Kanker pada anak belum diketahui penyebab pastinya dan hanya satu jenis yang dapat dideteksi dini. Kenali gejala dan tanda kanker pada anak agar dapat dilakukan tindak lanjut dini.
Siti Julia, gadis cilik asal
Purwakarta, mengidap retinoblastoma atau kanker bola mata di usia 4 tahun. Ia
menjalani pengobatan di Cikampek, Bandung, hingga akhirnya dirujuk ke RS
Dharmais, Jakarta. Kanker menyerang mata kanan dan tumbuh benjolan yang semakin
besar di leher kanan. Rasa sakit yang ia hadapi setiap hari membuatnya sempat berhenti
kemoterapi dan ingin mati saja. 2,4 per 100.000 anak Indonesia menderita
retinoblastoma seperti Siti Julia (Sistem Registrasi Kanker di Indonesia
(SriKanDI) tahun 2005-2007). Kanker pada anak perlu mendapat perhatian karena angka
kematian akibat kanker anak mencapai 50-60 persen. Dalam rangka Hari Kanker
Sedunia pada 4 Februari dan Hari Kanker Anak Sedunia pada 15 Februari,
Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mengajak kita berperan mengurangi beban
dan permasalahan kanker dengan tema “Kita
Bisa, Aku Bisa (We can, I can)”.
(ki-ka) Siti Julia, dr. Edi, dr. Lily, dan moderator |
Mengetahui kisah Siti Julia
langsung dari sumbernya membuat mata saya berkaca-kaca. Betapa anak manis ini
kuat dan tangguh menghadapi penyakit yang menggerogoti dirinya selama
bertahun-tahun. Perlu kesabaran luar biasa besar bertarung melawan sel kanker
yang menyerang bola matanya. Ia harus merelakan mata kanannya diangkat. Ia
beruntung memiliki keluarga terutama ayahnya, teman-teman sesama penyandang
kanker, juga yayasan yang peduli dan selalu mendukungnya untuk sembuh. Di
tempat lain ada banyak pasien kanker anak yang terlambat berobat akibat gejala
kanker yang sulit terdeteksi sehingga kehilangan nyawa di usia belia.
Baca: Ayah Hebat, Keluarga Sehat
Baca: Ayah Hebat, Keluarga Sehat
Di Hari Kanker Anak Sedunia 2017
ini Kemenkes RI mengadakan serangkaian acara untuk meningkatkan awareness bahaya kanker, salah satunya media
dan blogger gathering pada 20
Februari 2017 di Direktorat P2PTM, Kemenkes RI, Jakarta. Acara siang itu
berjudul “Akses Pelayanan yang Lebih
Baik untuk Anak dan Remaja dengan Kanker dimana saja”.
Kanker dan Jenis Kanker yang Sering Menyerang Anak
Kanker itu seperti kepiting yang capitnya harus dikendalikan -dr. Edi, Sp.A(K) |
dr. Edi Tehuteru, Sp.A(K)
mendefinisikan kanker sebagai sel yang pertumbuhannya tidak terkontrol, sel
yang pandai, dan sel “preman”. Sel ini tumbuh dan mengambil asupan nutrisi
untuk berkembang dalam tubuh sehingga fungsi organ tubuh terganggu dan pasien
sulit bertambah berat badannya. Dari sekian macam kanker, ada beberapa jenis
yang kerap menyerang anak berusia di bawah 18 tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. Enam jenis kanker pada anak yang tersering yaitu:
leukemia, retinoblastoma, neuroblastoma, limfoma malignum, osteosarkoma, dan
karsinoma nasofaring.
Baca: Ssst... Ini 3 Rahasia Berat Badan Ideal Dalam Seminggu Tanpa Harus Diet Ketat
Baca: Ssst... Ini 3 Rahasia Berat Badan Ideal Dalam Seminggu Tanpa Harus Diet Ketat
Enam jenis kanker pada anak yang tersering |
Meski kanker anak “hanya” 2% dari
jumlah pasien kanker di Indonesia, hal ini menjadi penyebab kematian kedua
terbesar pada anak usia 5-14 tahun. Hal ini karena belum diketahui penyebab pasti kanker dan anak umumnya belum bisa
mengemukakan yang dirasakan. Saat ini genetik, zat kimia, virus, dan radiasi
diduga menjadi penyebab kanker pada anak. Faktanya lagi, hingga sekarang hanya
ada satu jenis kanker anak yang bisa dideteksi
dini yaitu retinoblastoma.
