Obat tuberkulosis. Pria berkacamata itu menunduk. Ia berhenti sejenak
setelah menceritakan perjuangannya melawan Tuberkulosis (TB). Edi Junaidi dua
kali divonis positif TB, membesarkan dua anak sendiri, hingga menjalani
pengobatan selama 21 bulan agar sembuh dari tuberkulosis.
Edi Junaidi menunjukkan sertifikat dari RSUP Persahabatan bahwa ia telah sembuh dari TB MDR (dok.pri) |
Membayangkannya saja saya tak
sanggup. Namun, bukankah Tuhan tidak memberikan ujian di luar batas kemampuan
hamba-Nya? Pak Edi sempat melepas mimpi-mimpinya, gambaran promosi jabatan juga
menghilang. Akan tetapi pada 14 Juni 2017 lalu ia dinyatakan sembuh dari tuberkulosis
dan aktif di Pejuang Tangguh (PETA) untuk memotivasi para pasien TB.
Begitu besar efek dari penyakit
tuberkulosis (TB). Bukan hanya kesehatan pasien yang menjadi korban. Hubungan
keluarga dan karir dapat retak karenanya. Kabar baiknya, penyakit ini bisa
disembuhkan. Bahkan, obat tuberkulosis
disediakan pemerintah secara gratis hingga pasien sembuh. Mari kita mengenal
tuberkulosis dan cara mengobatinya.
Fakta Tuberkulosis
dr. Anung Sugihantono, M.Kes., Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI |
Setiap 24 Maret, dunia
memperingati Hari Tuberkulosis. Peringatan ini sebagai pengingat bahaya
tuberkulosis berpotensi menyerang siapa saja, bukan hanya golongan marjinal.
Selain itu masih ada anggapan keliru bahwa pasien TB harus dijauhi, diasingkan.
Padahal, dukungan sangat berharga bagi pasien TB selama proses penyembuhan.
Indonesia termasuk negara dengan
beban TB tinggi. Sekitar 1.020.000 orang di Indonesia dengan tuberkulosis (WHO,
2017). Akan tetapi, 28,4% kasus TB belum terjangkau dan terdeteksi serta 36,2%
kasus sudah diobati namun belum dilaporkan. Berarti masih ada gap masyarakat dengan TB yang belum sadar
dirinya positif TB ataupun belum berobat. Tanggung jawab kitalah menemukannya
dan mendukung program pemerintah TOSS TB (Temukan, Obati Sampai Sembuh
Tuberkulosis).
Jika menemui atau mengalami
gejala-gejala tuberkulosis berikut ini, segera periksa ke puskesmas atau rumah
sakit:
Gejala TB (dok. Liza Fathia) |
Hasil tes TB dapat diketahui
dalam waktu 90 menit menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Mencegah Penularan Tuberkulosis
Satu orang positif TB dapat
menularkan ke 10-15 orang lain setiap tahunnya. Supaya dapat mengeliminasi penularan
TB, lakukan hal berikut:
- Pasien TB minum obat anti TB (OAT) secara lengkap dan teratur sampai sembuh.
- Ingat selalu etika batuk agar tidak menyebarkan kuman, yaitu: gunakan masker; tutup hidung dan mulut dengan lengan, tisu, atau saputangan; segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah; dan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.
- Buanglah dahak di tempat khusus dan tertutup.
- Lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti: membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk, membersihkan rumah dengan teratur, makan makanan bergizi seimbang, tidak merokok dan minum-minuman keras, olahraga teratur, dsb.
Etika batuk mencegah penyebaran kuman penyakit (dok. pri) |
Obat Tuberkulosis Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit
Pemerintah bekerja sama dengan
puskesmas, RS pemerintah, dan klinik swasta untuk menyediakan obat TB secara cuma-cuma.
Pasien akan mendapat satu paket obat TB hingga sembuh. Jadi, ga bakal kehabisan
stok obat saat pengobatan.
