FWD Life umumkan pemenang FWD Hackaton 2017
Khawatir ga sih melihat anak-anak
sekarang demennya pegang gadget. Ga mau diajak bersepeda malah lebih asyik
mojok di kamar main game. Saya yang memiliki anak batita juga khawatir melihat
SID tiap hari minta nonton YouTube. Kalau dilarang, dia bakal menangis
meraung-raung.
Saya ingat betul kata seorang
psikolog bahwa anak usia 2-5 tahun sebaiknya screen time dibatasi 1 jam per
hari. Perbanyaklah aktivitas fisik. Nah, main gadget boleh tetapi ada batasnya.
Ini supaya anak tetap sehat bergerak.
FWD Life umumkan pemenang FWD Hackaton 2017 |
Eh tapi main game juga memiliki
dampak positif lho. Baru-baru ini sekelompok anak muda di Jakarta mendapatkan
100juta rupiah karena terinspirasi game Pokemon Go! Simak kisahnya berikut ini.
Minggu, 24 September 2017 lalu ruangan
Kejora Venture di Wisma Barito Pasific, Jakarta menjadi saksi lahirnya
inovasi-inovasi di bidang fintech. Selama 22-24 September 2017 tengah
berlangsung final FWD Hackaton 2017 yang diprakarsai oleh PT. FWD Life
Indonesia (FWD Life), perusahaan asuransi jiwa patungan bagian dari FWD Group.
FWD Hackaton merupakan ajang
hackaton pertama yang diselenggarakan perusahaan asuransi. Ajang ini telah
berlangsung sejak Agustus 2017 dan diikuti oleh 286 pendaftar dari seluruh
Indonesia. Dari inovasi-inovasi yang masuk, FWD Life dan Founder Institute
Jakarta memilih 12 inovasi teknologi digital yang dipertarungkan di babak
final. Selama sekitar 3 hari keduabelas tim tersebut menggodok ide dengan lebih
matang didampingi mentor-mentor yang expert
di bidangnya.
Di hari terakhir, 12 tim
mempresentasikan inovasinya satu-persatu di hadapan juri. Ada teknologi untuk
menghemat penyimpanan data, memudahkan membeli travel insurance, membantu agen
asuransi dalam menawarkan produk yang tepat, dan lain sebagainya. Ide-idenya
sangat kreatif dan inovatif! Kalau terwujud bisa memudahkan berbagai persoalan
seputar dunia asuransi.
Final pitch di depan dewan juri |
Dewan juri terdiri dari Andy Zain
dari Founder Institute Jakarta, Ari Juliano Gema dari Badan Ekonomi Kreatif RI,
M. Aji Suleiman dari Fintech Indonesia, dan Izak Jenie dari JAS Kapital. Mereka
melontarkan pertanyaan kritis dan komentar pedas. Saya sebagai penonton ikut deg-degan
menyaksikan final pitch tiap grup.
Kemudian dewan juri masuk ke VIP
room untuk merundingkan pemenang. Sementara itu para peserta bersantai sejenak
menikmati coffee break. Tapi sepertinya mereka ga bisa makan dengan tenang meski
konsumsinya enak karena kepikiran siapa yang juara.
Sst...dewan juri sedang kebingungan memilih pemenang FWD Hackaton 2017 |
Lalu sekitar pukul 16.30 WIB
semua peserta diminta berkumpul di ruangan yang selama 3 hari terakhir menjadi
tempat mereka brainstorming. Wajah
para peserta tegang menunggu pengumuman dari MC. Dan pemenangnya adalah:
- Juara pertama: Tim PAPUA dengan aplikasi FWD Go untuk menemukan rumah sakit dan agen asuransi terdekat memakai teknologi augmented reality.
- Juara harapan: Tim EVA dengan chatbot yang mempermudah proses berasuransi mulai dari informasi produk sampai klaim.
- Juara harapan: Tim LIFE dengan aplikasi edukasi untuk anak menggunakan permainan.
Juara pertama mendapatkan uang
tunai 100juta rupiah dan mengikuti program akselerasi Founder Institute. Selain
itu satu perwakilan dari tim pemenang akan terbang ke Silicon Valley untuk
belajar pengembangan bisnis. Sedangkan masing-masing juara harapan mendapat
uang tunai 10juta rupiah. Wow, hadiahnya gede banget! Pas buat anak muda
kreatif yang #BeraniWujudkan ide-ide inovasi mereka di bidang asuransi.
Tim EVA sebagai juara harapan FWD Hackaton 2017 |
Tim LIFE sebagai juara harapan FWD Hackaton 2017 |
FWD Hackaton 2017 ini baru
pertama kali digelar namun mendapat sambutan yang luar biasa dari para peserta
yang antusias menyalurkan idenya. Wakil Presiden Direktur FWD Life Rudi Kamdani
menuturkan bahwa ajang FWD Hackaton 2017 merupakan bukti kekuatan kreativitas
para generasi muda untuk melahirkan karya-karya teknologi yang inovatif dan
memiliki dampak ekonomi, khususnya untuk membantu peningkatan penetrasi
asuransi di Indonesia.
Kompetisi FWD Hackaton 2017
hanyalah awal dari gerbang ide inovasi digital asuransi. Selanjutnya ide yang
ada akan diwujudkan menjadi produk siap pakai yang membantu masyarakat maupun
perusahaan asuransi dalam menggunakan asuransi. Director of Founder Institute
Jakarta Andy Zain menjelaskan bahwa inovasi Tim PAPUA akan kembali dikembangkan
menjadi suatu sistem navigasi yang memiliki manfaat real bagi proses
berasuransi yang inovatif bagi FWD Life melalui program akselerator Founder Institute.
