“ Merdeka!”
Kata tersebut sering kita dengar
selama Agustus karena bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dulu masyarakat berjuang melawan penjajah untuk memperoleh kemerdekaan.
Sekarang kita udah merdeka apa belum, sih? Merdeka tak hanya bebas dari
penjajahan bangsa asing, lho. Merdeka juga berarti bebas dari hutang menumpuk
akibat gaya hidup yang berlebihan. Yup, mau dong keuangan kita merdeka. Tiap
bulan ga pusing memikirkan membayar ini itu. Gimana caranya?
Yuk, atur anggaranmu sesuai porsi pengeluaran |
Eits, saya ga bermaksud menawarkan barang atau kerjaan. Ini lho saya mau berbagi pengalaman mengikuti VISA Financial Literacy Series #ibuberbagibijak mengenai budgeting & saving di The Hook, Jakarta Selatan pada 24 Agustus 2017 lalu. Financial literacy kali ini merupakan bagian kedua. Mrs. Adhe Hapsari, Director of Corporate Communication VISA for Indonesia, Vietnam, Cambodia, and Laos, mengatakan bahwa pengetahuan keuangan wanita di Indonesia lebih rendah dibanding laki-laki. Padahal wanita itu menjadi manajer keuangan keluarga. Untuk itu VISA mengadakan financial literacy ini yang dibagi dalam beberapa tahap. Dengan metode seperti ini, ilmunya lebih merasuk ke sanubari. *eh
Mrs. Adhe Hapsari, Director of Corporate Communication VISA for Indonesia, Vietnam, Cambodia, and Laos |
Setelah financial check-up di
sesi pertama, kali ini Prita Hapsari Ghozie,
CEO & Chief Planner ZAP Finance, membahas mengenai budgeting & saving.
Haduh…pake budgeting segala. Penghasilan masih kembang kempis gini.
Mbak Prita mengingatkan gaji
besar atau kecil tidak langsung berhubungan dengan kaya, tetapi gaya hidup. Berapapun
gajinya bisa cukup untuk memenuhi biaya
hidup tetapi tidak akan cukup untuk memenuhi gaya hidup. Nah lho…
Biaya hidup versus biaya pamer
ini yang bahaya. Bayangin deh kalau ada orang yang demi foto OOTD di Instagram,
ia rela belanja baju setiap hari. Sebulan udah 30x belanja, dong. Ada juga tuh
yang sering pamer foto sedang liburan ke luar negeri ternyata dibalik itu ia
pinjam sana-sini. Sampai-sampai di bandara ia dicegat oleh sekelompok orang
yang merasa ditipu olehnya. Amit-amit… Ya
Allah semoga kami dilindungi dari hal sedemikian.
Supaya bisa merdeka secara
keuangan, ini 4 langkah budgeting &saving oleh Prita Ghozie:
1. Tentukan Prioritas
Punya tas mewah, beli smartphone terbaru, atau liburan ke luar
negeri boleh aja kok. Punya MAU boleh aja tapi jangan sampai mengorbankan
tanggung jawab.
Coba deh dilihat kebutuhan saat
ini dan masa depan. Kebutuhan saat ini yaitu kebutuhan yang jatuh tempo dalam
12 bulan ke depan. Sedangkan kebutuhan masa depan akan jatuh tempo lebih dari
12 bulan lagi.
Kemudian tentukan prioritas
alokasi penghasilan sebagai berikut:
- Zakat, infak, sedekah, persepuluhan: kewajiban agama harus didahulukan ya. Pos ini termasuk membantu keluarga besar apabila ada tanggungan.
- Biaya pinjaman: sebaiknya segera lunasi utang bila ada dana lebih supaya utang tidak semakin menumpuk. Bangga dong punya barang-barang yang lunas. Eh tapi ada juga tipe yang suka berutang supaya ada motivasi kerja.
- Tabungan dan investasi masa depan: jangan primerkan belanja dan tersierkan pensiun. Pertimbangkan risiko likuiditas dalam memilih instrumen investasi.
- Persiapan masa sulit: mempersiapkan dana darurat
- Biaya hidup
- Anak & pendidikan: biaya sekolah, kebutuhan anak, dsb.
