Uangku #FUNanciallyBetter |
Siapa yang belum pernah belanja online? Yang namanya online shopping udah jadi favorit saya.
Ga perlu ribet keluar rumah, cukup pencet-pencet dari smartphone. Sebelum e-commerce
menjamur seperti sekarang, saya biasa belanja lewat instagram. Cari barang
apapun dengan hashtag yang tepat akan
langsung keluar banyak pilihan. Tapi sebelum membeli harus kepo alias teliti reputasi penjual. Jangan sampai kena tipu barang
ga dikirim atau malah cacat produk.
Caroline Adenan, seorang famous blogger, pernah tertipu saat
belanja online. Ia membeli tas yang tertera ORI di iklan tetapi barang yang
dikirim ternyata KW. Mau complaint,
penjualnya susah dihubungi. Yah, gimana dong? Uang melayang, pelanggan kecewa.
Saya juga pernah mengalaminya. Setelah menunggu sekian lama, pesanan saya tak
kunjung datang. Yasudahlah ikhlaskan saja. Semoga uang tersebut bermanfaat
untuk penjual.
Penjual di instagram atau media sosial
lain juga punya risiko. Saat memutuskan berjualan lewat instagram, saya
berusaha menjadi trusted seller. Satu
demi satu testimonial customer saya
kumpulkan lalu saya unggah ke instagram Foottrip (follow dong kakaaa). Saya juga ikut beberapa
grup penjual online untuk
meningkatkan penjualan. Dari grup tersebut saya belajar bahwa seller juga harus waspada. Penipuan online shopping bisa dilakukan oleh
pembeli, salah satunya berupa bukti transfer palsu. Ada yang menipu dengan mengirim
bukti transfer tulisan tangan (ya ampun, parah banget ini), ada pula yang niat edit
pakai Photoshop. Memang harus jeli dan cek ricek mutasi rekening sebelum
mengirim barang ke pembeli.
Kembali ke cerita Oline, begitu beliau
biasa disapa, yang juga pemilik toko online
Aura Batik. Ia kerap mendapati pelanggan yang cerewet. Pelanggan ini mau
dilayani dengan cepat dan bertanya berkali-kali hal yang sebenarnya sudah ada
di website. Memang bagus sih untuk teliti sebelum membeli tapi
ada juga lho pembeli yang sengaja membuat panik penjual dengan niat menipu.
Itulah suka duka berbisnis online.
Risiko social shopping dari sisi shopper (kiri) dan seller (kanan) |
Meski penipuan berkedok online shop ini marak terjadi di
Indonesia, peminat belanja lewat online
masih tinggi. Pembeli suka cara ini karena lebih personal, apalagi para millennial
yang hobinya belanja online. Siapa sih yang ga punya media sosial, at least 1 deh. Millenial juga tech savvy dan konsumtif. Lihat barang
lucu langsung beli padahal belum tentu butuh. Lihat cable protector warna-warni punya teman, ikutan beli (trus susah
pakainya). Lihat mie lidi zaman SD muncul lagi, langsung borong. Ya kan? *sambil ngaca*.
Tiap hari ada 2,7juta transaksi
online di Indonesia. Contoh seller yang penghasilannya W-O-W bisa cek akun
instagram @paroparocase yang followers-nya lebih dari 400k. Tahu omsetnya
berapa per bulan? 3 Milyar rupiah! *Kapan
ya @foottrip bisa seperti itu?
Dari 2,7juta transaksi online itu
cuma 20% lewat online shopping. Lalu
sisanya? 80% sisanya bertransaksi dengan social shopping alias belanja lewat
media sosial. Nah istilah baru buat saya nih. Online shopping itu kalau kita belanja lewat e-commerce.
Sedangkan social shopping
itu belanja lewat: 1. Messaging apps
(BBM, Line, Whatsapp, dll), 2. Media sosial (Instagram, Facebook, dll), dan 3. Classified sites (Mobil123.com,
Kaskus, OLX, dll). Got the point?
Sabtu, 29 Oktober 2016 di Hotel
Artotel Thamrin, Jakarta, saya dan para undangan mendapatkan informasi “What no
one tells you about social shopping” oleh Uangku dan Blogger Perempuan. Saya
baru ngeh ternyata selama ini salah
pakai istilah, harusnya social shopping bukan online shopping saat belanja
lewat LINE atau Instagram. Ok, noted!
Risiko jual-beli melalui media sosial memang
ada tapi hasil penjualannya juga besar. Kalau bisnis ini dikembangkan dengan
serius bisa memajukan ekonomi Indonesia, lho.
Sayangnya repot kalau ada penipuan. Sampai detik ini belum ada hukum di
Indonesia yang mengatur social shopping.
