Membangun keluarga layaknya mengelola sebuah tim, entah itu tim sepakbola atau satu divisi dalam perusahaan. Butuh kesatuan visi, misi, dan norma yang jelas untuk menggerakkan tiap individu mencapai tujuan bersama. Membangun keluarga sama menantangnya dengan menyusun strategi di kantor. Ada proyek-proyek yang dijalankan untuk mencapai target yang diharapkan. Bagaimana menyusun family project?
Menyusun family project (Dok.pri)
Ini tahun kelima saya dan suami membangun rumah tangga. Tahun ini dibuka dengan berbagai tamparan tentang bagaimana kami menjalankan amanah dalam keluarga. Mau dibawa kemana sih keluarga kecil ini? Sudah jelaskah tujuan dan aturan yang disepakati bersama? Cukupkah komunikasi produktif kami selama ini?
Kami sengaja mengambil amanah berupa pernikahan. Setelah itu ya harus bertanggung jawab membina rumah tangga bersama. Kami tak mau hidup ini hanya mengalir bagai air sungai samping rumah. Tiap hari dibersihkan, masih saja banyak sampah nyangkut. *eh.
Allah menjawab kegundahan kami. Tahun ini saya diberi kesempatan mengikuti seminar tentang membangun tim dalam keluarga serta menyusun peta family strategic planning. Tak hanya itu, suami juga mendapat materi family mastery saat pelatihan kerja. This is what I called God does not play dice.
Baca juga: MembangunTim yang Solid dalam Keluarga
Setelah kami memiliki peta sebagai panduan perjalanan berkeluarga, saatnya memecah tujuan jangka panjang menjadi proyek-proyek pendek. Family project ini bisa berlangsung kurang atau lebih dari setahun. Fleksibel, tergantung sang leader. Setiap individu di rumah memimpin satu proyek, termasuk anak. Leader akan memberi tugas kepada anggota keluarga lain.
Family project dapat berupa banyak hal. Bisa satu kegiatan yang bermanfaat bagi anggota keluarga atau berbagi manfaat dengan masyarakat sekitar. Dari berburu referensi, ini beberapa ide family project:
- Membuat do-it-yourself pesta ulang tahun.
- Merenovasi kamar anak.
- Menghias rumah dengan family tree.
- Berbagi makanan setiap Jumat.
- Membuka kelas mengaji gratis bagi anak kurang mampu.
- Dan banyak lagi.
Bagaimana dengan proyek keluarga kami?
Tahun ini kami mengambil tema “Sehat” karena merasa sudah overweight, haha. Masuk usia kepala 3 kok badan makin melar ke samping. Sehat di sini juga mencakup kesehatan hati dan jiwa supaya ga terlena dengan gemerlapnya dunia. Lalu kami menetapkan proyek masing-masing, sebagai berikut:
Ayah: Qur’an & Do’a
Ayah sebagai project leader “Qur’an & Do’a” menetapkan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan rohani seperti jadwal pengajian, hafalan surat dan doa-doa penting untuk Ibu dan SID, juga memperbaiki tahsin dan tajwid.
Pak, pengajian di Masjid Agung Balikpapan, yuk! (dok.pri)
Ibu: FIT Project
Saya kebagian membuat agenda olahraga bersama, baik indoor maupun outdoor. Haduh, malu sama lemak yang bergoyang setiap jalan. Rasanya badan mudah ngos-ngosan tiap diajak nanjak melewati jembatan penyeberangan. Saya juga ingin menularkan kebiasaan hidup sehat dengan memperbanyak aktivitas fisik kepada anak. Ya ikut menjalankan program Kementrian Kesehatan yang CERDIK itu, lho.
Di samping olahraga, saya menetapkan harus ada liburan keluarga ke alam setidaknya setahun sekali. Boleh pantai atau gunung, lebih baik lagi bisa keduanya. Kata suami, ini sih modus saya butuh piknik. Hehe. Saya suka bagian ini karena hobi menyusun itinerary.
Urusan traveling ini perlu dipikirkan (dan ditabung) masak-masak. Sekarang SID udah bayar full tiap naik pesawat. Siasat saya untuk menghemat pengeluaran liburan ya mencari tiket dan akomodasi promo.
Butuh piknik supaya badan dan pikiran kembali segar (dok.pri)
SID: Rumah Sehat
SID belum genap 3 tahun tetapi sudah bisa diajak berdiskusi mengenai pembagian tugas family project. Ia rupanya sedang menyukai beberes rumah. Maka, proyek yang ia pegang yaitu “Rumah Sehat”. Tugasnya ringan saja seperti merapikan mainan, mencuci piring, mencuci beras, mengelap tumpahan air, juga membuang sampah. Yang penting ia happy menjalankannya.
Menjaga kebersihan termasuk family project untuk SID (dok.pri)
Sebagian family project di atas sudah running. Semoga istiqomah dan membawa keberkahan, membuat jiwa dan raga semakin sehat.