- Gaya hidup
Gaya hidup paling terakhir
maksudnya bila dana tidak cukup untuk pengeluaran gaya hidup, ya sudah tahan
diri dulu ya. Atau nomer 1-7 dapat
dilakukan sesuai porsi yang telah ditetapkan. Berapa porsinya? Simak terus ya.
2. Alokasi Dana
Di sini peserta langsung praktek
mengalokasikan dana. Mbak Prita memberi soal mengenai seseorang yang
berpenghasilan 20juta rupiah perbulan kemudian ia memiliki berbagai rencana pengeluaran
bulanan. Peserta diminta mengisi worksheet
sesuai pos-pos pengeluaran. Dalam 5 menit rumit juga ya memilih pengeluaran
mana yang tepat. Apalagi ada godaan antara dana darurat dan biaya ke salon.
Hehehe…
Mengenai cicilan, boleh saja
menyicil tetapi perhatikan jangka waktu. Misal mau nyicil beli tiket pesawat
untuk liburan. Jangan sampai liburan telah selesai tapi masih punya utang
tiket.
3. Meraih Mimpi
Tulis tujuan finansial yang ingin
dicapai beserta jangka waktunya (jangka pendek, menengah, atau panjang). Lalu
tulis pula alokasi sumber dayanya.
Dalam menetapkan tujuan harus
sejelas mungkin. Misalnya ingin liburan ke Eropa 5 tahun lagi. Setelah mencari
informasi ternyata liburan tersebut butuh biaya Rp34juta. Mulai sekarang bisa
menabung Rp500ribu/bulan di tabungan berjangka (asumsi bunga 5%/tahun) untuk
mewujudkan impian berlibur ke Eropa.
4. Anggaran Bulanan & Musiman
Dalam menganggarkan pengeluaran,
perlu mencocokkan penghasilan dan pengeluaran tersebut. Pengeluaran bulanan
diambil dari gaji bulanan. Sedangkan pengeluaran & investasi yang sifatnya
tahunan diambil dari bonus, THR, atau tunjangan lainnya. Contohnya bonus
tahunan digunakan untuk membayar pajak kendaraan, PBB, membeli hewan kurban,
dan pengeluaran lain yang sifatnya tidak rutin. Cara seperti ini supaya
kebutuhan bulanan lancar tanpa mengorbankan kebutuhan di masa depan.
Penting juga lho memisahkan
pengeluaran dalam beberapa rekening. Biaya administrasi akan naik tapi cara ini
ampuh untuk mengurangi godaan pengeluaran yang tidak sesuai.
Maka, ketika ada dana masuk
langsung dibagi dalam 3 rekening, yaitu: biaya bulanan, dana darurat, dan
tabungan & investasi. Pos tabungan & investasi dari gaji rutin dialokasikan
ke 5% dana rumah, 10% dana pendidikan, dan 10% dana pensiun. Sedangkan pos
investasi dari bonus dapat digunakan untuk dana liburan atau belanja. Dengan
begini kita bisa tetap menikmati gaya hidup tanpa mengorbankan tanggung jawab.
Tetap happy, kan…
Mumpung minggu ini waktunya
gajian, ini checklist bulanan sebagai pedoman:
1. Sebelum terima gaji, buat rencana pengeluaran
2. Terima gaji
3. Bagi uang sesuai pos rekening
4. Bayar cicilan
5. Bayar tagihan bulanan (listrik, air, gas, SPP sekolah, dsb)
6. Transfer otomatis ke rekening dana darurat
7. Transfer otomatis ke rekening investasi
8. Ambil uang tunai per minggu di ATM (ingat ya… seminggu sekali aja ketemu sama ATM)
9. Mengisi uang elektronik
10. Hiburan-hiburan1. Sebelum terima gaji, buat rencana pengeluaran
2. Terima gaji
3. Bagi uang sesuai pos rekening
4. Bayar cicilan
5. Bayar tagihan bulanan (listrik, air, gas, SPP sekolah, dsb)
6. Transfer otomatis ke rekening dana darurat
7. Transfer otomatis ke rekening investasi
8. Ambil uang tunai per minggu di ATM (ingat ya… seminggu sekali aja ketemu sama ATM)
9. Mengisi uang elektronik
Empat langkah di atas mudah, kan.
