Dari SD sampai SMA saya selalu
dibawakan bekal oleh ibu. Menunya sederhana. Nasi, lauk pauk, juga sayur.
Selain hemat, masakan rumahan juga lebih sehat. Kalau beli makanan di warung
atau restoran, kita tidak tahu cara mengolahnya. Khawatir terlalu banyak MSG
atau bahan yang dipakai sudah tidak fresh
lagi. Begitu pula gambaran saya jika anak saya sudah bersekolah. Daripada jajan
sembarangan, lebih baik saya bawakan bekal untuknya. Namun ada pertanyaan
menarik yang dibahas dalam rangka Hari Gizi Nasional. Apakah masakan rumahan
selalu lebih sehat? Atau menjadi silent
killer?
Simposium pada 25 Januari 2017 yang
diadakan di Ballroom Cheers Residential RS Pusat Pertamina, Jakarta bekerja
sama dengan SunCo membahas hal tersebut. Masakan rumahan yang selama ini saya
pikir menyehatkan dapat berubah menjadi sumber penyakit bila tidak diolah
dengan benar. Apa solusinya?
Narasumber memaparkan tentang pola hidup sehat |