Melahirkan Normal di Rumah Sakit dengan BPJS Kesehatan
Melahirkan secara normal di rumah sakit menggunakan BPJS Kesehatan |
Halo! Di artikel sebelumnya saya
menceritakan kisah melahirkan yang penuh drama (lama banget ga lahir-lahir).
Alhamdulillah saya bisa melahirkan per
vaginum meski lewat HPL. Biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan karena
saya terdaftar sebagai peserta asuransi, tepatnya kelas 1. Saat itu premi tiap
bulan Rp 59.500,- (tahun 2015). Cerita lengkapnya saya jabarkan berikut ini. Semoga ga bingung ya karena ceritanya antara rumah sakit dan klinik fasilitas kesehatan BPJS.
Dari awal kehamilan, saya
mengumpulkan data perkiraan biaya persalinan dari beberapa rumah sakit yang recommended. RS swasta tempat saya pertama kali periksa, biayanya terlalu tinggi
bahkan untuk persalinan normal. Dsog-nya tersohor sih. Sekali periksa dengan
USG biayanya hampir 200ribu rupiah. Belum beli vitamin ini itu. Per bulan bisa
habis sekitar 400-500ribu rupiah. Mungkin biaya ini tergolong murah untuk kota
besar. Namun saat itu saya tinggal di daerah kecil dengan part-time job, biaya
sebesar itu lumayan harus disisihkan.
Selain RS tersebut, saya
menggunakan BPJS Kesehatan (daftar sendiri, bukan fasilitas kantor suami) untuk
periksa ke fasilitas kesehatan (faskes)
tingkat 1. Saya pilih sebuah klinik yang letaknya di perumahan seberang. Di
trimester 1 dan 2 pemeriksaan hanya seputar pengukuran tensi dan tinggi puncak
rahim. Ada juga konsultasi dengan dokter umum. Pulangnya saya membawa vitamin
yang cukup dikonsumsi untuk 2 minggu. Lumayan, ga perlu nebus obat.
Menjelang trimester 3, saya
pindah ke RS swasta yang biayanya
lebih terjangkau. Dari segi lokasi memang jauh dari rumah tetapi dekat dengan
rumah saudara. Ibu saya pun merekomendasikannya karena beliau pernah melahirkan
di sini. Sekali periksa dan USG biayanya hanya 65ribu rupiah (kalau 2016 sudah
naik menjadi 80ribu). Di sini saya periksa atas biaya sendiri.
Saya tetap periksa di klinik faskes tingkat 1 menggunakan BPJS saat
hamil 7 bulan. Pemeriksaan tensi dan tinggi puncak rahim ditambah dengan
mendengar denyut jantung janin menggunakan alat yang diletakkan di perut. Deg…
deg… deg.. deg… suara yang terdengar dari dalam perut. Alhamdulillah semuanya
sehat. Dokter umum di klinik tersebut menanyakan saya mau periksa di bidan
mana. Karena sudah trimester 3, saya mendapat fasilitas periksa di bidan yang
bekerja sama dengan BPJS. Cap cip cup aja deh pilihnya karena saya belum survey bidan yang recommended. Kemudian dokter memberikan surat pengantar untuk
periksa di bidan yang saya pilih (tapi tidak saya pakai karena sudah berencana
melahirkan di RS, bukan dengan bidan).
Aturan BPJS yang baru, harus rajin bayar iuran untuk semua anggota keluarga |
HPL pun tiba. Kondisi plasenta
dan janin masih dalam keadaan baik namun belum ada tanda-tanda mau melahirkan.
Saya minta dsog untuk menunggu seminggu lagi, semoga ada perubahan.
Di minggu ke 41 kehamilan, saya
kembali memeriksakan kandungan ke RS.
Plasenta masih cukup tapi mulai keruh (saat USG tampak putih). Saat itu
ternyata saya sudah pembukaan 1 (masih lama, Sis!). Sebagai persiapan sebelum
masuk ruang bersalin, dsog menanyakan biaya persalinan ini atas biaya sendiri
(umum) atau pakai asuransi. Saya mengutarakan kalau punya asuransi BPJS Kesehatan
namun ragu bisa dipakai atau tidak karena umumnya untuk persalinan harus di
bidan terlebih dahulu. Bila tidak dapat ditangani oleh bidan, pasien dirujuk ke
RS. Melihat kondisi plasenta keruh dan kandungan yang telah melewati HPL, dsog
pun memberikan surat keterangan supaya saya mengurus administrasi sehingga bisa
melahirkan dengan di-cover BPJS.
