Bincang Bersama Badan Kebijakan Fiskal – Helena … mikir utang sendiri aja
udah puyeng, ngapain membahas utang negara segala? Berat gitu ya judul
tulisan ini. Seperti Pak Diskartes bilang bahwa uang negara ya uang kita juga. So, kita perlu tahu uangnya dikemanain aja? Jangan cuma su’udzon dengan kinerja pemerintah. Sebelum
lanjut, saya janji menulis seringan mungkin supaya kepala ga makin poneng. Yes?
Bincang BKF dalam Fiscal Day 2017 |
5-6 Oktober 2017 lalu Badan
Kebijakan Fiskal (BKF), Kementrian Keuangan RI, mengadakan Fiscal Day 2017. Open
house ini terbuka untuk masyarakat umum dengan tujuan mengenalkan kebijakan
fiskal pada masyarakat. 4 unit eselon II BKF telah siap di booth-booth yang ada di lobby
BKF. Pengunjung bisa mengetahui program BKF lewat games berhadiah. Ada maze,
tebak bendera, darts, juga masukkan
bola ke dalam keranjang bertuliskan perpajakan. Contohnya nih peserta diberi 6 bola (ibaratnya bola adalah pajak). Semakin
banyak bola yang masuk ke keranjang berarti pendapatan negara dari pajak
semakin besar.
Lempar darts ke bagian berwarna hijau untuk mendapat hadiah |
Hari kedua ada bincang BKF dengan
blogger dan media. Haduh mimpi apa
saya menjadi satu dari 15 blogger yang diundang ke acara ini. Kementrian
Keuangan menjadi tempat impian saat lulus kuliah tapi dua kali mengadu nasib di
sana hasilnya zonk. Alhamdulillah
sekarang mendapat kesempatan setengah hari ngantor
di BKF.
Hidayat Amir, Ph.D, Kepala Pusat
Kebijakan APBN, BKF, menjelaskan #bincangBKF
ini bersifat dua arah, bukan hanya pemaparan dari beliau. Selama sekitar 2 jam
kami pun berdiskusi membahas APBN negara tercinta.
Hidayat Amir, Ph.D, Kepala Pusat Kebijakan APBN, BKF |
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disepakati oleh
pemerintah dan DPR RI. Jadi pendapatan dan belanja negara ini juga disetujui
oleh rakyat yang diwakili DPR RI. Sifatnya transparan sehingga kita bisa
memantau realisasi anggaran tersebut.
Penyusunan APBN melalui proses yang panjang seperti gambar di
bawah ini:
Siklus APBN (sumber: BKF) |
Pak Amir mengutarakan bahwa infrastruktur
di Indonesia masih menjadi tantangan. Benar juga dengan kondisi Indonesia
berupa kepulauan dan daerah-daerah yang sulit dijangkau sehingga pembangunan
belum merata. Akan tetapi masalah ini tidak langsung bisa diselesaikan karena
alokasi APBN yang terbatas sehingga dibuat skala prioritas.
Apa saja isi APBN?
Infografis di bawah ini menggambarkan
dengan mudah mengenai APBN. Isinya APBN yaitu pendapatan negara yang terdiri
dari penerimaan perpajakan dan PNBP (bukan pajak). Sedangkan sisi belanja
negara untuk belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah & dana desa.
Postur APBN 2018 (sumber: BKF) |
Terlihat timbangan tersebut berat
sebelah yaitu belanja negara lebih besar daripada pendapatan negara. Defisit
anggaran ini ditutupi dengan utang.
Nah lho katanya ga boleh besar pasak daripada tiang? Kok negara malah
berutang?
Tenang aja, utang ini bukan
karena gelap mata lihat diskonan. Negara berutang dipakai untuk hal produktif
yang akan mendatangkan imbal hasil di masa yang akan datang.
