Warisan buku sekolah dari Pasar Blauran, Surabaya |
Waktu sekolah saya bertanya-tanya, mengapa tiap tahun
seragam olahraga ganti warna. Siswa harus beli supaya tampil seragam
padahal baju tahun lalu masih layak. Pengeluaran yang juga besar untuk
beli buku paket. Saat daftar ulang sudah diberi daftar buku beserta
penerbitnya. Bisa beli di sekolah, bisa pula cari sendiri. Kalau tidak
mau repot, ibu memberi saya uang untuk beli di sekolah saja. Tetapi ada
kalanya kami hunting di toko buku langganan untuk mencari harga yang lebih murah.
Buku-buku paket ini, kami biasanya menyebut kitab, hanya
dipakai 1-2 semester kemudian menumpuk di gudang. Jarang ada saudara
yang meminjam karena jarak usia yang jauh dengan saya. Harganya lumayan
kalau tiap semester beli baru. Saat SMA ibu pun mengusulkan untuk beli
buku bekas dan pinjam dari kakak kelas. Berburu buku bekas ini harus
teliti supaya mendapat buku dengan kualitas yang layak.