Togean itu (seperti) surga (dunia)
Pray.Eat.Snorkel.Sleep
Togean
atau nama lengkapnya Taman Nasional Kepulauan Togean (Togean Islands National
Park) adalah kepulauan di Sulawesi Tengah. Yes, Indonesia! Surga itu ada di Indonesia
tercinta. Menurut data dari EVERTO (Everybody for Togean), luas tanah di sini
mencapai 70000 ha. Kalau dihitung dg luas perairannya mencapai hampir 200000 ha
(ga kebayang seluas apa ini). Uniknya empat tipe terumbu karang ada di sini,
yaitu patch reef, fringing reef, barrier reef, dan atoll reef. Kalau beruntung,
kita bisa bertemu dugong alias ikan duyung, hawks-bill, green sea turtle, dan
coconut crab. Subhanallah.. Alternatif umum mencapainya, dari kota Palu, Luwuk, atau
Gorontalo. Kali ini saya melalui jalur dari Palu. Begini ceritanya...
WHERE to go and WHAT to do
Togean adalah kolam renang raksasa
dengan pulau-pulau kecil yang tersebar. Waktu yang terbatas, cuma 4 hari 3
malam di sana jadi hanya ke Wakai dan Pangempa.
Wakai
Kecamatan
yang dihuni banyak penduduk lokal. Ada air terjun Tinampo setinggi 7 tingkat.
Kami naik..naik..naik..naiiik...sampai ke tingkat 2 --" capek ya. Buat
mencapainya bisa naik ojek Rp 5000,- dilanjutkan jalan kaki ke air terjun.
Jalanan kurang bagus dan sedang ada pembangunan jembatan. Hasil ngobrol dg pak
ojek, di sini sedang dibangun rumah sakit yg lebih layak. Ada SPBU yang buka
seminggu sekali, tiap hari Minggu. Kalau listrik hanya menyala dari 6pm to 6am
(so use it wisely). Rencana sih tahun 2013 listrik menjadi 24 jam. Yah sudah
selayaknya lah, masa' hareee geneee pemadaman bergilir??? Oh ya di sini masih
bisa eksis. Ada sinyal hp untuk telkomsel dan indosat.
Kadidiri
Kalau tampang turis, pasti
direkomendasikan buat ke Kadidiri. Saya sih cuma ditunjukin dari jauh, itu loh
Kadidiri dekat dari Wakai. Karena budget pas-pasan, kita skip Kadidiri. Next
year trip semoga bisa menginjakkan kaki ke Kadidiri.
Katupat
Seperti
Wakai, pulau ini banyak dihuni penduduk lokal. Letaknya tepat berseberangan dg
Pulau Pangempa. Kapal besar dari Ampana setelah berhenti di Wakai melanjutkan
perjalanan ke Katupat. Yang menarik, di sini ada organisasi non-profit
bernama EVERTO
yang memiliki misi menjaga kebersihan di Togean dan memberikan pekerjaan
untuk warga lokal. Tiap Sabtu ada Plastic tour dan Bintang tour untuk
membersihkan sampah-sampah di sekitar Togean dan melindungi terumbu karang dg
cara mengambil Chrown-of-Throns starfish yg bisa membunuh karang. (Bentuk CoT
ini serem, saya nemu 1 waktu snorkeling).
Pangempa
Di
bagian timur pulau ini terbentang terumbu karang yang begitu luas. Begitu
sampai, tak sabar buat nyemplung. Sambil menunggu kamar kami disiapkan,
langsung pasang fin dan goggle kemudian snorkeling ke sana kemari tak peduli
waktu itu matahari begitu terik. Anak pemilik pulau ini namanya Riski, umurnya
3 tahun, setiap pagi dan sore selalu berenang. Wow, he’s so lucky to have huge
swimming pool right beside his house (or island?). Di sini ada coconut crab
alias ketam tapi saya tidak melihat langsung. Oh ya ada juga ikan kecil yang
jalan di atas air, sejenis ikan amphibi kah?
Dari
cottage ada fasilitas boat trip. Berhubung none of us punya diving license so
kami ikut trip ke tiga tempat untuk snorkeling. Well, fun and tired ya kalo
berjam-jam snorkeling. Rasa penasaran kami mengalahkan lelah dan mual, heheh.
|
Hotel California - photo: Manuel Coutant |
Pagi
setelah sarapan kami ke Hotel California. Malam sebelumnya waktu ditunjukkan
foto hotel ini – gubuk reyot mirip shrieking shack di film Harry Potter tapi di
tengah laut – saya bertanya ke Pak Jafar kenapa disebut hotel? Ada apa di sana?
