Saat awal menjadi
orang tua, rasanya benar-benar memasuki a
whole new world. Bingung dengan keadaan diri dan kehadiran si kecil yang
nampak ringkih. Awal menggendong saja, saya takut. Urusan memandikan bayi saya
serahkan ke ibu yang sudah berpengalaman mengurus enam cucu. Padahal saya ikut
membantu merawat keponakan-keponakan, giliran mengurus anak sendiri jadi lebih
khawatir salah.
Semoga dengan ikut New Parents Class ini bisa jadi happy wife dan great mom (thank you mba Suci atas fotonya) |
Selama kehamilan saya tidak pernah
mengikuti kelas ASI atau konsultasi dengan konselor ASI. Tiap bulan hanya rajin
kontrol ke dokter spesialis kandungan. Melihat hasil USG yang Alhamdulillah sehat,
saya merasa sudah cukup. Di sisi lain, ada berbagai nasihat tentang sebaiknya
ini atau ibu hamil dilarang itu. Entah mana yang fakta, mana yang sekadar
mitos. Maka saat ada Philips Avent New Parents Class program di RSU Bunda
Jakarta, saya sangat tertarik ikut. Biarlah sedikit terlambat (harusnya ikut
program ini saat masih hamil) tapi ilmu dari acara tersebut bisa saya bagi
untuk para calon orang tua yang tidak sempat hadir.
Saat saya datang, ruangan telah
dipenuhi ibu hamil beserta suami siaga. Dari kebuncitan perut, sepertinya bumil
di sini telah memasuki trimester ketiga, artinya sebentar lagi bayi mungil akan
lahir ke dunia. Sebelum hari H tiba, para calon orang tua ini membekali diri
dengan pengetahuan seputar ASI, MP-ASI, dan pijat bayi melalui Philips Avent
New Parents Class. Good start!
Philips Avent, bagian dari Royal Philips yang fokus
memenuhi kebutuhan ibu dan anak, mengadakan program ini sebagai bentuk dukungan
bagi para orang tua baru untuk memberikan awal terbaik bagi buah hati. Di sini
peserta dibekali pengetahuan dari para ahli juga langsung praktek dalam
kelompok kecil dengan didampingi pemandu. “Selain
menghadirkan produk-produk yang mendukung ibu dalam pemberian ASI, penyelenggaraan acara ini juga
menjadi contoh nyata dari Philips Avent untuk membantu para orangtua baru mewujudkan
generasi yang lebih sehat,” jelas Ratna Kurniawati, Marketing Manager Mother
and Child Care, Philips Personal Health Indonesia.
Ratna Kurniawati (kiri) dan dr. Melanie Yudiana Iskandar, Sp.A (tengah) menjelaskan program New Parents Class |
Manajemen Laktasi yang Tepat untuk Kelancaran ASI
dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA, mengingatkan pentingnya 1000
hari pertama kehidupan anak. Sebagai orang tua, kita harus memberinya nutrisi
yang tepat. 6 bulan pertama anak hanya boleh mendapat ASI, tanpa air, madu,
atau yang lain. Meski sebagian orang tua mengetahui hal ini, ada beberapa alasan
sehingga ibu berhenti menyusui lebih awal, yaitu:
Konselor ASI menjelaskan pelekatan yang tepat |
- Salah pelekatan (latch-on) yang menyebabkan puting ibu lecet dan bayi tidak menyusu dengan benar. Bayi sering ngempeng tapi sebenarnya hanya sedikit ASI yang masuk. Pelekatan yang baik saat CALM (chin, areola, lips, and mouth) menempel badan ibu. Areola adalah bagian berwarna gelap di sekitar puting.
- Merasa produksi ASI tidak cukup. Bayi yang cukup ASI ditandai dengan berat badan (BB) naik 20-40 gr/hari, pipis 6-8x/hari, dan pup yang awalnya kehitaman (efek bilirubin setelah lahir) berubah menjadi kuning. Ibu tak perlu khawatir melihat newborn baby yang BB-nya turun 8% pada hari ketiga. Bayi juga tampak kuning di hari ketiga. Cara mengatasinya dengan memberinya ASI yang sering dan efektif. Volume dan aliran ASI dipengaruhi oleh 2 hormon, yaitu prolactin dan oxytocin. Hormon yang terakhir ini akan ada bila ibu rileks dan bahagia. Sebuah studi yang dilakukan Philips Avent menyebutkan latihan pernafasan atau mendengarkan musik selama 10-15 menit dapat membuat ASI lebih lancar. Selain itu ruangan menyusui harus dalam keadaan homey yang membuat ibu nyaman.
- Kembali bekerja lebih awal. Menjaga perasaan ibu agar tetap rileks dan bahagia sementara jauh dari anak bukanlah hal yang mudah. Belum lagi tekanan di tempat kerja dan hubungan dengan atasan, kolega, juga jam kerja yang tidak fleksibel. Kalau mau pumping ASI 2 jam sekali, mungkin disindir tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Ada pula tempat kerja yang tidak menyediakan ruangan menyusui yang kondusif. Hal ini dapat diatasi dengan membangun support bagi para ibu menyusui di tempat kerja. Indonesia punya UU yang mengatur tentang hal ini. Sila cek UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009.