Sepulang dari RS, saya diantar
kakak ke faskes tingkat 1 tempat
saya biasa periksa. Di sana dokter umum membaca surat dari dsog kemudian membuat
surat (entah apa isinya) yang menyatakan saya bisa melahirkan di RS dengan
tanggungan BPJS. Alhamdulillah… ada harapan.
Malamnya saya kembali ke RS dan menyerahkan berkas ke bagian
customer service. Saya dan suami mengisi berbagai formulir sebelum masuk ke
ruang bersalin. Sebagai kelengkapan administrasi BPJS, saya tunjukkan kartu
anggota BPJS dan menyerahkan copy kartu anggota, KTP, serta KK.
Mengenai prosedur penyerahan
salinan kartu anggota, KTP, dan KK, katanya sih sebenarnya tidak perlu tapi
pihak RS yang minta untuk file mereka. Kondisi saya masih stabil sehingga bisa
mempersiapkan photocopy ini itu,
bagaimana dengan keadaan darurat? Apa pasien ditolak dirawat karena tidak
membawa copy berkas? Semoga selanjutnya
cukup menunjukkan kartu anggota asli sehingga prosesnya lebih mudah.
Proses menunggu pembukaan lengkap bisa dibaca di Melahirkan Secara Normal di Minggu ke-41 (HPL Sudah Terlewat)
Singkat kata, saya melahirkan malam
hari. Karena ruang rawat inap penuh, saya malam itu tidur di bilik bersalin.
Kasurnya keras tapi karena kelelahan setelah melahirkan, saya tidur sangat
nyenyak.
Paginya saya pindah ke ruang
rawat inap kelas 2 atau 3 (lupa yang mana) karena kelas 1 penuh. Kondisi saya
masih pucat dan tidak kuat berdiri. Perawat membawa bayi saya yang semalam
menginap di NICU. Aih senangnya bisa melihat pria mungil dalam balutan bedong.
Terakhir kami hanya bertemu sekilas saat tubuhnya masih bercampur air ketuban
dan darah.
Baca juga: Tambal Gigi Anak Pakai BPJS Kesehatan
Di ruangan yang sama sudah ada 3
ibu yang melahirkan kemarin. Sekitar pukul 7 pagi ada petugas rumah sakit yang
mendatangi pasien di samping saya. Pasien tersebut melahirkan dengan di-cover
BPJS sehingga hari itu ia harus pulang. Lho… saya baru tahu kalau BPJS hanya
meng-cover rawat inap hingga H+1 kelahiran (kecuali ada indikasi pasien harus
dirawat intensif). Waduh saya engga kebayang harus pulang dalam keadaan pusing
begini.
Alhamdulillah saya engga disuruh pulang karena minta upgrade kamar ke VIP. Saya butuh recovery dan menenangkan diri. Siangnya
kami boyongan ke VIP yang tentunya
lebih private dan nyaman. Di hari
ketiga kami pulang dan membayar sekitar 1juta rupiah sebagai selisih biaya
melahirkan yang tidak di-cover BPJS. Penghematan besar, nih. Kalau melahirkan
secara normal dengan biaya sendiri bisa mencapai 5juta-an. Dengan menggunakan
BPJS dan upgrade kamar, biayanya
lebih terjangkau. Syukurlah bisa melahirkan normal di rumah sakit menggunakan
BPJS Kesehatan.
Baca juga: Yuk Simak Testimoni Mom Bloggers Ini Saat Melahirkan Dengan BPJS Kesehatan yang dirangkum oleh dr. Liza Fathia
Baca juga: Yuk Simak Testimoni Mom Bloggers Ini Saat Melahirkan Dengan BPJS Kesehatan yang dirangkum oleh dr. Liza Fathia
BPJS sangat membantu ya Mbak. Mbakku juga pake terus secara di akarus kontrol rutin :)
ReplyDeleteJauh lebih hemat asal telaten ngurus administrasinya
DeleteAku belum punya BPjS nih mba :(
ReplyDeletetapi dapat asuransi lain dari kantor?
Deleteiya kalau mau kayak gitu, pake bpjs tapi kita naik grade spy fasilitasnya bs lebih nyaman yaa
ReplyDeleteaku pilih naik grade soalnya yang sesuai kelasku penuuuh.
