Pernah lihat acara Pojok Ibu-Ibu di JTV?
aq baru pertama kali liat pas episode 20Dec, tapi acaranya ga harus ditonton ibu2 kq, buktinya yang telepon malah smwa bapak2,
acaranya kemarin membahas tentang Pedila alias perempuan dilacur esp di Dolly
nara sumbernya dari Koalisi Perempuan Indonesia wilayah Jatim dan dari Savy Amira (bener g c?)
yah..seperti yang kita ketahui bersama, Dolly merupakan tempat 'hiburan' yang memberikan kontribusi cukup besar bagi pemkot Surabaya. Buat yang g tw Dolly itu apa, mmm...kalo Amerika punya Hollywood dan India punya Bollywood, ya bisa dibilang Indonesia punya Dollywood. Nah ada rumor and wacana bahwa Dolly mau dipindah ke tempat yang jauh dari rumah penduduk (tapi yang ada..penduduknya mendekati Dolly) di sekitar Roomo kalisari (ni tempat ku mondarmandir klo plg sekolah jaman SMA dulu)
ada juga pro-kontra kalo Dolly ditutup
>>>lalu orang-orang disitu makan apa?
sudah jadi pekerjaan mreka seperti itu, mayb bertahun-tahun, mulai dari pengamen, penjual makanan di warung, tukang kredit baju, penjual make up...bahkan ada kutek 3000-an plus dikutekin!, calo, dan tentu saja penjual diri.
Dolly sudah ada dari dulu, sejak daerah itu sepi penduduk, tapi toh sekarang sudah ramai, temanku aja ada yang rumahnya deket situ...
Ga ada yang punya niatan jadi Pedila, mreka kebanyakan kerja seperti itu karena ditipu keluarga, tetangga, atau masyarakat sekitar yang mungkin mengaku menawarkan pekerjaan tetapi malah disuru kerja begituan. Begitu masuk ke wilayah tersebut, sulit keluar karena ada ketakutan2 pribadi mengenai apa yang akan dilakukan begitu keluar dari Dolly, kemampuan apa yang dimiliki yang bisa digunakan untuk mencari nafkah...bagaimana pula pandangan masyarakat melihat dirinya yang dulu pernah bekerja seperti itu, apakah masyarakat masih mau menerima dirinya...ada juga alasan karena terlilit hutang sehingga harus bekerja di situ untuk menutupi hutangnya. Tapi kalo dipikir2, biasanya hutang itu kan buat kredit baju or make up (pastinya mreka harus pke make-up untuk menarik pelanggan kan..) nah tetep aja pasti bakal ada hutang trus n trus...lha klo gini kapan mreka bisa kluarnya?!
Aq sempet kaget knp mreka bisa mpe punya hutang padahal kerja mreka seperti itu n q pikir penghasilannya GD dong..ternyata, menurut survey, yang paling murah itu tarifnya skitar 60000Rp! Sedangkan yang paling tinggi skitar 250000Rp saja! Murahnya harga kperawann...
Misal kita ambil tarif paling murah, nah dari 60000 itu ternyata masih kna pungli...buat bayar air, uang keamanan, uang kesehatan, dll n net-nya si Pedila cuma dapat 25000...eh masih dipotong 7000 buat bayar calo. Jadi kerja si calo ini ya cari pelanggan buat Pedila, dia biasanya nampang di depan wisma pke baju batik (sangat Indonesia!)
So..cuma segitu pendapatan Pedila, trus dia buat makan, bli baju, bli make up, yo wes...ngutang!
*kubur harapan kalian untuk menjalani profesi ini, tidak menjanjikan apapun!*
Dari pengalaman KPI, cuma ada 4 pedila yang keluar dan ga kembali ke pekerjaan itu lagi. Sebenarnya banyak yang pergi...dan banyak yang kembali. Ya itu, mreka kesulitan masalah ekonomi atau ada yang menikah dan mengalami KDRT oleh suaminya karena suaminya merasa si istri dah biasa..dengan pekerjaan yang dulu.
*stop KDRT, please!!*
Yang sangat dikhawatirkan itu masalah KESEHATAN mereka. Tiap hari kerjanya begituan pasti rawan penyakit dong. Meski dah bayar uang kesehatan, mereka dapat kesempatan periksa di Puskesmas skitar 2 bulan sekali...yak segitu lamanya, padahal tiap hari mereka bekerja!! Udah gitu di Puskesmas terkadang diperiksanya asal2an cz dokternya males ngurusi begituan mpe da pasien yang dah parah tapi tetep aja dibiarin. Baguuuus, trus aja ditindas!
di tempat sejenis di Thailand, pelanggan diwajibkan pke kondom. Sedangkan di Indonesia, meski sudah ada Perda no 24 tahun 2004 (Aq belum cek isinya tentang apa aja), tetap aja...itu hanya normatif. Ada yang mau pake, banyak yang Ga! Tapi inget...kondom bukan mencegah 100%. Meski ukuran pori-pori kondom (0,2milimikron) lebih kecil dari IMS dan HIV (0,5milimikron), ada saja kemungkinan kondom robek, bisa karena salah pake mayb...
