Hal-Hal Romantis Versi Pak Suami

#CantSmileWithoutYou: Hal-Hal Romantis Versi Pak Suami

Seberapa romantis pasangan Anda? (pic: Disney)

Apa yang pasangan Anda akan lakukan apabila sebelah sandal Anda terjatuh di jalan?

a. Mencarinya sampai ketemu

b. Membelikan yang baru

c. Meminjamkan sandalnya untuk dipakai sementara

d. … (isi sendiri)

Pertanyaan di atas dapat digunakan untuk mengetes seberapa romantis pasangan Anda.

Berdasarkan pengalaman pribadi, yang suami saya lakukan tidak termasuk dalam pilihan a, b atau c. Ia mengambil sandal yang masih saya pakai lalu membuangnya ke tempat sampah. Saya pun pulang dengan nyeker alias tanpa alas kaki. Pffft…

Jangan bayangkan surprise berupa bunga, coklat, candle light dinner, atau apalah seperti adegan sinetron. Saya sudah menurunkan ekspektasi supaya ga sedih-sedih amat bila tidak ada kejutan. Hehehe. Meski demikian, saya bersyukur memiliki suami seperti Pak Suami (sebut saja demikian) karena sebenarnya dia itu romantis dalam konteks berumah tangga. Ehm…

Rumah Tangga = Team Work

Membangun rumah tangga butuh kekompakan suami istri. Keluarga adalah organisasi terkecil dan butuh team work di dalamnya. Layaknya organisasi, perlu ada kesamaan visi misi supaya kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Anggota tim bisa saja bersifat beda dan berkemampuan beda. Justru itu yang dibutuhkan supaya tugas-tugas dapat dikerjakan masing-masing dengan baik. Weits, jadi seperti kuliah manajemen nih.

Begitu pun dengan keluarga kecil kami. Saya dan Pak Suami berkarakter berbeda dan memiliki interest yang jauh menyimpang. Ia seorang coffee addict, pagi harinya selalu diawali dengan secangkir kopi. Sedangkan saya bisa deg-degan karena menyicip kopi, apapun itu jenisnya. Ia akan membahas dengan berapi-api masalah politik. Pengetahuan sejarahnya luar biasa. Saya cuma manggut-manggut mendengarnya. Sampai saya berulang kali minta maaf karena tidak nyambung dengan topik yang ia utarakan.

Itulah sebagian perbedaan kami. Namun perbedaan-perbedaan itu bisa saling melengkapi untuk urusan rumah tangga. Seperti potongan puzzle dengan bagian berlubang yang bila disatukan dengan pasangannya akan menjadi gambar sempurna. Contoh mudahnya saat pembagian urusan domestik, ia memilih memasak sarapan dibanding mencuci pakaian. Memasak menjadi kegemarannya sejak dulu sedangkan saya kurang terampil di bagian tersebut. *Untung suami saya bisa memasak*

Salah satu yang saya syukuri, Pak Suami mengerti dengan kondisi kami. Saat saya memutuskan menjadi ibu rumah tangga, bukan berarti semua urusan rumah diserahkan ke saya. Beliau mengerti tugas domestik itu banyak sedangkan saya harus merawat anak kami, Sid. Ia tak segan menyapu, mengepel, memasak, dan mengurus hal lainnya.

Quality Time Bersama Anak

Sid tumbuh menjadi anak aktif dan suka bereksplorasi. Kondisi rumah berantakan sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Awalnya saya khawatir apabila saat suami pulang kerja melihat mainan dan buku berserakan maka ia akan marah. Alhamdulillah ia mengerti karena tahu anaknya bagaikan baterai tahan lama yang energinya ga habis-habis.

Pak Suami turut merawat Sid di sela-sela kesibukannya. Setiap hari, entah pagi sebelum berangkat atau malam sepulang kerja, ia sempatkan main bersama anak. Saya heran Pak Suami belajar ilmu parenting darimana padahal ia tidak pernah ikut seminar atau semacamnya namun ia begitu telaten mengurus Sid.

Menjadi Ayah ASI

Sejak Sid lahir, naluri ke-ayah-an Pak Suami muncul. Selama saya kontraksi, ia mendampingi bahkan ia membantu persalinan bersama bidan dan ibu saya. Untuk pertama kalinya ia menimang bayi saat ia menggendong Sid di rumah sakit. Ketika Sid opname, Pak Suami bolak-balik mengantarkan ASI perah ke rumah sakit supaya bayi kami bisa ASI eksklusif dan lekas sembuh.

Dukungan besar juga saya rasakan selama 2 tahun menyusui. Kunci dari lancar ASI adalah ibu yang bahagia, salah satunya karena dukungan suami. Pak Suami menjadi Ayah ASI dan men-support saya terutama di masa-masa awal menyusui yang sempat seret. He’s my ASI booster!

Saling Mengevaluasi

Kesannya kok dia sempurna tanpa cacat? Jangan-jangan dia malaikat, bukan manusia.

Gak lah, namanya manusia pasti memiliki kekurangan, begitu pun saya. Kami saling mengevaluasi hal yang perlu dikembangkan dan diperbaiki supaya menjadi pribadi yang lebih baik. Team work yang lancar untuk membangun arah bersama juga perlu evaluasi terus-menerus, kan.

Tidak mudah lho mengevaluasi prilaku pasangan karena terkadang bias oleh rasa sayang dan tidak tega. Padahal kita butuh saran dari orang yang dekat dan kenal dengan kita, salah satunya pasangan. Saat mendengar saran pun hati harus legowo.

