Sejak menjadi orang tua, timbul
satu sifat baru yaitu “lebih khawatir”. Kalau khawatir memang dari dulu ada
meski jarang muncul. Namun sekarang saya menjadi lebih khawatir akan segala
sesuatu terutama yang menyangkut tumbuh kembang anak. Saya lebih khawatir anak
terjatuh, dipukul teman, sedih kehilangan sesuatu, dan lain sebagainya. Saya
juga lebih khawatir ketika anak ga doyan makan sehingga berat badannya sempat stuck di bawah normal. Saking
khawatirnya saya jadi bad mood
seharian yang mengganggu relasi saya dengan anak.
Hal ini berbeda dengan suami yang
nampak santai, entah bagaimana di dalam hatinya. Saat anak susah makan, ia bisa
mencari cara supaya proses makan menjadi menyenangkan. Cowo gitu ya cara
berpikirnya lebih simple tapi ngena. Atau… mungkin saya harus
mengurangi rasa khawatir yang berlebihan supaya bisa berpikir lebih jernih
menghadapi anak.
Perilaku Anak Usia Prasekolah yang aktif bereksplorasi |
Rasa khawatir ini muncul salah
satunya karena kurangnya ilmu yang saya miliki untuk mengasuh anak. Tiap hari
saya bertanya-tanya, apakah selama ini saya telah memenuhi kebutuhan si Kecil?
Atau usaha saya masih kurang? Bu ibu, do
you feel the same way too?
Untuk menjawab hal tersebut, saya
perlu mengetahui apa saja kebutuhan anak terutama di golden age. Saya pun menambah referensi melalui buku, ikut online course tentang early childhood education, dan bertanya
ke teman yang lebih berpengalaman. Tapi rasanya kurang kalau belum dapat
informasi langsung dari ahlinya. Lalu datanglah undangan dari Clozette Indonesia yang mengajak saya ke
talkshow Parenting Club bertajuk “Kenali Perilaku Anak di Usia Pra Sekolah”.
14 September 2017 lalu saya dan SID
menuju Harlequin Bistro, Kemang, Jakarta. Saya bersyukur talkshow kali ini
boleh membawa anak, bahkan cenderung diwajibkan. Yang menarik, tempatnya
terbagi menjadi dua ruangan yaitu parenting
room dan stimulation room.
Biasanya ketika SID ikut saya ke blogger gathering, ia akan duduk di sebelah saya atau bermain di sekitar venue. Kali ini berbeda. Anak-anak dan
pendamping berada di stimulation room
sementara si ibu menyimak talkshow di
parenting room.
Saya cerita tentang parenting room dulu ya karena 90% saya berada di sini selama
acara.
Kenali Kepintaran Anak dengan Smart Strength Finder
Tahu kan tiap anak tercipta unik dan
#PintarnyaBeda. Ada yang pintar di musik, olahraga, matematika, dsb. Dari kecil
kita sudah bisa melihat kecenderungan anak tersebut unggul di bagian mana
melalui pengamatan setiap hari. Meski kepintaran ini masih bisa berubah-ubah, that’s okay. Yang penting bagaimana
orang tua memberikan stimulasi dan kesempatan yang tepat untuk si anak
bereksplorasi.
Parenting room bertema white and gold |
Kepintaran anak dibedakan menjadi 8
macam, yaitu:
- Number smart
- Word smart
- Picture smart
- Music smart
- Body smart
- Nature smart
- People smart
- Self smart
Kedelapan kepintaran tersebut dapat
dikelompokkan lagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu kepintaran akal (no. 1-4), fisik (no. 5-6), sosial
(no. 7-8). Diharapkan terdapat sinergi antara kepintaran akal, fisik, dan
sosial supaya tumbuh kembang anak optimal.
SID pintar di bagian mana ya?
Apakah sudah meliputi ketiga hal tersebut?
