VISA Financial Literacy Series part 3: Investment
Tulisan tersebut terpampang nyata di billboard jalan Gatot
Subroto, Jakarta. Bank-bank bersama OJK berkampanye melawan investasi illegal yang
masih marak beredar. Selama Januari – September 2017 tercatat Satgas Waspada
Investasi OJK telah menghentikan kegiatan 48 entitas yang diduga menyediakan
jasa investasi illegal.
Agustus lalu saya mengikuti workshop kedua oleh VISA mengenai saving and budgeting.
Workshop ini menjadi kegiatan rutin VISA untuk memberikan edukasi keuangan
terutama kepada ibu-ibu di Indonesia. Bagi yang belum bisa mengikuti workshop
secara langsung, semoga tulisan ini mewakili pemaparan narasumber, ya.
Ngomongin
investasi, penting gak sih? Mau investasi di mana? Apakah sudah cukup investasi
yang dilakukan selama ini? Itu beberapa pertanyaan yang dilontarkan Mbak Prita
Ghozie di awal acara.
Setelah
pemaparan panjang lebar tentang 5 prinsip investasi di atas, selanjutnya yaitu
sesi tanya jawab yang saya rangkum berikut ini.
Investasi Bodong, Pasti Bohong
Di tengah masyarakat yang makin melek digital nyatanya masih
ada yang menjadi korban dari investasi bodong. Siapa yang tak tergiur mendengar
janji imbal hasil besar dalam waktu cepat. Padahal investasi membutuhkan proses
sebelum menuai hasil. Sebagai benteng diri perlu diingat jangan mudah percaya
dengan sesuatu yang instan kecuali mie instan. Hehehe.
Prita Ghozie, CEO dan Financial Planner ZAP Finance, dalam financial literacy workshop ketiga bersama
VISA membahas topik yang sama, yaitu investasi. Beliau menyampaikan prinsip
investasi dan cara supaya tidak menjadi korban investasi yang berujung penipuan
dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Simak selengkapnya ya.
Bu bijak waspada investasi bodong |
Mr.
Harianto Gunawan, President Director VISA Worldwide for Indonesia menuturkan
followers instagram @ibuberbagibijak sudah puluhan ribu dan banyak yang sign up
di website practicalmoneyskills.co.id. Di sana banyak tips seputar keuangan
pribadi maupun keluarga yang mudah diterapkan. Bahkan ada komik terbitan Marvel
untuk mengenalkan keuangan ke anak. Seru deh!
Mr. Harianto Gunawan, President Director VISA Worldwide for Indonesia |
Hidup
adalah pilihan. Mau investasi atau tidak, mau investasi di A atau B, selalu ada
konsekuensinya. Mbak Prita memberikan gambaran sebuah kapal yang ditumpangi
ayah, ibu, dan 2 anak. Kapal itu ibarat saving
(tabungan) yang butuh layar (investasi)
untuk bergerak. Layar besar maka kapal akan melaju kencang dibanding layar yang
kecil. Di kapal butuh pelampung (asuransi)
untuk berjaga-jaga bila kapal menabrak karang. Paling aman ya jumlah pelampung
sama dengan jumlah penumpang. Jangan sampai seperti Titanic yang sekocinya
tidak dapat menampung semua penumpang. Alhasil ada yang harus dikorbankan. Dan
yang terpenting kapal harus memiliki kemudi (rencana keuangan) untuk mengatur arah.
Dalam
berinvestasi, kita perlu paham 5 prinsip atau langkah investasi, yaitu:
1.
Pahami profil risiko investor
Sebelum
berinvestasi, penting buat kita mengenal diri sendiri. Ada 3 tipe investor
yaitu konservatif yang sangat
pemilih dan bermain aman (risk averse), investor moderat yang 60% defensif – 40% agresif, dan investor agresif yang berani mengambil risiko
lebih besar (risk taker).
Beda
orang, beda profil risiko. So, kenali
diri sendiri lebih cocok di bagian mana karena akan berpengaruh pada jenis
investasi yang akan diambil.
2.
Tentukan jangka waktu
Sebelum
berinvestasi, tanyakan pada diri apa tujuan dari investasi tersebut. Apakah
untuk pendidikan anak, persiapan hari tua, ibadah haji, dsb. Lalu kelompokkan
tujuan keuangan tersebut dalam horizon waktu jangka pendek, menengah, dan
panjang supaya mudah menentukan jenis investasinya.
Contoh:
investasi untuk pendidikan anak masuk SD 5 tahun lagi berada di horizon waktu jangka
panjang.
3.