Director of Founder Institute Jakarta Andy Zain, Wakil Presiden Direktur FWD Life Rudi Kamdani, dan MC |
Inspirasi Tim PAPUA Dibalik Aplikasi FWD Go
Senyum merekah dari wajah tim
PAPUA ketika MC mengumumkan mereka sebagai juara pertama. Bagai kejatuhan
durian runtuh di siang bolong mereka mendapat hadiah 100juta rupiah dari ajang
bergengsi FWD Hackaton 2017. Selepas penerimaan hadiah secara simbolik, saya
sempat mewawancarai Muhamad Tohir, salah satu anggota tim PAPUA yang baru
menamatkan studinya di STIS.
Tim PAPUA bersama Rudi Kamdani dan dewan juri |
Tim PAPUA alias Paten PUnya
Aplikasi terdiri dari 6 orang yang sebenarnya gabungan dua kelompok. 3 orang
merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS Jakarta) sedangkan 3
orang lagi adalah ibu dan dua anak.
Hakiki Sandika Raja, Muhamad
Tohir, dan Nur Imron Suyuti bukan mahasiswa jurusan IT tetapi mereka menyukai programming. Selama ini mereka
mengembangkan startup di bidang
pendidikan bernama Fanalyst. Ketika mengetahui ada FWD Hackaton, mereka
tertarik mendaftar meskipun minim pengetahuan tentang asuransi. Dari anggota
tim hanya satu yang pernah memakai asuransi yaitu Nur Imron Suyuti tetapi
mereka percaya diri. Pada sesi mentoring
bersama FWD Life, mereka semakin memahami dunia asuransi.
Tiga anggota tim yang lain tak
kalah istimewa yaitu seorang ibu dengan putra dan putrinya yang masih remaja. Bu
Mercy, Andre, dan Christin semakin melengkapi Tim PAPUA. Saya kagum dengan Ibu
Mercy yang mendukung passion anak di dunia
digital.
Lalu bagaimana dengan aplikasi
buatan tim PAPUA yang mampu memikat para juri?
Sakit bisa datang kapan saja.
Ketika akan berobat, terkadang pasien kesulitan mencari rumah sakit mana yang
bekerja sama dengan asuransi yang ia miliki. Berangkat dari permasalahan
tersebut, tim PAPUA membuat aplikasi FWD Go yang mampu mendeteksi rumah sakit
terdekat dalam jarak 5 km. Apabila tidak ditemukan atau dalam keadaan gawat
darurat, pasien dapat menekan “panic button” yang akan mengirim informasi ke
rumah sakit atau pihak asuransi supaya pasien segera tertolong. Dalam
presentasinya, tim PAPUA menunjukkan aplikasi tersebut ke hadapan juri. Panic button akan mengeluarkan sirine
ketika ditekan. Wah idenya kreatif ya!
Aplikasi FWD Go ini terinspirasi
dari permainan yang sempat populer beberapa bulan lalu yaitu Pokemon Go dengan menggunakan
augmented reality. Di sini terbukti
kan bahwa gadget tidak melulu berdampak buruk bagi perkembangan anak. Apabila
gadget dimanfaatkan untuk hal positif, bisa menghasilkan ide aplikasi yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Kejora Venture sebagai tempat babak final FWD Hackaton 2017 |
Sekali lagi selamat ya buat tim
PAPUA, tim EVA, dan tim LIFE. Semoga pengembangan bisnisnya berjalan lancar
untuk memecahkan berbagai persoalan sehari-hari. Saya ga sabar menunggu FWD
Hackaton berikutnya. Ide-ide inovatif apalagi yang akan disajikan para peserta.
Berada di tengah-tengah ajang FWD Hackaton membuat saya semakin bangga dengan
generasi muda Indonesia yang kreatif. FWD Life juga ngerti banget ya cara
mewadahi kreativitas anak muda yang tech savvy.
Acara yang keren, semoga tahun delan diadaksn lagi supaya banyak anak muda berbakat bisa mengeksplore bakat mereka di sini.
ReplyDeleteYes semoga jadi ajang tahunan buat kreativitias generasi muda yang melek teknologi
Deletesuka banget dengan ajang keren FWD ini, sampai kagum deh mengetahui anak2 Indonesia pada jago buat aplikasi
ReplyDeleteMasih muda...Ada yang SMA dan mahasiswa tapi prestasinya patut diacungi jempol!
DeleteKeren loh tim Papua, idenya pakai Augmented Reality gitu yaa
ReplyDeleteanak muda zaman sekarang kreatif dan inovatif. Semoga starup tambah maju
ReplyDeleteDuh acaranya keren banget FWD niy apalagi menjadikan ajang anak muda berkreassi dan berkarya. Btw itu yang juara tim papua, hadiahnya mupeng banget! Bolehlah aku nyempil di sanaah eeaa
ReplyDeleteBangga n salut melihat prestasi anak bangsa yang memiliki karya luar biasa
ReplyDeleteMasya Allah ke Silicon Valley ♡
ReplyDeleteSemoga makin berkah yaa tim Papua ^^
Wah keren, kebayang yg augmented reality udah implementasi pasti ngebantu banget pas nyari agen/rs terdekat.
ReplyDeleteSalut sama ibu mercy... Keren ya ingin deh seperti nya jadi ibu dunia digital gitu hehehe
ReplyDeleteWow! Bu Mercy keren banget ya! Salut. Mendukung passion kedua putranya hingga ikut bergabung ke dlm tim Papua. Ini aplikasi pasti akan berguna banget. Tak heran dewan juri memilihnya sbg juara. Kereeen?
ReplyDelete