Salah satu saran yang saya ingat yaitu bila saya gundah menghadapi tekanan hidup yang ga ada habisnya, beliau mengingatkan untuk mengambil air wudhu dan sholat. Saya masih menyimpan catatannya di blog ini. Ketika itu ia berkata:

“Karena sholat itu kita melepaskan baju fisik kita, melepaskan urusan periferal kita dan kembali mengingat jati diri eksistensialis kita, kembali mengingat siapa kita? kenapa kita di dunia? apa sifat dunia ini? dan di mana jalan kembali kita? dengan begitu suami/istri, uang, anak, teman, kesenangan, kesakitan, kekurangan harta, kegagalan, dan semuanya yang terjadi hanyalah fana... hanyalah suatu proses yang memang harus dilewati untuk menuju jalan abadi. Maka kita akan memandang seluruh kejadian yang kita hadapi sebagai fenomena biasa, kita menghadapi dengan tenang, meskipun situasinya begitu menekan.” (Gus Durrozaq, 2011)

Tanpa bunga atau coklat, Pak Suami dapat menunjukkan keromantisannya lewat perannya sebagai suami, ayah, sekaligus kepala rumah tangga. Oh, Pak Suami… I can’t smile without you!

*

Selain memasak, Pak Suami doyan makan. Kami sering berwisata kuliner di sekitaran Jakarta untuk family time sekaligus mempelajari keunikan tempat kuliner. Namun minggu lalu ia tidak makan selahap biasanya. Ia juga cenderung diam, tidak mendongeng untuk Sid. Ternyata oh ternyata ia sedang sariawan. Ga cuma satu, sariawan di mulutnya berjejer tiga. Hiii…

Sariawan atau istilah kedokterannya stomatitis aftosa sepertinya penyakit sepele. Meski demikian, luka kecil di rongga mulut ini bisa berefek ke banyak hal. Dibuat makan, sakit. Mau ngomong, sakit. Juga jadi pelit senyum. Bisa membuat bad mood, deh! Mungkin ini cara Allah mengingatkan Pak Suami agar mengurangi porsi makan supaya perut ga makin buncit. Hehehe.

Gara-gara beliau sakit, saya jadi mencari tahu serba-serbi sariawan supaya untuk selanjutnya bisa dicegah. Sariawan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

• Mulut yang kurang dijaga kebersihannya sehingga bakteri atau jamur mudah tumbuh.
• Kekurangan vitamin C.
• Turunnya sistem kekebalan tubuh.
• Pemakaian kawat gigi atau gigi palsu.
• Bayi dan balita juga bisa sariawan. Sariawan pada bayi umumnya karena jamur yang ditularkan dari puting ibu. Sedangkan pada balita, sariawan karena tidak sengaja tergigit atau salah pemakaian sikat gigi.

Sariawan bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan mulut, rajin sikat gigi dan berkumur ya.  Konsumsi juga buah-buahan yang mengandung vitamin C serta kurangi makanan pedas atau yang terlalu panas. Pakai sikat gigi sesuai kontur mulut dan gunakan sikat gigi dengan benar supaya tidak tersodok. Jangan lupa rutin periksa ke dokter gigi supaya gigi dan mulut sehat.

Berhubung saya ga tega melihatnya berubah pendiam, saya membawakannya hadiah supaya ia kembali sehat. Bukannya senang, Pak Suami malah sedih melihat isi kotak berpita tersebut. Waktu itu saya bawakan Aloclair Plus Gel, obat sariawan dari Sinclair Pharmaceuticals Limited, untuknya. Di bayangan beliau, obat sariawan itu perih dan makin membuat sakit. Ih, kan belum coba.

Setelah melalui negosiasi yang alot setengah memaksa, ia mau mencoba. Saya pun meneteskan Aloclair Plus Gel ke bagian yang luka. Bentuk tabung yang memanjang memudahkan pengobatan, terutama untuk sariawan yang letaknya di dalam. Tapi jangan sampai aplikatornya langsung mengenai luka. Alhamdulillah dalam 3 hari pemakaian, sariawannya sembuh dan Pak Suami bisa makan dengan lahap.

Kata beliau, obat sariawan ini tidak perih dan nyaman. Rasanya ada manis-manisnya gitu. Memang harus sabar saat pemakaiannya karena setelah ditetesi Aloclair Plus Gel, jangan menyentuh lesi/luka dengan lidah minimal selama 2 menit supaya terbentuk selaput pelindung. Setelah itu hindari makan dan minum minimal selama 1 jam setelah pemberian gel. Jadi, sistemnya gel ini akan membuat selaput yang melindungi sariawan dari makanan, minuman, gesekan, dsb supaya jaringan kulit yang rusak cepat diperbaiki.

Aloclair Plus Gel mengobati sariawan dengan nyaman dan tanpa perih

Selain bentuk gel, Aloclair Plus tersedia dalam varian Aloclair Plus Rinse untuk kumur dan Aloclair Plus Spray untuk semprot. Aloclair Plus ini bebas alkohol, lho. Aman dipakai untuk anak-anak maupun dewasa. Kandungan alami ekstrak Aloe Vera dapat menyembuhkan luka, mengurangi nyeri, dan mencegah infeksi. Aloclair juga mengandung Sodium hyaluronate untuk melembabkan dan membantu penyembuhan luka. 

Kandungan Aloclair Plus (pic: Aloclair, edited by Helena)

Mulai sekarang, kotak obat di rumah siap sedia Aloclair Plus supaya saat ada yang sariawan langsung bisa diobati tanpa perih. Sariawan? #CantSmileWithoutYou, Aloclair Plus!