Dari sekian jenis wisata, saya
tertarik dengan wisata sejarah. Pelajaran sejarah memang membosankan bila hanya
dipelajari dengan membuka buku di sekolah. Namun saat mengunjungi langsung
situs atau lokasi bersejarah, rasa penasaran saya muncul. Begitupun saat
berwisata ke Bandung. Tujuan favorit saya adalah Braga.
Sebuah sudut di Braga (dok.pribadi) |
Jalan Braga masuk dalam kawasan
Kota Tua Bandung. Selain itu dalam satu komplek yang berdekatan ada Jalan Asia
Afrika, Gedung Merdeka (tempat Konferensi Asia Afrika tahun 1955), dan Sungai
Cikapundung yang bisa dijelajahi dengan berjalan kaki.
Di ujung Jalan Braga (dok. pribadi) |
Jalan Braga yang berpaving ini sudah
ramai sejak tahun 1920-an karena banyaknya toko dan tempat hiburan di sana. Kini
Braga selalu ramai dengan deretan toko, café, bar, juga mal. Sebagian toko dan café
masih berdiri dengan arsitektur Eropa yang vintage dan instagramable.
Ada satu restoran legendaris
sejak tahun 1929, namanya Sumber Hidangan. Di sini tersedia roti, kue, dan rumah
makan. Memasuki Sumber Hidangan seperti saya kembali ke tahun-tahun lampau
sebelum saya lahir. Meja, kursi, etalase, timbangan, sampai kasir sangat antik.
Terpampang menu dalam Bahasa Belanda yang saya tidak paham artinya. Saat
memilih kue, saya pun banyak bertanya ke pramusaji yang sudah berusia lanjut.
Benar-benar unik. Pramusaji yang mengantarkan pesanan kami pun umurnya lebih
tua dari orang tua saya.
Sumber Hidangan (dok. TheFoodXplorer) |
Keunikan Braga membuatnya beberapa
kali mengisi scene film layar lebar maupun
sinetron. Salah satu yang terkenal yaitu film Madre yang diadaptasi dari novel karya
Dee Lestari. Toko roti tempo dulu dalam Madre seperti nyata. Padahal bila sekarang
ini berkunjung ke Braga, lokasinya adalah kantor PGN yang sudah tidak terpakai.
Mural menghiasi tembok Braga (dok. pribadi) |
Sepanjang Braga juga dihiasi
mural yang menarik. Bandung yang terkenal sebagai kota kreatif menyediakan
tembok-tembok kosong Braga untuk dihias. Selain itu deretan lukisan dapat
dinikmati sepanjang trotoar. Bila ada yang berminat, dapat segera membelinya.
Menyusuri Braga tak pernah
membuat saya bosan. Berkali-kali ke sini selalu ada perubahan yang semakin
rapi. Cuaca Bandung yang sering mendung membuat perjalanan saya juga terasa
nyaman.
Menjajakan lukisan di sepanjang trotoar (dok. pribadi) |
Berwisata ke Bandung memang tak
cukup sehari. Selain Braga masih banyak spot-spot menarik yang bisa dikunjungi.
Ada Masjid Raya dengan lapangan hijaunya, Gedung Sate, Musium Geologi, juga berbelanja
di Factory Outlet. Sebaiknya sebelum berlibur, booking hotel di Bandung terlebih dahulu karena kalau musim liburan kota
ini ramainya luar biasa.
Mural nya keren, anak muda Bandung kreatif-kreatif ya
ReplyDeleteBanyak macam muralnya di sepanjang jalan Braga. Memang kreatif!
Deleteaku dulu pernah kebandung tapi kayaknya belum kemana2. musti masuk list nih kalo kebandung lagi
ReplyDeleteJangankan orang luar Bandung, yang adli Bandung aja selalu suka kalo jalan-jalan di Braga.
ReplyDeletePantesan Braga rame terus. Sering jadi tempat foto-foto.
Deletebanduunggg, pengen jalan-jalan kesanaa :3
ReplyDeletemurlnya keren keren uey!
Ayo...butuh liburan nih
Deletewah penasaran sama toko rotinya Madre, mampir ah tar! :D
ReplyDeleteToko Madre sih ga ada. Cuma di film. Mampir ke Sumber Hidangan aja, es krimnya enak.
DeleteHanya pernah lewat saja mbak di jalan Braga ga sampe explore.hehe
ReplyDeleteWah perlu balik lagi nih, heheh
DeleteWah banyak juga ya yang perlu di explore...pernah nginap di daerah braga krn tugas dinas tapi belum taw banyak yang unik disana... Next time..
ReplyDeletesamaaaa, akupun lbh suka mempelajari suatu sejarah itu dgn dtg lgs k tempatnya, ato melalui museum mbak.. drpd buku :D.. rasanya jd lebih ngerti ttg sejarah yang dimaksud.. :)
ReplyDeletekalo ke bandung aku jrg ke braga tapi.. pernah lwat, tp blm sampe explore kemana2 :D.. harus dtg lagi memang