Pagi ini pertanyaan saya terjawab dg sendirinya. Kapal (katinting) berhenti
agak jauh dari gubuk itu dan kami turun dari kapal langsung ke kedalaman air
entah berapa meter, biru! Snorkeling mendekati gubuk itu, subhanallah..ini
adalah hotel terindah yg pernah saya kunjungi. Ratusan meter hamparan terumbu
karang dg slope yang teratur, mulai dari yg cetek kemudian bertahap makin
dalam. Tempat ini disebut reef 1. Total ada 5 reef, dan reef 5 adalah yg
terluar-biasa indahnya. Jadi penasaran! Di sini saya melihat ikan angke dan
ikan pari berenang beberapa meter di bawah. Dari jauh aja sebesar itu, apalagi
kalo sebelahan dg saya, hiii...belum siap lahir batin.
Next
ke tempat yang menjadi incaran saya, Mariona Lake yang berisi stingless
jellyfish. What a surprise, selama ini yg terkenal sebagai tempat yg memiliki
ubur-ubur tidak menyengat hanya di Derawan dan Fiji. Nyatanya di Togean pun
ada! Kedalaman danau ini sekitar 20 meter (menurut Pak Jafar). Saat berenang,
dasarnya tidak kelihatan. Ratusan atau ribuan ubur-ubur mengelilingi kami. Ada 4
jenis (maaf ga tahu nama latinnya): oranye totol putih, oranye totol biru,
oranye bintang biru, dan bening. Yang besarnya setelapak tangan saya dibuka
lebar-lebar itu banyaaak. Subhanallah, Togean itu ajaib! Btw, ubur-ubur itu
rapuh, so perlakukan dg lembut ya. Kami khawatir kalau tempat ini diekspose,
ubur-ubur unyu ini bisa punah. Siapapun yang berkesempatan ke sini, please be
wise and save the environment.
|
Stingless Jellyfish - photo: Jeff Bourell
|
taken from la boite a voyage
Sudah
siang, waktunya makan. Spot makan kami spesial, di Karina Beach, pantai terindah di Tojo Una-Una. Satu pantai
cuma kami yang ke situ. Pantainya kecil tapi indah. Makan ikan bakar dengan
pemandangan alam menambah semangat makan. Selama di Togean segala macam makanan
terasa begitu nikmat. Well, this is heaven. Di sini juga (lagi-lagi) ada
terumbu karang. Species ikan badut di sini bervariasi. Ada yang dominan oranye
dg garis putih di punggungnya. Pantai yang indah namun mulai banyak sampah
bekas pengunjung. Pemandu kami, Agap dan Pak Ismail mengumpulkan sampah
kemudian membakarnya. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau
sore di Pangempa pegawai cottage bermain voli pantai. Kalau malam main game,
dari Uno sampai Cinq mille (alias 5000). Nah setelah makan malam kami sebagai
satu-satunya kelompok turis lokal diajak main cinq mille ini. Permainan ini
dibawa Marion dari Perancis, negara asalnya. Kebetulan Marion ada di Pangempa.
(Marion ini orang yg getol buat mempopulerkan danau penuh stingless jellyfish
so danaunya diberi nama Mariona sebagai bentuk penghormatan kepada dia).
Game yang seru. Menggunakan 5 dadu untuk mengumpulkan nilai hingga 5000 dg
hukuman yang kalah harus lewat kolong meja. Btw, saking ga online beberapa hari
(coz no signal), saya sempat mikir jangan-jangan sekembalinya kami ke peradaban
ternyata Indonesia sudah ganti presiden.
Kami
melewatkan pergantian tahun 2012 ke 2013 di Pangempa. Stay di cottage dan
bergabung dg penduduk lokal dari Katupat untuk makan malam dilanjutkan berpesta
hingga pergantian tahun. True! Ada prasmanan, electone (setiap orang disuruh
menyanyi di panggung), hundreds fireworks tepat di tahun yg baru, serta dero.
Nah..untuk pertama kalinya saya ikut dero. Ini adalah tarian tradisional dari
Poso. Diiringi musik (seems like house music dg bahasa Kaili) kami membentuk
lingkaran besar dan melangkahkan kaki berputar. Terus begitu berulang-ulang.
Angin malam yg dingin tidak terasa berganti peluh, apalagi musik bertambah
kencang. Ada acara potong kue juga. Betapa meriahnya tahun baru di sebuah pulau
kecil. We were celebrating at Togean, dude!
Ada beberapa pulau yg umumnya jadi tujuan wisata, seperti Poyalisa, Sunset Beach, Retreat island, dan Malenge.Belum kesampaian buat ke Malenge. Ada
pemukiman suku Bajo dan jembatan dari papan yg panjangnya ratusan meter. Semoga
Sail Tomini 2014 saya sempat ke sana, amin.