Pedila ga punya bargaining power untuk memaksa pelanggan pake kondom, mreka dibayar...calo dan mucikari juga bakal complaint ke pedila klo da masalah ma pelanggan. Mreka terpojok n cuma bisa pasrah...
*maaf klo da kesubjektifn dalam tulisan ini*
in my opinion, ketakutan yang dialami pedila ini bisa dihilangkan sehingga mereka benar2 bisa keluar dari pekerjaan mereka dan memulai sesuatu yang baru di masyarakat asalkan mereka mau dan mampu untuk itu. Masalah pekerjaan, banyak banget lapangan pekerjaan yang tersedia kalo qt pintar melihat celah. Ga smua dari mereka punya keahlian menjahit, tapi ada dong yang bisa memasak...bisa buka warung, atau mau jadi asisten rumah tangga? Mungkin da keahlian lain...bisa buka lapangan kerja kan?! Lalu mengenai pandangan masyarakat ke mereka, aduuuuh hari gini masih bergunjing? Ga bs nrima orang dg baik2? Tolong y..masyarakat yang berpendidikan itu mereka pasti mau menerima orang yang mau berubah (kecuali masy Indonesia masih Jahiliyah..). Kalo ada yang masih ragu dengan pedila yang dah berusaha keluar, yakinkan ke masyarakat bahwa itu cuma masa lalu n dia datang dengan pribadi yang baru yang siap untuk membuat suatu perubahan untuk memperbaiki hidupnya. Tunjukkan dan Yakinkan mereka, kawan!
hueheehehee...maaph!
dari pemerintah juga...jangan ambil enaknya aja, Dolly itu tidak LEGAL tetapi pemda mengambil pajak dari situ. Malah da wacana mau pindah tempat segala...itu mah malah mendukung prostitusi di Indonesia. Piye tho?! Takut Jatim tiba2 miskin klo Dolly ditutup? Seandainya pemerintah bisa kasi lapangan pekerjaan ke pedila...toh klo bulan Ramadhan kan mreka libur tu..biasanya da kegiatan yang menambah keimanan dan ketaqwaan dan juga nambah skill mreka (tp bukan di bidang 'itu').
memang c aplikasi g semudah kata2 tapi aku mengharapkan pedila ini bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan tentunya HALAL!
*makasi JTV, acaranya ternyata ada yang OK jg..he3 dan pke Bhs Indo!*
(re-post dari blog lama saya, ini tulisan setahun lalu)
aq baru pertama kali liat pas episode 20Dec, tapi acaranya ga harus ditonton ibu2 kq, buktinya yang telepon malah smwa bapak2,
acaranya kemarin membahas tentang Pedila alias perempuan dilacur esp di Dolly
nara sumbernya dari Koalisi Perempuan Indonesia wilayah Jatim dan dari Savy Amira (bener g c?)
yah..seperti yang kita ketahui bersama, Dolly merupakan tempat 'hiburan' yang memberikan kontribusi cukup besar bagi pemkot Surabaya. Buat yang g tw Dolly itu apa, mmm...kalo Amerika punya Hollywood dan India punya Bollywood, ya bisa dibilang Indonesia punya Dollywood. Nah ada rumor and wacana bahwa Dolly mau dipindah ke tempat yang jauh dari rumah penduduk (tapi yang ada..penduduknya mendekati Dolly) di sekitar Roomo kalisari (ni tempat ku mondarmandir klo plg sekolah jaman SMA dulu)
ada juga pro-kontra kalo Dolly ditutup
>>>lalu orang-orang disitu makan apa?
sudah jadi pekerjaan mreka seperti itu, mayb bertahun-tahun, mulai dari pengamen, penjual makanan di warung, tukang kredit baju, penjual make up...bahkan ada kutek 3000-an plus dikutekin!, calo, dan tentu saja penjual diri.
Dolly sudah ada dari dulu, sejak daerah itu sepi penduduk, tapi toh sekarang sudah ramai, temanku aja ada yang rumahnya deket situ...
Ga ada yang punya niatan jadi Pedila, mreka kebanyakan kerja seperti itu karena ditipu keluarga, tetangga, atau masyarakat sekitar yang mungkin mengaku menawarkan pekerjaan tetapi malah disuru kerja begituan. Begitu masuk ke wilayah tersebut, sulit keluar karena ada ketakutan2 pribadi mengenai apa yang akan dilakukan begitu keluar dari Dolly, kemampuan apa yang dimiliki yang bisa digunakan untuk mencari nafkah...bagaimana pula pandangan masyarakat melihat dirinya yang dulu pernah bekerja seperti itu, apakah masyarakat masih mau menerima dirinya...ada juga alasan karena terlilit hutang sehingga harus bekerja di situ untuk menutupi hutangnya. Tapi kalo dipikir2, biasanya hutang itu kan buat kredit baju or make up (pastinya mreka harus pke make-up untuk menarik pelanggan kan..) nah tetep aja pasti bakal ada hutang trus n trus...lha klo gini kapan mreka bisa kluarnya?!