Ragamkan harta investasi
Memilih
investasi yang tepat itu ibarat memilih sapi. Membeli sapi untuk digemukkan
atau diambil susu perahnya? Kalau menggemukkan sapi kemudian dijual berarti
hasilnya akan didapat setelah sapi tersebut dijual (tidak ada pendapatan
bulanan). Ini seperti investasi di logam mulia. Berbeda dengan sapi perah yang
tiap bulan kita bisa menikmati hasilnya dari penjualan susu sapi. Sapi perah
ini seperti deposito.
Mbak
Prita menyarankan bagi pensiunan (dini maupun normal) sebaiknya memilih
investasi seperti sapi perah karena butuh income bulanan.
Saat workshop diputar sebuah video yang menjelaskan perbedaan saving, investing, and speculating. Saving atau menabung memiliki pertumbuhan lambat namun berisiko rendah seperti: tabungan dan deposito. Saving cocok untuk tujuan keuangan maksimal 3 tahun. Investing bersifat long term dan berisiko lebih tinggi dari saving namun memiliki potensi imbal hasil yang tinggi juga. Yang terakhir speculating adalah menumbuhkan uang dengan sangat cepat. Contohnya day trading yang bisa menang besar atau bahkan kehilangan segalanya. Wah yang terakhir ini sebaiknya dihindari karena sama saja dengan berjudi.
Mau sapi perah atau untuk digemukkan? |
Saat workshop diputar sebuah video yang menjelaskan perbedaan saving, investing, and speculating. Saving atau menabung memiliki pertumbuhan lambat namun berisiko rendah seperti: tabungan dan deposito. Saving cocok untuk tujuan keuangan maksimal 3 tahun. Investing bersifat long term dan berisiko lebih tinggi dari saving namun memiliki potensi imbal hasil yang tinggi juga. Yang terakhir speculating adalah menumbuhkan uang dengan sangat cepat. Contohnya day trading yang bisa menang besar atau bahkan kehilangan segalanya. Wah yang terakhir ini sebaiknya dihindari karena sama saja dengan berjudi.
Jenis
investasi semakin beragam lho. Berikut macam investasi:
a.
Aset fisik seperti properti dan logam mulia. Property tak terbatas pada rumah,
tanah, atau apartemen. Sekarang ini mainan anak, baju adat, kamera, dan tas
branded bisa dikatakan bentuk investasi karena bisa disewakan.
b.
Surat berharga seperti deposito, obligasi, saham, dan reksa dana.
c.
Bisnis seperti usaha dan franchise. Bisnis ini berisiko paling tinggi namun
berlaku high risk, high return. Karena sifatnya yang volatile sebaiknya penghasilan
dari bisnis tidak untuk dana pendidikan anak.
Membahas
investasi tak akan lepas dari risiko. Setiap instrumen investasi selalu
memiliki risiko, antara lain:
a.
Risiko likuiditas: menyimpan uang di tabungan lebih mudah dicairkan bila
sewaktu-waktu dibutuhkan dibanding investasi di properti.
b.
Risiko volatilitas harga: seperti harga saham yang naik turun.
c.
Risiko gagal bayar: bisnis yang gulung tikar akibat kebanyakan utang dan tidak
mampu membayar ke kreditur.
d.
Risiko pasar: seperti krisis moneter.
e.
Risiko kena tipu investasi bodong. Supaya tidak menjadi korban investasi illegal,
teliti sebelum berinvestasi. Apabila return yang ditawarkan begitu tinggi
melebihi rata-rata return pada umumnya maka sebaiknya hindari berinvestasi di
sana. Jangan tergiur imbal hasil besar karena semua investasi hasilnya tidak dapat
dijamin. Pelajari skema investasi tersebut dan kejelasan bisnisnya. Periksa
legalitas dan izin perusahaan investasi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jadilah
konsumen yang cerdas! Jika menemukan tawaran
investasi yang mencurigakan, masyarakat dapat mengkonsultasikan atau melaporkan
kepada Layanan Konsumen OJK 1500655, e-mail konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id.
4.
Lakukan investasi secara bertahap dan berkala
Sisihkan
pendapatan setiap bulan untuk investasi tanpa terpengaruh kondisi pasar. Kebiasaan
ini supaya membentuk sikap disiplin berinvestasi. Sekarang makin mudah lho
membeli saham mulai 100ribu rupiah.
Selain
itu tanamkan investasi di beberapa instrumen dan industri supaya ketika ada
guncangan di satu hal masih ada back up di sisi lain. Never put all your eggs
in one basket. Dan yang terakhir risiko investasi dapat diminimalisir bila
berinvestasi dalam jangka panjang. Maka, mulailah investasi sekarang.