Sekarang ini Indonesia sudah
mendapat investment grade dari Fitch,
Moody’s, dan S&P’s. Bangga dong Indonesia memiliki iklim yang menarik bagi
asing untuk berinvestasi. Meski demikian saya pribadi berharap masyarakat
Indonesia mau lebih banyak berinvestasi di negeri sendiri, salah satunya dengan
memiliki ORI 014 yang saat ini
sedang ditawarkan.
Dulu sebagian utang negara dalam
dollar sehingga sangat bergantung pada fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dollar. Untuk itu sekarang utang telah di-reform
menjadi dalam bentuk rupiah. Utang negara juga dipantau supaya tidak lebih dari
30%. FYI, utang APBN 2017 di kisaran 28-29% terhadap PDB.
Diskusi interaktif bersama BKF dalam rangka Hari Oeang RI |
Sekarang ini e-commerce dan social shop
seperti berjualan lewat Instagram, Facebook, dsb makin menjamur. Fenomena ini
merupakan revolusi digital yang berlangsung cepat sehingga pemerintah juga
perlu bergerak cepat mengatur regulasinya. Perputaran uang di toko online ini gede lho. Lumayan kan pajaknya bisa jadi pemasukan negara.
Akan tetapi saat ini aturan pajak untuk hal tersebut belum masuk undang-undang
hingga muncul istilah regulatory sandbox.
Maksudnya sementara ini dibatasi saja seperti anak yang bermain dalam kotak
pasir.
Pajak ini sifatnya kepatuhan
karena tiap individu diharapkan membayar dan melaporkan pajaknya. Untuk freelancer
dengan pendapatan pertahun kurang dari 4,8 Milyar rupiah tidak perlu membuat
laporan keuangan. Cukup datang ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat untuk
berkonsultasi mengenai cara pembayaran dan pelaporannya.
Di sini dibahas juga pajak untuk penulis. Masalah ini sempat
heboh di dunia maya karena besarnya pajak yang harus ditanggung, yaitu royalti 15%
untuk yang memiliki NPWP atau 30% untuk non-NPWP. Makin kecil deh penghasilan
penulis padahal untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas perlu modal seperti
untuk riset dan membeli buku bacaan. Buku berkualitas membuat banyak yang
tertarik membaca, meningkatkan minat baca di Indonesia, termasuk mencerdaskan
bangsa, kan. Ya semoga besaran pajak ini
dikaji ulang oleh pemerintah.
Selain dari pajak, pendapatan
negara juga berasal dari non-pajak (PNBP). Pada tahun 1970-1980 sebagian besar
PNBP berasal dari migas tetapi hal itu sudah berubah. Pada 2015 penerimaan
Sumber Daya Alam turun dari 400T menjadi 200T. Sekarang masyarakat cenderung
menggunakan electricity. Hmm…apa ini sebabnya TDL sering naik?
Pencapaian APBN 2017 (sumber: BKF) |
Pemerintah concern untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia, salah satunya lewat Program Keluarga Harapan (PKH). Program
ini berupa pemberian uang non tunai pada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki ibu hamil/nifas/menyusui,
dan/atau memiliki anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk
pendidikan SD, dan/atau memiliki anak usia SD dan/atau SMP dan/atau anak usia
15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar.
PKH sifatnya jangka panjang untuk
memutus rantai kemiskinan supaya anak dari penerima PKH mengubah perilakunya
sehingga lebih berpendidikan dan sejahtera. Oleh karena itu penerima PKH akan
mendapat bantuan bila memenuhi syarat tertentu seperti menyekolahkan anaknya
dengan tingkat kehadiran tertentu, memeriksakan kesehatan anak dan ibu hamil,
serta mencukupi gizi dan pola hidup sehat. Hal ini supaya bantuan tersebut
tepat sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, bukan
untuk foya-foya.
Pengentasan kemiskinan juga
melalui pendidikan. Dalam RAPBN 2018 pemerintah konsisten dengan anggaran
pendidikan sebesar 20% (440,9 triliun rupiah). Namun anggaran tersebut tidak
hanya untuk Kemendikbud saja tetapi disalurkan juga melalui Transfer ke Daerah
& Dana Desa dan Pengeluaran Pembiayaan. Beberapa program pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia seperti Program Indonesia Pintar,
Beasiswa Bidik Misi, Bantuan Operasional Sekolah, Tunjangan Profesi Guru, dan
pembangunan/rehab sekolah/ruang kelas.