KUHP, UU Perlindungan Konsumen, KUH Perdata, UU ITE belum meng-cover penipuan social shopping. Selain itu karena sangat bergantung pada
ketelitian manusia, rawan error. Penjual
lama membalas chat, proses pengecekan transfer uang yang lama, atau salah kirim
barang.
Menjawab keresahan para penggemar
social shopping, kini hadir UANGKU
yaitu layanan uang elektronik berbasis aplikasi yang diterbitkan oleh PT
Smartfren Telecom Tbk (“Smartfren”) untuk memudahkan transaksi keuangan dengan
hanya menggunakan smartphone. Uangku
ini bisa dipakai untuk pembayaran transaksi social
shopping. Simple and safe.
Aman Bertransaksi dengan Uangku
Fanny
Verona, Marketing Director Global
Pay Indonesia menjelaskan jika selama ini pembayaran dengan transfer
langsung ke rekening penjual tanpa ada jaminan barang dikirim (cuma modal
kepercayaan), sekarang bayar pakai Uangku saja. Pembeli ga perlu khawatir
karena ada fitur “Buyer Protection”.
Uang tidak akan ditransfer ke penjual sebelum barang sampai di pembeli dan
telah sesuai pesanan. Pembeli juga akan mendapat notifikasi perihal pengiriman
barang lengkap dengan nomor resi.
Dari sisi penjual ada fitur “Auto Confirmation” untuk memastikan
pembeli telah membayar sehingga pengiriman pesanan bisa diproses. Ga repot
bolak-balik melakukan pengecekan rekening bank dan menjawab pertanyaan pembeli.
Win-win solution ya.
Cara seperti ini mirip dengan
rekber alias rekening bersama di Kaskus. Ada rekening perantara untuk menjamin
keamanan jual-beli online. Buat
kaskuser, masih ingat penipuan yang dilakukan oleh rekber beberapa tahun lalu?
Bedanya, mobile wallet Uangku ini
jauh lebih aman karena diawasi oleh Bank Indonesia dan bisa digunakan untuk belanja di
mana saja, tidak hanya pada 1 platform.
Standar keamanannya pun sesuai keamanan bank. Bahkan kalau smartphone hilang, saldo di Uangku masih bisa aman karena saat
bertransaksi harus memasukkan pin (asal pin-nya jangan dijadikan wallpaper
yeee~).
Selain Shopping Payment Request yang saya jelaskan di atas, Uangku juga
bisa digunakan untuk transaksi berikut ini:
- Beli pulsa HP dengan nominal Rp 20.000,- s/d Rp 200.000,- untuk semua operator.
- Bayar tagihan listrik, air, dan lainnya. Tersedia juga pembelian voucher listrik pra-bayar.
- Bayar di merchant-merchant offline dengan cara meng-scan QR code pada struk pembayaran lewat smartphone.
- Transfer dan terima uang tanpa perlu nomor rekening.
Untuk transaksi yang terakhir ini
sangat membantu bagi pengguna yang belum punya rekening bank. FYI, sebagian
besar masyarakat Indonesia belum punya rekening bank padahal punya smartphone. Hal ini bisa diatasi dengan mobile wallet.
Top-Up Saldo Uangku
Saya sudah mengunduh aplikasi
UANGKU tapi belum ada pulsanya, hehe. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis di
Google Play store atau Apple App store lalu daftar memakai nomor handphone
kamu. Top-up saldo Uangku bisa dilakukan via
transfer ATM, mobile banking, atau internet banking ke Bank Sinarmas (kode
bank: 153) dengan rekening tujuan 8881+nomor handphone yang terdaftar di Uangku
(contoh: 88810812345678). Selanjutnya top-up juga bisa via cash di Alfamart,
Alfa Express, dan Smartfren. Coming soon…
Ada 2 jenis akun, regular dan premium. Saldo maksimum akun regular
yaitu Rp 1 juta sedangkan premium
sampai Rp 10 juta. Bila hendak upgrade
ke premium, user harus mengisi formulir termasuk data nama asli ibu kandung dan
menyerahkan fotokopi KTP. Mirip pembuatan rekening bank ya. Hal ini sesuai
aturan BI untuk meminimalisir fraud.
Cara Bergabung untuk Seller
Sebagai seller saya jadi tertarik menggunakan Uangku untuk alternatif
pembayaran. Walau Global Pay Indonesia ini start-up
company, saya yakin kredibilitasnya karena termasuk dalam Sinarmas Group.