Deletekakak iparku sempet ditolak lahiran pakai bpjs krn rs bukan wilayah rujukannya. gimana lagi, all rs terdekat penuh n dia udh ga kuat. untung dibantu sodara yg gawe di rs itu. beres deh :)
ReplyDeleteWalah, kalo udah keadaan mendesak bisa masuk UGD
Deleteaku pengalaman sakit dbd pake bpjs dan free semuanya,,belum coba untuk proses persalinan, thanks yaa sharingnya mba hel
ReplyDeleteBuat adiknya Arfa :D
DeleteAku belum punya bpjs, dulu sempet mau punya tapi pas lajiran kemarin ga jadi karena rumkit aku lahiran memutus hub dengan bpjs, entah kenapa
ReplyDeleteHoh gitu ya. Emang harus survey dulu faskes mana saja yang bekerja sama dengan BPJS
DeleteBPJS memang sangat membantu ya.
ReplyDeleteAnak saya juga pernah melahirkan dengan operasi caesar menggunakan BPJS.
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Jombang, Jawa Timur
Iya Pakde, alhamdulillah biaya persalinan lebih ringan
DeleteDuh semoga nanti kalau hamil dan melahirkan gak ribet meski ke sana sini.
ReplyDeletePelajari dulu caranya dan kudu telaten, mba
DeleteTmnku jg ada yg lahiran dgn BPJS tp SC cuma bayar 500.000. Tapi waktu itu di RS Swasta dan gak semua dokter bersedia menangani pasien BPJS jd gk bisa sesuka hati milih dokter.
ReplyDeletewah iya kah? saudaraku SC pakai bpjs malah bayar ga sampai 100ribu.
Deletebpjs memang sangat membantu ya mbak...meskipun kadang agak ribet di awalnya..tetapi alhamdulilah selama ini pk bpjs juga mbak.
ReplyDeletewahh recomended nih buat saya lahiran nanti. jadi tau alurnya dari faskes 1 ke RS yang dirujuk.
ReplyDeleteAku punya pengalaman BPJS saat lahiran sc, tapi blm sempet nulis..
ReplyDeleteTemen saya juga melahirkan dengan BPJS kesehatan dan hanya nombok dikit dari sisanya yang tidak tercover.Lumayan berhemat karena biaya bersaing sekarang mahal.
ReplyDeleteKemarin kok temanku melahirkan normal tidak di tanggung BPJS ya, katanya hanya yang cesar
ReplyDeletemelahirkan normal harus udah pembukaan 6 ke atas (kalo ga salah)
DeleteTrimakasih infonya...
ReplyDeleteBetul banget, bpjs sangat membantu. Ibuku juga pakai, jd murah banget bayarnya ;)
ReplyDeleteKatanya kebanyakan rs/rsia/rsb yg pasiennya pakai bpjs selalu di sesar.
ReplyDeleteDokternya ga mau nunggu lama2 persalinan, pasti ada aja alesan dokter buat melakukan sesar, dan tdk sabar buat menunggu lahiran normal.
Sekalipun kita kekeh mau lahiran normal, malah disuruh bayar walaupun punya bpjs
itu tergantung tempat bersalin deh kayaknya. Ada sih emang dsog yang lebih suka SC, entah faktor keselamatan atau materi. Kalau ketemu dsog yang begini, saya pindah cari 2nd opinion aja
Deletehai Mbak Helen, saya Putri.
ReplyDeletesalam kenal, saya mau menanyakan seputar lahir normal dengan bpjs bisa lewat whatsapp kah? atau saya minta email mbak Helen untuk bertukar nomer telepon karna saya butuh penjelasan lebih detail. terimakasih sebelumnya :)
halo Mbak Putri, e-mail aja ke helenamantra@live.com
Deletemakasih yaa
Siang mba helena, mau tanya kalau boleh tau itu rs apa ya mba yg bisa normal dan upgrade kelas dgn BPJS? Trs kalaupun bisa, apakah ada prsyrtnnya harus pembukaan 6 keatas?? Terimakasih :)
ReplyDeleteRS swasta di Gresik, Mbak.
DeleteSaat periksa, bisa nanya dulu ke RS-nya untuk teknis melahirkan memakai asuransi BPJS itu bagaimana. Sebenarnya sudah ada standar aturan tetapi kadang beda RS, beda pula administrasinya.
Kondisi saya waktu itu masih bukaan 1 tetapi bisa melahirkan di RS dengan ditanggung BPJS karena ada kondisi khusus yang menurut dsog urgent. Kalau kondisi normal, seingat saya memang ada minimal pembukaan 6 untuk ditangani di RS.
mb helen saya mau tanya,,uk sya skg udh msuk 32w,,pengen ny sih lahiran normal d rs pakai bpjs dr kantor suami,,tp sya baca2 d situs kata ny klo lahiran normal d rs tanpa indikasi biaya tdk d cover bpjs,sdgkn klo mau melahirkan di faskes saya puskesmas skg ini puskes ny lg pindh tempat sementara krna ada renovasi,,trs gmn y mb
ReplyDeleteBPJS memang sangat membantu namun kita mesti extra sabar untuk menggunakan fasilitas yang satu ini
ReplyDeleteiya harus sabaaaar
DeleteMba helen sy jg ini terpaksa naik kelas krna katanya penuh, sy mulas2 hebat krna jatuh. Tp pembukaan masih 1,kalau boleh tau selisihnya mahal nggak ya krn naik kelas?