Di sini hadir Ayudia Bing Slamet
yang berbagi info cara mengukur kepintaran Sekala (15 bulan). Ayudia
menggunakan Smart Strength Finder
tool di website Parenting Club ID by Wyeth Nutrition. Hasilnya, Sekala telah memiliki
kepintaran number smart, music smart, dan picture smart.
Mbak Dwinta dari Parenting Club menjelaskan
bahwa ketiga kepintaran yang dimiliki Sekala berada di kepintaran akal. Kepintaran
fisik dan sosial perlu diberi stimulasi yang tepat secara terus menerus supaya
timbul sinergi akal-fisik-sosial.
Smart Strength Finder tool ini dirancang
oleh Thomas Armstrong, Ph.D. Kita bisa mengaksesnya secara gratis di
parentingclub.co.id. Hanya perlu registrasi (dapat voucher belanja 50.000!)
kemudian menjawab beberapa pertanyaan seputar kepintaran si Kecil.
Saya udah coba alat ini untuk
melihat kepintaran SID. Kepintaran SID yang telah muncul yaitu self smart,
music smart, dan number smart. Perlu dikembangkan kepintaran fisiknya nih
supaya tercipta sinergi kepintaran pada diri SID. Panduan mengembangkan
kepintaran juga sudah tersedia di website tersebut sesuai usia anak. Lengkap!
Banyak ide stimulasi kepintaran anak dari Parenting Club ID |
Pentingnya Pemberian Stimulasi dan Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK) telah dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Ga
perlu nunggu anak lahir untuk diberi stimulasi. Selama masa kehamilan pun janin
sudah bisa diajak ngobrol, diperdengarkan musik, dsb.
DR. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K),
Ketuai IDAI Jaya, menjelaskan ada 3 kebutuhan dasar yang perlu 100% dipenuhi agar
tumbuh kembang anak optimal. Ketiga kebutuhan tersebut berdampak besar pada
perkembangan otak anak terutama di 1000 HPK karena pada masa tersebut otak berkembang
dengan pesat, melebihi ketika dewasa. 3
kebutuhan dasar anak, yaitu:
1. Fisis biologis: nutrisi, imunisasi, kebersihan badan &
lingkungan, pakaian bersih, pengobatan, olahraga, dan bermain.
Nutrisi yang diberikan harus
mencakup gizi seimbang. Di 6 bulan pertama beri ASI eksklusif kemudian usia 6
bulan mulai MP-ASI. Pola makan dapat dilakukan 5-6 kali sehari dengan pembagian
breakfast, morning snack, lunch,
afternoon snack, dinner, dan evening
snack. Sepertinya pola ini cocok untuk SID yang susah makan dengan memberi
porsi kecil tapi sering. Tujuan makan ini tak hanya untuk mencukupi kebutuhan
fisik anak tetapi juga mendidik kebiasaan makan yang baik dan sehat.
2. Stimulasi: sensorik, motorik, emosi, kognitif, mandiri, dan
kepemimpinan.
Contoh untuk bayi umur 0-6 bulan dapat diberi stimulasi berupa:
- Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang.
- Menggantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi.
- Menatap mata bayi dan mengajak tersenyum, berbicara, dan bernyanyi.
- Mulai usia 3 bulan bawa bayi keluar rumah untuk memperkenalkan dengan lingkungan sekitar.
Perhatikan bahwa di usia 1 bulan bayi seharusnya bisa
menatap ke ibu, mengeluarkan suara o… o…, tersenyum, dan menggerakkan tangan
dan kaki. Pada usia 3 bulan bayi
bisa mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa, menggerakkan kepala ke
kiri dan kanan, membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum, dan mengoceh
spontan. Apabila belum bisa melakukan hal tersebut sebaiknya bayi dibawa ke
dokter/bidan/perawat.
3. Kasih sayang: rasa aman, nyaman, dilindungi, serta pola asuh yang
demokratik.
“Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, dia belajar menaruh kepercayaanJika anak dibesarkan dengan dukungan, dia belajar menyenangi dirinyaJika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, dia pun belajar menemukan cinta dalam kehidupan”-Children Learn What They Live by Dorothy Law Nolte.