Saya pun menanyakan syarat dan ketentuan pendaftaran seller. Caranya kirim request
untuk bergabung ke e-mail: business@uangku.co.id
lalu seller akan bertemu dengan pihak
Uangku untuk tanda tangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan menyerahkan fotokopi
KTP. Tidak sembarangan seller yang bisa bergabung karena tim Uangku akan
memverifikasi produk maupun reputasi seller.
Artinya, hanya recommended dan trusted seller yang bisa bekerja sama supaya pembeli makin yakin keamanan
bertransaksi dengan Uangku.
Itu perkenalan saya dengan mobile
wallet Uangku dan social shopping. Saya
mau coba belanja dengan Uangku, nih. Tunggu cerita berikutnya tentang shopping experience saya.
[UPDATE 17 Des 2016: pengalaman belanja di instagram menggunakan shopping payment request dari Uangku]
[UPDATE 17 Des 2016: pengalaman belanja di instagram menggunakan shopping payment request dari Uangku]
Uangku, the safest and
simplest payment for social shopping. So lets be #FUNanciallyBetter!
Uangku ini jadi solusi banget yaa untuk keamanan social/online shopping.
ReplyDeleteMakin sering belanja nih :D
DeleteBelanja sepertinya nggak bakalan ribet dengan Uangku ;)
ReplyDeleteYang jelas lebih aman
Deleteaku juga pakai aplikasi ini, nggak ribet dan proses nya juga cepat
ReplyDeleteWah mba Tuty udah coba ya
DeleteWaahh saya sangat suka belanja online..
ReplyDeleteInsyaallah coba deh aplikasi ini nanti :D
Selamat berbelanja...
Deleteaku suka belanja online tapi males kalau ribet, ini ada aplikasinya ya, mau nyoba ah
ReplyDeleteTinggal download aja mba
DeleteGimana gimana udah gabung jadi seller via apliksi ini belum? :D
ReplyDeleteIni mau daftar :D
DeleteJadi mengamankan uang bagi kedua belah pihak ya mba, good idea!
ReplyDeletewin-win solution kan
DeleteWah aku br tau Uangku ini part of Smartfren yaaa ternyata Mbak
ReplyDeleteSaudaraan sama Smartfren gitu deh
DeleteSama dong, baru tahu. Kirain semuua deh online shopping.
ReplyDeleteKini semakin menjamur aplikasi ya. Ntar ada juga aplikasi cari jodoh.
Hmmm... atau sudah? :).
Udah ada, hahah. Yang lagi booming namanya Tinder. Makin heboh setelah bulan lalu ada yang nikah setelah seminggu ketemu di Tinder.
Deletesistemnya semacem shopee ya mba disana juga gitu kalau barang belum kita terima dananya ga akan dilepas ke penjual
ReplyDeleteKalau shopee itu kan market place. Uangku ini bisa dipakai buat bayar di mana saja, ga terbatas di satu tempat.
DeleteSosial shopping, saya juga baru tahu nih istilah ini ...
ReplyDeleteAplikasi yg sangat membantu transaksi online ya mba
ReplyDeletembaa ikutan.. saya juga katro nih selama ini ga pake istilah social shopping. hihii intinya sama sih ya dengan online shopping.
ReplyDeletemba helena mantap udah publish aja,...
Belajar nulis cepat, target H+2 juga belum konsisten mba
DeleteOh ternyata ada aplikasi seperti ini toh... kerenlah pokoknya
ReplyDeletesemua serba dipermudah dan simple...
Ak juga baru tahu nih soal uangku. Mrngamankan kedua belah pihak. Jadi ha ragu lagi kan.
ReplyDeleteWah ini terobosan baru...ada social shopping. Lebih aman ya krn bisa nge cek barang dulu sbl uang dilepas. Jadi nggak was was belanja online
ReplyDeleteAplikasi yang keren. Cocok buat yang suka belanja online, kayak saya sih.....
ReplyDeleteNaahh sama deh tu mba. Baru tau juga istilah social shopping. Selama ini cuma taunya online shopping.
ReplyDeleteMbaaaa klo udah gabung di uangku, banyakin promonya yaa... hehe
Beresss tapi borong ya :D
DeleteJadi semakin aman bertransaksi ya mba
ReplyDeleteini nih jawaban untuk mereka yang bertransaksi via internet. suami pernah ktipu puluhan juta. nyesekkkkk...
ReplyDeleteYa ampun, beli apa itu o__O Semoga ga terulang lagi ya
DeleteSocial shopping bukan termasuk online shopping yaaa ????
ReplyDeleteBeda om, masih sekeluarga gitu tapi beda tempat belanja. Social shopping belanja di media sosial. Kalau online shopping di market place.
DeleteAku juga udah download nih mba helen..bakalan makin semangat belanja.hahah
ReplyDelete