Aq sempet kaget knp mreka bisa mpe punya hutang padahal kerja mreka seperti itu n q pikir penghasilannya GD dong..ternyata, menurut survey, yang paling murah itu tarifnya skitar 60000Rp! Sedangkan yang paling tinggi skitar 250000Rp saja! Murahnya harga kperawann...
Misal kita ambil tarif paling murah, nah dari 60000 itu ternyata masih kna pungli...buat bayar air, uang keamanan, uang kesehatan, dll n net-nya si Pedila cuma dapat 25000...eh masih dipotong 7000 buat bayar calo. Jadi kerja si calo ini ya cari pelanggan buat Pedila, dia biasanya nampang di depan wisma pke baju batik (sangat Indonesia!)
So..cuma segitu pendapatan Pedila, trus dia buat makan, bli baju, bli make up, yo wes...ngutang!
*kubur harapan kalian untuk menjalani profesi ini, tidak menjanjikan apapun!*
Dari pengalaman KPI, cuma ada 4 pedila yang keluar dan ga kembali ke pekerjaan itu lagi. Sebenarnya banyak yang pergi...dan banyak yang kembali. Ya itu, mreka kesulitan masalah ekonomi atau ada yang menikah dan mengalami KDRT oleh suaminya karena suaminya merasa si istri dah biasa..dengan pekerjaan yang dulu.
*stop KDRT, please!!*
Yang sangat dikhawatirkan itu masalah KESEHATAN mereka. Tiap hari kerjanya begituan pasti rawan penyakit dong. Meski dah bayar uang kesehatan, mereka dapat kesempatan periksa di Puskesmas skitar 2 bulan sekali...yak segitu lamanya, padahal tiap hari mereka bekerja!! Udah gitu di Puskesmas terkadang diperiksanya asal2an cz dokternya males ngurusi begituan mpe da pasien yang dah parah tapi tetep aja dibiarin. Baguuuus, trus aja ditindas!
di tempat sejenis di Thailand, pelanggan diwajibkan pke kondom. Sedangkan di Indonesia, meski sudah ada Perda no 24 tahun 2004 (Aq belum cek isinya tentang apa aja), tetap aja...itu hanya normatif. Ada yang mau pake, banyak yang Ga! Tapi inget...kondom bukan mencegah 100%. Meski ukuran pori-pori kondom (0,2milimikron) lebih kecil dari IMS dan HIV (0,5milimikron), ada saja kemungkinan kondom robek, bisa karena salah pake mayb...
Pedila ga punya bargaining power untuk memaksa pelanggan pake kondom, mreka dibayar...calo dan mucikari juga bakal complaint ke pedila klo da masalah ma pelanggan. Mreka terpojok n cuma bisa pasrah...
*maaf klo da kesubjektifn dalam tulisan ini*
in my opinion, ketakutan yang dialami pedila ini bisa dihilangkan sehingga mereka benar2 bisa keluar dari pekerjaan mereka dan memulai sesuatu yang baru di masyarakat asalkan mereka mau dan mampu untuk itu. Masalah pekerjaan, banyak banget lapangan pekerjaan yang tersedia kalo qt pintar melihat celah. Ga smua dari mereka punya keahlian menjahit, tapi ada dong yang bisa memasak...bisa buka warung, atau mau jadi asisten rumah tangga? Mungkin da keahlian lain...bisa buka lapangan kerja kan?! Lalu mengenai pandangan masyarakat ke mereka, aduuuuh hari gini masih bergunjing? Ga bs nrima orang dg baik2? Tolong y..masyarakat yang berpendidikan itu mereka pasti mau menerima orang yang mau berubah (kecuali masy Indonesia masih Jahiliyah..). Kalo ada yang masih ragu dengan pedila yang dah berusaha keluar, yakinkan ke masyarakat bahwa itu cuma masa lalu n dia datang dengan pribadi yang baru yang siap untuk membuat suatu perubahan untuk memperbaiki hidupnya. Tunjukkan dan Yakinkan mereka, kawan!
hueheehehee...maaph!
dari pemerintah juga...jangan ambil enaknya aja, Dolly itu tidak LEGAL tetapi pemda mengambil pajak dari situ. Malah da wacana mau pindah tempat segala...itu mah malah mendukung prostitusi di Indonesia. Piye tho?! Takut Jatim tiba2 miskin klo Dolly ditutup? Seandainya pemerintah bisa kasi lapangan pekerjaan ke pedila...toh klo bulan Ramadhan kan mreka libur tu..biasanya da kegiatan yang menambah keimanan dan ketaqwaan dan juga nambah skill mreka (tp bukan di bidang 'itu').
memang c aplikasi g semudah kata2 tapi aku mengharapkan pedila ini bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan tentunya HALAL!
*makasi JTV, acaranya ternyata ada yang OK jg..he3 dan pke Bhs Indo!*
(re-post dari blog lama saya, ini tulisan setahun lalu)
Post Comment
Post a Comment
Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.
Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.
Ku tunggu kedatanganmu kembali.
Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com
Salam,
Helena