Tantangannya adalah kesabaran pasien
menjalani pengobatan hingga sembuh. Pengobatan tuberkulosis paling cepat sekitar
6-8 bulan. Sedangkan pasien TB Multi-Drug Resistant (MDR) atau Resisten Obat
(RO), butuh waktu lebih lama hingga 24 bulan.
Setiap hari pasien harus
mengonsumsi obat anti TB (OAT) dan menggunakan masker. Pak Edi menuturkan
dirinya minum 13 macam obat setiap hari dan mengganti masker tiap 2 jam. Suatu
usaha yang butuh kesungguhan dan ketelatenan.
dr. Pandu Riono, Komisi Ahli TB (dok. pri) |
Konsumsi obat terus-menerus ini
terkadang menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, sakit kuning, kemampuan
penglihatan dan pendengaran berkurang, asam urat, hingga depresi. Rasanya ingin
menyerah saja di tengah pengobatan.
“Rangkul pasien TB. Manusiakan,
jangan dijauhi.” harap Pak Edi. Berkaca dari pengalaman melawan tuberkulosis, beliau
berharap masyarakat, terutama keluarga pasien TB, dapat mendukung pengobatan
tuberkulosis hingga sembuh.
Yuk, kita dukung TOSS TB menuju
Indonesia bebas TB 2050! Jangan ragu periksa dan obati TB hingga sembuh.
Gratis!
TOSS TB, Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (dok. Wardah Fajri) |
Info lebih lanjut di:
www.tbindonesia.or.id
Twitter: TBIndonesia
Facebook: TBIndonesia
dan obat TBC ini harus rutin dan jangan bolong sekali saja ya
ReplyDeleteharus rutin setiap hari, bun.
DeleteToss tbc tugas kita bersama. Sedih banget ya. Jika ada keluarga kena tbc. Dukung kita sangat berarti
ReplyDeleteIya Mpo. Udah tugas kita untuk merangkul pasien TB.
Deletekalo banyak orang tau obat ini gratis sangat membantu banget ya. Soalnya kan enggak semua tahu informasi penting begini
ReplyDeleteItulah tugas kita untuk memberikan info positif ini.
DeleteMasyarakat mmg butuh info yg benar ttg tuberkolosis ini. Kami di lingkungan rmh yg dulu sempat waswas krn tetangga depan ada yg terkena tb dan kurang tuntas berobat.
ReplyDeleteNah, perlu dukungan dari keluarga dan warga sekitar untuk memotivasi pasien hingga sembuh.
DeleteWah, aku baru tahu loh mba obat tbc disediakan cuma-cuma di puskes. Lumayan lama juga ya proses sembuhnya. Dan yang paling harus sabar itu menjalani prosesnya. Nice artikel bun.
ReplyDeleteAku pun baru tahu padahal program ini sudah lama dilakukan pemerintah.
DeleteKalau di kampung saya banyak yg gengsi berobat. Udah tahu sakit tapi malas ke puskesmas
ReplyDeleteBingung juga lihat mereka maunya apa ya?
Ini terjadi di beberapa tempat, Teh. Gengsi karena TB dianggap kutukan atau penyakit kaum marjinal.
DeleteMemang nomor satu yang dibutuhkan oleh pasien TB adalah semangat untuk sembuh. Karena pengobatan TB prosesnya lama dan efek sampingnya nggak ngenakin banget. Selain itu tentu saja dukungan dari orang terdekat/keluarga dan masyarakat. Jangan dikucilkan.
ReplyDeleteSemoga makin banyak masyarakat yang sadar dan semangat untuk sembuh dari TB ya, Len :)
Aamiin. Iya Nyak. Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan.
DeleteWah peringatannya sebentar lagi ya akan berlangsung.
ReplyDeleteBetul, Mbak. Nanti acaranya di Monas.