Belajar gendong "bayi"
- Risih menyusui di tempat terbuka dapat membuat ibu berhenti memberikan ASI. Ibu lebih nyaman di ruang tertutup atau di dalam rumah. Sekarang ini di berbagai tempat umum telah ada nursery room dengan sekat dan gorden untuk menjaga privasi. Kalau memang kesulitan mencari tempat tertutup, ibu bisa menggunakan nursing cover yang bentuknya mirip apron.
Suami juga berperan dalam kelancaran ASI. Salah satunya dengan memijat punggung ibu guna merangsang oxytocin. Di kelas ini para suami ditodong langsung memijat istrinya dengan gerakan memutar menggunakan jempol dari tengkuk leher hingga batas bra. Selain itu diajarkan pula posisi menyusui yang nyaman. Bisa sambil duduk, tidur miring, atau telentang (seperti saat IMD). Usahakan posisi telinga, tangan, dan kaki bayi sejajar.
Idealnya pemberian ASI dilakukan tiap 2 jam dengan masing-masing payudara (PD) selama 20-30 menit. Saat ibu bekerja atau harus pergi tanpa membawa bayi, ASI dapat diberikan dalam bentuk ASI Perah (ASIP). Memompa ASI bisa dilakukan dengan jari atau alat pompa ASI. Philips Avent punya serangkaian produk untuk membantu pemberian ASIP. Ada pompa manual dan elektrik yang terjamin kenyamanannya. Pada corong pompa terdapat silicone empuk yang memberikan pijatan pada PD saat pumping. (Berdasar pengalaman saya) untuk mama newbie, saya sarankan pakai silicone ini karena memang nyaman dipakai. Lama-kelamaan saya lebih suka tanpa silicone karena lebih banyak ASI yang masuk ke botol. Kalau pakai silicone, daya hisapnya kurang kuat.
Tip: Pilih pompa manual atau elektrik? Sesuai budget saja.
Tentu yang elektrik lebih mudah dan tidak capek. Yang perlu diperhatikan yaitu
ukuran corong. Ada yang cocok untuk ukuran PD kecil, ada yang untuk PD besar.
Baiknya pinjam atau sewa berbagai tipe pompa ASI sebelum memutuskan membeli.
Setelah ASI
eksklusif selama 6 bulan, bayi mulai dikenalkan pada MP-ASI. Bagaimana MP-ASI
yang tepat? Apa akibatnya pemberian MP-ASI yang terlalu cepat atau lambat? Selain
itu akan diulas mengenai manfaat dan cara pijat bayi. Baca Philips Avent New
Parents Class bagian kedua di sini.
Memang yg paling berat itu ketika pemberian ASI pertama kali... sewaktu hamil sudah ad program treatment ASI shg g bingung ketika memberikan ASI kepada buah hati tercinta...
ReplyDeleteBagus banget kalau sudah dipersiapkan sejak kehamilan.
DeleteWah jadi terlintas mau kasih kado Philips Avent buat sepupu yang baru lahiran
ReplyDeleteMakasih juga infonya mbak
Ibu menyusui pasti senang dapat kado ini
DeletePenting sekali ni buat ibu-ibu yang baru lahiran
ReplyDeleteSemoga makin banyak di kota-kota seluruh Indonesia ya
DeletePenting sekali ni buat ibu-ibu yang baru lahiran
ReplyDeletePenting sekali buat para bunda yang baru melahirkan
ReplyDeleteEdukasi ini memang penting untuk calon orang tua ya
DeleteWah, nice post Moms!
ReplyDeleteJadi bisa belajar gimana jadi new mom nantinya.
Thank you :)
DeleteSkrg aku lg MPAsi ni mba,,tengkyu infonya yaa,,
ReplyDeleteWuih asik banget ada pelatihan begini. Hmm ... semoga setelah menikah dan saat hamil nanti, saya bisa menemukan pelatihan serupa ya. Aamiin.
ReplyDeleteditunggu bagian selanjutny mbk. Walaupun blum nikah, lg suka baca seputar parenting. thank sharingnya y mbk :)
ReplyDeleteIlmu parenting yang bermanfaat banget nih buat calon ibu.
ReplyDeleteDukung pemberian asi untuk anak ;)
ReplyDeleteAku merasakan supporter suami memang penting banget ya mba
Harganya berapa ya mba? :D pompa asi yg dulu entah kemana, anak ketiga kudu beli lagi nih kyknya
ReplyDeleteseru banget ya..para ayah juga oke banget ikutan acara beginian biar support istrinya :)
ReplyDeletePhilips ini mengerti kebutuhan para ibu" muda ya, support ASI :)
ReplyDeleteDuh...enaknya yang dipijitin suami..hihihi..
ReplyDeleteIbu hamil akan tenang menjalani kehamilan dan proses menyusui jika ada dukungan penuh dari suami ya...
bermanfaat banget ini untuk saya sebagai calon ibu kelak heheheh
ReplyDelete