwa ia mau di sekolah saja, ga mau pulang. Yah,
sekarang dia udah betah nih. Banyak mainan sih ya.
Membawa appartus montessori sendiri (maaf burem) |
Yang membuat saya kagum adalah
dia mengikuti aturan, yaitu mengambil alas kerja,
mengambil apparatus, belajar, mengembalikan apparatus, kemudian menggulung alas kerja. Ini kali
kedua ia menggunakan alas kerja. Pertama kali ia berkenalan dengan alas kerja
atau floor mat saat mengikuti trial class di Montessori Haus Asia. Berarti
sungguh berkesan ya perkenalannya kala itu dengan alas kerja. Sekarang, sajadah
aja diperlakukan seperti alas kerja.
Secara konsisten selama lima hari
tersebut SID selalu mengambil alas dan mengembalikannya. Kadang sih rada males
dan minta saya aja yang menggulung tetapi ketika saya ajak melakukannya
bersama, ia dapat menggulung alas sendiri. Saat mengambil apparatus pun kadang
ia minta bantuan saya karena beberapa tergolong berat. Namun, kami melakukannya
bersama, tidak hanya saya yang mengambil atau mengembalikannya.
Selama lima hari tersebut saya
berkesempatan mengobservasi SID. Kegiatan apa saja yang menarik perhatiannya,
bagaimana ia bersikap dengan teman dan fasilitator, keberanian, sopan santun,
dan sebagainya. Learning material yang membuat rentang konsentrasinya panjang,
seperti:
- Puzzle (bagian tubuh manusia, hewan, buah, bangun geometri)
- Siklus hidup binatang (ayam, kupu-kupu, kodok)
Dari sekian art and science yang
ia pelajari, so far ia paling suka dengan kamera buatannya. Hari itu topiknya
mengenai Ibnu Haitam yang menemukan alat optik. Anak-anak berkreasi membuat
kamera dan pigura. Ia bergaya memotret banyak hal dengan kamera warna-warninya
itu. Pigura buatannya langsung kami gunakan sebagai tempat meletakkan foto
keluarga yang baru jadi. Pas banget, deh.
Tiga hari berturut-turut maunya main tangram puzzle aja |
Secara keseluruhan, SID menikmati
berkegiatan di sana. Palingan saya kurang sreg dengan “bilingual” yang
setengah-setengah. Dalam satu kalimat jadi tercampur bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Sebaiknya menggunakan satu kalimat utuh bahasa Indonesia
kemudian diartikan ke dalam bahasa Inggris supaya ga bingung. *padahal saya sendiri bahasanya campur-campur.
Setelah sekolah singkat ini,
muncullah PR Ibu untuk melanjutkan rutinitas ini di rumah supaya ia dapat terus
belajar. Usia SID yang sudah 3 tahun memang butuh jadwal teratur setiap hari
belajar ini itu. Bismillah…
Terima kasih ya buat para
fasilitator di kelas yang udah sabar belajar bareng SID. Andai sekolah Montessori
ini dekat rumah, bakal sering main ke sana deh.
Akasia Islamic Preschool
Komplek Pondok Duta 1
Jl. Duta Wenang Blok H2 No.4,
Depok, Jawa Barat
021-8713294
akasiapreschool@gmail.com
Instagram @akasiapreschool
Facebook: Akasia Islamic
Preschool
Wah... Dede SID udah siap sekolah yah. Seneng lihatnya. Pasti seru deh nemenin anak balita mulai belajar
ReplyDeleteIbunya ikut belajar juga nih
DeleteJadi pengen Cari sekolah Montessori yang basisnya agama deh. Kira-kira di Surabaya dimana ya?
ReplyDeleteWah aku belum ada referensi sekolah Montessori di Surabaya.
Deletewah kapan ya di banjarmasin ada sekolah montessori begini? kayaknya asik. tapi katanya harganya mahal ya
ReplyDeleteIyaa ilmu dan apparatusnya emang lumayan harganya. Investasi sih.
DeleteKeren nih SID belajarnya biligual semoga makin jadi anak smart dan sholeh ya
ReplyDeleteAamiin. Terima kasih ya, Smart Mom
Deletememang dg sistim itu anak diajar mandiri dan menyenangkan ya
ReplyDeletemandiri membuat anak semakin percaya diri :)
DeleteDeket daerah kita berarti nggak ada sekolah montessori model gini ya ibu Sid? PAntes kemarin main terus ke depok, ternyata ya emang lagi sekolah di depok.. Hihihihi
ReplyDeleteAda, kok. Tapi ga ada holiday program kayak gini. Adanya ya regular program.
DeleteNah loh SID betah banget kan, nanti kalau dia udah mulai nggak sekolah mulai nanya, "Ibu aku kok nggak sekolah lagi?" nah loh, nah loh :D
ReplyDeleteHahaha, lanjut sekolah di rumah dong.
Deleteduileeeee SID sekolahnya jauh tenan hahahahha Mada udah kenyang sekolah jauh waktu PAUD lebakbulus - depok udah kayak trayek angkot, sekarang pindah PAUD-nya di depok, emaknya lelah kejauhan apalagi klo Mada bangunnya kesiangan di atas jam 6
ReplyDeletewaktu itu alasanku 'rela' mendaftarkan Mada sekolahnya jauh sama kayak dirimu, faktor harga dan pengajarnya cocok sevisi semisi (bukan hanya berkualitas)
ini Akasia biaya sekolah montessorinya cukup terjangkau plus daycare tuh, sayang lokasinya jauuuuuh dari tempatku
Kebetulan tetanggaku sedang mencari sekolah yang mengedepankan kreatifitas anak dan lokasinya tidak jauh dari Cimanggis tempat tinggal tetanggaku
ReplyDeletesekarang namanya ganti, bukan Akasia tapi Granada.
Delete