Saya pikir setelah berhasil menyapih anak, tidur malam akan lebih tenang. Tidur lebih cepat, tak perlu terbangun berkali-kali untuk menyusui. Nyatanya, dugaan saya salah. Berbagai tantangan pasca menyapih kerap terjadi. Hal ini membuat kualitas tidur kami sekeluarga berkurang, bahkan berdampak pada kualitas hubungan saya dan SID.
|
Membangun bonding ibu dan anak dengan baby spa di rumah |
Drama setelah menyapih anak di usia 35
bulan sungguh melelahkan. Anak menjadi susah tidur, kesulitan tidur siang, juga
tidur semakin larut karena tidak ada ritual menyusu yang menenangkan. Jika siang
hari terjadi konfilik, rewel atau berebut mainan, malamnya kejadian itu akan terbawa
mimpi. SID bakal meraung-raung yang tentu mengganggu kami (dan tetangga) saat
sedang tidur.
Selain itu, kemandirian yang kami
ajarkan selama ini seperti menghilang. Ia menjadi lebih bergantung pada saya.
Sebelumnya, ia dapat memilih pakaian dan memakai celana sendiri. Ia juga jarang
mengompol saat tidur malam. Namun sejak disapih, SID lebih sering mengompol dan
minta dipakaikan baju. Lha kok makin manja?