Never put all your eggs in one basket
5.
Evaluasi dan lakukan perubahan alokasi bilamana perlu
Setelah
melakukan eksekusi dengan memiliki investasi yang tepat sesuai tujuan keuangan
masing-masing, lakukan evaluasi secara bertahap. Apabila ada hal yang perlu
diubah maka ubahlah supaya hasil investasi tersebut optimal.
Para ibu bijak berdiskusi masalah investasi bersama Prita Ghozie |
Q1:
Saya telah menyiapkan dana pendidikan anak berupa investasi di tanah yang
ditanami pohon jati. Apakah investasi ini sudah benar?
A1:
Benar. Sebaiknya hasil pohon jati tersebut sebagai tambahan. Investasi juga di
surat berharga untuk dana pendidikan anak.
Q2:
Bagaimana dengan menyiapkan dana haji berupa dinar dan dirham?
A2:
Menyiapkan dana haji yang terpenting di awal yaitu booking seat dengan DP
25juta rupiah maka penuhi DP tersebut dengan cepat. Untuk pelunasan dapat
dengan investasi pada dinar dan dirham.
Q3:
Freelancer memiliki penghasilan tidak tetap perbulan. Untuk menabung 30% dari
gaji terasa berat. Bagaimana solusinya?
A3:
Usahakan tiap bulan menabung dengan prosentase sama yaitu 30% meski nominal
naik turun. Tetapkan minimal gaji tiap bulan. Bila ada penghasilan lebih maka
letakkan di rekening simpanan sementara.
Q4:
Bagaimana mengenali investasi bodong?
A4:
Cek janji return perbulan. Bila lebih dari bunga deposito sebaiknya curiga.
Q5:
Apa yang perlu dipertimbangkan saat akan berinvestasi di apartemen?
A5:
Cek status tanahnya. Jangan sampai muncul sengketa di kemudian hari.
Q6:
Bagaimana dengan investasi berbasis syariah?
A6:
Syariah menjauhi maisyir (mengambil risiko yang berlebihan), gharar (investasi
yang tidak jelas atau masih berupa konsep), dan riba (penambahan yang
memberatkan. Yang terkena merasa didzolimi).
Wah
makin tercerahkan mendengar penjelasan Mbak Prita di atas. Penjelasan beliau
lugas dengan contoh-contoh yang mudah dipahami. Sekarang kita jadi lebih aware dengan beragam investasi yang
tersedia. Ingat lho, think before you
invest. So, para ibu bijak sudah
memiliki investasi di mana saja? Atau berencana berinvestasi di instrument apa? Bagi ceritamu di kolom
komentar ya.
Wah., terima kasih informasinya mbak, ulasannya cukup jelas dan mudah kita pahami.
ReplyDeletesama-sama. Selamat berinvestasi :)
Delete"Cek janji return perbulan. Bila lebih dari bunga deposito sebaiknya curiga."
ReplyDeleteNah yang masuk perangkap biasanya justru krn tergoda dg iming2 yg ini.
calon investor harus smart dan jeli supaya ga mudah terjebak
DeleteSaya masih konservatif dengan Logan Mulia Mbak Helena..belum berani invest yang berbau-bau transaksi lain, Kayaknya perlu belajar banyak yaa
ReplyDeleteLM juga bagus, Mbak. Biasanya ini favorit ibu-ibu karena mudah dipahami
DeleteMemang untuk berinvestasi harus diperhitungkan dengan matang ya mba. Terimakasih ulasannya
ReplyDeleteiya kan mau return gede
DeleteHuhuhu..belum rutin menabung nih. Masih gak bisa kalau udah lihat diskon di toko online :D
ReplyDeleteKata Mba Prita, boleh aja belanja tapi dianggarkan supaya ga kebablasan. Mari...
DeleteSuka dengan analogi kapalnya. Cocok banget! Q/A nya juga sip. Jadi lebih paham topiknya.
ReplyDeletelebih mudah yaa memahaminya.
DeleteNice artikel. Mungkin bisa ditambahin informasi tentang reksadana itu mulainya juga kecil lho bisa 500rb trus penambahannya bisa mulai dari 100rb
ReplyDeleteoh iya benar, modal awalnya terjangkau
DeleteIbu-ibu perlu belajar investasi ya, uangnya nggaj habis di belanjain terus, tapi bisa nambah, noted tipsnya aku juga mau belajar investasi
ReplyDeleteiya dong, investasi itu buat belanja di masa depan.