WHERE to stay
Penginapan
Taurus ada di Wakai, 5 menit jalan kaki ke kiri dari pelabuhan. Ada 12 kamar
dalam rumah (terlihat) kecil yg dimiliki pasangan aki-nini, sebut saja pak haji
dan bu haji. Tiap kamar ada kamar mandi dalam dg fresh water 24 jam. Di ruang
keluarga ada TV yg hanya menyala dari 6pm hingga 6am (karena listriknya cuma ada waktu itu). Rp 50.000,- per hari per
orang untuk stay di sana. Kalau mau makan bisa pesan dg tarif Rp 10.000 –
25.000 per orang per makan. Lumayan gerah di sini, ga ada kipas angin.
Berhubung no place to stay, pasrah aja deh sehari nginep di sini.
Pulau
Kadidiri lebih dikenal oleh bule dibanding WNI. Ada 3 penginapan di sini yaitu,
Black Marlin (paling terkenal seantero jagad, ada harga ada rupa), Kadidiri
Paradise, dan Lestari Kadidiri (milik orang lokal dan katanya paling murah).
Tiap cottage biasa menyediakan penjemputan dari Wakai karena Kadidiri tidak
disinggahi kapal besar. Ada bule yg sekapal dg kami dari Ampana ke Wakai.
Begitu sampai langsung dijemput oleh guide dari cottagenya, Paradise.
Fadhila cottage at Pangempa was a
place where we stayed for 2 days. Kebetulan kami sekapal dari Ampana dg pemilik
Fadhila cottage, jadilah kami menginap di sana. Terumbu karang bermeter-meter
tersebar di bagian timur pulau. Rate di sini bervariasi, lowest rate sekitar Rp
100.000 per orang per hari dapat kamar dg kasur yg muat untuk 2-3 orang,
kelambu anti nyamuk, dan makan enaaak 3 kali. Kamar mandi luar cuma 1.
Berhubung orang Indonesia rajin mandi dibanding bule, kami sering antri buat
mandi deh. Fresh water buat mandi mengalir lancar 24 jam. Namun listrik hanya
saat malam. Oh ya no signal at all di sini. No problemo, stay away for a while
from gadgets dan menikmati masakan koki Mama Surya yg selalu special. Ikan
bakar, nasi kuning, garlic bread, pancake nyam nyam nyam!
HOW to get there
Dari
Palu menuju Ampana melalui jalur darat menggunakan kendaraan pribadi atau
travel. Supaya waktu berangkat lebih fleksibel, saya dan rombongan dg total 7
orang carter travel seharga Rp 800.000,- (normalnya muat 8 orang). Setahu saya
paling sore travel itu berangkat pukul 17.00. Perjalanan khas melalui jalan
trans sulawesi yang berlika-liku selama 8-9 jam (banyak berhenti karena kena
jackpot). Buat yang tidak terbiasa, sebaiknya sedia obat pencegah mabok darat
dan laut. Berangkat malam, sekitar pukul 21.00 sehingga pagi sampai di Ampana.
Ampana
menuju Wakai naik kapal besar (ferry boat) bersama penduduk lokal. Tarif per orang Rp
40.000,-. Cek baik-baik jadwal kapal karena bisa jadi tidak setiap hari ada
kapal. Info yang saya dapat, sekarang ini kapal Ampana-Wakai tiap hari
berangkat pukul 10.00. Waktu itu saya naik KM Togean, termasuk kapal baru. Di
dalamnya tersedia matras untuk istirahat, mengingat perjalanan Ampana - Wakai
sekitar 5 jam. Ada juga toilet yang katanya teman, bersih. Pada hari-hari
tertentu kapal ini berlayar sampai ke Katupat. Ampana - Wakai - Katupat. Dan
terkadang kapal ini tidak berlayar (teng tong...kami sudah menjadi korban dan terpaksa terombang-ambing di katinting untuk kembali ke Ampana)
Untuk
hop-on hop-off antar pulau bisa menyewa traditional boat (disebut katinting)
atau speedboat. Harga sewa katinting ini bervariasi sekitar Rp 250.000,- hingga
Rp 350.000,- per hari per boat bergantung jarak dan spot yang mau dituju. Kalau
menyewa speedboat, konon kabarnya bisa mencapai Rp 2.500.000,- hingga Rp
3.000.000,- yah maklum kantong belum mencukupi jadi parno buat tanya harga sewa
ini.
Perkiraan
waktu tempuh:
Wakai
- Kadidiri 30 menit
Wakai
- Katupat / Pangempa 1 jam
Katupat
- Malenge 1,5 - 2 jam
|
Necklace from Everto |
Tips: ke Togean ala backpacker sekalipun, pergilah berame-rame
supaya biaya sewa boat bisa dibagi. Idealnya 8-10 orang lah supaya hemat,
bahagia, dan bisa melanjutkan hidup sekembalinya ke kehidupan nyata.