DeleteIya, katanya TBC meningkat lagi ya wabahnya padahal sudah berhasil ditekan kemaren2, kaya difteri juga. Hufh, worry nyaa.... Ngg, mba, itu pak Edi ditinggal istrinya apa ya krn TBC? Aku koq sedih liat fotonya. Alhamdulillah tapi beliau sudah sembuh
ReplyDeleteJustru istrinya sangat mendukung proses penyembuhan saat Pak Edi dinyatakan positif TB pertama kali. Istrinya meninggal dunia kemudian Pak Edi terkena TB lagi.
DeleteBatuk juga punya etika ya he2,
ReplyDeleteYang punya penyakit ini mesti sadar untuk melakukan pengobatan secepatnya..agar tak menularkan ke anggota keluarga lain..dan sampai tuntas..
Iya dong. Setiap batuk, ribuan kuman menyebar, mudah menular ke orang lain.
DeleteBeratnya perjuangan penderitatb, dijauhkan diasingkan hilang karier untung sudah ada obatnya sekarang
ReplyDeleteSemoga kemajuan teknologi makin memudahkan pasien TB untuk sembuh.
DeleteAlhamduillah makin maju teknologi kedokteran, TB pun ada obatnya, gratis pula. Semoga penyakit2 lain jg bisa disembuhkan aamiin
ReplyDeleteEtika batuk dan bersin ini yg masih blm banyak dipahami masyarakat, mereka anggap sudah cukup dengan berpaling atau tidak menghadap org lain saat batuk/bersin. Pdhl ya, virusnya ttp aja nyebar lwt udara. :(
ReplyDeleteharus ditutup, Mbak. Minimal pakai lengan baju supaya kumannya ga makin menyebar.
Deletemengkonsumsi obat TB memang butuh waktu, tapi saya yakin dengan dukungan keluarga dan sekitarnya,bisa melalui tahapannya agar bisa sembuh dan sehat lagi.
ReplyDeleterangkul pasien TB. manusiakan dan dukung. setuju sama quote ini. nggak hanya TB tapi semua penyakit memang membutuhkan dukungan orang sekitar yaa mba.
ReplyDeleteiyes, support system itu penting.
DeleteAq dulu waktu hamil Erysha 7 bulan, aq didiagnosa oleh dokter kena TB. Otomatis aq kaget n kayak yang nggak percaya gitu, apalagi aq lagi hamil jdi ga bisa cek ronsen juga. Tapi, ya sudah aq jalani pengobatannya sampai 6 bln. Sempet ada perasaan takut juga ketular ke Erysha pas dia masih bayi. Walau kata dokter gapapa aq nyusuin tnpa masker karna sudah mnjalani pngobtan hmpir 3 bln. Tpi ttp aja deg2an. Allhamdulillah masa2 itu tlah berlalu ☺️
ReplyDeleteAlhamdulillah udah sehat ya, Mbak. Dalam keadaan hamil, obat yang diberikan ke pasien TB bakal dipilih yang aman. TB harus segera diobati.
DeleteTanguh pak edi ya. Sendirian menghadapi penyakit. Masa masa sulit bisa di lalui. Alhamdullilah
ReplyDeleteBener banget mba obat TB ini gratis karena dulu mama aku minum obat ini selama 6bulan gratis
ReplyDeleteTB bisa diobati ya? Semoga seluruh masyarakat Indonesia benar memahami TOSS ya mbak.
ReplyDeletePerjuangan banget utk sembuh TB ya spt pak Edi. Bener bgt deh preventif lebih baik dan murah perjuangannya di awal utk sehat lbh ringan drpd perjuangan setelah sakit utk sembuh.
ReplyDeleteKami memilih artikel ini sebagai artikel blog pilihan edisi Maret 2018. Berikut tautnya: http://www.blogdokter.id/2018/03/artikel-blog-pilihan-periode-maret-2018.html
ReplyDeleteTB bisa disembuhkan asal pengobatannya diselesaikan dengan tuntas. Jadi jangan malas utk berobat ya.... Semangaaaat!
ReplyDeleteKasus TBC di kampung pedalaman Kalimantan masih banyak... tugas kita bersama-sama ya untuk mendukung mereka menjalani pengobatan.
ReplyDelete