Perilaku Anak Usia Prasekolah
Capek mendengar pertanyaan anak?
Semuanya ditanyakan, dari hal sepele sampai hal rumit yang perlu cari di Mbah Gugel
atau buku ensiklopedi. Hihihi…
Ternyata itu satu dari karakteristik perilaku anak usia prasekolah. dr. Rini
menjelaskan dengan lengkap sampai saya banyak manggut-manggut karena perilaku
ini saya jumpai pada SID sekarang ini.
Perilaku adalah berbagai respon
yang terkoordinasi untuk beraksi atau tidak beraksi dari seorang anak (secara
individu atau berkelompok) terhadap adanya rangsangan internal dan/atau
eksternal. Respon yang terjadi bisa karena bawaan sejak lahir ataupun melalui
proses belajar.
DR. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), Ketuai IDAI Jaya |
Dari segi akal, perkembangan anak
usia prasekolah umumnya akan:
- Banyak bertanya segala hal, termasuk yang sulit dijawab dan memalukan.
- Belajar perbedaan antar orang.
- Dapat mengingat lebih dari satu ide di satu waktu yang sama.
- Belum dapat mengekspresikan apa yang terbayang di otak dengan yang sebenarnya terjadi.
- Terkadang lambat membuat keputusan.
Dari segi fisik, perkembangan anak
usia prasekolah umumnya akan:
- Suka melakukan aktivitas lempar-tangkap.
- Memiliki rasa percaya diri dan yakin akan kemampuan pergerakan fisik yang makin berkembang.
- Eksplorasi pergerakan fisik semakin meningkat alias banyaaaak bergerak.
- Seringkali salah menilai kapasitas diri sehingga berisiko mengalami kecelakaan akibat perilakunya sendiri. Ini seperti SID ketika akan melompati selokan ternyata kakinya nyangkut sebelah. Ga apa-apa, itu proses belajar.
Perilaku anak usia prasekolah (usia
3-6 tahun) ini penting dipantau karena inilah kesempatan terakhir untuk
mengoreksi kekurangan kemampuan sebelum masuk ke usia prestasi di sekolah. Beberapa
red flag atau tanda bahaya yang perlu
diperhatikan antara lain:
- Belum bisa memegang pensil dengan ibu jari dan telunjuk.
- Kesulitan mencorat-coret.
- Belum dapat membuat kalimat dari 3 kata.
- Belum dapat meniru gambar lingkaran. Alur belajar bentuk yaitu dari lingkaran, kotak, kemudian segitiga.
- Mudah distraksi dan tidak dapat berkonsentrasi pada sebuah aktivitas selama lebih dari 5 menit.
- Tidak dapat menceritakan aktivitas sehari-hari.
Bila hal-hal tersebut terjadi
sebaiknya segera konsultasi ke dokter anak.
Lengkap ya penjelasan dr. Rini
tentang kebutuhan dan perilaku anak usia prasekolah. Sekarang udah tahu kan
bagaimana memenuhi kebutuhan si Kecil. Beri nutrisi dan stimulasi yang tepat
untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
Cara Mendongeng yang Baik dan Menyenangkan
Selama mendengarkan penjelasan
narasumber di parenting room, saya
kepikiran kabar SID di playground.
Dia ngapain ya? Dari ruang talkshow
saya tidak dapat melihat bagian playground
karena tertutup tirai. Berkali-kali saya mengecek HP khawatir ada telepon dari panitia
tetapi Alhamdulillah tidak ada.
Bagian belakang Harlequin Bistro
terdapat beberapa perosotan dan ayunan dengan tema kapal. Sore itu ruangan tersebut
makin meriah dengan berbagai mainan tambahan seperti lego, mobil-mobilan, dan dapur
mini. Ketika kami datang, SID malu-malu mencoba permainan yang ada. Saya pun
mengambilkan mobil-mobilan untuk dia naiki.