Dengan adanya proyek kecil-kecilan ini, komunikasi dalam rumah menjadi lebih terarah dan hangat. Asyik lho membuat family project. Kok ya baru tergerak membuat sekarang ini padahal udah berkeluarga sejak dulu kala. Well, it is never too late to do good thing.
Kalau kamu, punya family project apa? Bagi inspirasi, dong!
Boleh juga buat contoh mba buat pengalaman saya nanti kalo dah berkeluarga jadi bisa mempererat hubungan antar ayah, ibu dan anak :D
ReplyDeleteBelum punya family project ni Mba....
ReplyDeleteHanya pembagian tugas harian saja.
But, nice insight Mbaaa.... Nanti dicoba diobrolin sama suami, siapa tahu kami bisa menerapkan juga. :) Terimakasih....
wah keren juga punya family project jadi lebih terarah ya
ReplyDeleteKerennn, sangat menginspirasi keluarga yg lain, terima kasih mba content tulisannya bagua.
ReplyDeleteAku gak punya family project mbak huhu. Tapi makasih deh bs buat ide bikin juga heeh
ReplyDeleteIdenya bagus buat bonding sesama anaggota keluarga ya mba. Diisi dgn kegiatan yang menyenangkan jadi berasa gak monoton hihi.
ReplyDeleteSy juga family project tp lbh condong buat anak2, jadwal harian yg hrs mereka pelajari smbl sy dampingi.
ReplyDeleteWah keren juga nih idenya bikin family project. Selama ini bikin project buat anak2 aja sih tp klo smua anggota keluarga bisa ikutan pasto lebih seru ya
ReplyDeleteMau ngurusin blog miss dapur. Happy masak with my family
ReplyDeletekeren mba bisa bikin family project insyaallah kl sudah berkeluarga bisa diterapkan.
ReplyDeletekeren, mbak ada family project buat keluarga. jadinya tiap tahun ada goal yang harus dicapai ya
ReplyDeleteKeren juga ada family project jadi bisa bagi-bagi tugas ya
ReplyDeleteMemang penting banget ya family projects agar Seiya sekata dengan pasangan
ReplyDeleteFamily project aku dari dulu selalu mencatat dalam notes, terutama makan bareng, liburan, renov rumah sederhana, tabungan dll. Alhamdulillah 15 tahun ini ngap ngapan membangunnya hahhAa.
ReplyDeleteApalagi tahun sekarang family projectnya ngumpulin dana buat persiapan anak masuk SMA, sama pengen traveling aturlah..hahhaaa
Wah seru juga ya bikin family project, terima kasih sharingnya mbak
ReplyDeletewah keren mbak. Jadi mikirin untuk buat beginian juga ��
ReplyDeleteBagus sekali ide nya mba, menyusun family project. Aku sendiri juga ada beberapa family project tapi ga pernah disusun atau di planning hehehe.. tapi setelah baca ini aku jadi ingin buat family project biar terorganisir. Thanks for sharing :)
ReplyDeletewahh inspirasi banget ini mba, aku juga pengne deh punya family project. Tapi belum ada anak, tapi nggak harus ada anak dulu kan ya hhehehe
ReplyDeleteWaaah seru sekali family projectnya. Kalau dikerjakan bersama dan semua anggota keluarga terlibat pasti menyenangkan ya mba
ReplyDeleteKeren Mbk projectnya pengen juga bikin yang cetar bermanfaat bagi orang banyak
ReplyDeleteBagus banget idenya Mbk, mau dicoba juga
ReplyDeleteFamily project aku gk tertulis. Hahaha. Inspiring bgt sih kamu len
ReplyDeleteMasya Allah, menginspirasi sekali. Semoga besok kalau sudah punya anak bisa bikin family project juga.
ReplyDeleteWah beda 1 tahun ya. kami tahun ini memasuki tahun ke 6 pernikahan.
ReplyDeleteProyek nya hampir sama. Tambahan kami lebih banyak aktivitas keluarganya. Itulah kalau ada acara kebanyakan saya bawa Fahmi, putra kami
Aku belum punya family project neh, sepertinya harus coba.
ReplyDeleteHoohh jadi kepengen juga bikin family project. Mulai dari yang simple2 dulu :D
ReplyDeleteKalau yg piknik itu pasti hahaha biar sehat mentalnya :P
Family project ini menarik.
ReplyDeleteApalagi pas rapat demi mencapai kesepakatan.
Anak-anak alhamdulillah sudah gak pake nawar, mereka sudah tahu akan konsisten dimana.
Lhaa...Abi sama mamanya malahan yang sering berebutan posisi strategis.
Duuh...malu kadang sama anak-anak.
waahh bagus nih mba inspirasinya.. menarik buat di ikutin :)
ReplyDeleteWah saya jadi kepikiran untuk bikin family project juga nih
ReplyDelete