Sebagian orang menjadikan matematika sebagai momok. Melihat deretan angka dan rumus aja udah males. Padahal, fitrah anak terlahir mencintai matematika, lho! Jika dikenalkan dengan tepat, anak akan mencintai matematika. Oleh karena itu, simak 10 cara belajar matematika untuk anak usia dini berikut ini.
Belajar matematika untuk anak usia dini |
Pada dasarnya kita menyukai
matematika. Ga percaya? Siapa yang ga suka uang? Hmm… Mungkin ketakutan berhadapan
dengan matematika karena kejadian masa lalu seperti diajari guru “killer”,
kebanyakan ikut les matematika padahal otak dah ngebul, atau orang tua tidak
suka pelajaran tersebut. Benar lho, kebencian orang tua akan suatu subject bisa menular ke anak. Hal ini
pernah dibahas saat workshop matematika dengan metode Montessori yang saya
ikuti. Sebagian peserta cengar-cengir mendengar fakta ini. Nah, kan.
Yaweslah, nyatanya kita tak bisa
lepas dari matematika dalam kehidupan ini. So, ketika mendidik anak mengenai
berhitung, aljabar, dsb, orang tua harus berdamai dengan matematika. *Salaman.
Setelah itu, mari mengenalkan matematika pada anak usia dini dengan cara yang
menyenangkan.
1. Memahami 1-10 secara konkret
Dalam pendekatan Montessori, anak usia dini penting memahami angka 1-10 secara konkret. Pemahaman anak-anak bekerja dari hal konkret ke abstrak. Saat hanya menyebut angka 1, anak akan lebih paham jika disertai meletakkan 1 benda. Sedangkan simbol “1”, “2” dst dapat dikenalkan kemudian. Jika tidak, anak cenderung hanya menghafal 1, 2, 3 tanpa ada bayangan bagaimana sih yang dimaksud “1” itu?
Di usia 2 tahun, SID dapat menyebutkan 1-10 dengan lancar dan tepat tetapi ketika menghitung benda (misal pom-pom), ia terlalu cepat menyebut angka sehingga tidak sesuai jumlah benda dengan angka yang disebut. Di sinilah saya menyadari ia hanya menghafal, bukan memahami jumlah benda yang ia hitung.
Solusinya, tiap ia menyebut angka harus dengan mengambil 1 benda sehingga tidak ada angka yang terlewat. Contoh: Siapkan 10 buah kancing kemudian minta anak mengambil 3 buah kancing sambil berucap 1, 2, 3.
2. Sandpaper numbers
Mengenalkan matematika pada anak PAUD dan TK dapat menggunakan alat peraga berupa sandpaper number. Alat ini lumrah digunakan dalam pendekatan Montessori. Di sini anak mulai mengenal simbol angka 1 – 9.
Sandpaper number dapat dibuat sendiri menggunakan impra board hijau sebagai alas. Sedangkan simbol angka dicetak pada kertas amplas kemudian ditempel pada impra board.
Kertas amplas yang bertekstur kasar memudahkan anak meraba bentuk angka-angka tersebut. Oh begini tho yang dimaksud angka 1, dst.
Sandpaper numbers (dok. MontessoriAcademy) |
3. Matematika di sekitar kita
Tunjukkan pada anak bahwa matematika ada di sekitar kita. Seperti angka di telepon, angka pada nomer rumah, mengenal waktu lewat jam dinding, berhitung sambil naik-turun tangga, berbelanja (sekaligus mengenalkan konsep uang), dan lain sebagainya.
4. Salt painting
Melukis angka dengan garam dapat menjadi kegiatan menyenangkan bagi anak-anak. Caranya sebagai berikut.
Alat dan bahan:
- Garam dapur
- Lem
- Cat air/pewarna makanan
- Kuas
- Kertas gambar
Cara membuat:
- Buat pola angka 1-9 pada kertas gambar menggunakan lem.
- Taburi pola tersebut dengan garam dapur.
- Warnai angka dan lihatlah warna dengan mudah menebar di area garam.
5. Menulis angka di pasir
Aktivitas menulis angka di pasir dapat dilakukan untuk mengenalkan cara menulis angka pada anak. Gunakan baki yang diisi pasir agar rapi dan tidak tercecer. Kemudian orang tua memberi contoh dengan menulis angka 1 di pasir dan menawarkan anak mengikutinya.
6. Lagu anak
Belajar melalui lagu selalu menjadi cara menyenangkan bagi anak-anak. Beberapa lagu yang mengenalkan angka seperti “One, two, buckle my shoe”, “10 little Indian”, dan “Ten in the bed”.
7. Mengenal ukuran
Mengurutkan benda dari besar ke kecil juga termasuk dalam pengenalan matematika. Kegiatan ini dapat dilakukan menggunakan benda-benda di sekitar, seperti sepatu ayah – ibu – anak, buah-buahan, atau mainan puzzle kayu dalam foto berikut.