Yakin deh para manajer keuangan keluarga pasti bisa melakukannya. Oh ya, ada PR
nih dari Mbak Prita. Suami dan istri masing-masing menulis pengeluaran bulanan
keluarga dan 3 impian yang ingin dicapai. Saat menulis, ga boleh menyontek.
Kemudian cocokkan jawabannya. Kalau hasilnya beda jauh, perlu lebih sering
ngobrol bareng tuh. Keuangan dan impian juga perlu dikomunikasikan kepada
pasangan.
Ternyata perencanaan keuangan itu
PENTING BANGET, ya. Dengan memiliki impian yang jelas, pengeluaran keuangan
lebih terarah. Semoga tips di atas bermanfaat untuk meraih kemerdekaan
keuangan. Mau belanja bulanan, bayar cicilan rumah, treatment ke salon, atau
liburan keluarga, boleh-boleh aja. Kan udah ada anggarannya. Punya tips mengatur keuangan a la kamu? Bagi di kolom komentar, ya!
Info lebih lanjut sila ikuti instagram: ibuberbagibijak
Menentukan prioritas, aduh belanja madukin nggak ya maklum emak-emak
ReplyDeleteTergantung belanja apa nih. Yang bulanan atau pribadi. Nanti Masuk ke pos Yang berbeda
DeleteBiaya hidup dan gaya hidup *yang saya bold italic inderline-in*
ReplyDeleteIyaa dua hal ini yang perlu diketahui supaya keuangan ga bocor
Deletemakasih sharingnya mbak. Saya juga membuat anggaran belanja yang kiranya membeli barang agak mahal mbak, agar keuangan tercukupi dan tidak ngutang...
ReplyDeleteYup sebisa mungkin tidak berutang
DeleteNah itu tuh, tips yang dari mas Warren. Juarak!
ReplyDeleteTabung dulu, belanja kemudian
DeleteTerkadang gaya hidup ngalahin kebutuhan hidup.
ReplyDeletePadahal itu yang nggak boleh.
Emang ga boleh kebanyakan gaya sih. Hehehe
DeleteWahhhh makasih tipsnya, Mbak. Aku payah nih mengelola keuangan. Mau aku praktekin ah. Eh tapi aku sudah menerapkan ke atm seminggu sekali.
ReplyDeleteUdah bagusss itu. Tempatku dekat ATM, ini yang bahaya. Banyak godaan
Deletetertohok sama kata-katanya mba prita.. semua yang dia katakan bener banget ya mba.
ReplyDeleteIyaaa sakit tapi benar adanya. Harus berubah, mumpung baru gajian
DeleteSeru dan bermanfaat ya mbak ikut workshop financial seperti ini, tips nya sangat aplicable buat sehari2.
ReplyDeleteAku mulai rutin catat pemasukan dan pengeluaran harian nih. Mumpung ada buku bu bijak
DeleteMerencanakan keuangan sangat penting, terutama dalam membuat anggaran, supaya lebih terkontrol.
ReplyDeleteKalau tahu uang masuk dan keluar kemana, lebih bisa atur keuangan ya
Deleteyey Alhamdulillah dpt pencerahan.. thanks Mba Helen,
ReplyDeleteIya sama sama. Semoga bermanfaat
DeleteSuka banget sama workshop ini
ReplyDeleteSemoga kita bisa ikut lagi bulan depan. Aku butuh belajar investasi nih
DeleteSiaplh ilmuny mdh2an bisa jd bijak beneran Ini,,,kdang Klau sdh nyisihin Dana tdk trduga suka d pake blnj^^
ReplyDeleteDana darurat harus di rekening terpisah. Ga boleh tercampur dengan belanja bulanan
DeleteAh, bermanfaat bangeeet ini tulisan. Makasih sharingnya ya Mba Helen. Mau praktekin mulai bulan depan yang tinggal menghitung hari, hihi.
ReplyDeleteSiap, Nyak. Mari memperbaiki budgeting keluarga
DeleteDana darurat ini yg aku msh blm ada, kudu mulai segera, moga2 sih gk pernah kepake TFS yak
ReplyDeleteBuat freelancer yang berkeluarga sekitar 12x biaya bulanan. Lebih baik nyicil dari sekarang
DeleteAlhamdulillah keuangan masih terkendali karena aku beli sesuatu kalau memang sudah butuh sekali. Mendahulukan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan.