Di sana ada kakak-kakak penjaga
baik hati yang siap mendampingi anak-anak selama para orang tua mengikuti talkshow. Sebagian anak datang bersama pendamping
(ayah, nenek, bahkan tetangga) tetapi SID tidak karena Ayah berhalangan hadir.
Maka saya menitipkan SID ke salah satu kakak sementara saya ke parenting room.
Di tengah talkshow saya mengecek kabar SID di arena permainan. Ternyata saat
itu anak-anak sudah masuk ke stimulation
room. Di sana nampak SID asik menempel stiker ditemani kakak berjilbab dan
berkacamata. Di bagian depan ada Kak Budi Haha, Indonesian ventriloquist, yang
mendongeng menggunakan media buku stiker. SID terlihat fokus dan anteng
sehingga saya pun tenang kembali ke parenting
room.
Itu SID yang pakai kaos kuning main stiker di stimulation room |
Setelah mendongeng, Kak Budi Haha
bergabung dengan ibu-ibu di parenting
room. Di sana beliau menceritakan bahwa di stimulation room anak-anak distimulasi akal, fisik, dan sosialnya
lewat dongeng. Sempat ditampilkan juga dalam layar TV kegiatan anak-anak di stimulation room. Ada yang berebut maju ke depan, ada yang tiduran, dan ada SID
yang masih asik dengan stikernya. Dia kalau ketemu stiker memang bisa fokus
bermain.
Dari parenting room bisa menyaksikan keadaan di stimulation room |
Sepertinya anak-anak senang ya
mendengarkan dongeng interaktif dari Kak Budi. Nah kalau di rumah mau
mendongeng kok rasanya tidak sekreatif itu. Kak Budi berbagi tips mendongeng yang baik dan menyenangkan sebagai berikut:
- Sesuaikan cara mendongeng dengan usia pendengar. Dongeng tidak melulu ke anak-anak lho. Ada juga dongeng untuk dewasa.
- Perhatikan pilihan cerita dan kata. Untuk anak usia prasekolah gunakan kata-kata yang mudah dipahami. Pilih cerita seputar minta maaf, tolong, dan terima kasih. Jangan tentang kancil yang mencuri timun, ya.
- Ajak pendengar untuk terlibat dari segi akal, fisik, dan sosial seperti dengan melempar pertanyaan di tengah-tengah cerita, mengajak pendengar ikut bergerak menirukan tokoh, dll.
- Perhatikan suara, ekspresi, dan gerak.
- Gunakan peralatan pendukung seperti boneka tangan. Manfaatkan barang-barang yang ada seperti paperbag yang disulap menjadi gajah, kaos kaki diberi mata dan topi, atau pot bunga yang bisa menjadi rumah siput.
- Cari referensi dari buku, video, pendongeng lain, dsb.
Wah bisa dicoba di rumah nih supaya
membaca buku makin seru dengan diselipi mendongeng. Asyiknya lagi kami mendapat
buku stiker untuk dimainkan di rumah. Di dalamnya sudah terdapat cerita sesuai
tema stiker. Dalam sehari SID langsung menamatkan buku stiker tersebut.
Kak Budi Haha menyulap kaos kaki jadi boneka tangan yang lucu untuk mendukung proses mendongeng |
Acara sepanjang sore itu benar-benar
berkesan bagi saya dan SID. Saya mendapat banyak ilmu parenting untuk anak usia
prasekolah dan SID puas bermain di lingkungan barunya. Ternyata ia bisa mandiri
dan mau bermain dengan kakak yang baru ia kenal. Bahkan esoknya ia masih
mengulang cerita serunya bermain di stimulation
room bersama kakak-berjilbab-dan-berkacamata (dia menyebut demikian karena
tidak tahu namanya). Terima kasih ya kakak baik hati. Terima kasih juga
Clozette Indonesia dan Parenting Club!
Wah boleh dicoba juga nih toolsnya. Biar lebih optimal mengembangkan kepintaran anak ya.
ReplyDeleteStimulasi yang baik pada anak akan membuat anak cerdas sesuai tingkat usianya ya bun.
