Dunia parenting yang belum genap setahun saya dalami membuat saya tertarik menimba ilmu mengasuh anak lewat berbagai media, salah satunya parenting class. Sabtu lalu bertempat di UMH Thamrin, Jakarta Pusat, saya mengikuti Nakita Parenting Class bersama Tulip Cipta Kreasi. Ini event yang rutin diadakan Tabloid Nakita tiap tahunnya. Selain seminar ada juga lomba mewarnai untuk anak SD, jadi orang tua belajar, anak-anak ikut lomba deh. Berhubung anak saya masih imut-imut, sampai di lokasi saya langsung menuju ruang seminar di lantai 3.
Kali ini ada empat topik yang dibahas, yaitu: mengenal i-doser, makanan yang baik untuk pertumbuhan buah hati, deteksi dini kelainan tulang pada balita, dan isu yang sedang santer yaitu LGBT. Sayangnya saya hanya bisa mengikuti dua sesi awal karena ada pekerjaan. Meskipun demikian, materi-materinya sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga. Apa saja? Lanjut..
dr. Gina menjelaskan tentang i-doser |
Mengenal i-doser
Sesi pertama dibuka oleh dr. Gina Anindiadjati yang mengupas aplikasi i-doser. Sebelumnya saya pernah membaca berita tentang aplikasi di smartphone ini yang kabarnya memiliki efek kecanduan seperti narkoba. Membaca broadcast di grup chat tentang i-doser antara percaya dan tidak percaya. Masa’ sih dari mendengarkan musik di aplikasi ini bisa nge-fly bagai memakai narkoba? dr. Gina menjelaskan, aplikasi ini mengeluarkan gelombang dari hasil ketukan yang suaranya berbeda antara telinga kanan dan kiri. Lama satu file musiknya antara 30-40 menit dan didengarkan menggunakan headset sehingga pengguna fokus terhadap suara tersebut. Coba deh bayangkan, bila kita mendengarkan musik favorit dalam durasi yang lama kita akan terlarut dalam suasana musik tersebut. Ada yang ikut goyang, ada yang perasaan menjadi tenang, ada yang mewek, dan seterusnya. Nah kurang lebih i-doser ini efeknya demikian. Dari hasil penelitian sementara ini, aplikasi ini bukanlah narkoba jenis baru. Jadi tidak perlu khawatir, toh sudah diblokir oleh Kemenkominfo. Dokter Gina berpesan, baiknya kita berfokus pada “how to be good enough parent”.
Makanan yang Baik untuk Pertumbuhan Buah Hati
Materi sesi kedua sudah saya tunggu-tunggu karena saya sedang mencari inspirasi masakan untuk menu si kecil. Ibu Hindah Muaris, ahli gizi yang juga lulusan teknologi pangan IPB menjelaskan kebutuhan asupan untuk tubuh. Dalam membuat resep masakan, beliau berangkat dari latar belakang permasalahan. Tidak asal campur-campur (seperti saya kalau masak :p). Tubuh manusia sedari lahir hingga manula membutuhkan makanan dan minuman bergizi. Asupan yang masuk baiknya memenuhi menu seimbang yang mengandung kalori (karbohidrat, protein, dan lemak), vitamin, dan mineral.
Hindah Muaris menjelaskan kebutuhan gizi ibu hamil |
Tiap-tiap usia dan kondisi memiliki kebutuhan yang berbeda. Saat ibu hamil, porsi makannya harus ditambah 300 kalori. Sedangkan ibu menyusui butuh tambahan 500-550 kalori tiap harinya. Nah, kalau sedang hamil atau program hamil disarankan mengonsumsi asam folat yang banyak terdapat pada bayam, brokoli, pisang, jeruk, asparagus, kedelai, dan sereal. Selain itu juga perlu magnesium dan zat besi. Sedangkan vitamin A dan C untuk melarutkan lemak supaya terserap tubuh.
Makanan untuk bayi juga harus diperhatikan karena pola makan yang baik dan benar mempengaruhi masa depan anak. Sejak lahir hingga usia 6 bulan, paling sehat bayi diberi ASI eksklusif. Manfaatnya sangat banyak. ASI membentuk imun tubuh supaya bayi tidak mudah sakit, hemat biaya (sufor mahal bu..), mengandung zat-zat yang dibutuhkan bayi, juga sebagai KB alami bagi ibu. Menginjak usia 6 bulan, bayi dikenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Meski sudah makan, ASI harus jalan terus lho..kalau bisa 2 tahun Alhamdulillah. MP-ASI ini juga bertahap untuk bahan dan teksturnya. Mulai dari tim saring, tim semi padat, tim padat, kreasi makanan batita, hingga kreasi makanan balita.
Karena terbatasnya waktu, penjelasan mengenai makanan bergizi ini ada yang dilewati. Untuk detailnya, bisa baca-baca buku Bu Hindah Muaris yang isinya resep makanan sehat tanpa gula, garam, dan terigu.
wah aku baru tau tentang iDoser Mak. Seberbahaya itukah? Ngeri tapi penasaran juga Mak.. Hehe
ReplyDeletekalau saya pribadi mending dihindari mbak. sekarang udah diblokir kok.
DeleteHai Mbak Helena, pantesan waktu acara selesai kucari2 gak ada, ternyata udah pulang duluan to? :D
ReplyDeleteMoga ketemu di kesempatan lain ya, Mbak? :)
Hai mba April..iya pamit duluan
DeleteSee you!
aplikasi yang bermanfaat dan kreatif, di playstore sudah ada kah ?
ReplyDelete