DeleteSaya masih tipe jadul, ada duit lebih dikit ya nabung aja. ��
ReplyDeletekebiasaan yang baik, Mba
Deletewah saya anggaran nabung masih belum sampai 30% gaji euy
ReplyDeletenaik secara bertahap aja :)
DeleteRagamkan investasi itu bener banget. Bikin yang jangka pendek dan jangka panjang biar bisa dipakai sesuai kebutuhan
ReplyDeleteYup, sesuai tujuan finansial
DeleteLogam mulia katanya agak lama ya harga naiknya mba... Juga agak sulit utk dijual lagi, bener nggak ya
ReplyDeletedari segi harga fluktiatif. Kalau sulit di jual ga juga. Bisa jual lagi ke toko emas
Deletesuka dengarin mba prita, jadi bisa tau cara mengatur keuangan biar ga boros
ReplyDeletecara menjelaskannya itu lho mudah dipahami
DeleteKayaknya perlu banget rencanain investasi dari sekarang sebelum berkeluarga. Btw pengen juga ngerti tentang investasi berbasis syariah
ReplyDeletebanget, sedini mungkin deh supaya lebih enteng menyiapkannya
DeleteNiatnya untung malah buntung.
ReplyDeleteKlw aku perhatiin, salah satu ciri investasi bodong itu yang nawarin keuntungan yg gak masuk akal.
Makanya nalar tetap harus jalan, ya gak mba? Hahah
iya bener banget. Keuntungan besar dalam waktu singkat. Kalau ada beneran, aku udah santay di pantay
DeleteSy trmasuk boros 😥
ReplyDeletehayuklah diperbaiki buat masa depan lebih cerah :D
DeleteNah bener, investasi banyak ragam dan bentuknya ya. Tinggal kita saja memilih mana yang sesuai dengan hati dan kantong wkwk. Btw emang bener sih, tujuan investasi juga harus dilihat dari jangka waktunya dan tetap harus hati-hati dong dengan investasi bodong pastinya
ReplyDeletemari dipilih-dipilih. Lebih baik investasi di beberapa hal supaya mengurangi risiko kerugian
DeleteMenyakitkan memang kl sempat ketipu investasi bodong, semoga kita terhindar ya mba
ReplyDeletekasihan mbak korbannya itu ada yang udah habis-habisan, ga punya tabungan lagi
DeleteAku pengen banget mengalihkan investasi biar berbasis syariah semuanya. Semoga bisa walaupun pelan-pelan.
ReplyDeleteinvestasi syariah terutama properti ini menarik lho
DeleteAku termasuk investor yang main di ranah aman
ReplyDeleteyang penting kuasai produknya dan ga mudah tergoda untung gede aja
DeleteManarik banget materinya dan sangat bermanfaat sekali ya mbak Helen
ReplyDeleteibu-ibu harus melek finansial juga kan
Deletejadi semangat siapin kapal yang lengkap dengan nahkoda, persiapan semuanya jadi ketika ada hal yang enggak di sangka2 bisa terselamatkan
ReplyDeleteaku suka deh dengan analogi kapal dari Mbak Prita. Langsung kebayang gitu pentingnya financial planning
DeleteHabis ikut acara ini makin semangat buat investasi ya
ReplyDeleteiyaaa supaya cepat financial freedom
DeleteKyknya aku masuk yg konservatif deh... Masih main aman.
ReplyDeleteboleh aja mbak. Dengan tahu tipe diri akan lebih mudah memilih instrumen investasi
DeleteKalau begitu, mbak Helena termasuk investor tipe mana ya?
ReplyDeleteAku... moderat, kayaknya :).
sama mbak. Aku lebih ke moderat
DeleteJangan sampai kita terjebak inves bodong
ReplyDeleteharus selektif dan teliti sebelum invest!
DeleteAku seneng banget tuh sama workshop kemarin ... super duper lengkap dan bermanfaat untuk kita mengatur keuangan keluarga ya
ReplyDeletelengkap dan bertahap jadi mudah dicerna
DeleteSaya juga masih investasi LM saja Mba, beberapa kali baca mengenai saham dll-nya. Tapi masih belum begitu paham jadi belum berani invest.
ReplyDeleteagak rumit ya saham. Bisa juga coba reksa dana.
DeleteUdah lama pgn beli saham, tp blum jadi2 aja nih...
ReplyDeletemakin gampang lho beli saham. Ada juga yang lewat aplikasi di smartphone.
DeleteInvestasi, ga berani aku. Jika belum melihat teman sendiri sukses berinvestasi
ReplyDelete