ReplyDeleteMendongeng kayaknya yang lumayan susah kalau saya. harus beli buku khusus dulu kayaknya. heu
ReplyDeletesemoga tumbuh kembang anak jadi lebih baik dan anak-anak sekarang gampang buat meniru.
ReplyDeleteAlhamdulillah... Fahmi gak nyangkut di Red Flag versi ini...
ReplyDeleteKarena sebenarnya pintar dan bakatnya anak banyak ya, Mbak. Dengan ilmu kita jadi tau how-to-handle ^^
ReplyDeleteIyo, I felt the same too �� Tapi dah mendingan sekarang. Soale anake dah Gedhe.
ReplyDeleteBtw, kok ga ngajak-ngajak si, aku juga pengen ngetest Hana ni ��
Makin banyak PR buat ortu ya Mak, rasa kekhawatiran mengasuh anak ternyata ada ilmunya tersendiri. Bekal buat ortu dalam tumbuh kembang anak
ReplyDeleteWah senangnya Sid bisa langsung dites mengenai kecerdasan tertingginya. Kayaknya lebih ke kegiatan kreatifitas ya. Moga apapun itu, nantinya Sid akan jadi anak yang terbaik. Saya pun jadi tau tentang pembagian 3 kecerdasan utama ini.
ReplyDeleteNah kan saya jadi kangen masa mendongeng untuk anak :)
ReplyDeleteAh enak ya mba skrg, untuk cek kecerdasan anak banyak toolsnya.
ReplyDeleteAcaranya keren ya mbak. Padahal clozette ini marketplace fashion gitu kalau gak salah. Seru juga ngadain acara parenting kayak gini.
ReplyDeleteWah sarat ilmu parenting banget ya, Mbak. Apalagi kalau hadir di acaranya. Berbobot banget. Aku sampai ngangguk-ngangguk baca tulisannya. Semoga aku bisa menerapkan ilmu ini. aamiin
ReplyDeleteBner bngt kenali dulu anak lbh lnjut, jika sdh siap u.msuk sekolah agar nanti tidak merasa boring
ReplyDeleteWahhh makasih mba, artikelnya bermanfaat banget buat saya yang punya anak lagi masa tumbuh kembang
ReplyDeleteNice info mom, saya juga udah ngrasain galau2 nya jadi ibu, hehe. Anak saya umur 2,5 tahun tapi masih belum bisa ngomong dalam kalimat nih, memang kemarin sempet speech delay. Semoga nanti pas udah 3 taun udah lebih lancar lagi
ReplyDeleteOh...jadi ini yang dimaksud kecerdasan anak inter-personal dan intra-personal yaa, mba?
ReplyDeleteKarena masing-masing kategori terdiri dari 2 kategori tersebut?
Suka banget sama acara parenting seperi ini, yang melibatkan anak dan orang tua.
Jadi Ibu gak belajar sendiri dan teorinya aja...teori dan langsung aplikasi saat itu juga.
Semoga diadakan di kota-kota lain jugaa...aamiin.
iya nih mbak, anak2 itu cerdas banget dan perlu diarahin sesuai kebutuhannya. ibu bapaknya juga harus belajar soal intra dan inter nih....
ReplyDeleteInformasinya bermanfaat banget nih mbak.. ^^
ReplyDeleteUsianya Fira niy, 3 tahunan. Anaknya sudah ngebet banget pingin sekolah. Kalau lagi kepingin banget, dia bakalan pakai tas, pakai dasi dan topi kakaknya, trus keluar. Keluarnya enggak boleh diikuti pula. Alhamdulillahnya masih di sekitar rumah, jadi aku hanya ngawasi dari depan rumah
ReplyDeleteWah acaranya keren banget. So far saya agak susah kalau mau mendongeng untuk anak, karena dia mudah terdistraksi huhuhu. Semoga pakai caranya kaka budi ini bisa berhasil ya... Thanks for sharing mbak :)
ReplyDelete