Tes Lihat Merah untuk Deteksi Dini Retinoblastoma
Retinoblastoma dapat menurun
secara genetika ke anak. Bila salah satu orangtua pernah mengidap
retinoblastoma, anak yang dilahirkan berisiko terkena hal serupa. Untuk itu
perlu dilakukan pengecekan ke dokter secara rutin hingga anak usia 5 tahun.
Kanker ini menyerang balita dengan ciri-ciri manik mata berwarna putih atau
mengkilap seperti mata kucing, juling, kemerahan, pembesaran bola mata,
peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram.
Deteksi dini retinoblastoma
menggunakan alat yang diarahkan ke mata bernama oftalmoskop. Bentuk alat ini seperti tongkat kecil pada film “Men
in Black” dan dapat mendeteksi warna merah pada mata pasien. Kemenkes RI
menyebarkan alat ini ke tiap puskesmas supaya “Tes Lihat Merah” dapat dilakukan
di seluruh daerah di Indonesia. Saat posyandu, tak hanya tinggi dan berat badan
anak yang diukur tetapi mata dan telinga perlu diperiksa.
Harapan untuk Sembuh
dr. Lily S. Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI mengingatkan walau penyebab
kanker belum diketahui, ada baiknya para orangtua membiasakan anak-anaknya
untuk hidup sehat. Kemenkes RI menggalakan Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dengan perilaku CERDIK:
a.
Cek kesehatan secara berkala
b.
Enyahkan asap rokok dengan menghindari pengunaan
tembakau
c.
Rajin aktivitas fisik
d.
Diet sehat dan seimbang
e. Istirahat yang cukup
e. Istirahat yang cukup
f.
Kelola stress
Selain nasi dan lauk, para undangan mendapat menu makan siang buah-buahan |
Sedangkan tujuan pengendalian
kanker di Indonesia yaitu:
1. Meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker
2. Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker
3. Menurunkan angka kematian akibat kanker
1. Meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker
2. Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker
3. Menurunkan angka kematian akibat kanker
Orangtua diharapkan lebih peduli dan
mengenali tanda-tanda bila anak sakit. Apabila ada benjolan atau anak mengeluh
sakit, segera periksakan ke dokter. Seorang orangtua pasien menyesal tidak
segera menyetujui tindakan amputasi kaki anaknya sehingga si anak meninggal.
Orang tersebut menitip pesan pada dr. Edi untuk disampaikan ke semua orangtua
bahwa penderitaan anak berawal dari kekhawatiran orangtua yang berlebihan.
Proses pengobatan kanker
membutuhkan biaya yang mahal. Data BPJS Kesehatan mencatat beban pembiayaan kanker tahun
2014 sebesar Rp1,5T sedangkan di tahun 2015 naik pesat menjadi Rp2,2T.
Syukurlah ada pihak-pihak yang peduli membantu pengobatan ini seperti Yayasan
Anyo Indonesia dan YKAKI. Selain itu terdapat kendala susahnya mencari donor
yang sesuai, contohnya dalam kasus cangkok sum-sum tulang penderita leukemia.
Namun di balik cerita pilu
pasien kanker anak, ada harapan untuk sembuh. Bila segera dideteksi, penemuan,
dan dilakukan tindak lanjut dini, 80%
penyakit bisa disembuhkan. Proses penyembuhan ini membutuhkan dukungan
semua pihak, dari pasien, orangtua, tenaga medis, hingga psikolog. Peran
psikolog sangat penting untuk meyakinkan pasien akan tindakan yang harus diambil
seperti amputasi atau pengangkatan bola mata dan kelopak mata.
Di RS Dharmais, bangsal anak
dibuat senyaman mungkin. Tidak ada tenaga medis yang memakai seragam
putih-putih supaya pasien tidak trauma. Anak boleh bermain, sekolah, dan
beraktivitas seperti biasa supaya bahagia karena bahagia adalah obat.
Mengetahui fenomena di atas, kita
bisa bersama berperan mengurangi beban dan permasalahan kanker. Kemenkes RI
memiliki pesan kunci Hari Kanker Sedunia 2016-2018 sesuai tema KITA BISA, AKU
BISA sebagai berikut:
Kita Bisa, Aku Bisa |
***
Lima tahun kemudian sejak Siti
Julia divonis retinoblastoma, ia mendapat hadiah terindah. Ia memakai protesa
atau mata palsu untuk mata kanannya. Siti sempat kurang percaya diri menghadapi
teman-teman sekolahnya. Lama-kelamaan ia cuek saja dan sampai sekarang teman
sekolahnya tidak mengetahui mata palsunya. Siti kini berusia 15 tahun. Ia
tumbuh menjadi murid berprestasi dan mendapat juara kelas. Ia semakin percaya
diri dan berkali-kali diundang tampil di acara TV. Cita-citanya kelak ingin
menjadi artis dan puteri Indonesia.