ReplyDeleteAih Mbak Leyla udah bisa nahan diri ya. Udah paham basic needs.
DeleteKalau nggak ada perencanaan keuangan yang baik, tak bisa saving :(
ReplyDeleteSaving buat liburan itu penting yaa Mbak.
DeleteAkuu ini ptioritasnya msh blm bnr. Masaa prioritasnya traveling :D
ReplyDeleteGa apa-apa selama ada yang bayarin. Eh...
DeleteWeldone, banyak banget ilmu yang bisa diambil di sini. Heee
ReplyDeleteBerapapun gajinya bisa cukup untuk memenuhi biaya hidup tetapi tidak akan cukup untuk memenuhi gaya hidup.
Mski masih mncoba blajar jd manajer keuangan, perlu bnget banyak ilmu dan pngetahuan ttg kiat mengatur dana keuangan.
Tfs ya mama Sid buat sharing nya 😍😍😍
Yes. Akupun masih belajar mengatur keuangan. Setelah punya anak makin berasa pentingnya bijak mengurus keuangan
DeleteNgeri juga ya kalau yang bela-belain utang demi gaya hidup itu, untungnya juga nggak seberapa demi like atau komen aja kadang. Makanya penting banget buat tamu ilmu pengaturan anggaran kayak gini.
ReplyDeleteGa ada habisnya deh kalau ikutin gaya hidup
Deletetipsnya keren banget Helen, tapi aku sering banget lupa atau lebih tepatnya mengabaikan rencana pengeluaran dan malas mencatat pemasukan dan pengeluaran. walhasil, sering defisit di akhir bulan karena ga terkontrol pengeluaran. #tepokjidat
ReplyDeleteInstall aplikasi keuangan di HP aja. Kalau aku lebih suka yang manual, nulis di buku. Konservatif banget yak
DeleteCatat dan atur keuangan kadang suka angin-anginan. Tapi kerasanya tiba-tiba aja pas mendekati tengah bulan, deg-degan, kenapa duit tinggal segini? Hehehe.
ReplyDeleteTerimakasih Share tips-nya mbak Helen
Nah iyaaa bingung uangnya mengalir kemana. Kalau ga dicatat, susah dipantau
DeleteNah bener....bikin anggaran itu ternyata sebelum terima gaji ya. Truss baru deh tinggal ngebagi doang wkwk. Ilmunya dapat banget ikutan event ini ya mbak
ReplyDeletehayuk sekarang prakteknya kudu konsisten
DeleteSuka banget saya sama paparan Pritha Gozie, sering baca ulasannya di media, di sini lebih lengkap :)
ReplyDeleteiya tepat dan lugas!
Deleteanggaran buat single jomblo ada gak mbak? :))
ReplyDeleteada dong, prinsipnya sama dengan di atas
DeleteAlhamdulillah, tipsnya sanagt membantu saya dalam belajar mengatur keuangan dengan bijak :)
ReplyDeletekalau nurutin gaya hidup mah nda akan ada selesainya ya mba haha.
Sekarang kudu konsisten juga mencatat uang keluar biar ketahuan sebulan itu berapa yang harus dikeluarkan utk belanja dan beli kebutuhan rumah tangga :)
nah, ga usah diikutin lah si gaya hidup. Biar dia hidup sendiri. *eh
DeleteNah ini suka ruwet banget, mengatur alokasi dana buat pos mana saja. Sudah dibagi-bagi eh gak disiplin jadi tetap aja amburadul. Hikss.
ReplyDeletedisiplin menjadi tantangan sendiri. Semangat!
Deletesetuju banget, pengahasilan besar dan kecil diikuti oleh gaya hidup. AKupun kudu berhati-hati dengan pendapatan dari suamiku yang wiraswasta, harus pandai-panda mengatur keuangan ya, Mbak
ReplyDeletewiraswasta dan freelance harus pintar atur keuangan yang ga fix tiap bulan ya mbak
DeleteGodaan online shopping selalu menghantui, bengong dikit langsung ngecek promo olshop. Mesti pinter-pinter nyusun anggaran belanja nih.
ReplyDeletewahahah iya banget. Aku sengaja ga unduh app marketplace di hp supaya mengurangi godaan belanja
Delete