ReplyDeleteselisih harga berbeda-beda, Mbak tergantung tiap rumah sakit. Bisa tanyakan langsung.
DeleteMba aku ga dapat rujukan dari faskes 1 buat lahiran di RS Swasta malah aku dimarah2in sempat ku ke bidan yang katanya join dengan faskes 1 tapi 2x ke tempat praktenknya sepi banget dan serem tempatnya gimana mau lahiran disitu yk...aku galau banget nih uda 7 bulan lagi hehhee
ReplyDeleterujukan ke RS itu kalau keadaan darurat, Mbak. Coba minta ganti rujukan ke bidan yang lebih rame. Lha kalau sepi, apa jangan-jangan udah ga praktek?
DeleteWaah aku br tau bs diupgrade ke vip yaa
ReplyDeleteSalam kenal mba, aku mau tanya kebetulan uk aku 31weeks sekarang, kemarin sudah dapat surat rujukan dari faskes 1 untuk usg di RS yang aku mau, kebetulan RSIA. Nah, jadi pertanyaannya apa setelah dapat surat rujukan usg itu untuk selanjutnya bisa periksa dan lahiran di RS tsb tanpa harus ada surat rujukan dari faskes 1 lagi atau bagaimana?
ReplyDeleteSalam kenal mba, aku mau tanya kebetulan uk aku 31weeks sekarang, kemarin sudah dapat surat rujukan dari faskes 1 untuk usg di RS yang aku mau, kebetulan RSIA. Nah, jadi pertanyaannya apa setelah dapat surat rujukan usg itu untuk selanjutnya bisa periksa dan lahiran di RS tsb tanpa harus ada surat rujukan dari faskes 1 lagi atau bagaimana?
ReplyDeleteHai, selamat ya atas kehamilanmu.
DeleteIya betul. Untuk selanjutnya periksa sesuai RS rujukan. Ga perlu lagi ke faskes 1. Info lebih lengkapnya dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400
Kalo VBAC pake bpjs ke rs bisa ga ya..
ReplyDeleteHai,
Deletesetahu saya bisa. Baik persalinan normal ataupun caesar selama kondisinya sesuai persyaratan. Selengkapnya dapat menghubungi Care Center 1500400. Terima kasih.
Istri saya juga diperkirakan akhir bulan akan lahiran dan selama ini untuk kontrol menggunakan kartu BPJS, tetapi sayang saya agak terlambat mendaftarkan BPJS calon bayi sehingga apabila mendapatkan perawatan tidak dijamin katanya, karena kartu baru aktif 2 minggu setelah mendaftar
ReplyDeletebetul, memang ada masa tenggang 14 hari semenjak pendaftaran.
DeleteProsedurnya gimana Mom kalau mau caesar pakai BPJS di Pertamina? Kalau caesar H+1 ngga disuruh langsung pulang kan Mom?
ReplyDeleteminta rujukan dari faskes 1, mbak. Caesar lebih lama kok, kan recovery nunggu ibu siap. Saya lupa tepatnya, mungkin 3 hari.
DeleteMbak helena sebelumnya saya lahiran secio dan sekarang saya sedang hamil anak ke 2 apa bisa lahiran normal di Rs?
ReplyDeleteHai Mbak Mitha, melahirkan normal di RS dengan BPJS Kesehatan ada syarat dan ketentuannya. Sebaiknya ditanyakan langsung ke BPJS Kesehatan. Terima kasih. Semoga ibu dan bayi sehat :)
DeleteKami juga meminta bantuannya untuk membroadcast video edukasi BPJS berikut: https://youtu.be/s3G3pzjBaSk.
ReplyDeleteAgar masy luas semakin paham arti penting BPJS bagi kesehatan keluarganya dan semakin tertib membayar iuran. Terima kasih.
terima kasih infonya, Kak.
DeleteAku bermimpi bisa lahiran normal mbaaa
ReplyDeletesemoga terwujud yaa
DeleteKenapa gak pakai BPJS dr kantor suami Hel? Saking capeknya jadi bs tidur nyenyak ya. Duhh kalau aku masih ngilu ngerasain jahitan jadinya g tenang bobo huhuhu
ReplyDeletekami pakai BPJS Mandiri, mbak.
Delete