Ngobrolin utang negara harus stay happy |
Rumit ya mikirin uang negara. Minum dulu gih. Hihihi. Tapi sekarang jadi lebih tahu kan uang negara berasal dari mana dan
digunakan untuk apa saja. Utang negara sebesar 3.700 triliun memang besar akan
tetapi utang tersebut untuk membiayai pembangunan di Indonesia. By the way, negara telah selektif dalam
berutang, kamu gimana?
Pak??? Duh jadi syedih.
ReplyDeletehahaha
Eh, TDL semakin naik karena memang subsidi semakin dikurangi. Selain itu, pembangunan infrastruktur kelistrikan di luar jawa sedang digalakkan. Kasian kan masa kita bayar murah tapi yang lain ga kena listrik.
Negara berhutang dengan bijaksana untuk pembangunan. Yahhh daripada berhutang buat nutupin gaya hidup ya, Mbak?! Ehhh semoga bukan aku itu. Mikirin hutang sendiri aja pusing kadang, Mbak.
ReplyDeleteTerima kasih informasinya ya, Mbak. Jadi makin paham kenapa perrkonomian Indonesia terasa bergerak lambat.
Bahasan yang berat gini dikemas dengan cara yang seru bikin lebih mudah dipahami ya mbak :)
ReplyDeletebener tuh mba mikirin utang sendiri dah susah ya apalagi negara yak. Dari tulisan ini jadi tau yaa APBN itu gimana :)
ReplyDeleteIya, seperti pertanyaan retorik diawal diskusi oleh narsum.. Negara mana sih yang Ngga berutang untuk pembangunannya? kita mikir2 mungkin ga ada. Yng penting pemanfaatannya untuk yang produktif, dan rasio nya sesuai dengan standard maksimum ya.
ReplyDeletenah ini ya fungsinya blogger, bukan hanya untuk mensosialiasikan sebuah program atau kebijakan tetapi nerjemahin hal njelimet menjadi hal yg mudah dipahami oleh awam :)
ReplyDeleteyeah sesuatu yg menyangkut perekonomian seringkali bikin mules, apalagi ada embel2 utang negara, yg gak bikin mules sih transferan job biar bisa lunasin utang XD
Ngurusin uang sendiri aja rumit. Apalagi uang negara, ya hehehe.
ReplyDeleteSmoga utang negara bener digunakan u pembangunan Dan tidak dikorupsi oleh org2 tertentu
ReplyDeleteHm, tulisan yang menarik, Mba. Aku sih maklum jika negara terpaksa berhutang demi menutup ketimpangan antara pemasukan dan pengeluaran itu. Harapanku dan pastinya kita selaku rakyat, agar dana hasil ngutang ini dapat digunakan dengan amanah, jujur dan bertanggung jawab demi kesejahteraan negeri tercinta ini. Bukan malah dipelintir oleh oknum2 yang tak bertanggung jawab. Bukan begitu, Mba. :)
ReplyDeleteJadi ingat komen seorang pengusaha muda,bos jama aku kerja dulu (bah,jaman haha): Hutang itu bagian dari proses untuk memwujudkan sesuatu, jangan sampai.salah dalam prosesnya. Itu inti dari hutang
ReplyDeleteWkwkwkwk... berutang karena gelap mata pas ada diskonan... ^_^
ReplyDeleteMaterinya berat nih mbak, tapi tetap disampaikan secara fun ya.. Penting juga mbak bincangbkf ini, biar masyarakat ga selalu berburuk sangka ke pemerintah.. ^^
ReplyDeletewih jadi tau seluk beluk apbn dan utang negara. walau konotasinya berasa negatif, tapi ya emang dipergunakan dengan baik sih..