Mengurutkan apel dari besar ke kecil (property of Akasia Islamic Preschool) |
Puzzle kayu belajar ukuran dan warna (property of Akasia Islamic Preschool) |
8. Mengenal bentuk
Mengenalkan bentuk 2D dengan alat peraga puzzle bentuk (lingkaran, segitiga, persegi, dst) kemudian dilanjutkan menunjuk benda-benda di sekitar yang memiliki bentuk sama. Contohnya: meja berbentuk persegi panjang, ubin berbentuk persegi, dan jam berbentuk lingkaran.
Mengenal bentuk geometri juga dapat dilakukan lewat permainan lompat geometri. Permainan ini menjadi favoritnya SID saat ia 2 tahun. Berikut videonya.
Alat dan bahan:
- Kertas berwarna
- Gunting
- Selotip
Cara bermain:
- Gunting kertas menjadi beberapa bentuk geometri kemudian tempel di ubin.
- Sebutkan nama bentuk dan mintalah anak melompat ke bentuk yang disebut.
Balita diajari pecahan? Hihihi, bisa dong belajar pecahan sambil makan. Di sini SID menggunakan alat peraga magnetic apple fractions yang dapat dibagi menjadi pecahan ½, 1/3, dan ¼. Cara ini sangat konkret dan mudah dipahami, bahkan untuk anak TK.
Cara lainnya dengan membagi pizza dalam beberapa potong. Kalau tidak ada makanan, buat saja gambar pizza lalu dipotong sehingga belajar pecahan semakin mudah. Cara ini juga berlaku untuk anak SD, lho. Enak, kan, belajar sambil makan.
FYI, Beberapa cara yang saya
paparkan di atas ada yang menggunakan pendekatan Montessori. Itu hanya
sekelumit saja dari rangkaian workshop Montessori area matematika. Lebih lengkapnya,
sebaiknya belajar langsung dalam workshop 5 area Montessori bersama para pakar.
Anyway, seru ya belajar matematika untuk anak usia dini. Ga berasa
sedang belajar, seperti sedang bermain aja. Punya cara menarik belajar
matematika untuk anak?
metodenya seru yaa.. aku cobain ke anak aku ntar
ReplyDeleteHai Kak Victor, selamat mencoba!
DeleteThanks for sharing mom. Saya sarjana pendidikan matematika dan passion di media pembelajaran matematika tapi krn si bayik masih < 1 th jd emaknya belum bs ngeksplor. XD
ReplyDeleteWow enak nih si bayi udah siap belajar matematika dengan mommy Visya.
DeleteWaaah, kreatif dan menyenangkan anak tentunya ini...
ReplyDeleteOrang tua juga happy :)
DeleteKayaknya boleh nih ditetapin ke keponakan gue. Biar pinter kayak omnya. 😂😂
ReplyDeleteAsik dah!
DeleteWah belajar jadi menyenangkan . waktu mpo kecil suka belajar alam sekitar misalnya ada nomor rumah, di sebutin deh
ReplyDeleteIya mpo, bisa banget dengan cara seperti itu. Melalui repetisi atau pengulangan, bakal makin paham.
DeleteHuaaaa keceee kakak... aku baca tulisan ini perlahan lahan sambil cerna pelan pelan... dan dan akhirnya pengen ikutin juga ah nerapinnya metode kaya gini dirumah buat si neng
ReplyDeleteHihihi, alhamdulillah semoga berguna yaa
DeletePinternya Sid. Bagus juga ya metode Montessori ini.
ReplyDeleteiya mbak, alternatif metode pembelajaran.
DeleteWahh..cara belajarnya kayak bukan belajar ya, keliatan deh SID menikmati. Thanks sharingnya yaa.
ReplyDeleteiya, alhamdulillah.
DeleteMakasih mama SID tulisannya, iya aku pun lagi ngajarin Aldebaran yang baru 2 tahun. Biasanya dia ngitung mainannya, dan sekarang udah bisa dikit2 nyebutin 1 sampai 10.
ReplyDeletembak thanks ilmunya, aq nyontek yah buat ngajarin anakku...
ReplyDeleteHuaaaaa dari SD sampe kuliah aku gakkkk suka itung itungan.... pelajaran matematika horor banged buat akuh kwkkwwk dannnn liat anak anak happy banget belajar kek giniiiii amazing banget yaaaa enakkkk gt menyenangkan
ReplyDeleteaku termasuk yg suka Matematika mba, sampe pernah jadi anak kesayangannya guru pas SMA hihi. Dan anak skrg tuh media belajar buat seneng matematika ga cuma berhadapan sm angka doang ya, bisa dg membagi apel gini ya
ReplyDeleteKalau chat whatsapp bs dibintangin kalau blog bingung cara nyimpennya gimana xixi. Bener banget, kadang ngajarin anak2 dr hal kecil itu bs jadi space buat belajar berhitung ya. Main sambil ngitung, nyanyi sambil ngitung
ReplyDelete