Itulah kisah nyata Siti Julia yang
saya jumpai pada acara siang itu. Saya bersyukur dapat menghadiri undangan
Kemenkes RI sehingga bisa berkenalan dengan Siti. Bila suatu saat saya merasa
putus asa akan cobaan hidup, tolong ingatkan saya pada sosok Siti Julia,
survivor kanker yang kuat menghadapi penyakitnya sejak masih balita.
Para narasumber berfoto di akhir acara |
Ya Allah. JAdi lebih bersyukur banget Mbak, dikasih anak2 yg sehat. amin amin ya robbal alamin...
ReplyDeleteBetul mba, kesehatan mahal harganya dan patut kita syukuri
DeleteSedih baca kalo ada anak2 yg terkena kanker gini. Ga kebayang mba, di bdn sekecil itu mereka hrs menanggung sakit yg sangat :( .. Semoga anak2 kita dijauhkan dr penyakit berbahaya ini yaa
ReplyDeleteSemoga sehat-sehat ya mba :)
DeleteAkupun ga tega melihat para pasien kanker anak.
Alhamdulillah anak sehat dan ceria. Semoga Allah senantiasa menjaganya. Semoga anak-anak yang terkena kanker akan segera disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa.
ReplyDeleteamin... semoga anak dengan kanker lekas tertangani
Delete"Penderitaan anak berawal dari kekhawatiran orangtua yang berlebihan."
ReplyDeleteNah iya bener banget. Aku anak kena rubella aja udah risau, apalagi kanker ya mba, na'udzubillah...
Btw jarang banget ada event ngasih buah, teope! Salam sehaat..
Kadang karena ortunya terlalu khawatir malah anak tidak ditangani dengan cepat dan tepat
DeleteSuka sedih dan ga kuat liat anak penderita kanker, masih muda udah di beri ujian banget...semoga kita dilindung dari penyakit agar bisa banyak beramal di dunia amiin
ReplyDeleteAmin. Semoga sehat-sehat ya
DeleteKeren ya Siti.
ReplyDeleteDia inspirasi.
Kita yang sehat sehat aja masa masih ngeluh juga.
Dia aja berjuang dan akhirnya bisa :D
Betuuuul. Ga boleh gampang mengeluh dan selalu semangat
Deleteya Allah sembuhkanlah mereka yang sakit aamiin
ReplyDeletemakasih sudah memberikan ispirasi pagi mba Helen.
Aku hanya menyampaikan inspirasi dari Siti yang hebat :)
Deletebisa bayangin gimana rasa mbak helena pas disana liat adek2 kecil yang menderita kanker, saya aja baca ini bener2 ikutan sedih, ya allah sembuhkanlah mereka .
ReplyDeleteHaduh.. Nahan supaya ga nangis dengar ceritanya, mba
DeleteAyo mulai sedini mungkin kita berikan perhatian lebih dalam menjaga kesehatan ....
ReplyDeletesemoga yang saat ini kena kanker diberikan kekuatan dan segera kembali sehat. Aminn
Pola Hidup Sehat ...
Amin. Iya harus melaksanakan pola hidup sehat
DeleteSedih ya kalau ada kasus masih kecil kena kanker. Semoga anak2 kita sehat selalu aamiin
ReplyDeleteAnak dengan kanker ini masih semangat sekolah, lho. Hebat ya
Deletenyesek banget waktu julia cerita bagaimana dia pernah ingin mati saja karena kanker yang dideritanya, Alhamdulillah julia memiliki Ayah yang sangat mensupport julia yaa
ReplyDeleteDukungan orang-orang terdekat sangat penting buat membantu sembuhnya pasien.
DeleteSemoga kita semua diberikan kesehatan, aamiin.
ReplyDeleteAmin Ya Allah
DeleteDuh aku paling sedih kalau ada anak2 kena kanker... Secara aku sangat dekat dan punya keturunan kanker, pola hidup sehat harus banget diterapkan di rumah
ReplyDeleteSemoga Mba Sandra sekeluarga sehat-sehat ya. Pola hidup sehat memang harus diterapkan semua pihak
Delete6 tipe kanker anak itu patut diwaspadai ya mak :( aku salut sama ayahnya julia
ReplyDelete6 tipe ini yang sering terjadi so harus dikenali supaya cepat diobati
Deleteanak saya kembali ke pelukan Allah SWT setelah 5 bulan berjuang kanker jaringan lunak / rhandomyosarcoma 7 bulan yang lalu...
ReplyDeletesungguh perjuangan yang sangat luar biasa untuk aku, suami dan terutama anakku untuk bertahan melawan kankernya...