ReplyDeleteSerukan ya bincang beginian mba hehe
ReplyDeleteSelalu mengernyitkan dahi dan memicingkan mata setiap bahas utang negara dan perekonomian negeri ini. Haduuuh ikutan spanneng lihat angka hutang negara but it's life. Jgnkan negara, hidup sendiri aja ada mslh,ketemu utang, cicilan wkwkwk. Ya jalani saja sambil melakukan solusinya yaitu menambah income. Sama spt negara ini. Smoga APBN devisit, factual devisit. Dan kesadaran utk tidak korupsi terus meningkat. Ahhhh jd serius kalau bicarain utang negara hahahaha
ReplyDeletewah, mantap sekali acara seperti ini ya Helen, jadinya kita tahu kalau BKF kerjanya apa aja, tupoksinya apa saja. Instansi tempatku bekerja harusnya mengadakan acara serupa juga nih, ngundang blogger biar informasi tentang BPJS Kes n JKN semakin diketahui masyarakat
ReplyDeletePadahal kalo yang di papua itu diambil alih oleh kita ga perlu pajak2an lagi dah untuk membangun infrastruktur dll, belum lagi sumber minyak dan gas alam di mana2....
ReplyDeleteNgomongin utang, kalo piutang ke negara lain indonesia punya ga ya? Hehe
Alhamdulillah, sekarang saya udah tahu uang negara darimana dan untuk apa saja, postingannya bermanfaat sekali mbak, terutama untuk orang awam yang bawaannya curiga mulu sama pemerintah. Tapi saya sih yakin pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melunasi hutang negara.
ReplyDeleteseneng ya, ada pembahasan kelas berat buat kita emak2 begini. makin tambah wawasan n jadi ga suudzon terus sama pemerintah ^^
ReplyDeleteWaduh berat deh kalau ngomongin utang negara
ReplyDeleteHadeuh emang rumit deh mikirin utang negara. Mikirin utang sendiri aja deh, gimana biar cepat kelar hahaha :D
ReplyDeleteNgomongin utang negara yaa agak rumit banget sih, ga ngurusin juga.Tapi yang saya tau kalau utang negara untuk pembangunan ya sok wae haha.
ReplyDeleteMasya Allah itu Hutang banyak banget. Untung bukan hutang saya itu. Bisa pusing 7 keliling saya. Suka sekali saya dengan program pemerintah untuk menggentaskan kemiskinan, semoga berhasil.
ReplyDeleteMoment di acara ini bener2 jadi ajang belajar yang luar biasa pokoknya.
ReplyDeleteSoal APBN jadi tau asal muasalnya dibentuk dari acuan keputusan yg dirumuskan berbagai pihak.
ikutan bincang2 ini kemarin dan berasa dapat banyak informasi penting dari BKF. Smoga smua berjalan sesuai rencana dan kita bisa bantu mengawal ya ..
ReplyDeleteBanyak ya program pemerintah yang akan dilakukan berdasarkan RAPBN 2018. Semoga tepat sasaran dan sesuai dengan yang ditargetkan
ReplyDeleteJujur ya Mba, agak ribet ga sih mikirin utang, pajak. Eh tp pekerja freelance juga kena pajak ya? Online shop juga ya?? Waah harus update nih, siap2 ngitung.
ReplyDeletesemua pekerjaan sekarang kena pajak ya, termasuk freelancer dan juga penulis. Tapi semoga pajaknya yang menulis itu bisa dikaji lagi, kan kerjaannya membantu mencerdaskan bangsa :)
ReplyDeleteacara seperti ini kudu lebih sering diadakan, agar semakin banyak masyarakat yang paham. harapannya yang biasanya nyinyir bisa berubah menjadi kritikus yang membangun....
ReplyDeleteasiknya juga, bisa menyalurkan aspirasi, seperti masalah pajak penulis itu, semoga segera dibenahi...
Bener juga ya, kalau mau utang, harus yg produktif, jangan konsumtif ya :)
ReplyDelete